PENGERTIAN
BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan (procces of helping) kepada individu agar mampu
memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan
menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma
kehidupan(agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang
bermakna(berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
Bimbingan dan
konseling merupakan proses interaksi antara konselor dengan klien baik secara
langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media internet atau telepon)
dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau
memecahkan masalah yang dialaminya.
Fungsi
layanan bimbingan dan konseling:
1. Fungsi pemahaman
Memahami karakteristik /
potensi /tugas tugas perkembangan peserta didik dan membantu mereka untuk
memahaminya secara objektiv/realistik.
2. Fungsi preventive
Memberikan layanan orientasi
dan informasi mengenai berbagai aspek kehiduan yang patut dipahami serta
peserta didik agar mereka tercegah dari masalah.
3. Fungsi pengembangan
Memberikan layanan bimbingan
untuk membantu peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya / tugas tugas
perkembangan nya.
4. Fungsi kuratif
Membantu para peserta didik
agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi, sosial,
belajar, atau karir).
Jenis
jenis bimbingan dan konseling:
1.
Bimbingan akademik
Tujuan:
-
Memiliki sikap dan kebiasaan
belajar yang positif.
-
Memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar sepanjang hayat
-
Memiliki keterampilan belajar yang
efektif
-
Memiliki keterampilan untuk menetapkan
tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
-
Memiliki kesiapan mental dan
kemampuan untuk menghadapi ujian .
-
Memiliki keterampilan membaca
buku.
2.
Bimbingan pribadi/sosial
Tujuan:
-
Mengamalkan nilai nilai keimanan
dan ketakwaan kepada tuhan YME.
-
Memiliki pemahaman tentang irama
kehidupan yang bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu
meresponnya dengan positif.
-
Memiliki pemahan dan penerimaan
diri secara objektiv dan konstruktif.
-
Memiliki sikap respect terhadap
diri sendiri
-
Dapat mengelola setress
-
Mampu mengendalikan diri dari
perbuatan yang diharamkan agama
-
Memahami perasaan diri dan mampu
mengekspresikannya secara wajar
-
Memiliki kemampuan memecahkan
masalah
-
Memiliki rasa percaya diri
-
Memiliki mental yang sehat
3.
Bimbingan kakrir
Tujuan:
-
Memiliki pemahaman tentang sekolah
sekolah lanjutan
-
Memiliki pemahaman bahwa studi
merupakan investasi untuk meraih masa depan.
-
Memiliki pemahaman tentang kaitan
belajar dengan bekerja.
-
Memiliki pemahaman tentang minat
dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan
-
Memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karir
-
Memiliki sikap positif terhadap
pekerjaan.
-
Memiliki sikap optimis dalam
menghadapi masa depan.
-
Memiliki kemauan untuk meningkatkan
kemampuan yang terkait dengan pekerjaan
4.
Bimbingan keluarga
Tujuan:
-
Memiliki sikap pemimpin dalam
keluarga.
-
Mampu memberdayakan diri secara
produktif.
-
Mampu menyesuaikan diri dengan
norma yang ada dalam keluarga.
-
Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai
kehidupan keluarga yang bahagia.
Tujuan diberikannya layanan Bimbingan
dan Konseling
ü Menghayati
nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
ü Berperilaku
atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani
menghadapi resiko
ü Memiliki
kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau
dalam memenuhi kebutuhan diri
ü Mampu
memecahkan masalah secara wajar dan objektif
ü Memelihara
nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain
ü Menjunjung
tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam
kehidupan sosial
ü Mengembangkan
potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
ü Memperkaya
strategi dan mencari peluan dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin
kompetitif
ü Mengembangkan
dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung
pilihan karir
ü Meyakini
nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya
untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial,
belajar, maupun karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya
proaktif dan sistematikdalam memfasilitasi individu mencapai tingkat
perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan
lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya.
Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni
proses interaksi antara individu dengan lingkungan melaui interaksi yang sehat
dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang
penting untuk mengembangan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara
individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah
dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah
kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan
guru sebagai konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai
pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan
peserta didik.
Dasar pertimbangan atau pemikiran
tentang penyelenggaraan bimbingna dan konseling di sekolah/madrasah, bukan
semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang
atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik agar mampu mengambangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal (menyangkut aspek fisik,
emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Layanan bimbingan dan konseling di
sekolah/madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di
sekolah/madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri dalam
memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan
bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, serta perbaikan tata kerja dalam
aspek ketenagaan maupun menejemen.
