Thursday, October 27, 2016

MAKALAH KRITIK SASTRA (KRITIK PSIKOANALISIS)


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
          Pada abad ke-21 ini terdapat empat psikologi yang menonjol, salah satu diantaranya yaitu psikoanalisis. Keberjayaan psikoanalisis antara lain disebabkan oleh para tokohnya yaitu Freud,Jung, dan Lacan, yang benar-benar menguasai baik psikologi dan psikiatri.
          Psikoanalisis dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.

B.Rumusan Masalah
1)      Siapa tokoh Psikoanalisis?
2)      Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis?
3)      Apa saja dinamika kepribadian?
4)      Apa saja struktur kepribadian?
5)      Apa yang dimaksud konsep umum psikoanalisis?
6)      Apa yang dimaksud tujuan kritik sastra psikoanalisis?

C.Tujuan
1)      Untuk menjelaskan tentang tokoh Psikoanalisis
2)      Untuk menjelaskan maksud Psikoanalisis
3)      Untuk mengetahui dinamika kepribadian
4)      Untukmengetahui struktur kepribadian
5)      Untuk mengetahui konsep umum psikoanalisis
6)      Untuk mengetahui tujuan kritik sastra psikoanalisis


BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Sigmund Freud
Sigmund freud lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London 23 september 1939 berasal dari keluarha Yahudi. Mempunyai seorang istri bernama Martha Barneys dan mempunyai 6 orang anak, serta putrinya , anna Freud memjadi penganut Freudinamisme. Sigmund Freud masuk fakultas kedokteran universitas kedokteran wina pada tahub 1873-1881, spesialisasi dokter ahli syaraf dan penyakit jiwa (psikiatri). Pada tahun 1894 Freud belajar terapi histeri pada Jean Caharcot di Paris. Tahun 1895 ia kembali ke Wina bekerja sama dengan Dr. Joseph Breur dengan metode asosiasi bebas. Tahun 1895 Freud bersama Breur menulis tentang kasus-kasus histeri. Tahun 1923 Freud kena  penyakit kanker rahang dan pernah dioperasi selama 30 kali. 

Lima karya Freud yang sangat terkenal dari beberapa karyanya adalah:
  1.  The Interpretation of dreams (1900),
  2.  The Psichopathology of Everiday Life (1901),
  3.  General Introductory Lectures on Psichoanalysis (1917),
  4.  New Introductory Lectures on Psichoanalysis (1933) dan
  5.  An Outline of Psichoanalysis (1940).

B.   Pengertian Psikoanalisis
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.



 
Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1)      Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa,
2)      Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar),
3)      Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.

Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992)yaitu:
1)      Teori mengenai kepribadian & psikopatologi,
2)      Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.

Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1.      Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam,
2.      Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.

C. Struktur Kepribadian
1. Tingkat Kehidupan Mental
            Freud mengemukakan bahwa kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam sadar dan alam tidak sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.

a. Alam Tidak Sadar
            Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang tidak kita sadari tetapi ternyata ,mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya, seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan secara tidak langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna yang ada dibalik mimpi, kesalahan ucap (slip tongue), dan berbagai jenis lupa, yang dikenal sebagai represi (repression).
Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam bawah sadar. Contohnya, Freud meyakini bahwa pengalaman masa kanak-kanak bisa muncul dalam mimpi orang dewasa sekalipun yang bermimpi boleh jadi tidak ingat secara sadar akan pengalaman-pengalaman tersebut.

b.  Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tidak disadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud,1933/1964).

            Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber yaitu:
1.    Persepsi sadar (conscious perception)
Persepsi dari seseorang, secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi focus perhatian beralih ke pemikiran lain. Pikiran yang dapat keluar masuk antara alam sadar dan alam bawah sadar, umumnya adalah pikiran-pikiran yang bebas dari kecemasan. Antara gambaran sadar dan dorongan tidak sadar nyaris sama satu dengan lainnya.

2.    Gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar.
Freud meyakini bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk ke alam bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi. Beberapa gambaran itu tidak kita sadari, karena ketika kita menyadari bahwa gambaran itu datang dari alam tidak sadar maka kita akan merasa cemas, sehingga sensor akhir akan menekan gambaran itu dan mengembalikannya ke alam tidak sadar. Sedangkan ada beberapa gambaran yang masuk ke alam sadar karena dapat bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

c.    Alam Sadar
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bias masuk kea lam sadar.
1.      Melalui system kesadaran perceptual(perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
2.      Melalui struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar. Ketika gagasan itu tiba di alam sadar, maka gagasan itu sudah berubah wujud dan terselubung dalam bentuk perilaku-perilaku yang defensif atau dalam bentuk mimpi.
 
