Friday, October 14, 2016

Terbentuknya Kelompok Berbagai Persperktif (Psikodinamika, Sosiobiologis, Perbandingan Sosial, Pertukaran Sosial)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LatarBelakang
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok.

Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok.       Yaitu, Teori Kedekatan (Propinquity), Teori Interaksi (Geome Homans), Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb), Teori Pertukaran.

Ada 4 pandangan terhadap terbentuknya kelompok, yang pertama pandangan psikodinamika, sosiobiologis, perbandingan social, dan pertukaran social.

Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming, tahap performing, dan tahap adjourning.

Oleh karena itu kami disini ingin memberikan sedikit informasi mengenai berbagai hal yang ada dalam materi dinamika kelompok.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Teori pembentukan kelompok
2.      Terbentuknya kelompok menurut perspektif psikodinamika
3.      Terbentuknya kelompok menurut perspektif sosiobiologis
4.      Terbentuknya kelompok menurut perspektif perbandingan social
5.      Terbentuknya kelompok menurut perspektif pertukaran social
6.      Tahap-tahap terbentuknya kelompok

1.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui teori pembentukan kelompok
2.      Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif psikodinamika
3.      Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif sosiobiologis
4.      Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif perbandingan social
5.      Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif pertukaran social
6.      Untuk mengetahui tahap-tahap terbentuknya kelompok

















BAB II
PEMBAHASAN

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembentukan kelompok :
·         Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mencolok
·         Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
·         Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
·         Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
·         Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses kelompok.
·         Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

2.1 Teori – teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:
1.       Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di antara orang – orang tertentu.
2.       Teori Interaksi (Geome Homans)
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari George   Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
3.       Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah di­dasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.

4.       Teori Pertukaran
Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami terbentuknya kelompok  ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesa­maan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.

2.2 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Psikodinamika
Perspektif psikodinamika dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam perkembangan pekerjaannya. Teori ini memegang pengaruh penting pada priode 1930-1060 dimana pekerjaan sosial didirikan. Dimana teori ini menjadi dasar bagi pekerjaan sosial tradisional. Pendekatan ini menyatakan bahwa individu bergabung dgn kelompok untuk pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologis (Teori perkembangan kelompok dan Teori Firo-B).

Perspektif psikodinamika merupakan bagian dari aliran individualis yang memiliki fokus terhadap perubahan sosial. Dikatakan psikodinamika karena teori yang mendasari mereka mengasumsikan bahwa perilaku berasal dari gerakan dan intraksi dalam pikiran orang. Dimana, teori-teori ini menggunakan berbagai teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran orang bekerja dengan mengamati perilaku mereka . Teori Psychodinamic menekankan  bahwa pikiran merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.

2.3 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Sosiobiologis
Sosiobiological: dipengaruhi oleh C Darwin. Pendekatan ini fokus pada keinginan
manusia untuk hidup lebih lama. Sosiobiologis diambil dari dua kata yaitu: sosio dan biologi, sosiologi berarti ilmu yang berkembang sejak lama. Ilmu yang menerangkan bagaimana manusia berinteraksi sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis atau umum. sedangkan pengertian sosiobiologi adalah deskripsi gejala sosial yang dianalisis dari ilmu biologi.
membahas mengenai keterkaitan kelompok dengan sosiobiologi adalah dimana menurut pandangan sosiobiologi orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk mempunyai pertalian dan hubungan sebagai anggota.

Teori tentang keinginan manusia bergabung dalam kelompok
Banyak kajian yang menghasilkan teori yang menelaah mengapa orang berkelompok. Karena kelompok merupakan gejala sosial, maka telaah yang banyak dilakukkan, bergerak dari teori ilmu-ilmu sosial, seperti : sosiologi

2.4 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Perbandingan Sosial
Dalam perbandingan sosial ini mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuan dalam individu lainnya. Pada pandangan ini tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan.