Layanan bimbingan dan konseling
diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan
dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap pengembangan
peserta didik, tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk
peserta didik. Layanan bimbingna dan konseling tidak terbatas pada peserta
didik tertentu atau yang perlu “ dipanggil saja”, melainkan untuk seluruh
peserta didik.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Bagi
Siswa
·
Merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan
datang
·
Mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secra optimal
·
Menyesuaikan diri
dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
·
Mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikann,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Proses yang Harus Dilalui untuk
Keberhasilan Bimbingan dan Konseling
·
Mengenal dan memahami
potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya
·
Mengenal dan memahami
potensi atau peluang yang ada dilingkungannya
·
Mengenal dan menentukan
tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
·
Memahami dan mengatasi
kesulitan-kesuliatan sendiri
·
Menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan dirinya,, kepentingan lembaga tempat bekerja dan
masyarakat
·
Menyesuaikan diri
dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
·
Mengembangkan segala
potensi dan kekuatan yang diilikinya secara optimal
Asas Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
·
Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan yaitu
asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakan segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang
lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
·
Asas kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaiu
asas bimbingan dan konselingyang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (konseli) mengikuti atau menjalani layanan/kegiatan yang
diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
·
Asas keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu
asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik
didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas
kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi
layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih
dahulu harus bersikap tterbuka dan tidak berpura-pura.
·
Asas kegiatan
Asas kegiatan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.dalam hal ini guru pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.
·
Asas kemandirian
Asas kemandirian yaitu
asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan
konseling, yakni: peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal
dan menerima diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
·
Asas kekinian
Asas kekinian yaitu
asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah
permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang
berkenaan dengan “masadepan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan kaitannya dengan kondisi yang ada
dan apa yang diperbuat sekarang.
·
Asas kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu
asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan (konseli) yang
sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke
waktu.
·
Asas keterpaduan
Yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk kerjasama antara guru pembimbing dan
pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
·
Asas keharmonisan
Yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didsarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma
agama, hukum, dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan
yang berlaku.
·
Asas keahlian
Yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar layanan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang
benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
·
Asas alih tangan kasus
Yaitu asas bumbingan
dan konseling yang menghendaki agar piahk-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (konseli)
Kegiatan Pokok Bimbingna dan Konseling
·
Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.
·
Layanan informasi
Yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti informasi jabatan dan pendidikan) yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta
didik (klien).
·
Layanan penempatan dan
penyaluran
Yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran didalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ekstrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.
·
Layanan pembelajaran
Yaitu layanan yang
memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik dalam menguasai materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
·
Layanan konseling
individual
Yaitu layanan yang
memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan
pengentasan pribadi yang dideritanya.
·
Layanan bimbingan
kelompok
Layanan yang
memungkinkan peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama guru pembimbing)
dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna
untuk menunjang pemahaman dan kehidupan mereka sehari-hari dan untuk
pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan tertentu.
·
Layanan konseling
kelompok
Yaitu layanan yang
memungkinkan klien memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas
itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oeh masing-masing anggota
kelompok.
Kegiatan pendukung Bimbingan dan
Konseling
·
Aplikasi instrumentasi
Yaitu kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang diri klien, keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan
yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
melalui instrumen baik tes maupun nontes.
SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING
Sejarah bimbingan dan konseling di
Indonesia pelayanan konseling dalam pendidikan Indonesia mengalami beberapa
perubahan nama. Pada kurikulum tahun 1984 semula disebut Bimbingan dan
Penyuluhan (BP), kemudian pada kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan
dan Konseling (BK) sampai sekarang. Layanan BK sudah dibicarakan diIndonesia
sejak tahun 1962. Namun BK diresmikan disekolah di Indonesia sejak
diberlakukannya kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan kedalam kurikulum 1984
dengan memasukan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap
pada tahun 2001.
Perkembangan Bimbingan dan Konseling
Sebelum kemerdekaan
Masa ini merupakan masa penjajahan
Belanda dan Jepang, para [peserta didik untuk mengabdi demi kepentingan
penjajah. Dalam situasi ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia
berusaha untuk memperjuangkan kemajuai bangsa Indonesia melalui pendidikan.
Salah satunya taman siswa yang dipelopori oleh K.H Dewantara yang menanamkan
nasionalisme dikalangan para siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal
tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.
FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling merupakan suatu
kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan
siswa pada khususnya disekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakn
proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya dan lingkungan
hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin yaitu “consilum”
yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil” atau “memegang”. Maka
dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.
Adapun beberapa fungsi dari bimbingan
dan konseling adalah sbb:
·
Fungsi pemahaman
Yaitu saling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu membantu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
·
Fungsi preventif
Yang berkaitan dengan
upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
·
Fungsi pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan
dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli.
·
Fungsi penyembuhan
Yaitu fungsi bimbingan
dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya
pemberian bantuan konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
·
Fungsi penyaluran
Yang berfungsi membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan
memamntapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
·
Fungsi adaptasi
Yaitu berfungsi untuk
membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor, guru
untuk menyesuaikan program terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli.
·
Fungsi penyesuaian
Yaitu yang berfungsi
untuk membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungan
secra dinamis dan konstruktif.
·
Funngsi perbaikan
Yaitu membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)terhadap
konseli agar memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan
yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif.
·
Fungsi fasilitasi
Memberikan kemudahan
kepada konseli daalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
·
Fungsi pemeliharaan
Yaitu fungsi untuk
membantu konseli supaya dapat menajaga diri dan mempertahankan situasi kondusif
yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar
terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan dalam
produktifitas diri.