2. Wilayah Pikiran (Id, Ego, dan Superego)
a.    Id
Psikologi Freud bertitik tolak dari dunia nyata, dunia yang penuh dengan benda-benda. Diantara ada objek yang sangat khusus yaitu organisme. Salah satu bagian terpenting dari suatu organisme adalah sistem saraf yang memiliki karakter sangat peka terhadap apa yang dibutuhkan. Ketika manusia lahir, sistem syarafnya hanya sedikit lebih baik dari binatang lain, itulah yang dinamakan id. Id adalah istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau “itu” (the it), atau komponen yang tak sepenuhnya diakui oleh kepribadian.
Id tak punya kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Id berfungsi untuk memperoleh kepuasan dan sekjalan dengan prinsip kesenangan. Sistem syaraf, sebagai id, bertugas menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya motivasional yang disebut sebagai insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Kebutuhan yang menjadi keinginan disebut proses primer.
Contohnya bayi yang baru lahir akan tetap mengisap terlepas dari ada atau tidaknya puting susu, karena ia akan memperoleh kepuasan ketika melakukannya. Karena id tidak mempunyai kontak dengan kenyataan maka bayi itu tidak menyadari bahwa sebenarnya dengan mengisap jempol tidak akan membantunya bertahan hidup
.
b.      Ego
            Ego atau saya adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Kebutuhan lambat laun akan semakin kuat dan bertambah banyak, sedang keinginan-keinginan lain akan datang silih berganti. Di seputar alam sadar ini, selama tahun-tahun pertama kehidupan seorang bayi, sebagian id berubah menjadi ego (aku). Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan organisme. Proses ini disebut proses sekunder.
Tidak seperti id, ego berfungsi berdasarkan prinsip-prinsip realitas, artinya dia memenuhi kebutuhan organisme berdasarkan objek-objek yang sesuai dan dapat ditemukan dalam kenyataan.
            Contohnya, ego seorang wanita secara sadar, memotivasinya untuk memilih pakaian yang dijahit rapi dan sangat licin karena ia merasa nyaman berbusana seperti itu. Pada saat yang sama ia mungkin ingat samar-samar (secara bawah sadar) bahwa sebelumnya ia pernah dipuji karena memilih pakaian yang bagus. Selain itu, barangkali termotivasi secara tidak sadar untuk berperilaku rapi dan teratur. Jadi keputusan untuk mengenakan pakaian rapi nan licin bisa terjadi di tiga tingkat kehidupan mental.



c.    Superego
Dalam psikologi Freudian, superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari Id dan prinsip realistis dari ego.
Ketika ego berusaha membuat id tetap senang, di sisi lain dia juga mengalami hambatan yang ada di dunia nyata. Segala objek dunia nyata yang menghalangi dan mendukungnya inilah yang kemudian menjadi superego. Superego memiliki dua sisi:
1.      Nurani merupakan internalisasi dari hukuman dan peringatan.
2.      Ego ideal yaitu berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.

Hubungan antara Id, Ego dan Superego pada tiga individu secara hipotesis:
1.      Pada individu pertama, id mendominasi ego yang lemah dan superego yang plin-plan sehingga ego tidak mampu menyeimbangkan antara gigihnya tuntutan id. Akibatnya individu ini terus-menerus memuaskan kesenangannya tanpa memandang apa yang mungkin atau layak.
2.      Individu kedua, memiliki rasa bersalah serta perasaan inferior dan ego yang lemah, akan mengalami sederetan konflik karena ego tidak bias mengendalikan tuntutan antara superego dan id yang saling bertentangan, tetapi sama kuat.
3.      Individu ketiga, yang memiliki ego kuat dan mampu memenuhi tuntutan, baik dari id,maupun superego sehingga secara psikologis mampu menenangkan kendali atas prinsip kesenangan dan prinsip moralitas.

d. Dinamika Kepribadian
            Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Dorongan-dorongan itu antara lain:


1.    Insting Kehidupan Dan Insting Kematian
Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia didorong oleh nafsu atau instingnya, dimana instingnya merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-biologis. Freud mengemukakan insting kehidupan mencakup:
1.    Kehidupan individual, dengan mendorong seorang individu memenuhi kebutuhan makan dan minum.
2.    Kehidupan spesies, dengan mendorongnya untuk melakukan hubungan seks.
Freud menyakini dibalik insting kehidupan terdapat insting kematian. Freud merujuk pada prinsip nirwana. Prinsip ini merujuk pada ketiadaan, non-eksistensi, kekosongan yang jadi tujuan hidup dalam filsafat orang-orang Budha. Bukti tentang adanya insting kematian dan prinsip nirwana adalah saat kita benar-benar menginginkan kedamaian, ketenangan, jauh dari segala bentuk dorongan dan rangsangan, yang dapat dilihat dari tindakan kita meminum alkohol atau memakai narkoba.

