Monday, April 3, 2017

MAKALAH MEMAHAMI KONSELING KELUARGA

      BAB I
     PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Keluarga merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai perilaku sosial yang berbeda yang dimiliki oleh setiap individu yang berada di dalam sebuah keluarga tersebut. Individu yang berada dalam sebuah keluarga yang harmonis terdiri atas seorang ayah, seorang ibu dan anak-anak.
Kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari masalah, konflik dan situasi/kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar. Ini merupakan hal yang wajar sebagai suatu tahapan dari pengalaman hidup dan perkembangan diri seseorang.
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah/ krisis keluarga. Ada dengan cara tradisional dan ada pula dengan cara modern atau yang sering disebut dengan cara ilmiah. Pemecahan masalah keluarga dengan cara tradisional terbagi dua bagian. Pertama, kearifan atau dengan cara kasih sayang, kekeluargaan. Kedua orang tua dalam menyelesaikan krisis keluarga terutama yang berhubungan dengan masalah anak dan istri. Cara ilmiah adalah cara konseling keluarga (family conseling). Cara ini adalah yang telah dilakukan oleh para ahli konseling diseluruh dunia. Ada dua pendekatan dilakukan dalam hal ini: 1). Pendekatan individual atau juga disebut konseling individual yaitu upaya menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien. 2). Pendekatan kelompok (family conseling). Yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Latar Belakang Kehidupan Keluarga
Kehidupan masyarakat  khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari sistem nilai yang ada di masyarakat tertentu. Berbagai sistem nilai yang ada di masyarakat :
a.       Nilai agama. Saat ini, mengalami degradasi terhadap nilai agama, sebab semua agama merasakan bahwa kebanyakan umatnya  kurang setia pada agama yang dianutnya.
b.      Degradasi nilai adat istiadat. Ini sering disebut sebagai tata susila atau kesopanan. Hal ini dapat dibuktikan pada perilaku anak-anak dan remaja saat ini.
c.       Degradasi nilai-nilai sosial. Sebagaimana kita saksikan saat ini, masyarakat sangat individualis mementingkan diri sendiri dalam segala hal, enggan berbagi harta, pikiran, saran, pendapat, tidak mau bergaul terutama dengan orang kelas bawah dan memutuskan tali silaturahmi terutama dengan keluarga.
d.      Degradasi kesukarelaan keluarga. Seperti yang kita lihat saat ini banyak sekali kekisruhan keluarga, kasus suami membunuh istrinya dan sebaliknya, ayah membunuh anaknya dan sebaliknya.
Namun tak dapat dipungkiri, bahwa keluarga modern memiliki ciri utama kemajuan dan perkembangan dibidang pendidikan, ekonomi dan pergaulan. Kebanyakan keluarga modern berada di perkotaan, mungkin juga ada keluarga modern berada di pedesaan, akan tetapi jarang berinteraksi dengan masyarakat pedesaan. Kelengkapan alat transportasi dan komunikasi memungkinkan mereka cepat berinteraksi di kota yaitu dengan kelluarga lainnya. Namun, dibalikk semua itu, terdapat krisis keluarga, artinya keadaan kelurga dalam keadaan kacau, tidak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikkan kehidupan anak-anaknya terutama remaja.
Berikut ini adalah penyebab terjadinya krisis keluarga, yaitu: kurang atau putusnya komunikasi diantara anggota keluarga terutama ayah dan ibu, sikap egosentrisme, masalah ekonomi, masalah kesibukan, masalah pendidikan, masalah perselingkuhan dan jauh dari agama.
Dari sekian banyak masalah keluarga yang telat disebutkan di atas, pasti ada jalan keluar untuk penyelesain. Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan krisis keluarga. Ada dengan cara tradisional dan ada pula dengan cara modern atau sering disebut dengan cara ilmiah. Pemecahan masalah keluarga dengnan cara tradisional terbagi dua bagian. Pertama, kearifan atau dengan kasih sayang, kekeluargaan. Kedua orang tua dalam menyelesaikam krisis keluarga terutama yang berhubungan dengan anak dan istri.
Cara  ilmiah adalah cara konseling keluarga, cara ini telah dilakukan oleh para ahli konseling di seluruh dunia. Ada dua pendekatan yang dilakukan dalam hal ini, yaitu:
1)      Pendekatan individual. Yaitu upaya menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien.
2)      Pendekatan kelompok, yaitu disksi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga.
1.    Perubahan Kehidupan Keluarga
Dengan berakhirnya perang dunia II, maka terjadilah perubahan dalam sosiokultural dala msyarakat AS. Pengaruh tersebut menggejala pula terhadap keluarga dan anggota-anggotanya. Keluarga mendapatkan tantangan dan tekanan dari luar dan dalam dirinya sedangkan keluarga itu harus tetap bertahan. Kemajuan disegala bidang, terutama ilmu dan teknologi terasa pula dampaknya terhadap keluarga di Indonesia khususnya di kota-kota.