JENIS LAYANAN BIMBINGAN & KONSELING
SEKOLAH
Ada
9
layanan Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah, yakni sebagai berikut:
·
Layanan orientasi
Tujuannya adalah
memperkenalkan lingkungan yang baru kepada peserta didik, agar mereka bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Layanan ini biasanya diberikan pada
saat awal penerimaan siswa baru/ diberikan saat masa orientasi, layanan ini
berhubungan dengan layanan orientasi.
·
Layanan informasi
Tujuannya adalah untuk
memberikan informasi kepada peserta didik, baik informasi belajar, karir,
fasilitas, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan peserta didik.
·
Layanan penempatan dan
penyaluran
Layanan ini biasanya
berhubungan dengan penjurusan dan penyaluran bakat serta minat peserta didik.
Agar peserta didik dapat berkembang dengan maksimal dan berhasil dalam menempuh
studinya
·
Layanan penguasaan
konten
Yakni layanan konseling
yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya
·
Layanan konseling
individual
Yakni proses belajar
melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor
dan seorang klien. Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat
dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang
profesional delam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi.
·
Layanan bimbingan
kelompok
Bimbingan kelompok
dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien.
Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang
berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial
yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
·
Layanan konseling
kelompok
Strategi berikutnya dalam
melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan
upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok
juga dapat bersifat penyembuhan.
·
Layanan mediasi
Yakni layanan konseling
yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan
pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
·
Layanan konsultasi
Pengertian konsultasi
dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk
konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas peserta didik atau sekolah.
TEKNIK DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Teknik merupakan suatu cara yang tidak
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar
yang dihadapi, oleh karena itu dalam melaksnakan bimbingan dan penyuluhan
belajar di sekolah harus menggunakan teknik yang tepat, agar kegiatan belajar
mengajar berlangsung efektif dan efisien.
Adapun teknik yang digunakan dalam
bimbingan dan konseling antara lain teknik tes dan non tes. Teknik tes
melengkapi teknik non tes. Yang dimaksud adalah serangkaian pengumpulan data
siswa denga menggunakan tes standar misalnya, tes intelegensi, tes bakat, tes
minat, kreatifitas dan lain sebagainya.
Adapun teknik non tes meliputi
observasi, anecdotal, record, skala penilaian, catatan comulatif, teknik
sosiometrik, dan studi kasus, pendekatan layanan bimbingan dan konseling
merupakan salah satu bentuk teknik layanan dalam bimbingan dan konseling.
Cara khusus dalam melayani klien sesuai
dengan kebutuhan dalam bimbingan dan konseling dibagi dalam 4 teknik. Yaitu
secara penyuluhan secara individu, bimbingan konseling kelompok, bimbingan
lapangan, dan bimbingan klasikal.
ü Bimbingan
kelompok
Merupakan salah satu
cara dalam melaksnakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu
memecahkan masalah klien. Segala permasalahan kelompok akan dibawa ke kelompok
lain untuk dipecahkan secara bersama-sama, dengan mengarahkan kepada
permasalahan yang ada didiri klien. Masalah klinis(kelompok) adalah masalah yang lebih bersifat antara
pribadi sosial. Dngan demikian kelompok menjadi lebih bermanfaat dalam melayani
klinis (bimbingan kelompok) atau masalah pribadi.
ü Penyuluhan
individu
Merupakan salah satu
cara pemberian bantuan secara perorangan dan pelaksanaannya dilakukan dengan
cara face to face atau tatap muka langsung dengan klien. Secara umum dalam
wawancara konseling dikenal 3 teknik pendekatan yaitu directive counseling, non
directive counseling, dan efective counseling.
v Directive
counseling
v Adalah
teknik konseling dimana yang paling berperan dalam konselor, konselor berusaha
mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Dengan teknik pendekatan ini dalam
proses konseling dimana yang paling berperan adalah konselor, dalam hali ini
konselor lebih banyak mengambil inisiatif dalam proses konseling sehingga klien
tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.
v Non
directive counseling (teknik tidak langsung)
v Merupakan
kebalikan dari teknik directive counseling karena memegang peranan penting
dalam teknik ini adalah klien atau orang yang punya masalah bukan konselor.
Oleh karena itu dalam proses konseling ini aktivitas bagian besar diletakkan
dipundak klien itu sendiri, dalam memcahkan masalahnya, maka klien itu sendiri
didorang oleh konselor untuk mencari danmenemukan cara atau teknik yang terbaik
dalam memecahkan masalah.
v Efective
counseling
v Teknik
ini merupakan campuran dari kedua teknik diatas. Dengan demikian dalam teknik
camouran ini seorang konselor menggunakan pendekatan atau merupakan
penggabungan unsur-unsur teknik langsung maupun tidak langsung.
ü Bimbingan
Lapangan
Adalah bantuan yang
diberikan kepada peserta didik apabila melakukan kegiatan diluar kelas atau
diluar ruangan dalam rangka untuk mengakses obyek-obyek tertentu yang menjadi
isi layanan.
Adapun maksud bimbingan
lapangan dalam upaya mengakses obyek terentu disini adalah menerima atau
mendapatkan suasana baru diluar kelas yang menjadi isi layanan.
