Friday, October 7, 2016

MAKALAH DEIKSIS DAN JARAK

PRAGMATIK

DEIKSIS DAN JARAK

Dosen Pengampu: Rahmat Effendi, M.Pd.

Disusun Oleh


KELOMPOK 1




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................   i
KATA PENGANTAR................................................................................   ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Batasan dan Latar Belakang..................................................................   1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sintak, Semantik, Dan Pragmatik..........................................................   2
2.2 Keteraturan............................................................................................   3
2.3 Keranjang Sampah Pragmatic................................................................   4
2.4 Pengretian Deiksis..................................................................................   5
2.5 Deiksis Persona......................................................................................   6
2.6 Deiksis Tempat.......................................................................................   7
2.7 Deiksis Waktu........................................................................................   8
2.9 Deiksis dan Tata Bahasa........................................................................   9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................   10


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Batasan dan Latar Belakang
Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar. Sebagai akibatnya studi ini banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tutur tuturan nya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri.
Tipe studi ini perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang tentang suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan. diperlukan pertimbangan tentang bagaiman cara penutur mengatur apa yang ingin mereka katakan yang ingin merka katakan yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, dimana, kapan,dan dalam keadaan apa
Pendekatan ini juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi kita boleh mengatakan bahwa studi ini adalah studi pencarian makna yang tersamar. Pragmatik adalah studi tentang bagaimna agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan. Pandangan ini kemudian ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak dituturkan jawaban yang mendasar terikat pada gagasan jarak keakraban. Baik keakraban fisik, sosial, atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang sama. Pada asumsi tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengar, penutur menentukan menentukan seberapa banyak kebutuhan yang dituturkan. Pragmatic adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan.
Inilah 4 ruang lingkup yang tercakup dalam pragmatik: Sintak, Semantik, Dan Pragmatik

                                   





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sintak, Semantik, Dan Pragmatik
Sintak adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk kebahasaan, bagaimana menyusun bentuk-bentuk kebahasaan itu dalam suatu tatanan (urutan) dan tatanan mana yang tersusun dengan baik. Tipe studi ini biasanya terjadi tanpa mempertimbangkan dunia referensi atau pemakai bentuk-bentuk itu.
Semantic adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistic dengan entitas dunia; yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu secara harfiah. Analisis semantik juga berusaha membangun hubungan antara deskripsi verbal dan pernyataan-pernyataan hubungan di dunia secara akurat atau tidak, tanpa menghiraukan siapa yang menghasilkan deskripsi tersebut.
Pragmatic adalah studi hubungan antara bentuk-bentuk linguistic dan pemakai bentuk-bentuk itu.
Diantara tiga bagian perbedaan ini haynya pragmatic sajalah yang memungkinkan orang kedalam suatu analisis. Manfaat belajar bahaasa melalui pragmatic ialah bahwa seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan mereka, dan jenis-jenis tindakan (sebagai contoh  : permohonan) yang mereka perlihatkan ketika mereka sedang berbicara. Kerugian yang besar adalah bahwa semua konsep manusi ini sulit dianalisis dalam suatu cara yang konsisten dan objektif. Dua orang teman yang sedang bercakap-cakap mungkin menyatakan secara tidak langsung beberapa hal dan menyimpulkan suatu hal lain tanpa memberikan bukti linguistic apapun yang dapat kita tunjuk sebagai sumber “makna” yang jelas/pasti tentang apa yang sedang disampaikan contoh (1) adalah sekadar suatu kasus masalah. Saya mendengar penutur dan saya tahu apa yang mereka katakana, tetapi saya ” tidak tahu “ (tidak mempunyai) gagasan apa yang dikomunikasikan oleh penutur.
(1). Her : so-did you ?
            (jadi, saudara) ?
      Him : Hey-who wouldn’t ?
            (hey, siapa yang tidak mau) ?
Jadi, pragmatic itu menarik karena melibatkan bagaimana orang saling memahami satu sama lain secara linguistic, tetapi pragmatic dapat juga merupakan ruangruang lingkup studi yang mematahkan semangat karena studi ini menharuskan kita untuk memahami orang lain danapa yang ada dalam pikiran mereka.
2.2 Keteraturan
Sebagian dari keteraturan ini berasal dari kenyataan bahwa manusia adalah anggota kelompok sosial dan mengikuti pola-pola tingkah laku umum yang diharapkan dalam kelompok itu. Didalam suatu kelompok sosisal yang akrab, biasanya kita akan mudah untuk berlaku sopan dan mengatakan sesuatu yang. Sebaliknya dalam suasana lingkungan sosial yang belum akrab, kadang-kadang kita tidak yakin tentang apa yang dikatakan dan khawatir jangan-jangan kita mengatakan sesuatu yang salah .
Sumber keteraturan lain dalam penggunaan bahasa berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan orang orang di dalam suatu masyarakat linguistic memilki pengalaman-pengalaman dasar yang sama tentang dunia dan saling memberikan banyak pengetahuan non-linguistic marilah berkata bahwa berkata bahwa, ditengah-tengah percakapan, saya menyebutkn informasi dalam (2).  I found and old bicyle lyng on the ground. The chain was rusted and the tires were flat. (saya menemukan sebuah sepeda tua tergeletak diatas tanah. Rantainya berkarat dan bannya kempes).
Anda mungkin bertanya mengapa rantai dan banya mendadak disebutkan. Secara umum saya dapat mengira bahwa anda akan membuat suatu kesimpulan bahwa jika x adalah sebuah sepeda, lalu x memiliki rantai dan ban (dan masih banyak susunanbagian lainnya). Dikarenakan tipe asumsi ini,menurut saya akan janggal jika diungkapkan. Akan janggal jika (2) diungkapkan seperti (3)
(3)  I found an old bicyle. A bicycle has a cain. The chain was rusted. A bicycle also altirest. The tirest were flat. (saya menemukan sepeda tua. Sepeda memiliki rantai. Rantai itu berkarat. Sepeda juga memiliki ban. Ban sepeda itu kempes).
Anda mungkin akan berpikir bahwa lebih banyak yang dikomunikasikan dari apa yang di tuturkan dan anda sedang dilayani oleh seseorang tanpa memiliki pengetahuan dasar (misalnya tolol). Sekali lagi tidak satu pun dalam pemakaian bentuk bentuk linguistic yang tidak akurat, tetapi mengetahui bahwa pragmatic itu salah boleh jadi menyakitkan hati. Jenis keteraturan yang baru saja di uraikan tadi adalah contoh yang sangat sederhana dari pemakaian bahasa yang sebagian besar diabaikan oleh kebanyakan analisis linguistic. Untuk memahami mengapa penelitian aspek aspek penggunaaqn yang biasa ini, dan banyak aspek lain , telah menjadi bidang studi pragmatic, kita perlun sekilas melihat secara historis bagaiman segala sesuatunya itu menjadi seperti sekarang.

