BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Pembentukan kelompok merupakan salah
satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain,
karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan
dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya
perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan
muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama
dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok.
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan
kelompok. Yaitu, Teori Kedekatan (Propinquity), Teori
Interaksi (Geome Homans), Teori
Keseimbangan (Theodore Newcomb), Teori
Pertukaran.
Ada 4 pandangan terhadap terbentuknya kelompok, yang pertama pandangan
psikodinamika, sosiobiologis, perbandingan social, dan pertukaran social.
Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok
yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming, tahap performing, dan
tahap adjourning.
Oleh karena itu kami disini
ingin memberikan sedikit informasi mengenai berbagai hal yang ada dalam materi
dinamika kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Teori
pembentukan kelompok
2. Terbentuknya
kelompok menurut perspektif psikodinamika
3. Terbentuknya
kelompok menurut perspektif sosiobiologis
4. Terbentuknya
kelompok menurut perspektif perbandingan social
5. Terbentuknya
kelompok menurut perspektif pertukaran social
6. Tahap-tahap
terbentuknya kelompok
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui teori pembentukan kelompok
2.
Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif
psikodinamika
3.
Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif
sosiobiologis
4.
Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut
perspektif perbandingan social
5.
Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut
perspektif pertukaran social
6.
Untuk mengetahui tahap-tahap terbentuknya kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
Pembentukan kelompok merupakan salah
satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain,
karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan
dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi
yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi
dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya
terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal
pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan masing-masing individu,
siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggotanya. Dalam perjalanan
kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan terjadinya
perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena
manfaat kelompok ini lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena
kepentingan bersama dan setelah itu perubahan kelompok akan mudah terjadi.
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses
pembentukan kelompok :
·
Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mencolok
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mencolok
·
Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
·
Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
·
Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
·
Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses kelompok.
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses kelompok.
·
Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).
2.1 Teori –
teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa teori yang dapat
dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:
1.
Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang
sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya
afiliasi di antara orang – orang tertentu.
2.
Teori Interaksi (Geome Homans)
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal
dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas
, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
3.
Teori Keseimbangan (Theodore
Newcomb)
Salah satu
teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang
pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan
(a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh
Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain
adalah didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.
4.
Teori Pertukaran
Teori lain
yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya
di dalam memahami terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan
fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi,
keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.
2.2 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Psikodinamika
Perspektif psikodinamika
dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam perkembangan pekerjaannya. Teori ini
memegang pengaruh penting pada priode 1930-1060 dimana pekerjaan sosial
didirikan. Dimana teori ini menjadi dasar bagi pekerjaan sosial tradisional.
Pendekatan ini menyatakan bahwa individu bergabung dgn kelompok untuk pemenuhan
kebutuhan biologis dan psikologis (Teori perkembangan kelompok dan Teori
Firo-B).
Perspektif psikodinamika merupakan bagian dari aliran
individualis yang memiliki fokus terhadap perubahan sosial. Dikatakan
psikodinamika karena teori yang mendasari mereka mengasumsikan bahwa perilaku
berasal dari gerakan dan intraksi dalam pikiran orang. Dimana, teori-teori ini
menggunakan berbagai teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran orang bekerja
dengan mengamati perilaku mereka . Teori Psychodinamic menekankan bahwa pikiran merangsang perilaku dan
keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
2.3 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Sosiobiologis
Sosiobiological: dipengaruhi oleh C Darwin. Pendekatan ini fokus pada keinginan
manusia
untuk hidup lebih lama. Sosiobiologis diambil dari dua kata yaitu:
sosio dan biologi, sosiologi berarti ilmu yang berkembang sejak lama. Ilmu yang
menerangkan bagaimana manusia berinteraksi sebagai sebuah ilmu sosiologi
merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah
dan dapat dikontrol secara kritis atau umum. sedangkan pengertian sosiobiologi
adalah deskripsi gejala sosial yang dianalisis dari ilmu biologi.
membahas mengenai keterkaitan kelompok dengan
sosiobiologi adalah dimana menurut pandangan sosiobiologi orang bergabung
dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk mempunyai pertalian
dan hubungan sebagai anggota.
Teori tentang keinginan manusia bergabung dalam kelompok
Banyak kajian yang menghasilkan teori yang menelaah
mengapa orang berkelompok. Karena kelompok merupakan gejala sosial, maka telaah
yang banyak dilakukkan, bergerak dari teori ilmu-ilmu sosial, seperti :
sosiologi
2.4 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Perbandingan Sosial
Dalam perbandingan sosial ini mengemukakan bahwa tindak
komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan dari individu
untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuan dalam individu lainnya. Pada
pandangan ini tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok
lainnya akan mengalami peningkatan.
