Monday, April 3, 2017

CONTOH WAWANCARA KONSELING

Konselor         : Bpk. Hanan
Konseli           :  Siska

Siska adalah seorang mahasiswi semester 1 Ia mengalami permasalahan kurang percaya diri ketika tampil di depan kelas. siska selalu merasa gemetar dan gugup ketika ia berbicara di kelas. Karena bingung baimana cara mengatasi permasalahan yang ia hadapi ini maka siska datang kepada Konselor untuk membantunya untuk memecahkan masalahnya.

Tahap awal konseling (mendefinisikan masalah klien)
Konseli                :    (tok,tok,tok)
Konselor              :    silakan masuk... (sambil melihat ke arah pintu)
Konseli                :    Selamat pagi pak
Konselor              :    Selamat pagi  siska, mari silakan duduk
Konselor              :    Wah,bapak sangat senang sekali bertemu dengan siska, siska bagaimana kabarnya ? (attending ramah, senyum, kontak mata, dan badan agak membungkuk ke arah klien)
Konseli                :    tidak baik pak (diam, menyimpan perasaan tertentu, melihat ke bawah dan   tidak menatap konselor)
Konselor              :    Kalau Ibu boleh tau kenapa kabarnya siska tidak baik ?
Konseli                :    Entahlah pak, saya merasa sangat bingung dan sedih
Konselor              :    bapak memahami apa yang kamu rasakan (empati primer), Namun apakah perasaan tidak enak atau yang mengganggu perasaan mu itu bisa di bicarakan bersama ? ( bertanya terbuka, perasaan)
Konseli                :    Ya pak saya pikir juga begitu (sambil memandang konselor, kemudian menunduk lagi)
Konselor              :    Hhhmmm...Bisakah siska jelaskan ?
Konseli                :    Ya pak, dengan senang hati saya akan menceritakannya. Tapi mohon dirahasiakan kepada siapapun karena ini adalah masalah pribadi saya.
Konselor              :    Kalau begitu pak ingin mendengarkan sejauh mana perasaan tidak enak yang mengganggu siska? (Eksplorasi perasaan dan bertanya) Disini siska bisa bercerita tentang semua yang siska yang rasakan, karena semuanya akan di jaga kerahasiaannya, jadi siska bisa bercerita dengan leluasa dan tenang.
Konseli                :    Begini pak..(bingung dan ragu) “Saya merasa tidak percaya diri ketika tampil di depan orang banyak apalagi ketika saya presentasi di depan kelas.
Konselor              :    Lalu bagaimana? (eksplorasi perasaan, bertanya terbuka)
Konseli                :    Setiap saya tampil di depan kelas saya pasti gugup dan bingung harus berkata apa, rasanya tiba-tika bibir saya menjadi kaku.
Konselor              :    Bisakah siska menjelaskan lebih jauh tentang perasaan tidak percaya diri yang Eka rasakan ? (bertanaya,eksplorasi perasaan)
Konseli                :    Saya gemetar ketika tampil di depan kelas pak. Saya juga merasa tidak percaya diri saat akan menjawab pertanyaan dari dosen, padahal saya hanya menjawabnya dari tempat duduk tetapi saya tetap merasa gugup dan gemetar, ini yang menyebabkan saya jarang bicara dan berpendapat ketika dosen mengajar di kelas.
Konselor              :    Bisakah siska contohkan ketika siska tampil di depan kelas
Konseli                :    Bisa pak (memperagakan ketika tampil di depan kelas)

