BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada
abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang menonjol, salah satu diantaranya
yaitu psikoanalisis. Keberjayaan psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para
tokohnya yaitu Freud,Jung, dan Lacan, yang benar-benar menguasai baik
psikologi dan psikiatri.
Psikoanalisis
dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang
dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma
menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis
menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh
motif-motif tidak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan
pembuat peta ketidaksadaran manusia.
B.Rumusan Masalah
1)
Siapa tokoh Psikoanalisis?
2)
Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis?
3)
Apa saja dinamika kepribadian?
4)
Apa saja struktur kepribadian?
5) Apa
yang dimaksud konsep umum psikoanalisis?
6) Apa yang dimaksud tujuan
kritik sastra psikoanalisis?
C.Tujuan
1)
Untuk menjelaskan tentang tokoh Psikoanalisis
2) Untuk
menjelaskan maksud Psikoanalisis
3)
Untuk mengetahui dinamika kepribadian
4)
Untukmengetahui struktur kepribadian
5) Untuk
mengetahui konsep umum psikoanalisis
6) Untuk mengetahui tujuan
kritik sastra psikoanalisis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Sigmund Freud
Sigmund freud lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan
meninggal di London 23 september 1939 berasal dari keluarha Yahudi. Mempunyai
seorang istri bernama Martha Barneys dan mempunyai 6 orang anak, serta putrinya
, anna Freud memjadi penganut Freudinamisme. Sigmund Freud masuk fakultas
kedokteran universitas kedokteran wina pada tahub 1873-1881, spesialisasi
dokter ahli syaraf dan penyakit jiwa (psikiatri). Pada tahun 1894 Freud belajar
terapi histeri pada Jean Caharcot di Paris. Tahun 1895 ia kembali ke Wina
bekerja sama dengan Dr. Joseph Breur dengan metode asosiasi bebas. Tahun 1895
Freud bersama Breur menulis tentang kasus-kasus histeri. Tahun 1923 Freud
kena penyakit kanker rahang dan pernah dioperasi selama 30 kali.
Lima karya Freud yang sangat terkenal dari beberapa
karyanya adalah:
1. The Interpretation of dreams (1900),
2. The Psichopathology of Everiday Life (1901),
3. General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917),
4. New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan
5. An Outline of Psichoanalysis (1940).
B. Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund
Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi
yang memilik beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis
didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga
sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisis
menurut definisi modern yaitu:
1)
Psikoanalisis adalah pengetahuan
psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan
perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk
kepribadian masa dewasa,
2)
Psikoanalisis adalah teknik
yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar),
3)
Psikoanalisis adalah metode
interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Psikoanalisis
dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992)yaitu:
1)
Teori mengenai kepribadian
& psikopatologi,
2)
Metode terapi untuk
gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu
yang tidak disadari.
Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1.
Psikologi dalam, karena
menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari,
pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk
menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam,
2.
Psikodinamika, karena
Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada
hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari
Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan
diri.
C. Struktur Kepribadian
1. Tingkat Kehidupan Mental
Freud mengemukakan bahwa kehidupan
mental terbagi menjadi dua tingkat, alam
sadar dan alam tidak sadar. Alam
tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
a. Alam Tidak Sadar
Alam
tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun
insting yang tidak kita sadari tetapi ternyata ,mendorong perkataan, perasaan,
dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering
kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut.
Misalnya, seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang
wanita tapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang
bisa saja bersifat tidak rasional.
Freud
meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan secara
tidak langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna yang
ada dibalik mimpi, kesalahan ucap (slip
tongue), dan berbagai jenis lupa, yang dikenal sebagai represi (repression).
Mimpi adalah
sumber yang kaya akan materi alam bawah sadar. Contohnya, Freud meyakini bahwa
pengalaman masa kanak-kanak bisa muncul dalam mimpi orang dewasa sekalipun yang
bermimpi boleh jadi tidak ingat secara sadar akan pengalaman-pengalaman
tersebut.
b. Alam Bawah
Sadar
Alam bawah
sadar (preconscious) ini memuat semua
elemen yang tidak disadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat
atau agak sukar (Freud,1933/1964).
Isi
alam bawah sadar ini datang dari dua sumber yaitu:
1. Persepsi sadar (conscious
perception)
Persepsi
dari seseorang, secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke dalam
alam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain. Pikiran yang
dapat keluar masuk antara alam sadar dan alam bawah sadar, umumnya adalah
pikiran-pikiran yang bebas dari kecemasan. Antara gambaran sadar dan dorongan
tidak sadar nyaris sama satu dengan lainnya.
2. Gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar.
Freud
meyakini bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk ke alam
bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi. Beberapa gambaran itu tidak kita
sadari, karena ketika kita menyadari bahwa gambaran itu datang dari alam tidak
sadar maka kita akan merasa cemas, sehingga sensor akhir akan menekan gambaran
itu dan mengembalikannya ke alam tidak sadar. Sedangkan ada beberapa gambaran
yang masuk ke alam sadar karena dapat bersembunyi dengan baik dalam bentuk
mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
c. Alam Sadar
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai
elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah
satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua
pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias masuk kea lam sadar.
1.
Melalui system kesadaran perceptual(perceptual conscious), yaitu terbuka
pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang
stimulus dari luar.
2.
Melalui struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan
tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang
membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak
sadar. Ketika gagasan itu tiba di alam sadar, maka gagasan itu sudah berubah
wujud dan terselubung dalam bentuk perilaku-perilaku yang defensif atau dalam
bentuk mimpi.
2. Wilayah Pikiran (Id, Ego, dan Superego)
a. Id
Psikologi Freud bertitik tolak dari
dunia nyata, dunia yang penuh dengan benda-benda. Diantara ada objek yang
sangat khusus yaitu organisme. Salah satu bagian terpenting dari suatu
organisme adalah sistem saraf yang memiliki karakter sangat peka terhadap apa
yang dibutuhkan. Ketika manusia lahir, sistem syarafnya hanya sedikit lebih
baik dari binatang lain, itulah yang dinamakan id. Id adalah istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu”
atau “itu” (the it), atau komponen yang tak sepenuhnya diakui oleh kepribadian.
Id tak punya kontak dengan dunia
nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan
hasrat-hasrat dasar. Id berfungsi untuk memperoleh kepuasan dan sekjalan dengan
prinsip kesenangan. Sistem syaraf, sebagai id, bertugas menerjemahkan kebutuhan
satu organisme menjadi daya motivasional yang disebut sebagai insting atau
nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Kebutuhan yang menjadi
keinginan disebut proses primer.
Contohnya bayi yang baru lahir akan
tetap mengisap terlepas dari ada atau tidaknya puting susu, karena ia akan
memperoleh kepuasan ketika melakukannya. Karena id tidak mempunyai kontak
dengan kenyataan maka bayi itu tidak menyadari bahwa sebenarnya dengan mengisap
jempol tidak akan membantunya bertahan hidup
.
b. Ego
Ego
atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan
realita. Kebutuhan lambat laun akan semakin kuat dan bertambah banyak, sedang
keinginan-keinginan lain akan datang silih berganti. Di seputar alam sadar ini,
selama tahun-tahun pertama kehidupan seorang bayi, sebagian id berubah menjadi ego (aku). Ego menghubungkan organisme
dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari
objek-objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk
merepresentasikan apa yang dibutuhkan organisme. Proses ini disebut proses
sekunder.
Tidak seperti id, ego berfungsi berdasarkan
prinsip-prinsip realitas, artinya dia memenuhi kebutuhan organisme berdasarkan
objek-objek yang sesuai dan dapat ditemukan dalam kenyataan.
Contohnya,
ego seorang wanita secara sadar,
memotivasinya untuk memilih pakaian yang dijahit rapi dan sangat licin karena
ia merasa nyaman berbusana seperti itu. Pada saat yang sama ia mungkin ingat
samar-samar (secara bawah sadar) bahwa
sebelumnya ia pernah dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain itu,
barangkali termotivasi secara tidak sadar
untuk berperilaku rapi dan teratur. Jadi keputusan untuk mengenakan pakaian
rapi nan licin bisa terjadi di tiga tingkat kehidupan mental.
c. Superego
Dalam psikologi Freudian, superego
mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh
prinsip-prinsip moralistis dan idealis yang berbeda dengan prinsip
kesenangan dari Id dan prinsip realistis dari ego.
Ketika ego berusaha membuat id tetap
senang, di sisi lain dia juga mengalami hambatan yang ada di dunia nyata.
Segala objek dunia nyata yang menghalangi dan mendukungnya inilah yang kemudian
menjadi superego. Superego memiliki dua sisi:
1.
Nurani merupakan internalisasi dari hukuman dan
peringatan.
2.
Ego ideal yaitu berasal dari pujian dan contoh-contoh
positif yang diberikan kepada anak-anak.
Hubungan antara Id, Ego dan Superego pada tiga
individu secara hipotesis:
1.
Pada individu pertama, id mendominasi ego yang lemah
dan superego yang plin-plan sehingga ego tidak mampu menyeimbangkan antara
gigihnya tuntutan id. Akibatnya individu ini terus-menerus memuaskan
kesenangannya tanpa memandang apa yang mungkin atau layak.
2.
Individu kedua, memiliki rasa bersalah serta perasaan
inferior dan ego yang lemah, akan mengalami sederetan konflik karena ego tidak
bias mengendalikan tuntutan antara superego dan id yang saling bertentangan,
tetapi sama kuat.
3.
Individu ketiga, yang memiliki ego kuat dan mampu
memenuhi tuntutan, baik dari id,maupun superego sehingga secara psikologis
mampu menenangkan kendali atas prinsip kesenangan dan prinsip moralitas.
d. Dinamika Kepribadian
Freud
mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan
kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara
lain:
1. Insting
Kehidupan Dan Insting Kematian
Freud berpendapat bahwa seluruh
perilaku manusia didorong oleh nafsu atau instingnya, dimana instingnya
merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-biologis.
Freud mengemukakan insting kehidupan mencakup:
1. Kehidupan
individual, dengan mendorong seorang individu memenuhi kebutuhan makan dan
minum.
2. Kehidupan
spesies, dengan mendorongnya untuk melakukan hubungan seks.
Freud menyakini dibalik insting
kehidupan terdapat insting kematian. Freud merujuk pada prinsip nirwana.
Prinsip ini merujuk pada ketiadaan, non-eksistensi, kekosongan yang jadi tujuan
hidup dalam filsafat orang-orang Budha. Bukti tentang adanya insting kematian
dan prinsip nirwana adalah saat kita benar-benar menginginkan kedamaian,
ketenangan, jauh dari segala bentuk dorongan dan rangsangan, yang dapat dilihat
dari tindakan kita meminum alkohol atau memakai narkoba.
2. Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan
terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga jenis kecemasan:
1.
Kecemasan
realistik
Kecemasan jenis ini disebut sebagai rasa takut.
Contohnya: Ketika ada seorang yang melempar seekor ular berbisa di depan kita,
maka kita akan mengalami kecemasan realistik.
2.
Kecemasan
moral
Kecemasan moral ini merupakan kata
lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi. Kecemasan
ini bisa muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang mereka
yakini benar secara moral, misal tidak mampu mengurus orang tua yang memasuki
usia lanjut.
3.
Kecemasan
neurotik
Kecemasan akibat bahaya yang tidak
diketahui. Misalnya kita pernah merasakan gugup, tidak mampu mengendalikan
diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka kita sedang mengalami kecemasan
neurotik.
E. Konsep
Umum Psikoanalisis
Psikoanalisis
pada awalnya adalah sebuah metode psikoterapi untuk menyembuhkan penyakit
mental dan saraf, dengan menggunakan teknik tafsir mimpi dan asosiasi bebas.
Teori ini kemudian memperluas menjadi sebuah teori tentang kepribadian.
Teori
kepribadian versi psikoanalisis ini termasuk yang paling banyak dipakai
diberbagai bidang, hingga saat ini. Konsep freud yang paling mendasar adalah
teorinya tentang ketidaksadaran. Freud membagi taraf kesadaran manusia menjadi
tiga lapis yaitu:
·
Lapisan unconscious (tak sadar)
·
Lapisan preconscious (prasadar)
·
Lapisan conscious (sadar)
Diantara tiga lapisan itu, taksadar
adalah bagian terbesar yang mempengaruhi prilaku manusia.
F.
Tujuan Kritik Sastra
Psiko Analisis
Tujuan kritik sastra
psikoanalisis adalah untuk menyimpulkan proses kejiwaan dalam dua cara yaitu:
a.
Sublimasi
Konsep sulimasi terkait dengan
konsep ketidak sadaran . sebagai mana telah diuraikan di atas, dalam lapisan
tasadar manusia terdapat id yang selalu menginginkan pemuasan dan kesenangan.
Seringkali keingginan id itau bertentangan dengan superego maupun norma-norma
yang berlaku dalam masyarakan, dan karenanya keinginan itu tidak mungkin
direalisasiakan, kecuali orang tersebut mau dianggap tidak sopan, jahat, cabul.
Agar dapat diterima oleh norma masyarakat, dorongan-dorongan itu dialihkan
dalam bentuk lain yang berbeda sama sekali, misalnya dalam bentuk karya seni,
ilmu, atau aktivitas olah raga . proses pengalihan dorongan ini dalam bentuk
yang dapat diterima masyarakat itu disebut sublimasi. Menurut freud, sublimasi
inilah yang menjadi akar kebudayaan.
b.
Asosiasi
Teknik terapi yang dikembangkan
freud dalam psikoanalisisnya adalah asosiasi bebas(free association). Asosiasi
bebas adalah pengungkapan atau pelaporan mengenai apapun yang masuk dalam
ingatan seseorang yang tengah dianalisis, tanpa menghiraukan betapa hal
tersebut akan menyakitkan hati atau memalukan.
Seringkali dalam melakukan
asosiasi ini , tokoh mengingat-ingat segala kejadian yang pernah dialaminya,
khususnya kejadian dimasa anak-anak, atau munculkan kembali pikiran-pikiran dan imajinasi yang paling liar. Itulah
dorongan id yang sedang dipanggil
kembali.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Psikoanalisa
berkembang dari ilmu kedokteran dan konsepnya dipakai tidak haya dalam bidang
psikologi tetapi juga bidang lain di luar psikologi. Teori Psikoanalisa dari
freud dapat berfungsi sebagai 3 macam teori, yaitu teori kepribadian, sebagai
teknik analisa kepribadian, sebagai metode terapi ( penyembuan).
Pada dasarnya
psikoanalisa yaitu pendekatan yang membahas kepribadian. Dalam tiga aspek
yaitu: Struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, superego. Aspek kedua
yaitu dinamika kepribadian, serta yang ketiga perkembangan kepribadian.
B.
Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari
masih terdapat kelemahan-kelemahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran
dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah mengucapkan terima kasih.
No comments:
Post a Comment