Wednesday, April 5, 2017

RANGKUMAN BIMBINGAN KONSELING

PENGERTIAN
BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (procces of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan(agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna(berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
Bimbingan dan konseling merupakan proses interaksi antara konselor dengan klien baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media internet atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.

Fungsi layanan bimbingan dan konseling:
1.       Fungsi pemahaman
Memahami karakteristik / potensi /tugas tugas perkembangan peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektiv/realistik.

2.       Fungsi preventive
Memberikan layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehiduan yang patut dipahami serta peserta didik agar mereka tercegah dari masalah.

3.       Fungsi pengembangan
Memberikan layanan bimbingan untuk membantu peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya / tugas tugas perkembangan nya.

4.       Fungsi kuratif
Membantu para peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi, sosial, belajar, atau karir).

Jenis jenis bimbingan dan konseling:
1.       Bimbingan akademik
Tujuan:
-          Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
-          Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
-          Memiliki keterampilan belajar yang efektif
-          Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
-          Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian .
-          Memiliki keterampilan membaca buku.


2.       Bimbingan pribadi/sosial
Tujuan:
-          Mengamalkan nilai nilai keimanan dan ketakwaan kepada tuhan YME.
-          Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dengan positif.
-          Memiliki pemahan dan penerimaan diri secara objektiv dan konstruktif.
-          Memiliki sikap respect terhadap diri sendiri
-          Dapat mengelola setress
-          Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
-          Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
-          Memiliki kemampuan memecahkan masalah
-          Memiliki rasa percaya diri
-          Memiliki mental yang sehat

3.       Bimbingan kakrir
Tujuan:
-          Memiliki pemahaman tentang sekolah sekolah lanjutan
-          Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
-          Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
-          Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan
-          Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir
-          Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
-          Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
-          Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan pekerjaan

4.       Bimbingan keluarga
Tujuan:
-          Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga.
-          Mampu memberdayakan diri secara produktif.
-          Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga.
-          Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.


Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling
ü  Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
ü  Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko
ü  Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri
ü  Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif
ü  Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain
ü  Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
ü  Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
ü  Memperkaya strategi dan mencari peluan dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif
ü  Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir
ü  Meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar, maupun karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematikdalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melaui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingna dan konseling di sekolah/madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengambangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di sekolah/madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, serta perbaikan tata kerja dalam aspek ketenagaan maupun menejemen.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap pengembangan peserta didik, tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk peserta didik. Layanan bimbingna dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu “ dipanggil saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.

Tujuan Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa
·         Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang
·         Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secra optimal
·         Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
·         Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikann, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Proses yang Harus Dilalui untuk Keberhasilan Bimbingan dan Konseling
·         Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya
·         Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya
·         Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
·         Memahami dan mengatasi kesulitan-kesuliatan sendiri
·         Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat
·         Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
·         Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang diilikinya secara optimal

Asas Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
·         Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
·         Asas kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaiu asas bimbingan dan konselingyang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti atau menjalani layanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
·         Asas keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap tterbuka dan tidak berpura-pura.
·         Asas kegiatan
Asas kegiatan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
·         Asas kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
·         Asas kekinian
Asas kekinian yaitu asas  bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masadepan atau kondisi masa lampaupun” dilihat  dampak dan kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
·         Asas kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu.
·         Asas keterpaduan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
·         Asas keharmonisan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didsarkan pada dan tidak boleh  bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum, dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
·         Asas keahlian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
·         Asas alih tangan kasus
Yaitu asas bumbingan dan konseling yang menghendaki agar piahk-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli)

Kegiatan Pokok Bimbingna dan Konseling
·         Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.
·         Layanan informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi jabatan dan pendidikan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).
·         Layanan penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran didalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ekstrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.
·         Layanan pembelajaran
Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
·         Layanan konseling individual
Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan pribadi yang dideritanya.
·         Layanan bimbingan kelompok
Layanan yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama guru pembimbing) dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan mereka sehari-hari dan untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan tertentu.
·         Layanan konseling kelompok
Yaitu layanan yang memungkinkan klien memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oeh masing-masing anggota kelompok.
Kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling
·         Aplikasi instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri klien, keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun nontes.

SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING
Sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia pelayanan konseling dalam pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum tahun 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai sekarang. Layanan BK sudah dibicarakan diIndonesia sejak tahun 1962. Namun BK diresmikan disekolah di Indonesia sejak diberlakukannya kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan kedalam kurikulum 1984 dengan memasukan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

Perkembangan Bimbingan dan Konseling Sebelum kemerdekaan
Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para [peserta didik untuk mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajuai bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satunya taman siswa yang dipelopori oleh K.H Dewantara yang menanamkan nasionalisme dikalangan para siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya disekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakn proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin yaitu “consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil” atau “memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.
Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sbb:
·         Fungsi pemahaman
Yaitu saling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu membantu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
·         Fungsi preventif
Yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
·         Fungsi pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
·         Fungsi penyembuhan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
·         Fungsi penyaluran
Yang berfungsi membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memamntapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
·         Fungsi adaptasi
Yaitu berfungsi untuk membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor, guru untuk menyesuaikan program terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
·         Fungsi penyesuaian
Yaitu yang berfungsi untuk membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungan secra dinamis dan konstruktif.
·         Funngsi perbaikan
Yaitu membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)terhadap konseli agar memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
·         Fungsi fasilitasi
Memberikan kemudahan kepada konseli daalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
·         Fungsi pemeliharaan
Yaitu fungsi untuk membantu konseli supaya dapat menajaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan dalam produktifitas diri.

JENIS LAYANAN BIMBINGAN & KONSELING SEKOLAH
Ada
 9 layanan Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah, yakni sebagai berikut:
·         Layanan orientasi
Tujuannya adalah memperkenalkan lingkungan yang baru kepada peserta didik, agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Layanan ini biasanya diberikan pada saat awal penerimaan siswa baru/ diberikan saat masa orientasi, layanan ini berhubungan dengan layanan orientasi.
·         Layanan informasi
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada peserta didik, baik informasi belajar, karir, fasilitas, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan peserta didik.
·         Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan ini biasanya berhubungan dengan penjurusan dan penyaluran bakat serta minat peserta didik. Agar peserta didik dapat berkembang dengan maksimal dan berhasil dalam menempuh studinya
·         Layanan penguasaan konten
Yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya
·         Layanan konseling individual
Yakni proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang klien. Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional delam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi.
·         Layanan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
·         Layanan konseling kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok juga dapat bersifat penyembuhan.
·         Layanan mediasi
Yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
·         Layanan konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas peserta didik atau sekolah.

TEKNIK DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Teknik merupakan suatu cara yang tidak dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi, oleh karena itu dalam melaksnakan bimbingan dan penyuluhan belajar di sekolah harus menggunakan teknik yang tepat, agar kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien.
Adapun teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling antara lain teknik tes dan non tes. Teknik tes melengkapi teknik non tes. Yang dimaksud adalah serangkaian pengumpulan data siswa denga menggunakan tes standar misalnya, tes intelegensi, tes bakat, tes minat, kreatifitas dan lain sebagainya.
Adapun teknik non tes meliputi observasi, anecdotal, record, skala penilaian, catatan comulatif, teknik sosiometrik, dan studi kasus, pendekatan layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk teknik layanan dalam bimbingan dan konseling.
Cara khusus dalam melayani klien sesuai dengan kebutuhan dalam bimbingan dan konseling dibagi dalam 4 teknik. Yaitu secara penyuluhan secara individu, bimbingan konseling kelompok, bimbingan lapangan, dan bimbingan klasikal.
ü  Bimbingan kelompok
Merupakan salah satu cara dalam melaksnakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu memecahkan masalah klien. Segala permasalahan kelompok akan dibawa ke kelompok lain untuk dipecahkan secara bersama-sama, dengan mengarahkan kepada permasalahan yang ada didiri klien. Masalah klinis(kelompok)  adalah masalah yang lebih bersifat antara pribadi sosial. Dngan demikian kelompok menjadi lebih bermanfaat dalam melayani klinis (bimbingan kelompok) atau masalah pribadi.
ü  Penyuluhan individu
Merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perorangan dan pelaksanaannya dilakukan dengan cara face to face atau tatap muka langsung dengan klien. Secara umum dalam wawancara konseling dikenal 3 teknik pendekatan yaitu directive counseling, non directive counseling, dan efective counseling.
v  Directive counseling
v  Adalah teknik konseling dimana yang paling berperan dalam konselor, konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Dengan teknik pendekatan ini dalam proses konseling dimana yang paling berperan adalah konselor, dalam hali ini konselor lebih banyak mengambil inisiatif dalam proses konseling sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.
v  Non directive counseling (teknik tidak langsung)
v  Merupakan kebalikan dari teknik directive counseling karena memegang peranan penting dalam teknik ini adalah klien atau orang yang punya masalah bukan konselor. Oleh karena itu dalam proses konseling ini aktivitas bagian besar diletakkan dipundak klien itu sendiri, dalam memcahkan masalahnya, maka klien itu sendiri didorang oleh konselor untuk mencari danmenemukan cara atau teknik yang terbaik dalam memecahkan masalah.
v  Efective counseling
v  Teknik ini merupakan campuran dari kedua teknik diatas. Dengan demikian dalam teknik camouran ini seorang konselor menggunakan pendekatan atau merupakan penggabungan unsur-unsur teknik langsung maupun tidak langsung.
ü  Bimbingan Lapangan
Adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik apabila melakukan kegiatan diluar kelas atau diluar ruangan dalam rangka untuk mengakses obyek-obyek tertentu yang menjadi isi layanan.
Adapun maksud bimbingan lapangan dalam upaya mengakses obyek terentu disini adalah menerima atau mendapatkan suasana baru diluar kelas yang menjadi isi layanan.
ü  Bimbingan klaksikal
Adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang pelaksanaannya dilakukan didalam kelas. Adapun obyek yang dibahas dalam kelas ini seperti contoh, gambar, tampilan video, dan lain sebagainya yang kemudian didiskusikan dan dicermati dengan baik.

Manfaat Bimbingan Kelompok
Manfaat bimbingan kelompok menurut Dewa Ketut Sukardi, yaitu:
·         Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya.
·         Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan.
·         Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
·         Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap yang buruk dan dukungan terhadap yang baik.
·         Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimna yang mereka programkan semula.
Winkel dan Sri Hastuti juga menyebutkan manfaat layanan bimbingan kelompok adalah mendapatkan kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa; siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi; siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama; dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama; lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh seorang konselor.
Menurut beberapa ahli tersebut, dapat disimpulakan bahwa manfaat dari layanan bimbingan kelompok adalah dapat melatih siswa untuk dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan kejasama antara siswa dalam mengatasi masalah, melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing.

Bentuk-Bentuk Bimbingan Kelompok
Ada beberapa macam bimbingan kelompok yang dapat digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri. Konselor harus dapat menilai dan melihat keadaan kliennya dan dapat menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan pas dan terarah. Beberapa jenis metode bimbingan kelmpok menurut Tohirin yaitu:
·         Program home room
Program ini dilakukan diluar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti dirumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah sehingga timbul suasana keakraban.
·         Karyawisata
·         Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
·         Diskusi kelompok
·         Merupakan suatu cara diamana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa yang lain menjadi anggota atau peserta. Dengan demikian timbul rasa tanggung jawab.
·         Kegiatan kelompok
·         Kegiatan kelompok dapat menjadi salah satu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurka dorongan dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
·         Organisasi siswa
·         Organisasi siswa khususnya dilingkungan sekolah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi siwa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa mengenal kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan.
·         Sosiodrama
·         Dapat digunakan sebagai salah satu bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melaui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial.
·         Psikodrama
·         Hampir sama denga sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
·         Pengajaran remedial
·         Pengajaran remedial (remedial teaching) sutau bentuk pembelajaran yamg diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan berapa yang dihadapi oleh siswa.

Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno ada 4 tahapan yang akan diuraikan berikut:
v  Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatab diri atau tahap memasukan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkap tujuan ataupunharapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota.
v  Peralihan
v  Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Adakalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinanya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.
Adapun yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu:
a.       Menjelasakan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;
b.      Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya.
c.       Membahas suasana yang terjadi.
d.      Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota;
e.       Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama;
Ada beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu:
a.       Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka;
b.      Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan;
c.       Mendorong dibahasnya suasan perasaan;
d.      Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.
v  Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan keolmpok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur  proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.
Tahap ini ada beberapa tahap yang dilaksanakan, yaitu:
a.       Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan
b.      Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu
c.       Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas
d.      Kegiatan selingan
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok.
v  Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada beberapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu:
a.       Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
b.      Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
c.       Membahas kegiatan lanjutan.
d.      Mengemukakan pesan dan harapan.
Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata  mereka sehari-hari.

KENAKALAN REMAJA
Masalah kenakalan mualai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada tahun 1899 di illinois, Amerika Serikat. Jenis-jenis kenakalan remaja biasanya meliputi penyalah guanaan narkoba, seks bebas, dan tawuran antar pelajar.
Perilaku “nakal” remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal).
1.      Faktor internal
·         Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja dapat mencapai masa integrasi kedua.
·         Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

2.      Faktor eksternal
·         Keluarga dan perceraian keluarga
Tidak ada komunikasi antar anggota keluaga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang slah dikeluarga pun, seperti memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
·         Teman sebaya yang kurang baik.
·         Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Cara Mengatasi kenakalan Remaja
·         Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi denga prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik mereka juga yyang berhasil memperbaiki diri yang sebelumnya gagal pada tahap ini.
·         Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya, untuk melakukan poin pertama.
·         Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, konikatif, dan nyaman bagi remaja.
·         Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul.
·         Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika tenyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

DAMPAK KENAKALAN REMAJA
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negatif. Bahkan, dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang disektar mereka.
Remaja adalah seorang anak yang bisa dibilang pada usia tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apaapa, tapi juga bukan orang dewasa yang bisa dengan mudah akan membeakan hal mana yang baik dan mana yang berakibat buruk.

Macam-Macam Kenakalan Remaja
Sebelum mengetahui apa saja dampak kenakalan remaja, kita perlu tahu tentang kenakalan apa saja yang mungkin dilakukan oleh remaja. Sebuah kenakalan tentu tidak bisa didata satu persatu, namun bisa dirangkum seperti penjelasan dibawah ini.
v  Kenakalan dalam keluarga
Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal negatif, disinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka.akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
v  Kenakalan dalam pergaulan
Kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan yang terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
v  Kenakalan dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dan lain-lain.

Dampak Kenakalan Remaja
ü  Damapak dari kenakalan remaj pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian buruk.
ü  Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
ü  Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami ganggguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa dikucilkkan dalam hal bersosialisasi, merasa sangat sedih, atau malah membenci orang-orang yang disekitarnya.
ü  Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
ü  Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
ü  Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan remaja. Remaja yang terjebak halhal negatif bukan tidak mungkin memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.

PERMASALAHAN SISWA DISEKOLAH DAN PENANGANANYA
Berikut ada lima daftar masalah yang dihadapi para remaja disekolah.
v  Perilaku bermasalah (problem behavior)
v  Masalah perilaku yang dialami remaja disekolah dapat dikatakan dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang alin. Perilaku malu dalam mengikuti berbagai aktifitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori masalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behavior akan merugikan secra tidak langsung pada seorang remaja disekolah akibat perilakunya sendiri.
v  Perilaku menyimpang (behavior disorder)
v  Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behavior disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappyness dan menybabkan hilangnya kosentrasi diri.  Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behavior disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
v  Penyesuaian diri yang salah (behavior maladjustment)
v  Perilaku yang tidak sesuai dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek. Bolos, dan melanggar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada reamaja disekolah menengah (SLTP/SLTA)
v  Perilaku tidak dapat membedakan benar salah (conduct disorder)
v  Kecenderungan bagi sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang  berlaku disekolah.penyebabnya, karena sejak kecil orang tua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punishment) pada anak pada saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja disekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perilaku anti sosial baik secara verbal maupun secra nonverbal seprti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya. Selain itu, conduct disorder juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oposisi yang ditunjukan remaja yang menjurus keunsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
v  Attensionn deficit hyperactivity disorder
Pada kasus ini, anak yang mengalami definisi dalam perhatian sehingga dalam gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja disekolah yang menjadi hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sanagt mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.