2.3 Keranjang Sampah Pragmatic
Dalam jangka waktu yang panjang dalam waktu yang panjang dalam studi bahsa sudah ada keinginn kuat dalam sistem sistem analisis yang formal, seringkali berasal dari matematika dan logika . penekanannya ada pada penemuan beberapa prinsip abstrak yang bertumpu pada intisari bahasa itu juga. Dengan menempatkan penemuan cirri cirri bahasa yang abstrak secara potensial universal, diatsa tengah meja kerja mereka, para ahli bahasa dan filsafat bahasa cenderung untuk menyingkirkan cajztatan apa saja yang mereka temukan tentang pemakaian bahasa setiap hari ketepian meja. ketika meja meja itu mulai penuh, banyak catatan catatan tentang pemakaian bahasa umum itu mulai diturunkan dan berakhir dikeranjang sampah. Keranjang sampah yang melimpah itu telah menjadi sumber sebagian besar apa yang akan didiskusikan pada halaman halaman berikut. Akibatnya, untuk memahami sebagian bahan yang akan kita ambil dari keranjang sampah itu,kita betul betul harus melihat bagaimana bahan itu berada disana.
Meja meja tempat para ahli bahasa dan filsafat bahasa bekerja dibaktikan untuk analisis struktur bahasa. Pertimbangkan kalimat (4)
(4) the duck run up to mary and licked her.
     (itik itu mendekati mary dan menyerudukinya).
Pendekatan sintaksis terhadap kalimat ini akan bersesuaian dengan aturan aturan yang menetukan struktur yang benar dan meniadakan susunan yang tidak benar seperti:”itik mary kepada mendekat”. Analisis sintaksis juga diisyaratkan untuk menunjukan bahwa ada elemen yang hilang (dan_menyeruduk nya) sebelum kata kerja “menyeruduk” dan untuk menerapkan aturan aturan yang membolehkan celah kosong, atau menerima kata ganti “it”(ini) dalam posisi itu. Akan tetapi, pekerjaan pekerjaan tentang sintak itu sudah akan memikirkan nya tidak relevan sama sekali tidak relevan sama sekali jikaanda mencoba untuk mengatakan bahwa itik itu tidak akan melakukan hal hal yang demikin mungkin penutur bermaksud mengatakan “anjing”. Dari pandangan sintaksis secara murni, kalimat seperti “botol kecap itu mendekati mary”. Sungguh tersusun sebaik (4). 
Semantic juga berkenaan dengan kondisi nyata dari preposisi yang dinyatakan didalam kalimat. Proposisi ini biasanya berhubungan dengan harfiah-harfiah dasar dari satu klausa suatu klausa sederhana dan disajikan secara konvensional oleh huruf p, q dan r.
(5) p dan q jika p betul dan q betul, maka p dan q betul. Jika salah satu dari p atau q tidak betul maka kata penghubung salah. Tipe ananlisis ini digunakan secara intensif dalam semantic formal. Sayangnya, dalam tipe analisis ini, jika p dan q betul, secara logis pula mengikuti bahwa p dan q betul.
Ada banyak prinsip lain dari tipe ini yang akan kita bahas dalam bab-bab berikut ini. Pada bab 2, kita akan memulai dengan suatu prinsip yang sangat sederhana : lebih dari dua penutur secara bersama,lebih sedikit bahasa yang akan mereka butuhkan untuk dipakai mengenali sesuatu yang dikenali.
2.4 Pengretian Deiksis
Deiksis adalah istilah teknis (dari bahasa Yunani) untuk satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Deiksis berarti ‘penunjukan’ melalui bahasa. Bentuk linguistik yang dipakai untuk menyelasaikan ’penunjukan’ disebut ungkapan deiksis. Ketika anda menunjuk objek asing dan bertanya, ”Apa itu?”, maka anda menggunakan ungkapan deiksis (“itu”) untuk menunjuk sesuatu dalam suatu konteks secara tiba-tiba. Ungkapan-ungkapan deiksis kadang kala juga disebut indeksikal. Ungkapan-ungkapan berada diantara bentuk-bentuk awal yang dituturkan oleh anak-anak yang masih kecil dan dapat digunakan untuk menunjuk orang dengan deiksis personal ( ‘ku’,’mu’), atau untuk menunjuk tempat dengan deiksis spasial (‘di sini’,’di sana’), atau untuk menunjuk waktu dengan deiksis temporal (‘sekarang’,’kemudian’). Untuk menafsirkan deiksis- deiksis itu, semua ungkapan bergantung pada penafsiran penutur dan pendengar dalam konteks yang sama. Memang benar, ungkapan deiksis yang menyertai percakapan lisan seperti dalam contoh (1) dengan mudah dipahami oleh orang yang hadir dan barang kali membutuhkan penjelasan bagi orang lain yang tidak ada disana.
(1). I’II put this here.
            (Saya akan meletakkan ini disini).
(tentu saja, anda faham bahwa Jim  berkata kepada Ani bahwa ia akan meletakan kunci         duplikat rumah di dalam salah satu laci di dapur).