Teori perbandingan ini diupayakan untuk dapat menjelaskan
bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan
atau penurunan.
Proses perbandingan sosial
Orang-orang mencari orang lain karena mereka membutuhkan
informasi mengenai diri sendiri dan
lingkungan dan informasi yang di butuhkan tersebut hanya tersedia dari orang
lain.
Individu membandingkan dengan orang lain, dan akan
menyimpulkan bahwa keyakinan, opini atau sikapnya adalah benar atau tepat jika
cocok dengan interprestasi dari orang lain.
2.5 Terbentuknya kelompok menurut
perspektif Pertukaran Sosial
Pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa
seseorang dapat mencapai suatu pengertian mengenai sifat dari kelompok dengan
mengkaji hubungan diantara dua orang. Model keterikatan kelompok, dengan
mepertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan sosial yaitu berusaha untuk
mendapatkan reward yang sebesar-besarnya dan mengurangi cost sekecil-kecilnya.
Dalam kelompok ini melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya dan imbalan
dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu
selama interaksi sosial. jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak
dari cost maka interaksi kelompok akan diakhiri. pertukaran sosial ini penting
karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup ekonomi dan
perilaku mengenai cost dan imbalan
pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena
kelompok .
Kerelaan seseorang untuk memulai hubungan interpersonal
yang baru tergantung pada:
1. Reward (penghargaan dan kepuasan
yang mereka pikir akan mereka terima dari keanggotaan dalam kelompok).
2. Cost (biaya dan ketidakpuasan yang
dapat diperoleh).
3. Seseorang bergabung dalam kelompok
yang memberikan mereka sejumlah reward
maksimal sedangkan costnya sedikit.
Reward kelompok
a. Interaksi sosial
b. Karakteristik anggota kelompok
·
Kompetensi. Orang-orang yang cerdas, mampu
dan terampil melaksanakan tugas dianggap dipandang lebih menarik dan diinginkan
oleh anggota kelompok.
·
Daya tarik fisik. Orang-orang yang memiliki
keadaan fisik enak dipandang dianggap “menjual” dalam interaksi sosial.
c. Jenis kegiatan kelompok
Seseorang akan cenderung membentuk
kelompok dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama.
d. Tujuan
Sumber reward yang terakhir adalah
ketika keanggotaan dalam kelompok dapat memfasilitasi tujuan yang diinginkan.
Biaya iteraksi sosial
1. Ketegangan, terutama pada saat
awal pembentukan kelompok.
2. Investasi, baik investasi nyata berujud uang atau investasi sosial
(tenaga, waktu, usaha)
3. Penolakan sosial
4. Gangguan
5. Perubahan, misalnya kemerdekaan
terbatas
2.6 Tahap-tahap
terbentuknya kelompok
1. Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini,
kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih
cenderung untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa
saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan
informasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
Contoh: dalam suatu
acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara mahasiswa
satu dengan yang lain, ketika dibagi kedalam suatu kelompok-kelompok kecil,
setiap mahasiswa melakukan suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas
teman sekelompok.
2. Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok
sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi.
Anggota kelompok saling terbuka dan mengeluarkan ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik.
Contoh : Kelompok kecil
mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada suatu
permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan
tersebut, beberapa anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat
yang bervariasi memungkinkan terjadinya konflik.
3. Tahap 3 – Norming
Pada tahap ini sudah
terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok mulai menemukan
kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan
nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan melihat kontribusi penting
masing-masing anggota untuk kelompok.
Contoh: kelompok
mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang mereka
pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti
menentukan siapa yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja
menyelesaikan tugas permainan.
4. Tahap 4 – Performing
Pada tahap ini,
kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan lancar
dan efektif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka
saling respek dalam berkomunikasi.
Contoh: Kelompok
mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota memulai
mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati.
5. Tahap 5 – Adjourning
Ini adalah tahap
terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan berakhir dan
kelompok membubarkan diri.
Contoh: kelompok
mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir.
Sehingga mereka membubarkan kelompok mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teori yang dapat
dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. Yaitu, Teori Kedekatan (Propinquity), Teori
Interaksi (Geome Homans), Teori
Keseimbangan (Theodore Newcomb), Teori
Pertukaran.
Pandangan terhadap
terbentuknya kelompok, yang pertama pandangan psikodinamika, sosiobiologis,
perbandingan social, dan pertukaran social.
Tahap-tahap
dalam pembentukan kelompok yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming,
tahap performing, dan tahap adjourning.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment