MAKALAH SBM MATEMATIKA
TEORI
– TEORI BELAJAR
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
6
Nama NPM
1.
DINDA
DILADATIKA 16130032
2.
LIDIA
KHAIRUNNISA 16130048
3.
MARIAM SALSABILA HASANAH 16130056
4.
RESTY CITRA
UTAMI 16130005
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA (I A)
STKIP PGRI
BANDAR LAMPUNG
|
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah karena atas kekuatannya penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini
penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dosen kepada
penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
kemamampuan kritis pembaca.
Penulis
menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan baik dari segi
tatabahasa maupun sistematika penulisannya, oleh sebab itu saran dan kritik
sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan mendatang.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Oktober 2016
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................ 2
1.4
Manfaat................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Menurut Aliran Behavioristik................................. 4
2.2 Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif........................................... 5
2.2.1 Prinsip Pembelajaran Menurut Jean Piaget......................................... 5
2.2.2 Prinsip Pembelajaran Menurut Brunner.............................................. 6
2.2.3 Prinsip Pembelajaran menurut David Ausuble.................................... 9
2.3 Pembelajaran Menurut Aliran Humanistik.................................... 10
2.4 Pembelajaran Menurut Aliran Kontemporer................................. 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................................. 18
3.2 Saran..................................................................................................... 19
|
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Akhir-akhir ini perkembangan ilmu psikologi berperan
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Indonesia. Berbagai
macam landasan pada psikologi ini menunjang pembelajaran ini menjadikan peserta
didik merasa menyenangkan ketika didalam kelas dan materi pembelajaran tercapai
secara efektif dan efisien. Tercapainya tujuan atau kompetensi yang menunjukan
peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. Yang dapat terukur dari jumlah
kelulusan, nilai dan prestasi akademik, dan karier yang sesuai dengan bakat,
minat pada peserta didik. Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran tidak dapat
berjalan secara baik akan pula berdampak pula pada kualitas pendidikan sekarang
ini. Hal ini berpengaruh langsung pada peserta didik akan malasnya berangkat ke
sekolah, kurang memperhatikan penyampaian materi yang disampaikan pendidik dan
kurang berminatnya peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
pendidik.
Hal ini menyababkan adanya teori – teori pembelajaran
menjadikan bekal sebagai arahan pada pendidik dalam menjalani proses belajar
mengajar dengan karater siswa yang beraneka ragam, unik dan berbagai ciri. Maka
penulisan makalah ini memuat berbagai teori – teori pembelajaran yang dikemas
secara konsep yang praktis sehingga lebih memahami akan maksud istilah yang ada
yaitu berisi pembelajaran menurut aliran behavioristik, menurut aliran
kognitif, menurut aliran humanistik dan menurut aliran kontemporer.
Pendalaman pendidik akan perannya bertugas sebagai
fasilitator kurang dimengerti untuk guru sekarang ini karena pemahaman konsep
pembelajaran dari berbagai aliran kurang dipahami sehingga pelaksanaan
pembelajaran berlangsung kurang efektif dan efisien. Hal ini berpengaruh pada
peserta didik dalam penciptaan iklim belajar yang baik, menyenangkan, dan yang
diinginkannya tetapi tetap mengacu pada kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalah
yang dapat diambil adalah :
1.2.1 Bagaimana konsep pembelajaran
menurut aliran behavioristik yang dapat ditinjau melalui prinsip dan
pelaksanaan pembelajaran yang belangsung?
1.2.2 Bagaimana pembelajaran menurut
aliran kognnitif yang ditinjau dari prinsip – prinsipnya yang dikemukakan oleh
Jean Piaget, Brunner dan David Ausubel pada pelaksanaan pembelajaran yang
berlangsung?
1.2.3 Bagaimana pembelajaran
menurut aliran humanistik yang ditinjau dari prinsip – prinsip pembelajaran
yang digunakannya?
1.2.4 Bagaimana pembelajaran
menurut aliran kontemporer dengan menggunakan model pembelajaran quantum yang
dapat diterapkan?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1 Mengetahui pembelajaran menurut aliran behavioristik
yang ditinjau dari prinsip dan pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung.
1.3.2 Memahami pembelajaran
menurut aliran kognitif yang dilihat dari prinsip – prinsip pembelajaran yang
dikemukakan oleh Jean Piaget, Brunner dan David Ausubel pada pelaksanaan
pembelajaran.
1.3.3 Mengetahui pembelajaran
menurut aliran humanistik yang dilihat dari prisnsip-prinsip pembelajaran yang
berlangsunng.
1.3.4 Memahami pembelajaran
menurut aliran kontemporer yang dilihat pada konsep model pembelajaran quantum?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini bermaksud
untuk memberikan pengetahuan tentang konsep teori – teori pembelajaran dimana
pembelajaran itu berlangsung dilihat dari aliran behavioristik, aliran
kognitif, aliran humanistik dan aliran kontemporer sehingga pembaca dan penulis
dapat memahami pentingnya upaya pemahaman konsep pembelajaran yang efektif dan
efisien, dimana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, kompetensi tercapai
dan apa yang diinginkan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran
Menurut Aliran Behavioristik
Menurut aliran ini, pembelajaran adalah upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar
terjadi hubungan dengan lingkungan dengan tingkah laku pembelajar. Oleh karena
itu disebut juga pembelajaran perilaku.
Adapun prinsip – prinsip teori pembelajaran perilaku
antara lain :
1.
Perlu
diberikan penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar.
2.
Pemberian
penguatan bisa berupa penguat sosial (pujian), aktivitas (mainan) dan simbolik
(uang, nilai).
3.
Hukuman
dapat digunakan sebagai alat pembelajaran tapi perlu hati-hati.
4.
Perilaku
belajar yang segera diikuti konsekuensi akan lebih berpengaruh.
5.
Pendidik
dikatakan telah melakukan pembentukan bila memberikan penguatan dalam
pengajarannya.
Secara umum penerapan fisik belajar perilaku tampak
dalam langkah-langkah pembelajaran berikut :
1.
Menentukan
tujuan intruksional
2.
Mengalisis
lingkungan kelas termasuk identifikasi entry behavior peserta didik
3.
Menentukan
materi pelajaran
4.
Memecahkan
materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil
5.
Menyajikan
materi pembelajaran
6.
Memberikan
stimulus yang mungkin berupa pertanyaan, latihan dan tugas-tugas
7.
Mengamati
dan mengkaji respon peserta didik
8.
Memberikan
penguatan mungkin positif atau negatif
9.
Memberikan
stimulus baru
2.2Pembelajaran
Menurut Aliran Kognitif
Pengembangan konsep pembelajaran kognitif sudah tentu
sangat dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif. Terdapat tiga tokoh penting
di dalamnya yaitu: Piaget, Bruner dan Ausuble.
2.2.1 Prinsip
Pembelajaran Menurut Jean Piaget
Tiga prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan
Piaget, antara lain:
1.
Belajar
aktif
Proses
pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam
subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu
diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri,
misalnya: melakukan percobaan sendiri; memanipulasi symbol-simbol; mengajukan
pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri; membandingkan penemuan sendiri
dengan penemuan temannya.
2. Belajar lewat interaksi sosial
Dalam
belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di
antara subyek belajar. Menurut Piaget belajar bersama baik dengan teman sebaya
maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka.
Karena tanpa kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat egosentrisnya.
Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin beragam. Hal ini
memperkuat pendapat dari JL. Mursell.
3. Belajar lewat pengalaman sendiri
Dengan
menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih
baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Berbahasa sangat
penting untuk berkomunikasi namun jika tidak diikuti oleh penerapan dan
pengalaman maka perkembangan kognitif seseorang akan cenderung mengarah ke verbalisme.
2.2.2 Prinsip
Pembelajaran Menurut Brunner
Brunner menyatakan bahwa dalam belajar ada empat hal
pokok yang perlu diperhatikan yaitu peranan pengalaman struktur pengetahuan,
kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi, dan cara membangkitkan motivasi belajar.
Maka dalam pengajaran di sekolah Brunner mengaukan bahwa dalam pembelajaran
hendaknya mencakup:
1. Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat
belajar
Pembelajaran
dari segi siswa adalah pembelajaran yang membantu siswa dalam hal mencari alternative
pemecahan masalah. Dalam mencari pemecahan masalah melalui penyelidikan dan
penemuan serta cara pemecahannya dibutuhkan adanya aktivitas, pemeliharaan dan
pengarahan. Artinya dalam pembelajaran dibutuhkan pengalaman-pengalaman untuk
melakukan sesuatu dengan tujuan mempertahankan pengalaman-pengalaman yang
positif. Karena itulah diperlukan arahan dari guru agar siswa tidak banyak
melakukan kesalahan. Maka guru harus memberikan kesempatan sebaik-baiknya agar
siswa memperoleh pengalaman optimal dalam proses belajar dan meningkatkan
kemauan belajar.
2. Perstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal
Pembelajaran
hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu pengetahuan yang
dipelajari anak-anak. Struktur pengetahuan memiliki tiga ciri dan setiap ciri
itu, mempengaruhi kemampuan untuk menguasainya.ketiga cara itu ialah :
penyajian, ekonomi dan kuasa (Dahar ; 1996 )
3. Penyajian (mode of representation )
Penyajian
dilakukan dengan cara enaktif,ikonik dan simbolik. Cara pnyajian enaktif adalah
melalui tindakan, jadi bersifta manipulatife.Dengan cara enaktif seseorang
mengetahui suatu aspek dari kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata
dan didasarkan pada belajar tentang respon-respon dan bemtuk-bentuk kebiasaan.
- Cara
penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.
Pengetahuan
disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi
tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
2.
Cara
penyajian simbolik
Dengan
mendekati masa adolesensi, bagi seseorang, bahasa menjadi makin penting sebagai
suatu media berfikir. Penggunaaan penyajian ikonik ke penyajian simbolik yang
didasarkan pada system berfikir abstrak, arbriter dan lebih fleksibel.
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemampuan sesorang lebih memperhatikan
prosisi atau pernyataan dari pada objek-objek, memberikan struktur hierarkhis
pada konsep-konsep dan kemungkinan alternative dalam suatu cara kombinatorial.
a. Ekonomis
Dalam
penyajian suatu pengetauan akan dihubungkan dengan suatu informasi yang dapat
disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai pemahaman. Semakin banyak
jumlah informasi yang harus dipelajari peserta didik untuk memahami sesuatu,
makin banyak langkah-lagkah yang harus ditempuh.
b. Kekuatan
Kuasa
dari suatu penyajian dapat juga diartikan sebagai kemampuan penyajian itu untuk
menghubungkan hal-hal yang kelihatannya sangat terpisah-pisah.
c. Perincian urutan penyajian materi pelajaran
Pendekatan
pembelajaran dilakukan dengan siswa dibimbing melalui urutan masalah,
sekumpulan materi pelajaran yang logis dan sistematis untuk meningkatkan
kemampuan dalam menerima, mengubah dan mentransfer apa yang telah dipelajari.
Urutan materi sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa dalam menguasai
materi tersebut. Yang mempengaruhi dalam urutan optimal suatu materi adalah
factor belajar sebelumnya, tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran
dan perbedaan individu.
4. Cara pemberian penguatan
Brunner
mendukung adanya hadiah dan hukuman dalam pembelajaran yang digunakan sebagai
reinforcement untuk siswa. Sebab Brunner mengakui bahwa suatu ketika hadiah
ekstrinsik bisa berubah menjadi dorongan yang bersifat intrinsic. Demikian juga
pujian dari guru adalah dorongan bersifat ekstrinsik dan keberhasilan
memecahkan masalah menjadi dorongan yang bersifat intrinsik.
2.2.3 Prinsip
Pembelajaran menurut David Ausuble
David Ausuble mngemukakan tentang belajar bermakna
(meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru
dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Prasyarat belajar bermakna adalah: materi yang akan dipelajari bermakna secara
potensial dan anaj yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna. Empat
prinsip pembelajaran, antara lain:
1.
Pengatur
Awal/ kerangka cantolan(Advance Organizer)
Pengatur
awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep
lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Penggunaan pengatur awal
yang tepat dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam materi pelajaran,
terutama materi pelajaran yang mempunyai struktur yang teratur. Pada saat
mengawali pembelajaran dengan presentasi suatu pokok bahasan sebaiknya
“pengatur awal” itu digunakan, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2. Diferensiasi Progresif
Di
dalam proses belajar bermakna perlu adanya pengembangan dan elaborasi
konsep-konsep. Caranya unsure yang paling umum dan inklusif diperkenalkan lebih
dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti proses pembelajaran dari
umum ke khusus.