ü Bimbingan
klaksikal
Adalah bantuan yang
diberikan kepada siswa yang pelaksanaannya dilakukan didalam kelas. Adapun
obyek yang dibahas dalam kelas ini seperti contoh, gambar, tampilan video, dan
lain sebagainya yang kemudian didiskusikan dan dicermati dengan baik.
Manfaat Bimbingan Kelompok
Manfaat bimbingan kelompok menurut Dewa
Ketut Sukardi, yaitu:
·
Diberikan kesempatan
yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi
disekitarnya.
·
Memiliki pemahaman yang
obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan.
·
Menimbulkan sikap yang
positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan
hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
·
Menyusun
program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap yang buruk dan
dukungan terhadap yang baik.
·
Melaksanakan
kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimna yang
mereka programkan semula.
Winkel dan Sri Hastuti juga menyebutkan
manfaat layanan bimbingan kelompok adalah mendapatkan kesempatan untuk
berkontak dengan banyak siswa; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa;
siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi; siswa dapat menerima
dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan,
kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama; dan lebih berani mengemukakan
pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk
mendiskusikan sesuatu bersama; lebih bersedia menerima suatu pandangan atau
pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh
seorang konselor.
Menurut beberapa ahli tersebut, dapat
disimpulakan bahwa manfaat dari layanan bimbingan kelompok adalah dapat melatih
siswa untuk dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan kejasama antara
siswa dalam mengatasi masalah, melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat
dan menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing.
Bentuk-Bentuk Bimbingan Kelompok
Ada beberapa macam bimbingan kelompok
yang dapat digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri. Konselor harus
dapat menilai dan melihat keadaan kliennya dan dapat menggunakan layanan
bimbingan kelompok dengan pas dan terarah. Beberapa jenis metode bimbingan
kelmpok menurut Tohirin yaitu:
·
Program home room
Program ini dilakukan
diluar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti
dirumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi
tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah sehingga timbul
suasana keakraban.
·
Karyawisata
·
Karyawisata
dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang
menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan.
·
Diskusi kelompok
·
Merupakan suatu cara
diamana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama.
Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing
dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi
peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa yang lain
menjadi anggota atau peserta. Dengan demikian timbul rasa tanggung jawab.
·
Kegiatan kelompok
·
Kegiatan kelompok dapat
menjadi salah satu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat
memberikan kesempatan pada individu untuk berpartisipasi secara baik. Banyak
kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok.
Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurka dorongan
dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian
muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
·
Organisasi siswa
·
Organisasi siswa
khususnya dilingkungan sekolah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan
kelompok. Melalui organisasi siwa banyak masalah-masalah siswa yang baik
sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa,
para siswa mengenal kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan.
·
Sosiodrama
·
Dapat digunakan sebagai
salah satu bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu
memecahkan masalah siswa melaui drama. Masalah yang didramakan adalah
masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran.
Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi
masalah sosial.
·
Psikodrama
·
Hampir sama denga
sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya
adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah
masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah
psikis yang dialami individu.
·
Pengajaran remedial
·
Pengajaran remedial
(remedial teaching) sutau bentuk pembelajaran yamg diberikan kepada seorang
atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan yang dihadapinya. Pengajaran
remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dilakukan secara
individu maupun kelompok tergantung kesulitan berapa yang dihadapi oleh siswa.
Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok
menurut Prayitno ada 4 tahapan yang akan diuraikan berikut:
v Pembentukan
Tahap ini merupakan
tahap pengenalan, tahap pelibatab diri atau tahap memasukan diri kedalam
kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri dan juga mengungkap tujuan ataupunharapan-harapan yang
ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota.
v Peralihan
v Tahap
kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya
jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok
dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan
kesukarelaan. Adakalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya
para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya,
yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya
kepemimpinanya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan
selamat.
Adapun yang
dilaksanakan pada tahap ini yaitu:
a. Menjelasakan
kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;
b. Menawarkan
atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap
selanjutnya.
c. Membahas
suasana yang terjadi.
d. Meningkatkan
kemampuan keikutsertaan anggota;
e. Bila
perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama;
Ada beberapa hal
yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu:
a. Menerima
suasana yang ada secara sabar dan terbuka;
b. Tidak
mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan;
c. Mendorong
dibahasnya suasan perasaan;
d. Membuka
diri, sebagai contoh dan penuh empati.
v Kegiatan
Tahap ini merupakan
inti dari kegiatan keolmpok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya
cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang
seksama dari pemimpin kelompok. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh
pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif
tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh
empati.
Tahap ini ada beberapa
tahap yang dilaksanakan, yaitu:
a. Masing-masing
anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan
b. Menetapkan
masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu
c. Anggota
membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas
d. Kegiatan
selingan
Kegiatan
tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik
yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok.
v Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran
bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada beberapa kali kelompok
itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan
kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok
itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh.
Ada beberapa hal yang
harus dilakukan pada tahap ini, yaitu:
a. Pemimpin
kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
b. Pemimpin
dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
c. Membahas
kegiatan lanjutan.
d. Mengemukakan
pesan dan harapan.
Setelah kegiatan
kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan
pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota mampu menerapkan
hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan
nyata mereka sehari-hari.