Konselor              :    Selanjutnya apa yang siska lakukan ketika siska merasa tidak percaya di kelas ? (bertanya terbuka, eksplorasi perasaan)
Konseli                :    Saya hanya diam saja pak, dari pada saya malu di depan teman-teman karena saya gugup dan gemetar.
Konselor              :    Apakah dengan cara demikian siska merasa senang dan nyaman di kelas ? (bertanaya tertutup, stressing, leading-memimpin)
Konseli                :    Tidak pak, (tertunduk diam) tetapi saya terus berpikir.
Konselor              :    Mungkin siska berpikir kalau segala sesuatu itu harus sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun. Apakah demikian ? ( menangkap pesan utama klien dan bertanya terbuka)
Konseli                :    Ya pak, saya orangnya memang seperti itu segala sesuatu harus yang saya kerjakan dengan sempurna walaupun itu tidak mungkin. Mungkin itu juga yang membuat saya seperti ini(tertunduk diam)
Konselor              :    Kalau begitu apakah maasalah mu tentang bagaimana siska bisa presentasi dan menjawab pertanyaan dosen supaya tidak gugup ? (mendefinisikan masalah klien, bertanya terbuka)
Konseli                :    Ya pak..dan saya bingung harus bagaimana. Setiap hari saya berpikir dan berusaha bagaimana caranya agar saya bisa percaya diri tampil di depan kelas.

Tahap pertengahan konseling
Konselor              :    Ya bagus sekali siska sudah memahami masalah yang siska alami, yaitu bagaimana siska bisa presentasi dan tidak gugup dalam menjawab pertanyaan dosen.
Konseli                :    Ya pak, Saya sangat ingin sekali bisa tampil percaya diri di depan kelas, tapi rasanya sulit sekali. (berharap dan kebingungan)
Konselor              :    Bagus sekali keinginan siska, bapak sangat senang sekali mendengarnya. Lalu apakah siska sudah punya cara untuk mengatasi masalah siska tentang tidak percaya diri presentasi dan gugup menjawab pertanyaan dosen ?
Konseli                :    Saya masih bingung bapak (diam)
Konselor              :    Apa yang membuat siska merasa bingung ?
Konseli                :    Saya takut jika nanti saya salah saat menjawab pertanyaan dosen atau ketika presentasi saya takut nanti saya di tertawakan oleh semua teman-teman
Konselor              :    Apakah siska sudah berusaha melakukan yang terbaik ?
Konseli                :    Rasanya belum pak
Konselor              :    Jika mencobanya saja siska belum, lalu kenapa siska bisa berpikiran negatif seperti itu ?




Tahap Akhir konseling (tahap mengambil tindakan)
Konseli                :    Nah itu yang saya tidak mengerti pak (bingung dan berpikir). Baik saya akan berusaha melakukan yang terbaik pak agar saya merasa percaya diri presentasi dan menjawab pertanyaan dosen.
Konselor              :    Baiklah, apa kira-kira rencana mu sementara sebagai pegangan untuk tindakan selanjutnya
Konseli                :    Pertama, saya akan berlatih dan belajar dulu tentang materi yang akan saya presentasikan, kedua saya akan berpenampilan rapi sehingga saya akan merasa lebih percaya diri dan yang ketiga saya akan berdoa dulu sebelum tampil agar saya merasa lebih tenang. Saya rasa itu yang akan saya saya lakukan pak.
Konselor              :    Bagus, siska sudah tahu apa yang harus siska lakukan. Sebelum pembicaraan ini kita tutup, bagaimana perasaan mu setelah kita berdiskusi, atau apakah kesimpulan anda ?
Konseli                :    Saya merasa lega dan lebih tenang selelah melakukan konseling. Kecemasan dan ketakutan yang saya alami mulai menurun dan juga saya tahu langkah-langkah apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi rasa tidak percaya diri saya ini.
Konselor              :    Setelah melakukan konseling sekitar 20 menit, jadi kesimpulannya adalah Pertama, siska akan berlatih dan belajar dulu tentang materi yang akan siska presentasikan, kedua siska akan berpenampilan rapi sehingga siska akan merasa lebih percaya diri dan yang ketiga saya akan berdoa dulu sebelum presentasi. Apakah siska yakin akan melakukan itu ?
Konseli                :    Ya pak saya yakin. 
Konselor              :    Apakah masih ada yang akan Eka sampaikan?
Konseli                :    Tidak pak, saya kira cukup.
Konselor              :    Bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini dan saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda.
Konseli                        :           Sama-sama pak

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...