Thursday, April 6, 2017

MAKALAH KURIKULUM 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah menjadi stigma negative dalam masyarakat karena seringnya berubah tetapi kualitasnya masih tetap diragukan. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta kejernihan arah serta tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan suatu kurikulum tidak terlepas dari arah perkembangan suatu masyarakat. Perkembangan kurikulum di Indonesia pada zaman pasca kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman serta terus akan mengalami penyempurnaan dalam segi muatan, pelaksanaan, dan evaluasinya.

Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006 dan tak ketinggalan juga kurikulum terbaru yang akan diterapkan di tahun ajaran 2013/2014. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 ini, pemerintah melakukan uji public untuk menentukan kelayakan kurikulum ini di mata public. Kemudian pada akhirnya di tahun 2013 akan mulai diberlakukan kurikulum ini secara bertahap.


B. Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian kurikulum?
2)      Apa pengertian kurikulum 2013?
3)      Apa karakteristik Kurikulum 2013?
4)      Apa saja metode pembelajaran dalam kurikulum 2013?
5)      Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013?

C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas MK. Pengkajian Kurikulum SMK dan untuk mendeskripsikan seperti apa pengembangan kurikulum baru 2013.

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan studi perbandingan dalam upaya pembuatan makalah atau penelitian selanjutnya yang dianggap relevan, terutama terkait masalah kurikulum 2013.
2.      Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi dalam khazanah pengetahuan tentang kurikulum 2013 bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
1)      Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2)      Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
3)      Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
4)      Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
5)      Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
6)      Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

C. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a)      Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
b)      Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
c)      Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
d)     Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
e)      Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
f)       Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
g)      Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
h)      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

D. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1.      Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2.      Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3.      Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4.      Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
5.      Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6.      Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7.      Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8.      Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
9.      Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
10.  Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
11.  Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.

Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
1)      Tujuan pembelajaran
2)      Tingkat kematangan anak didik
3)      Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran

E. Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013
1.      Kelebihan Kurikulum 2013
a.       Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
b.      Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
c.       Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
d.      Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

2.      Kelemahan Kurikulum 2013
a.       Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
b.      Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
c.       Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. oleh karena kita harus tetap mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi menciptakan peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan sesuai dengan pancasila demi memenuhi perkembagan zaman.


DAFTAR PUSTAKA

http://pendyrafadigital.blogspot.co.id

MAKALAH TUJUAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebagai makhluk social manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia lainnya. Antara manusia manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadi suatu proses saling mempengaruhi.

Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana adalah bimbingan yang diterapkan terhadap sekelompok individu.

Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu siswa dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan masalahnya. Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing dalam kegiatan kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan kegiatan kelompok ke arah yang positif sehingga klien dapat mengembangkan dirinya sendiri dalam menanggulangi masalahnya.

1.2  Rumusan Masalah
1.    Apakah tujuan dari bimbingan kelompok
2.    Bagaimanakah peranan penyuluhan sebagai pemimpin kelompok
3.    Bagaimana bentuk-bentuk bimbingan kelompok

1.3  Tujuan Penelitian
1.    Agar dapat mengetahui dan memahami tujuan bimbingan kelompok
2.    Agar dapat mengetahui dan memahami peranan sebagai pemimpin kelompok
3.    Agar dapat mengetahui dan memahami bentuk-bentuk bimbingan kelompok




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri Hastuti (2004: 547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan kelompok bertujuan untuk

merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topic yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Sementara itu, tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007: 172) dikelompokkan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

2.1.1 Tujuan Bimbingan Kelompok Secara Umum
Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok.Suasana yang berkembang  dalam bimbingan kelompok itudapat merupakan wahana di mana masing-masing murid dapatmemanfaatkan informasi, tanggapan dan berbagai reaksiteman-temannya untuk kepentingan pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya. Di samping untuk kepentingan masalah, bimbingan kelompok juga bertujuan mengembangkanpribadi masing-masing anggota kelompok, pengembanganpribadi itu akan diperoleh anggota kelompok melalui berbagaisuasana yang muncul dalam kegiatan itu baik suasana yangmenyenangkan ataupun suasana yang tidak menyenangkan.

2.1.2 Tujuan Bimbingan Kelompok Secara Khusus
Secara lebih khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa. Melihat definisi beberapa ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi, dan mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.

2.2 Peranan Penyuluhan Sebagai Pemimpin Kelompok
Peran penyuluhan sebagai pemimpin kelompok
1.    Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuian diri, dan sebagai sebuah proses. Peran yang dimiliki oleh seorang mencakup 3 hal antara lain :
·         Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang didalam masyarakat. Jadi, peran disini bisa berati peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat.
·         Peran adalah sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat
·         Peran juga merupakan prilaku seseorang yang penting bagi struktur social masyarakat.
2.    Penyuluhan
Menurut Ibrahim,et.al, 2003:1-2. Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berate “obor” atau “pelita”. Dengan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan, dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Ketrampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.




Peran penyuluhan pemimpin dalam suatu kelompok yaitu :
-          Menyampaikan tentang isi penyuluhan kepada kelompok
-          Memberikan bimbingan kepada kelompok, artinya seorang pemimpin sebelum memberikan penyuluhan kepada kelompok, pemimpin terlebih dahulu harus memberikan penyuluhan atau memberikan informasi kepada anggota kelompok dan dapat membimbing anggota kelompoknya, supaya ketika terjun kelapangan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat, kelompok tidak kaget dengan apa yang disampaikan dalam penyuluhan itu, dan kelompok bis ikut serta membimbing masyarakat dengan baik, tertib, sehingga apa yang dituju dapat berhasil.

Peran pemimpin kelompok dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.    Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi baik hal yang bersifat isi yang dibicarakan maupun mengenai prosees kegiatan itu.
2.    Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
3.    Jika kelompok tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.
4.    Pemimpin kelompok perlu memberikan tanggapan tentang hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
5.    Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan, pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan, bertindak sebagai penjaga.
6.    Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian yang timbul didalamnya, menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

2.3 Bentuk- Bentuk Bimbingan Kelompok
1.    Program Home Room
Program ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.Bentuk Bimbingan Kelompok
2.    Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
3.    Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam memlakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentuseperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
4.    Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
5.    Organisasi Siswa
Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
6.    Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial.
Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
7.    Psikodrama
Hampir sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.

8.    Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri Hastuti (2004: 547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Tujuan kelompok terbagi menjadi dua, yakni tujuan bimbingan kelompok secara khusus dan tujuan kelompok secara umum.

Peranan penyuluhan sebagai pemimpin kelompok :
1.    Menyampaikan tentang isi penyuluhan kepada kelompok
2.    Memberikan bimbingan kepada kelompok

Peran sebagai pemimpin kelompok :
1.    Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.
2.    Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
3.    Jika kelompok tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.
4.    Pemimpin kelompok perlu memberikan tanggapan tentang hal yang terjadi dalam kelompok.
5.    Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur “lalu lintas”
6.    Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian yang timbul didalamnya, menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.


Bentuk-Bentuk Bimbingan Kelompok
1.    Home Room
2.    KArya Wisata
3.    Diskusi Kelompok
4.    Kegiatan Eklompok
5.    Organisasi Siswa
6.    Sosiodrama
7.    Psikodrama
8.    Remedial Teaching

























DAFTAR PUSTAKA


Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Rafika Aditama.
Surya,Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu

Winkel, W.S. 1997.Bimbingan Konselling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...