Jelas sekali bahwa deiksis mengacu pada bentuk yang terkait dengan konteks, yang dibedakan secara mendasar antara ungkapan mendasar antara ungkapan-ungkapan deiksis ’dekat penutur’dan ’jauh dari penutur’. Dalam bahasa Inggris, ’dekat penutur’ atau istilah-istilah proksimal, adalah ’ini’, ’disini’,’sekarang’, sedangkan ’jauh dari penutur’, atau istilah-istilah ’distal’, adalah ‘itu’,’disana’,’pada saat itu’. Istilah-istilah proksimal biasanya ditafsirkan sebagai istilah tempat pembicara, atau pusat deiksis, sehingga ’sekarang’ umumnya dipahami sebagai acuan terhadap titik atau keadaan pada saat tuturan penutur terjadi ditempatnya. Sementara itu, istilah distal menunjukkan ’jauh dari penutur’ tetapi, dalam beberapa bahasa, dapat digunakan untuk membedakan antara ‘dekat lawan tutur‘  dan ‘jauh dari penutur maupun lawan tutur’. Dalam bahasa Jepang, kata ganti ‘itu‘ diungkapkan dengan kata ‘sore‘ untuk kata dekat dengan lawan tutur, dan untuk kata ‘itu yang jauh dari penutur dan lawan tutur‘ diungkapkan dengan kata ‘are‘, sedangkan istilah ketiga yang digunakan untuk proksimal yaitu ‘ini yang dekat dengan penutur‘ diungkapkan dengan kata ‘kore‘.
2.5 Deiksis Persona
Perbedaan yang dijelaskan tadi melibatkan deiksis persona, dengan menyebut penutur (‘saya‘) dan lawan tutur (‘kamu‘). Kesederhanaan bentuk-bentuk ini  menyembunyikan kerumitan pemakainya. Untuk mempelajari ungkapan-ungkapan deiksis, kita harus menemukan pergantian percakapan masing-masing orang dari kedudukannya sebagai ‘saya‘ mejadi ‘kamu‘ secara konstan. Semua anak kecil mengalami sebuah tahapan dalam proses belajar mereka, ketika perbedaan ini tampak problematis dan mereka mengatakan sesuatu seperti ‘bacalah kamu suatu cerita‘ (sebagai ganti ‘saya ‘) sambil menyerahkan sebuah buku kesukaannya.
Deiksis persona dengan jelas memaparkan 3 pembagian dasar, yang dicontohkan kata ganti orang pertama (“saya“), orang kedua (“kamu“), dan orang  ketiga (“dia lk”, “dia pr“, atau “dia barang / sesuatu“). Dalam beberapa bahasa kategori deiksis penutur, kategori deiksis lawan tutur dan katagori deiksis lainnya diuraikan panjang lebar dengan tanda status sosial kekerabatan (contohnya, lawan tutur dengan status sosial lebih tinggi dibandingkan dengan lawan tutur dengan status sosial lebih rendah). Ungkapan-ungkapan yang menunjukkan status lebih tinggi dideskripsikan sebagai honorifics (bentuk yang dipergunakan untuk mengungkapkann penghormatan). Pembahasan tentang keadaan sekitar yang mengarah pada pemilihan salah saatu bentuk ini daripada bentuk lain kadang-kadang dideskripsikan sebagai deiksis sosial.
Salah satu contoh yang terkenal tentang perbedaan sosial yang dikodekan dalam deiksis persona adalah perbedaan antara bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang sudah dikenal dibandingkan dengan bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang belum dikenal dalam beberapa bahasa. Bentuk tersebut dikenal sebagai perbedaan T / V, dari bentuk bahasa Prancis ‘ tu ‘ ( dikenal ) dan ‘ vous ‘( tidak dikenal ), dan dijumpai dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Jerman ( ‘du ‘ / ‘ sie ‘) dan bahasa Spanyol ( ‘ tu ‘ / ‘ usted ‘ ). Peilihan salah satu bentuk saja tentu akan meninformasikan sesuatu ( yang tidak secara langsung dikatakan )  tentang pandangan penutur mengenai hubungannya dengan lawan tutur. Dalam konteks sosial pada saat indifidu – indifidu secara khusus menandai perbedaan – perbedaan antara setatus sosial penutur dan lawan tutur, penutur yang lebih , lebih tua atau lebih berkuasa akan cenderung menggunakan versi ‘ tu ‘ kepada lawan tutur yang diajak bicara dengan status yang lebih rendah, lebih muda dan lebih tidak berkuasa dan akan disapa dengan bentuk ‘ voos ‘ dalam jawabannya.
Ketika perubahan sosial terjadi, contohnya di Spanyol modern, saat seorang wanita pengusaha mudah ( status ekonomi lebih tinggi ) sedang bicara dengan perempuan pembersi rumahnya yang lebih tua ( status ekonomi lebih rendah ), bagaimana meraka saling menyapa ?  bisa katakan bahwa perbedaan usia tetap lebih berpengaruh daripada perbedaan ekonomi dan perempuan yang lebih tua itu menggunakan ‘ tu ‘ dan perempuan yang lebih muda menggunakan ‘ usted ‘.