3. Belajar Superordinat
Belajar
superordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah
deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep
dalam struktur kognitif tersebut. Proses belajar tersebut akan terus berlanjut
hingga suatu saat ditemukan hal-hal baru. Belajar superordinat akan terjadi
bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari
suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.
4. Penyesuaian Integratif
Pada
suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih
nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang
sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif
itu, Ausuble juga mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integrative.
Caranya, materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat
menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dank e bawah selama informasi
disajikan.
2.3
Pembelajaran Menurut Aliran Humanistik
Pendidikan humanistik sangat mementingkan adanya rasa
kemerdekaan dan tanggung jawab. Aliran ini mempunyai tujuan pendidikan yaitu
memanusiakan manusia agar manusia mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya.
Aliran humanistik tidak mempunyai teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat
ekletik, dalam arti mengambil teori yang sesuai (kognitif) asal tujuan
pembelajaran tercapai.
1.
Fungsi
pendidik
Peran
pendidik dalam pendekatan humanistik adalah sebagai fasilitator
belajar.Pendidik adalah individu yang memiliki tugas membimbing belajar sebagai
model pemecahan masalah, sebagai katalisator dalam memprakarsai proses belajar,
sebagai pembantu dalam proses belajaran, sebagai teman peserta didik dalam
mengkaji dan memecahkan masalah.Ada 5 peran yang harus dilakukan
pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran humanistik yaitu :
1)
Menciptakan
iklim belajar.
Ada
4 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menciptkan lingkungan belajar yang
kondusif bagi kegiatanbelajar peserta didik, yaitu :
§ Persiapan sarana dan kegiatan belajar
Pemberitahuan
kegiatan belajar yang disampaikan kepada peserta didik akan memberikan dampak
positif terhadap iklim belajar apabila tampilan pemberitahuan tersebut mampu
memberikan semangat dan cita rasa serta harapan kepada
peserta didik.Dalam kegiatan awal pembelajaran peserta didik perlu
dilibatkan didalam berbagai kegiatan, missalnya ikut serta dalam menyiapkan
sarana belajar.
§ Pengaturan fisik
Sebelum
kegiatan belajar dimulai lingkunagn fisik hendaknya ditata sehingga tampak
menyenangkan.
§ Acara pembukaan kegiatan belajar
Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam menciptakan iklim belajar
yang kondusif. Misalnya pada kegiatan diskusi. Dalam pembukaan pembelajaran,
dapat dijadikan forumuntik saling berkenalan dan dapat pula diberikan orientasi
mengenai tujuan dan rencana kegiatan. Penampilan dan sikap pendidik dapat ikut
berperan dalam menciptkan iklim belajar.
§ Membangun suasana kebersamaan
Membangun
kebersamaan peserta didik di dalam kelompok, adalah gampang –gampang susah
lebih-lebih pada awal pembelajaran. Apabila pendidik mampu memfasilitasipeserta
didik untuk membangun kebersamaan dengan prakarsa diri, berarti dia telah
memperoleh keberhasilan wal dalam melaksanakan pembelajaran.
2)
Memenui
kebutuhan belajar peserta didik.
Kebutuhan
berfungsi sebagai kunci pendorong perilaku sehingga menciptakan keaadaan yang
tidak seimbang pada diri individu. kebutuhan pendidikan adalah segala sesuatu
yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk kebaikan sendiri ataupun
masyarakat.Kebutuhan pendidikan merupakan kesenjangan antara apa yang
diinginkan oleh peserta didik atau masyarakat dengan apa yang dimiliki. Semakin
kongkrit individu mengidentifikasi aspirasi dan menilai tingkat kompetensinya ,
semakin tepat pula menetapkan kebutuhan belajarnya dan termotivasi untuk belajar.
3)
Membantu
mengungkapkan emosi peserta didik.
Pendidik
yang melaksanakan pendekata humanistic akan selalu terlibat dalam
kegiatan kehidupan emosional peserta didik.pendidi yang mampu memahami kondisi
emosional peserta didik akan berhasil melaksanakan pembelajaran. Demikian pula
peserta didik ynang memahami kondisi emosional teman-temannya. Dia akan mudah
beradaptasi dan pada gilirannnya akan berhasil dalam belajar. Oleh karenan itu
apabila individu mampu memahami dirisendiri dan lingkungannya maka akan mudah
dalam mengebangkan kemampuan emosinya.