KENAKALAN REMAJA
Masalah kenakalan mualai mendapat
perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak
nakal (juvenile court) pada tahun 1899 di illinois, Amerika Serikat.
Jenis-jenis kenakalan remaja biasanya meliputi penyalah guanaan narkoba, seks
bebas, dan tawuran antar pelajar.
Perilaku “nakal” remaja bisa disebabkan
oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal).
1. Faktor
internal
·
Krisis identitas
Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja
dapat mencapai masa integrasi kedua.
·
Kontrol diri yang lemah
Remaja
yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
2. Faktor
eksternal
·
Keluarga dan perceraian
keluarga
Tidak
ada komunikasi antar anggota keluaga, atau perselisihan antar anggota keluarga
bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang slah dikeluarga pun,
seperti memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
·
Teman sebaya yang
kurang baik.
·
Komunitas/lingkungan
tempat tinggal yang kurang baik.
Cara Mengatasi kenakalan Remaja
·
Kegagalan mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi denga prinsip
keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik mereka juga yyang
berhasil memperbaiki diri yang sebelumnya gagal pada tahap ini.
·
Adanya motivasi dari
keluarga, guru, teman sebaya, untuk melakukan poin pertama.
·
Kemauan orang tua untuk
membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, konikatif,
dan nyaman bagi remaja.
·
Remaja pandai memilih
teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan
dikomunitas mana remaja harus bergaul.
·
Remaja membentuk
ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika tenyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
DAMPAK KENAKALAN REMAJA
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa
jumlah remaja yang melakukan hal-hal negatif. Bahkan, dampak kenakalan remaja
tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri
maupun orang-orang disektar mereka.
Remaja adalah seorang anak yang bisa
dibilang pada usia tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti
apaapa, tapi juga bukan orang dewasa yang bisa dengan mudah akan membeakan hal
mana yang baik dan mana yang berakibat buruk.
Macam-Macam Kenakalan Remaja
Sebelum mengetahui apa saja dampak
kenakalan remaja, kita perlu tahu tentang kenakalan apa saja yang mungkin
dilakukan oleh remaja. Sebuah kenakalan tentu tidak bisa didata satu persatu,
namun bisa dirangkum seperti penjelasan dibawah ini.
v Kenakalan
dalam keluarga
Remaja yang labil
umumnya rawan sekali melakukan hal-hal negatif, disinilah peran orang tua.
Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang
hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut
malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka.akibatnya, mereka akan
memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang
tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam
keluarga.
v Kenakalan
dalam pergaulan
Kenakalan remaja yang
paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para
remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian
obat-obatan yang terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada pergaulan
buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi hal-hal
negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja,
bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
v Kenakalan
dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang
pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam
hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka
masih mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan
misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dan
lain-lain.
Dampak Kenakalan Remaja
ü Damapak
dari kenakalan remaj pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak
segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian buruk.
ü Remaja
yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah
dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai
pengganggu dan orang yang tidak berguna.
ü Akibat
dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami
ganggguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia
akan merasa dikucilkkan dalam hal bersosialisasi, merasa sangat sedih, atau
malah membenci orang-orang yang disekitarnya.
ü Dampak
kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu.
Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak
kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
ü Masa
depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan
kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh
pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan
cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
ü Kriminalitas
bisa menjadi salah satu dampak kenakalan remaja. Remaja yang terjebak halhal
negatif bukan tidak mungkin memiliki keberanian untuk melakukan tindak
kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.
PERMASALAHAN SISWA DISEKOLAH DAN
PENANGANANYA
Berikut ada lima daftar masalah yang
dihadapi para remaja disekolah.
v Perilaku
bermasalah (problem behavior)
v Masalah
perilaku yang dialami remaja disekolah dapat dikatakan dalam kategori wajar
jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang alin. Perilaku malu dalam
mengikuti berbagai aktifitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam
kategori masalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan
pengalaman. Jadi problem behavior akan merugikan secra tidak langsung pada
seorang remaja disekolah akibat perilakunya sendiri.
v Perilaku
menyimpang (behavior disorder)
v Perilaku
menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang
remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol).
Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behavior disorder. Seorang
remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappyness dan menybabkan
hilangnya kosentrasi diri. Perilaku
menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol
yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behavior disorder lebih banyak
karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
v Penyesuaian
diri yang salah (behavior maladjustment)
v Perilaku
yang tidak sesuai dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari
jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat
akibatnya. Perilaku menyontek. Bolos, dan melanggar peraturan sekolah merupakan
contoh penyesuaian diri yang salah pada reamaja disekolah menengah (SLTP/SLTA)
v Perilaku
tidak dapat membedakan benar salah (conduct disorder)
v Kecenderungan
bagi sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan
salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku
yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku disekolah.penyebabnya, karena sejak
kecil orang tua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya,
orang tua harus mampu memberikan hukuman (punishment) pada anak pada saat ia
memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat
anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja disekolah
dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perilaku anti
sosial baik secara verbal maupun secra nonverbal seprti melawan aturan, tidak
sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya. Selain itu, conduct disorder
juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oposisi yang ditunjukan remaja
yang menjurus keunsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
v Attensionn
deficit hyperactivity disorder
Pada kasus ini, anak
yang mengalami definisi dalam perhatian sehingga dalam gerakan-gerakannya tidak
dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja disekolah yang menjadi
hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga
tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat
berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang
hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak
hyperactif sanagt mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta
mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
TEKNIK PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SISWA
Siswa siswi SLTP/SLTA adalah siswa-siswi
yang berada dalam golongan usia remaja, usia mencari identitas, dan eksistensi
diri dalam kehidupannya dimasyarakat. Dalam proses pencarian identitas itu,
peran aktif dari ketiga lembaga pendidikan akan banyak membantu melancarkan
pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para remaja. Ada beberapa hal kunci
yang dapat dilakukan oleh lemabaga-lembaga pendidikan.