TEKNIK PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SISWA
Siswa siswi SLTP/SLTA adalah siswa-siswi yang berada dalam golongan usia remaja, usia mencari identitas, dan eksistensi diri dalam kehidupannya dimasyarakat. Dalam proses pencarian identitas itu, peran aktif dari ketiga lembaga pendidikan akan banyak membantu melancarkan pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para remaja. Ada beberapa hal kunci yang dapat dilakukan oleh lemabaga-lembaga pendidikan.
Pertama, memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama. Sikap mau berdialog antara orang tua, pendidik disekolah, dan masyarakat dengan remaja umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja.
Kedua, menjalin pergaulan yang tulus. Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka sudah jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap memanjakan anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani mengatakan tidak terhadap anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagi orang tua yang tidak mempercayai anak-anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orang tua kolot, konservatif dan tidak ketinggalan jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan, perhatian, dan cinta sejati. Ada begitu banyak orang tua yang mengira bahwa mereka telah mencintai anak-anaknya. Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri telah mengahalang-halangi kemampuan mereka untuk mencintai anak secara sempurna. “saya telah memberika segala-galanya”, itulah keluhan seorang ibu yang telah merasa karena anaknya yang ugal-ugalan disekolah dan dimasayarakat. Anak saya anak yang tidak tau berterima kasih, katanya.

JIKA ANAK MULAI MEROKOK
Para perokok biasanya merokok sejak usia remaja. Bahkan ada yang sudah memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan pada anak yang ketahuan merokok, sebaiknya pahami dulu mengapa mereka memulainya. Denga pemahaman, siapa tahu malah bisa menghindari anak dari rokok sejak awal.
Berikut beberapa alasan mengapa anak mulai merokok.
ü  Sekedar coba-coba lalu ketagihan.
ü  Terbiasa melihat angota keluarga dan orang-orang disekelilingnya merokok, sehingga menganggap ini perbuatan normal.
ü  Diajak teman. Tekanan teman sebaya yang sudah mencoba dan anak takut dianggap tidak gaul kalau tidak ikut merokok.
ü  Merasa rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
ü  Mengira merokok adalah kegiatan yang sudah dewasa. Dam mereka ingin dianggap sudah besar. Punya pandangan ini adalah tindakan pemberontakan terhadap orang tua.
ü  Menganggap merokok adalah kegiatan yang keren, seperti halnya para idola mereka seperti selebritas dan sebagainya.
ü  Terpengaruh gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film, media massa, poster, jadi kegiatan anak-anak muda seperti konser musik dan sebagainya.
ü  Tak ada yang menegur dan mengingatkan ketika melihat anak kecil atau remaja merokok ditempat umum.
ü  Murahnya harga rokok, bahkan anak bisa mengeteng perbatang.
ü  Tak cukup paham dampak rokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.

Mencegah Anak Merokok
Anak merokok tentu tidak disukai orang tua, namun sering kali orang tua kecolongan anak-anak mereka sering merokok diluar pengawasan orang tua. Ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua yaitu sebagai berikut:
ü  Cobalah untuk mendiskusikan hal yang sensitif dengan cara tidak menakut-nakuti atau semacam penghakiman.
ü  Tekankan pada anak-anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah, serta kepercayaan diri adalah perlindungan yang baik agar anak terhindar dari tekanan teman sebayanya.
ü  Mendorong anak agar terlibat dalam aktivitas yang melarang untuk merokok.
ü  Sangat penting untuk terus berbicara pada anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok selam bertahun-tahun.
ü  Tanyakan pada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok, usahakan orang tua menjadi pendengar yang sabar.
ü  Diskusikan tentang cara anak menanggapi tekanan dari teman sebayanya. Mungkin akan sulit untuk mengatakan tidak, tetapi cobalah untuk memberikan respon alternatif, seperti mengatakan merokok bisa membuat baju dan nafasnya menjadi bau.
ü  Mendorong anak untuk meninggalkan teman-temannya yang tidak menghormati alasannya.
ü  Jelaskan pada anak bahwa rokok bisa mengatur hidupnya, seperti bagaimana cara membeli rokok, dari mana anak-anak bisa mendapatkan uang dan hal lainnya.