Teori perbandingan ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan. 
Proses perbandingan sosial

Orang-orang mencari orang lain karena mereka membutuhkan informasi mengenai  diri sendiri dan lingkungan dan informasi yang di butuhkan tersebut hanya tersedia dari orang lain.

Individu membandingkan dengan orang lain, dan akan menyimpulkan bahwa keyakinan, opini atau sikapnya adalah benar atau tepat jika cocok dengan interprestasi dari orang lain.

2.5 Terbentuknya kelompok menurut perspektif Pertukaran Sosial
Pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai suatu pengertian mengenai sifat dari kelompok dengan mengkaji hubungan diantara dua orang. Model keterikatan kelompok, dengan mepertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan sosial yaitu berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar-besarnya dan mengurangi cost sekecil-kecilnya. Dalam kelompok ini melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya dan imbalan dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu selama interaksi sosial. jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari cost maka interaksi kelompok akan diakhiri. pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup ekonomi dan perilaku  mengenai cost dan imbalan pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok .

Kerelaan seseorang untuk memulai hubungan interpersonal yang baru tergantung pada:
1.      Reward (penghargaan dan kepuasan yang mereka pikir akan mereka terima dari keanggotaan dalam kelompok).
2.      Cost (biaya dan ketidakpuasan yang dapat diperoleh).
3.      Seseorang bergabung dalam kelompok yang memberikan mereka sejumlah  reward maksimal sedangkan costnya sedikit.

Reward kelompok
a.       Interaksi sosial
b.      Karakteristik anggota kelompok
·         Kompetensi. Orang-orang yang cerdas, mampu dan terampil melaksanakan tugas dianggap dipandang lebih menarik dan diinginkan oleh anggota kelompok.
·         Daya tarik fisik. Orang-orang yang memiliki keadaan fisik enak dipandang dianggap “menjual” dalam interaksi sosial.
c.       Jenis kegiatan kelompok
Seseorang akan cenderung membentuk kelompok dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama.
d.      Tujuan
Sumber reward yang terakhir adalah ketika keanggotaan dalam kelompok dapat memfasilitasi tujuan yang diinginkan.
Biaya iteraksi sosial
1.      Ketegangan, terutama pada saat awal pembentukan kelompok.
2.      Investasi, baik investasi  nyata berujud uang atau investasi sosial (tenaga, waktu, usaha)
3.      Penolakan sosial
4.      Gangguan
5.      Perubahan, misalnya kemerdekaan terbatas

2.6 Tahap-tahap terbentuknya kelompok
1.      Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih cenderung untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
Contoh: dalam suatu acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara mahasiswa satu dengan yang lain, ketika dibagi kedalam suatu kelompok-kelompok kecil, setiap mahasiswa melakukan suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas teman sekelompok.

2.      Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Anggota kelompok saling terbuka dan mengeluarkan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik.
Contoh : Kelompok kecil mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada suatu permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan tersebut, beberapa anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang bervariasi memungkinkan terjadinya konflik.



3.      Tahap 3 – Norming
Pada tahap ini sudah terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok mulai menemukan kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelompok.
Contoh: kelompok mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang mereka pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti menentukan siapa yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja menyelesaikan tugas permainan.

4.      Tahap 4 – Performing
Pada tahap ini, kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan lancar dan efektif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka saling respek dalam berkomunikasi.
Contoh: Kelompok mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota memulai mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati.

5.      Tahap 5 – Adjourning
Ini adalah tahap terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan berakhir dan kelompok membubarkan diri.
Contoh: kelompok mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir. Sehingga mereka membubarkan kelompok mereka.








BAB III
PENUTUP


3.1  Simpulan
Teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok.       Yaitu, Teori Kedekatan (Propinquity), Teori Interaksi (Geome Homans), Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb), Teori Pertukaran.

Pandangan terhadap terbentuknya kelompok, yang pertama pandangan psikodinamika, sosiobiologis, perbandingan social, dan pertukaran social.

Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming, tahap performing, dan tahap adjourning.


















DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...