Pertama, memberikan kesempatan untuk
mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama. Sikap mau
berdialog antara orang tua, pendidik disekolah, dan masyarakat dengan remaja
umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja.
Kedua, menjalin pergaulan yang tulus.
Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka
sudah jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap
memanjakan anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani
mengatakan tidak terhadap anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagi orang tua
yang tidak mempercayai anak-anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orang tua
kolot, konservatif dan tidak ketinggalan jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan,
perhatian, dan cinta sejati. Ada begitu banyak orang tua yang mengira bahwa
mereka telah mencintai anak-anaknya. Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri
telah mengahalang-halangi kemampuan mereka untuk mencintai anak secara
sempurna. “saya telah memberika segala-galanya”, itulah keluhan seorang ibu
yang telah merasa karena anaknya yang ugal-ugalan disekolah dan dimasayarakat.
Anak saya anak yang tidak tau berterima kasih, katanya.
JIKA ANAK MULAI MEROKOK
Para perokok biasanya merokok sejak usia
remaja. Bahkan ada yang sudah memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum memutuskan
apa yang akan dilakukan pada anak yang ketahuan merokok, sebaiknya pahami dulu
mengapa mereka memulainya. Denga pemahaman, siapa tahu malah bisa menghindari
anak dari rokok sejak awal.
Berikut beberapa alasan mengapa anak
mulai merokok.
ü Sekedar
coba-coba lalu ketagihan.
ü Terbiasa
melihat angota keluarga dan orang-orang disekelilingnya merokok, sehingga
menganggap ini perbuatan normal.
ü Diajak
teman. Tekanan teman sebaya yang sudah mencoba dan anak takut dianggap tidak
gaul kalau tidak ikut merokok.
ü Merasa
rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
ü Mengira
merokok adalah kegiatan yang sudah dewasa. Dam mereka ingin dianggap sudah
besar. Punya pandangan ini adalah tindakan pemberontakan terhadap orang tua.
ü Menganggap
merokok adalah kegiatan yang keren, seperti halnya para idola mereka seperti
selebritas dan sebagainya.
ü Terpengaruh
gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film, media massa, poster, jadi kegiatan
anak-anak muda seperti konser musik dan sebagainya.
ü Tak
ada yang menegur dan mengingatkan ketika melihat anak kecil atau remaja merokok
ditempat umum.
ü Murahnya
harga rokok, bahkan anak bisa mengeteng perbatang.
ü Tak
cukup paham dampak rokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.
Mencegah Anak Merokok
Anak merokok tentu tidak disukai orang
tua, namun sering kali orang tua kecolongan anak-anak mereka sering merokok
diluar pengawasan orang tua. Ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua
yaitu sebagai berikut:
ü Cobalah
untuk mendiskusikan hal yang sensitif dengan cara tidak menakut-nakuti atau
semacam penghakiman.
ü Tekankan
pada anak-anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah, serta
kepercayaan diri adalah perlindungan yang baik agar anak terhindar dari tekanan
teman sebayanya.
ü Mendorong
anak agar terlibat dalam aktivitas yang melarang untuk merokok.
ü Sangat
penting untuk terus berbicara pada anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok
selam bertahun-tahun.
ü Tanyakan
pada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok, usahakan orang tua
menjadi pendengar yang sabar.
ü Diskusikan
tentang cara anak menanggapi tekanan dari teman sebayanya. Mungkin akan sulit
untuk mengatakan tidak, tetapi cobalah untuk memberikan respon alternatif,
seperti mengatakan merokok bisa membuat baju dan nafasnya menjadi bau.
ü Mendorong
anak untuk meninggalkan teman-temannya yang tidak menghormati alasannya.
ü Jelaskan
pada anak bahwa rokok bisa mengatur hidupnya, seperti bagaimana cara membeli
rokok, dari mana anak-anak bisa mendapatkan uang dan hal lainnya.
PERMASALAHN SEKS BEBAS PADA REMAJA
Dengan pesatnya perkembangan teknologi,
ikut berkembang juga perkembangan remaja-remaja di Indonesia. Ada yng menjurus
kehal yang positif dan juga kehal yang negatif. Contoh dampak negatifnya adalah
seks bebas. Dikalangan remaja seks bebas telah banyak dilakukan oleh remaja
dengan bebas.