2.    Keluarga Pecah (broken home)
Yang dimaksud keluarga berantakan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
1)      Keluarga itu berantakan karena strukturnya tidak utuh, karena meninggal dunia atau bercerai.
2)      Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu jarang ada di rumah, atau tidak memperlihatkan kasih saying lagi.
3.    Kasus Siswa di Sekolah
Banyak kasus siswa di sekolah yang bersumber dari keadaan keluarganya, misalnya krisis keluarga. Biasanya, jika ternyata memang kasus itu berkaitan erat dengan masalah keluarga, mka guru pembimbing akan berusaha melakukan kunjungan rumah.
4.    Konseling Keluarga dan Sekolah
Keluarga dan sekolah merupakan dua sistem yang amat penting dalam kehidupan anak dan remaja. Keluarga berperan utama dalam mempengaruhi anak-anak dalam proses perkembangan dan sosialisasinya. Sekolah tidak hanya mengembangkan keterampilan kognitif, akan tetapi juga mempengaruhi perkembangan perilaku emosional dan sosial.

2.2 Pengertian Konseling Keluarga
1.      Family counseling atau konseling keluarga adalah upaya yang diberikan kepada individu anggota keluarga melalui sistem keluarga (pembenahan komunikasi keluarga) agar potensinya berkembabng seoptimal mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga. Konseling keluarga adalah penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan anggota keluarga. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota keluarga memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi, harapan, dan interaksi anggota keluarga lainnya. Memperjuangkan (dalam konseling), sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang guna mencapai keseimbangan dan keselarasan. Mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain. Terapi keluarga merupakan suatu metode yang menggunakan pendekatan struktural dalam menanggani masalah keluarga. Titik tolak dari pendekatan ini ialah pendapat bahwa keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil. Jadi, jika salah seorang anggota keluarga mengalami masalah-masalah yang mengganggu keseimbangan dirinya atau penampilan tingkah lakunya maka seluruh keluarga yang lain akan juga mengikuti gangguan atau goncangan itu.
2.Tujuan Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
  1. Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
  2. Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
  3. Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
  4. Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
  5. Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
  6. Membantu individu keluarga yang dalam keadaan sadar tentang kondisi dirinya yang bermasalah, untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri dan nasibnya sehubungan dengan kehidupan keluarganya.

2.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah latar belakang Kehidupan Keluarga?
2. Pengertian Konseling Keluarga?
3. Tujuan Konseling Keluarga?




























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konseling Keluarga ini secara khusus memfokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggarannya melibatkan anggota keluarga.
Kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari masalah, konflik dan situasi/kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar. Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan krisis keluarga tersebut.
Ada dengan cara tradisional dan ada pula dengan cara modern atau yang sering disebut dengan cara ilmiah.
Cara  ilmiah adalah cara konseling keluarga, cara ini telah dilakukan oleh para ahli konseling di seluruh dunia. Ada dua pendekatan yang dilakukan dalam hal ini, yaitu:
1)      Pendekatan individual. Yaitu upaya menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien.
2)      Pendekatan kelompok, yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga.


No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...