PERMASALAHN SEKS BEBAS PADA REMAJA
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang juga perkembangan remaja-remaja di Indonesia. Ada yng menjurus kehal yang positif dan juga kehal yang negatif. Contoh dampak negatifnya adalah seks bebas. Dikalangan remaja seks bebas telah banyak dilakukan oleh remaja dengan bebas.

Gambaran Seks Bebas Dikalangan Remaja
Berdasarkan penelitian diberbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah berhubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak kejenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum dipondokan atau kostkostan tampaknya berkembang sevra serius.
Pakar seks juga spesialis obstetri dan ginokologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun-ketahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada tahun 1980-an, menjadi 20% pada tahun 2000.

Penyebab Perilaku Seks Bebas
Remaja memiliki emosi yang luar biasa besar, seorang cenderung menginginkan perhatian yang lebih. Jika dalam keluarga seorang remaja tidak memperoleh perhatian yang diinginkan, mereka lebih cenderung mencarinya diluar keluarga.
Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang ditetirima sang anak dari orang tuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orang tuanya.
Dalam pergaulan lingkungan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kehal yang negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong dicafe, mondar-mandir di mall, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Jika saja orang tua lebih perhatian pada anak-anaknya maka, anak-anak mereka tidak mungkin terjerumus dalam pergaulan bebas yang bisa merusak sang anak. Dari pergaulan bebas ini para remaja mengenal seks bebas, narkoba, dugem, alkohol dan lain-lain. Jadi pada intinya permasalahan remaja ini tidak lepas dari peran keluarga sekitar.


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Pengertian reproduksi remaja adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut:
ü  Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk reproduksi.
ü  Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya.
ü  Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi untuk serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural.
ü  Hak untuk mendapat tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, yaitu;
ü  Faktor sosial-ekonomi dan demografi terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.
ü  Faktor budaya dan lingkungan, misalnya praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dan sebagainya.
ü  Faktor psikologis. Dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi, dan sebagainya.
ü  Faktor biologis. Misalnya, cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dan sebagainya.


PENDIDIKAN SEKSUAL PADA REMAJA
Perilaku Seksual Remaja
Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia.

Manfaat Pendidikan Seksual Pada Remaja
Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolencent psychology, 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat.

Karakteristik Seksual Remaja
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau halhal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter masing-masing seksual jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda.
Menurut Hurlock, pada rambut putra tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain-lain. Sedangkan pada remaja putri pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.
Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja kearah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan doronganuntuk menyalurkan keinginan seksual. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.

Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama.
Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri-sendiri. Sebagai tingkah laku ini memang tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semaki rumit dan kompleks.

Pendidikan Seksual
Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan masyarakat.
Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku dimasyrakat. Apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana dikatakannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat. Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber dari masalah seksual. Jadi didalam pendidikan seksual membentuk hubungan seksual dalm bentuk yang wajar.

Tujuan pendidikan Seksual
Menurut Kartono Mohamad pendidikan seksual yang bai mempunyai tujuan membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Beberapa ahli mengatakan pendidikan yang baik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar sesama manusia baik dalam hubungan keluarga maupun didalam  masyarakat.
Juga dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara remaja, tetapi ingin menyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang. Selain itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik anak agar berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai dengan norma agama, sosial dan kesusilaan.
Penjabaran pendidikan seksual dengan lebih lengkap sebagai berikut:
ü  Memberikan pengaertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
ü  Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggung jawab).
ü  Membentuk sikap dan membarikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi.
ü  Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan keluarga.
ü  Memberi pengertian tentang kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keptusan berhubungan dengan perilaku seksual.
ü  Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu fisik dan mentalnya.
ü  Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.
ü  Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang tua, anggota masyarakat.
Jadi tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja kearah yang lebih dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini agar mereka tidak menganggap seks itu suatu hal yang menjijikan dan kotor.