Gambaran Seks Bebas Dikalangan Remaja
Berdasarkan penelitian diberbagai kota
besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah
berhubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga
menginjak kejenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum dipondokan atau kostkostan tampaknya berkembang sevra serius.
Pakar seks juga spesialis obstetri dan
ginokologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun-ketahun
data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar
5% pada tahun 1980-an, menjadi 20% pada tahun 2000.
Penyebab Perilaku Seks Bebas
Remaja memiliki emosi yang luar biasa
besar, seorang cenderung menginginkan perhatian yang lebih. Jika dalam keluarga
seorang remaja tidak memperoleh perhatian yang diinginkan, mereka lebih cenderung
mencarinya diluar keluarga.
Cukup tidaknya kasih sayang dan
perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan
yang ditetirima sang anak dari orang tuanya, dan lain sebagainya yang menjadi
hak anak dari orang tuanya.
Dalam pergaulan lingkungan remaja ABG,
ada istilah yang kesannya lebih mengarah kehal yang negatif ketimbang hal yang
positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia
remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong dicafe, mondar-mandir di mall,
memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian
memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Jika saja orang tua lebih perhatian pada
anak-anaknya maka, anak-anak mereka tidak mungkin terjerumus dalam pergaulan
bebas yang bisa merusak sang anak. Dari pergaulan bebas ini para remaja
mengenal seks bebas, narkoba, dugem, alkohol dan lain-lain. Jadi pada intinya
permasalahan remaja ini tidak lepas dari peran keluarga sekitar.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Pengertian reproduksi remaja adalah
suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Pengertian kesehatan reproduksi ini
mencakup tentang hal-hal sebagai berikut:
ü Hak
seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
serta mempunyai kapasitas untuk reproduksi.
ü Kebebasan
untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya.
ü Hak
dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi untuk serta memperoleh
aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural.
ü Hak
untuk mendapat tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan
mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
Secara garis besar dapat dikelompokkan
empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi,
yaitu;
ü Faktor
sosial-ekonomi dan demografi terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang
rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi,
serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.
ü Faktor
budaya dan lingkungan, misalnya praktek tradisional yang berdampak buruk pada
kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, informasi tentang
fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan
satu dengan yang lain, dan sebagainya.
ü Faktor
psikologis. Dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dan sebagainya.
ü Faktor
biologis. Misalnya, cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dan sebagainya.
PENDIDIKAN SEKSUAL PADA REMAJA
Perilaku Seksual Remaja
Sampai saat ini masalah seksualitas
selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan
karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada
diri manusia.
Manfaat
Pendidikan Seksual Pada Remaja
Pemberian informasi masalah seksual
menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual
yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon
dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual
mereka sendiri (Handbook of Adolencent psychology, 1980). Tentu saja hal
tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki
pengetahuan dan informasi yang tepat.
Karakteristik
Seksual Remaja
Pengertian seksual secara umum adalah
sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau halhal yang berhubungan dengan
perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter
masing-masing seksual jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda.
Menurut Hurlock, pada rambut putra
tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat,
suara membesar dan lain-lain. Sedangkan pada remaja putri pinggul melebar,
payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan
lain-lain.
Seiring dengan pertumbuhan primer dan
sekunder pada remaja kearah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan
doronganuntuk menyalurkan keinginan seksual. Hal tersebut merupakan suatu yang
wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk
menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan
mempertahankan keturunan.
Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan
tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama.
Obyek seksual dapat berupa orang, baik
sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri-sendiri. Sebagai
tingkah laku ini memang tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan
atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan
sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius,
seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Selain itu resiko yang lain adalah
terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat
kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil
juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah
menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga
akan membuat permasalahan ini menjadi semaki rumit dan kompleks.
Pendidikan Seksual
Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi
Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai
persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses
terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual,
hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan masyarakat.
Masalah pendidikan seksual yang
diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku dimasyrakat. Apa
yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana dikatakannya tanpa melanggar
aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat. Pendidikan seksual merupakan cara
pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi
masalah hidup yang bersumber dari masalah seksual. Jadi didalam pendidikan
seksual membentuk hubungan seksual dalm bentuk yang wajar.
Tujuan pendidikan Seksual
Menurut Kartono Mohamad pendidikan
seksual yang bai mempunyai tujuan membina keluarga dan menjadi orang tua yang
bertanggung jawab. Beberapa ahli mengatakan pendidikan yang baik harus
dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar sesama
manusia baik dalam hubungan keluarga maupun didalam masyarakat.
Juga dikatakan bahwa tujuan dari
pendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin
mencoba hubungan seksual antara remaja, tetapi ingin menyiapkan agar remaja
tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan
hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang. Selain
itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik
anak agar berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai dengan norma agama,
sosial dan kesusilaan.
Penjabaran pendidikan seksual dengan
lebih lengkap sebagai berikut:
ü Memberikan
pengaertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan
emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
ü Mengurangi
ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual
(peran, tuntutan dan tanggung jawab).
ü Membentuk
sikap dan membarikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang
bervariasi.
ü Memberikan
pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua
individu dan keluarga.