4)
Membantu
belajar peserta didik.
Untuk
menjadi pendidik humanistic, seseorang harus mampu dan mau mendengarkan
mengelola gagasan, mengemas sumbang saran yang mengarah pada pencapaian tujuan
yang telah menjadi kebutuhan belajar peserta didik. Oleh karena belajar sambil
bekerja merupakanpengalaman terbaik unutk menambah keterampilan memfasilitasi
aktifitas belajar peserata peserta didik.
Fungsi
pendidik adalah menjadi fasilitator yang membantu peserta didik belajar,
bebrapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu seperti menyediakan sumber daya dan
memilih teknik untuk membantu belajar peserta didik.
2. Bentuk pembelajaran
Bentuk
pembelajaran melalui pendekatan humanistik adalah bahwa peserta didik dituntut
untuk selalu memotivasi diri. Untuk mencapai ke arah itu kegiatan belajar
hendaknya mendorong peserta didik untuk belajar cara-cara belajar dan menilai
belajarnya sendiri. Program pembelajaran yang diterapkan dalam pendekatan
humanistik umumnya menggunakan kegiatan terbuka di mana peserta didik harus
menemukan informasi, membuat keputusan, memecahkan masalah dan membuat produk
sendiri. Dalam pendidikan humanistik, peserta didik tidak memiliki tempat duduk
yang tetap seperti halnya pendidikan konvensional. Peserta didik dapat belajar
mandiri atau belajar dengan kelompok.
2.4
Pembelajaran Menurut Aliran Kontemporer
Pembelajaran teori kontemporer yang dimaksud disini
adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Pada
kontruktivisme seperti Von Glassersfeld, mengembangkan fungsi kognitif
dalam mengkontruksi pengetahuan. Disini pembelajaran berfungsi membekali
kemampuan peserta didik mengakses berbagi informasi yang dibutuhkan dalam
belajar dalam kaitan perolehan informasi peserta didik mempunyai kemampuan
mengakses beragam informasi yang digunakan untuk belajar, maka pendidik
berfungsi membekali kemampuan peserta didik dalam menyeleksi informasi yang
dibutuhka. Informasi tidak memuat sai-satunya kebenaran tetapi informasi hanya
memiliki makna dalam konteks waktu, tempat, permasalahan dan bidang tertentu
(Pannen, Paulina, dkk 20011).
Pembelajaran kontruktivisme mengkritisi konsep
pembelajaran yang selama ini, belajar mengajar dalam arti cenderung berpusat
pada pendidik dipihak lain cenderung berpusat pada subjek belajar. Karena
kontruktivisme berpegang pada pandangan keaktifan peserta didik dalam
mengkontruksi pengetahuan berdasarkan intraksinya dalam pengalaman belajar yang
diperoleh.Bentuk pembelajaran student center learning strategies dilaksanakan
melalui belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan kolaborasi
generatif learning dan problem based learning.
Model pembelajaran yang dikembangkan dalam teori
kontruktivisme adalah berdasrkan teori pembelajaran Quantum. Pengertian quantum
teaching mencangkup dan dapat dipahami melalui tiga hal. Yaitu : quantum,
pemercepatan belajar dan fasilitas.
Quantum berarti interkasi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Teaching berarti pengajaran kemudian diarttikan sebagia pembelajaran untuk
menghilangkan kesan dominasi tugas pendidik terhadap peserta didik dan
memberikan pengakuan lebih terhadap kemampuan peserta didik untuk belajar
dengan bantuan dan bimbingan pendidik.
Pemercepatan belajar berarti menyingkirkan hambatan yang menghalangi
proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik,mewarnai
lingkungan sekeliling, menyusun bahan ajaran yang sesuai secara efektif
penyajian dan keterlibatan aktif.
Fasilitas artinya
memudahkan segala hal fasilitas dalam konteks ini merujuk pada impelementasi
strategi yang menyingkirkan hambatan belajar.mengembalikan proses belajar yang
mudah dan alami.