BAHAYA PADA MASA PUBER

·         Bahaya fisik
Bahaya fisik pada masa puber lebih disebabkan oleh fungsi kelenjar endokrin yang menyebabkan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual pada masa kini.
·         Bahaya psikologis
Bahaya psikologis pada remaja biasanya melibatkan konsep diri. Banyak hal yang menyebabkan konsep diri  yang kurang baik seperti anak mengembangkankonsep yang kurang realistik terhadap penampilan dan kemampuan kelak bila sudah dewasa, cenderung tidak sosial bahkan berperilaku antisosial. Akibatnya, anak menjadi tidak menikmati dukungan sosial ynag sewaktu-waktu diperoleh atau diharapkan.

MINAT REKREASI REMAJA
·         Permainan dan Olahraga
Permainan dan olahraga yang terorganisasi tidak menarik lagi dalam perjalanan masa remaja, dan remaja mulai menyukai olahraga tontonan. Permainan-permainan yang menurut keterampilan intelektual, seperti permainan kartu, bertambah populer.
·         Bersantai
Remaja gemar bersantai dan mengobrol denga teman-teman. Mereka makan sambil membicarakan orang lain dan bergurau. Remaja yang lebih besar merokok, minum-minuman keras, atau minum obat-obatan terlarang.
·         Berpergian
Remaja senang berpergian selama libur dan ingin pergi jauh-jauh dari rumah. Bagi banyak remaja hal ini dimungkinkan karena orang tua yang kaya dan adanya rumah-rumah penginapan khusus untuk kawula muda.
·         Hobi
Karena sebagian besar hobi merupakan kegiatan rekreasi seorang diri, maka remaja yang tidak populer lebih berminat pada hobi dibandingkan dengan bentuk rekreasi lainnya. Banyak remaja yang melakukan berbagai hobi yang bermanfaat, remaja perempuan menjahit bajunya sendiri, dan laki-laki gemar memperbaiki radio, sepeda atau mobil.
·         Membaca
Karena remaja telah membatasi waktunya untuk membaca sebagai rekreasi, mereka cenderung lebih menyukai majalah dari pada buku. Lama-kelamaan buku-buku komik tidak lagi menarik dan surat kabar menjadi semakin populer.
·         Menonton
Menonton film merupakan kegiatan yang klik yang selanjutnya kemudian menjadi kegiatan berkencan yang populer. Anak perempuan lebih menyukai film yang romantis sedangkananak laki-laki lebih menyukai recorder atau kaset.
·         Radio & Kaset
Remaja gemar mendengarkan radio sambil belajar atau mengikuti bentuk-bentuk hiburan untuk seorang diri. Yang digemari adalah program-program musik populer. Mereka juga gemar mendengarkan tape recorder atau kaset.
·         Televisi
Menonton televisi lama-kelamaan tidak menarik, sebagaian remaja semakin kritis pada acara-acara televisi dan sebagian lain karena mereka tidak dapat belajar atau membaca sambil menonton tv.
·         Melamun
Dalam lamunan remaja yang khas, remaja membayangkan diri sebagai pahlawan yang dielu-elukan oleh kelompok sebaya karena prestasinya yang tinggi. Melamun merupakan bentuk rekreasi yang populer diantara remaja apabila mereka merasa bosan atau kesepian.

PERTUMBUHAN KOGNITIF REMAJA
Jean Piaget, seorang ahli psikologi kognitif menjadi empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut.
·         Tahap Sensori-motoris (0-2 tahun)
·         Pada tahap ini segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek motorik. Melalui pematangan motoriknya, anak mengembangkan kemampuan mempresepsi, sentuhan-sentuhan, gerakan-gerakan, dan belajar mengkoordinasikan gerakannya.
·         Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
·         Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai dengan suasana intuitif, dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran, tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
·         Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
·         Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif, sudah mulai memahami hubungan fungsional karena mereka sudah menguji coba satu permasalahan, tetapi masih harus dengan bantuan benda konkret dan belum mampu melakukan abstraksi.
·         Tahap Operasional Formal (11 tahun keatas)
·         Pada tahap ini sudah mampu melakukan abstraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan persoalan-persoalan yang hipotesis.


No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...