2.    Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga jenis kecemasan:
1.    Kecemasan realistik
Kecemasan jenis ini disebut sebagai rasa takut. Contohnya: Ketika ada seorang yang melempar seekor ular berbisa di depan kita, maka kita akan mengalami kecemasan realistik.

2.    Kecemasan moral
Kecemasan moral ini merupakan kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi. Kecemasan ini bisa muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang mereka yakini benar secara moral, misal tidak mampu mengurus orang tua yang memasuki usia lanjut.



3.    Kecemasan neurotik
Kecemasan akibat bahaya yang tidak diketahui. Misalnya kita pernah merasakan gugup, tidak mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka kita sedang mengalami kecemasan neurotik.

E. Konsep Umum Psikoanalisis
Psikoanalisis pada awalnya adalah sebuah metode psikoterapi untuk menyembuhkan penyakit mental dan saraf, dengan menggunakan teknik tafsir mimpi dan asosiasi bebas. Teori ini kemudian memperluas menjadi sebuah teori tentang kepribadian.

Teori kepribadian versi psikoanalisis ini termasuk yang paling banyak dipakai diberbagai bidang, hingga saat ini. Konsep freud yang paling mendasar adalah teorinya tentang ketidaksadaran. Freud membagi taraf kesadaran manusia menjadi tiga lapis yaitu:
·         Lapisan unconscious (tak sadar)
·         Lapisan preconscious (prasadar)
·         Lapisan conscious (sadar)

Diantara tiga lapisan itu, taksadar adalah bagian terbesar yang mempengaruhi prilaku manusia.

F.     Tujuan Kritik Sastra Psiko Analisis
Tujuan kritik sastra psikoanalisis adalah untuk menyimpulkan proses kejiwaan dalam dua cara yaitu:
a.       Sublimasi
Konsep sulimasi terkait dengan konsep ketidak sadaran . sebagai mana telah diuraikan di atas, dalam lapisan tasadar manusia terdapat id yang selalu menginginkan pemuasan dan kesenangan. Seringkali keingginan id itau bertentangan dengan superego maupun norma-norma yang berlaku dalam masyarakan, dan karenanya keinginan itu tidak mungkin direalisasiakan, kecuali orang tersebut mau dianggap tidak sopan, jahat, cabul. Agar dapat diterima oleh norma masyarakat, dorongan-dorongan itu dialihkan dalam bentuk lain yang berbeda sama sekali, misalnya dalam bentuk karya seni, ilmu, atau aktivitas olah raga . proses pengalihan dorongan ini dalam bentuk yang dapat diterima masyarakat itu disebut sublimasi. Menurut freud, sublimasi inilah yang menjadi akar kebudayaan.

b.       Asosiasi
Teknik terapi yang dikembangkan freud dalam psikoanalisisnya adalah asosiasi bebas(free association). Asosiasi bebas adalah pengungkapan atau pelaporan mengenai apapun yang masuk dalam ingatan seseorang yang tengah dianalisis, tanpa menghiraukan betapa hal tersebut akan menyakitkan hati atau memalukan.

Seringkali dalam melakukan asosiasi ini , tokoh mengingat-ingat segala kejadian yang pernah dialaminya, khususnya kejadian dimasa anak-anak, atau munculkan kembali pikiran-pikiran  dan imajinasi yang paling liar. Itulah dorongan id yang  sedang dipanggil kembali.















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikoanalisa berkembang dari ilmu kedokteran dan konsepnya dipakai tidak haya dalam bidang psikologi tetapi juga bidang lain di luar psikologi. Teori Psikoanalisa dari freud dapat berfungsi sebagai 3 macam teori, yaitu teori kepribadian, sebagai teknik analisa kepribadian, sebagai metode terapi ( penyembuan).

Pada dasarnya psikoanalisa yaitu pendekatan yang membahas kepribadian. Dalam tiga aspek yaitu: Struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, superego. Aspek kedua yaitu dinamika kepribadian, serta yang ketiga perkembangan kepribadian.

B. Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari masih terdapat kelemahan-kelemahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, kami selaku penulis makalah mengucapkan terima kasih.













DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...