ü Memberi
pengertian tentang kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar
yang rasional dalam membuat keptusan berhubungan dengan perilaku seksual.
ü Memberikan
pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat
menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu fisik dan mentalnya.
ü Untuk
mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan
eksplorasi seks yang berlebihan.
ü Memberikan
pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual
secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau
suami, orang tua, anggota masyarakat.
Jadi tujuan pendidikan seksual adalah
untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan
membimbing anak dan remaja kearah yang lebih dewasa yang sehat dan bertanggung
jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini agar mereka tidak menganggap seks
itu suatu hal yang menjijikan dan kotor.
BAHAYA PADA MASA PUBER
·
Bahaya fisik
Bahaya fisik pada masa
puber lebih disebabkan oleh fungsi kelenjar endokrin yang menyebabkan
pertumbuhan pesat dan perubahan seksual pada masa kini.
·
Bahaya psikologis
Bahaya psikologis pada
remaja biasanya melibatkan konsep diri. Banyak hal yang menyebabkan konsep
diri yang kurang baik seperti anak
mengembangkankonsep yang kurang realistik terhadap penampilan dan kemampuan
kelak bila sudah dewasa, cenderung tidak sosial bahkan berperilaku antisosial.
Akibatnya, anak menjadi tidak menikmati dukungan sosial ynag sewaktu-waktu
diperoleh atau diharapkan.
MINAT REKREASI REMAJA
·
Permainan dan Olahraga
Permainan dan olahraga
yang terorganisasi tidak menarik lagi dalam perjalanan masa remaja, dan remaja
mulai menyukai olahraga tontonan. Permainan-permainan yang menurut keterampilan
intelektual, seperti permainan kartu, bertambah populer.
·
Bersantai
Remaja gemar bersantai
dan mengobrol denga teman-teman. Mereka makan sambil membicarakan orang lain
dan bergurau. Remaja yang lebih besar merokok, minum-minuman keras, atau minum
obat-obatan terlarang.
·
Berpergian
Remaja senang
berpergian selama libur dan ingin pergi jauh-jauh dari rumah. Bagi banyak
remaja hal ini dimungkinkan karena orang tua yang kaya dan adanya rumah-rumah penginapan
khusus untuk kawula muda.
·
Hobi
Karena sebagian besar
hobi merupakan kegiatan rekreasi seorang diri, maka remaja yang tidak populer
lebih berminat pada hobi dibandingkan dengan bentuk rekreasi lainnya. Banyak
remaja yang melakukan berbagai hobi yang bermanfaat, remaja perempuan menjahit
bajunya sendiri, dan laki-laki gemar memperbaiki radio, sepeda atau mobil.
·
Membaca
Karena remaja telah
membatasi waktunya untuk membaca sebagai rekreasi, mereka cenderung lebih
menyukai majalah dari pada buku. Lama-kelamaan buku-buku komik tidak lagi
menarik dan surat kabar menjadi semakin populer.
·
Menonton
Menonton film merupakan
kegiatan yang klik yang selanjutnya kemudian menjadi kegiatan berkencan yang
populer. Anak perempuan lebih menyukai film yang romantis sedangkananak
laki-laki lebih menyukai recorder atau kaset.
·
Radio & Kaset
Remaja gemar
mendengarkan radio sambil belajar atau mengikuti bentuk-bentuk hiburan untuk
seorang diri. Yang digemari adalah program-program musik populer. Mereka juga
gemar mendengarkan tape recorder atau kaset.
·
Televisi
Menonton televisi
lama-kelamaan tidak menarik, sebagaian remaja semakin kritis pada acara-acara
televisi dan sebagian lain karena mereka tidak dapat belajar atau membaca
sambil menonton tv.
·
Melamun
Dalam lamunan remaja
yang khas, remaja membayangkan diri sebagai pahlawan yang dielu-elukan oleh
kelompok sebaya karena prestasinya yang tinggi. Melamun merupakan bentuk
rekreasi yang populer diantara remaja apabila mereka merasa bosan atau
kesepian.
PERTUMBUHAN KOGNITIF REMAJA
Jean Piaget, seorang ahli psikologi
kognitif menjadi empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut.
·
Tahap Sensori-motoris
(0-2 tahun)
·
Pada tahap ini segala
perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek motorik. Melalui
pematangan motoriknya, anak mengembangkan kemampuan mempresepsi,
sentuhan-sentuhan, gerakan-gerakan, dan belajar mengkoordinasikan gerakannya.
·
Tahap Praoperasional
(2-7 tahun)
·
Tahap ini disebut juga
tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang
ditandai dengan suasana intuitif, dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran, tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah,
sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan
sekitarnya.
·
Tahap Operasional
Konkret (7-11 tahun)
·
Pada tahap ini anak
mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa
ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan
menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris
dan lebih objektif, sudah mulai memahami hubungan fungsional karena mereka
sudah menguji coba satu permasalahan, tetapi masih harus dengan bantuan benda
konkret dan belum mampu melakukan abstraksi.
·
Tahap Operasional
Formal (11 tahun keatas)
·
Pada tahap ini sudah
mampu melakukan abstraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan
persoalan-persoalan yang hipotesis.
No comments:
Post a Comment