Berdasarkan keterangan diatas disimpulkan bahwa
pembelajaran quantum adalah adanya upaya pendidik untuk mengorkestrasikan
berbagi intraksi dalam proses pembelajaran yang menjadi cahaya yang melejit
prestasi pesrta didik dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui
penggunanaan, cara dan alat yang tepat sehingga peserta didik dapat belajar
secara mudah dan alami.
Pembelajaran quantum dirancang berdasarkan 3 hal
yaitu: asas utama, prinsip-prinsip dan model. Asas utama berkaitan dengan
konsep yang digunakan untuk pembelajarn quantum yaitu: Bawalah dunia
mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.
hal ini mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang hareus dilakukan
pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan autentik
memasuki kehidupan peserta didik untuk mendapatkan hak mengajar dari mereka.
Belajar adalah kegiatan full kontak, suatu kegiatan yang
melibatkan seluruh kepribadian manusia (pikiran, ;perasaan dan bahasa tubuh)
disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta presepsi masa
mendatang.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran
quantum terdiri dari 5 macam yaitu :
1. Segalanya berbicara
Prinsip
segalanya berbicara mengandung pengertian bahwa segala sesuatu diruang kelas
berbicara mengirim pesan tentang belajardari lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh pendidik dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran
2. Segalanya bertujuan
Prinsip
ini berarti bahwa semua upaya yang dilakuakanb pendidik dalam mengubah kelas
mempunyai tujuan yaitu agar peserta didik dapat belajar secara optimal,
mencapai prestasi tertinggi.
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses
belajar yang paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama unmtuk hal0hal yang mereka pelajari.
4. Akui setiap usaha
Pendidik
hendaknya mengakui setiap usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik agar
peserta didik selalu mengoptiomalkan usahanya misalnya dengan pemberian hadiah
oleh pendidik pada peserta didik
5. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Setiap
usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang terbaik perlu mendapatkan suatu
pengharagaan sebagai hasil kerja keras mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Pembelajaran menurut aliran behavioristik adalah upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan. Prinsip
pembelajarannya ada penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar berupa
pujian, aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai), hukuman, dan perilaku
belajar yang segera diikuti konsekuensi.
3.1.2 Pembelajaran menurut aliran kognitif , Jean
Piaget memiliki 3 prinsip pembelajaran yaitu belajar aktif, belajar lewat
interkasi sosial dan pengalaman sendiri. Menurut Brunner antara lain pengalaman
optimal untuk mau dan dapat belajar, perstrukturan pengetahuan, urutan
penyajian materi dan pemberian penguatan. Sedangkan, David Ausubel yaitu
kerangka cantolan, belajar progesif, belajar superodinat dan penyesuaian
integratif.
3.1.3 Pembelajaran menurut aliran humanistik bertujuan untuk
memanusiakan manusia agar mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya. Prinsip
pembelajarannya meliputi menciptakan iklim belajar, memenuhi kebutuhan peserta
didik, membantu mengemukakan emosi dan membantu belajar peserta didik.
3.1.4 Pembelajaran menurut aliran kontemporer berdasarkan
teori kontruktivisme yang berperan dalam model pembelajaran kuantum. Model ini
adalah upaya untuk mengorkestrasikan berbagai interaksi dalam proses
pembelajaran menjadi cahaya prestasi, dengan menyingkirkan hambatan belajar dan
menfasilitasinya sehingga peserta didik dapat belajar dengan mudah.
3.2 Saran
3.2.1 Sebaiknya pemahaman konsep pembelajaran ini perlu
di bahas masalah yang berkembang sekarang ini dan bagaimana upaya dalam
berbagai model pembelajaran yang ada sehingga pembaca lebih mengerti
maksud dari penyajian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi E.U., dan
Praja. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa.
Meliala, Adrianus.
NY. Teori-teori Belajar. http://www.adrianusmeliala.com /files/kuliah. Diakses tanggal 28
September 2016, Pukul 12.10 WIB.
Rifa’i, Achmad dan Catharina
T.A. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : Puspeng MKU/MKDK-LP3
Universitas Negeri Semarang.
Subyarata.
2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sudrajat, Ahmat.
2009. Psikologi Belajar. http://Ahmadsudrajat.wordpress.com. Diakses
tanggal 28 September 2016, Pukul 13.00 WIB.
No comments:
Post a Comment