Versi tidak akrab bahasa Spanyol ( ‘ usted ‘  ) secara historis terkait dengan suatu bentuk yang dipakai untuk mengacu bukan untuk orang pertama ( penutur ) atau orang kedua ( penutur ), tetapi mengacu pada orang ketiga ( yang lainnya ). Didalam istilah deiksis, orang ketiga bukan orang yang terkait secara langsung ( saya  - kamu ) dalam interaksi dasar karena sebagai orang luar, tentusaja lebih jauh. Oleh karena itu, kata ganti orang ketiga adalah bentuk bentuk distal dalam istilah deiksis persona.  Pengggunaaan bentuk orang ketiga, diman penggunaan orang kedua juga dimungkinkian, adalah salah satu cara jarak komunikasi ( dan tidak akrab ). Hal ini bisa terjadi dalam bahasa Inggris untuk suatu tujuan ironis atau humor seperti ketika seseorang, yang sangat sibuk di dapur, menyindir orang lain, yang sangat malas seperti dalam contoh  ( 2 ).
( 2 ).     Would his highnees like some  coffee ?
 ( apakah yang mulia menginginkan kopi ? )
Jarak yang dihubungkan dengan bentuk – bentuk orang ketiga itu juga dipakai untuk membuat dakwaan ( tuduhan –  tuduhan ) yang tepat ( contohnya : ‘ kamu tidak membersikan’) lebih tidak langsu ng, seperti dalam ( 3a ) atau untuk membuat suatu persoalan pribadi yang kemungkinan besar tanpa seperti persoalan yang bukan pribadi, berdasarkan pada aturan umum, seperti dalam ( 3b ).
( 3 ) a. Samebody  didn’t clean up after himself.
            ( seseorang tidak membersikannya setelah menggunakannya )
b. Each person has to clean up after him or her.
( siapapun orangnya harus membersiakannya setelah memakainya ).
Penutur bisa saja dapat menyatakan ‘ aturan – aturan ‘ yang sedekian umum seperti penerapannya dengan penutur yang lainnya, dengan menggunakan orang pertama jamak ( kita ).
2.6 Deiksis Tempat
Konsep tentang jarak yang telah disebutkan berhubungan erat dengan deiksis tempat, yaitu tempat hubungan antara orang dan bendannya ditunjukkan. Untuk perbedaaan mendasar ini, bahasa Inggris kontemporer hanya memakai dua kata keterangan ‘di sana’ dan ‘di sini’, tetapi dalam teks teks lama dan dalam beberapa dialek, dapat ditemukan seperangkat ungkapan deiksis yang jauh lebih banyak. Walaupun ‘yuonder’ (lebih jauh dari penutur) masih dipakai, kata kata seperti ‘hither’ (ditempat ini) dan ‘thence’ (dari tempat itu) sekarang kedengarannya tidak dipakai lagi.
Salah satu versi konsep gerakkan ke arah penutur (menjadi jelas), kelihatannya merupakan makna deiksis yang pertama yang dipelajari oleh anak-anak dan memberikan ciri ciri pemakain kata-kata mereka seperti ‘ini’  dan ‘di sini’ (=dapat dilihat). Kata kata itu jelas berbeda dengan ‘itu’ dan ‘ di sana’ yang diasosisasikan dengan barang/benda-benda yang bergerak ke luar dari jangkauan pandangan anak (=tidak dapat dilihat lebih lama).
Akan tetapi, dalam mempertimbangkan deiksis tempat, perlu diingat bahwa tempat, dari sudut pandang penutur, dapat ditetapkan baik secara mental maupun fisik. Penutur yang untuk sementara waktu jauh dari rumah mereka, akan sering terus memakai ‘di sini’ dengan maksud lokasi rumah (jarak fisik), seolah-olah mereka masih ada lokasi itu. 
Di mungkinkan bahwa dasar pragmatik deiksis tempat yang benar sesungguhmya iyalah jarak psikologis. Objek objek kedekatan secara fisik akan cenderung diperlakukan oleh penutur sebagai kedekatan secara psikologis. Juga sesuatu yang jauh secara fisik secara umum akan dilakukan sebagai jauh secara psikologis (contohny:”oarang yang disana itu”). Akan tetapi penutur mungkin juga bermaksud untuk menandai sesuatu yang dekat secara fisik(misalnya,parfum yang tercium penutur). Sebagai sesuatu yang jauh secara psikologis”saya tidak menyukai itu’. Dalam analisis ini, sepatah kata seperti ‘itu’. Tidak memiliki arti yang pasti (misalnya,dalam semantik),tetapi kata itu ‘ditanamkan ‘ dengan memiliki makna dalam konteks oleh seorang penututr.
2.7 Deiksis Waktu
Kita sudah mengetahui pemakaian bentuk pragsimal ‘sekarang’ yang menunjukian baik waktu yang berkenaan dengan saat penutur berbicara atau saat suara penutur sedang didengar (‘sekarang’-nya pendengar). Kebalikan dari ‘sekarang’, ungkapan distal ‘pada saat itu’ mengaplikasikan baik hubungan waktu lampau (7a) maupun yang akan datang (7b) waktu penutur sekarang.
(7).       A. November 22nd, 1963 ? I Was in Scotland then. (tanggal 22 November 1963 ? Saya berada di Skotlandia saat itu).
            B. Dinner at 8:30 an Saturday? Okay. I’ll see you then. (makan malam jam 8:30 pada hari sabtu? Baik Saya akan menemui anda saat itu).
Perlu diperhatikan bahwa kita juga memakai sistem yang rinci dari referensi waktu yang bukan deiksis seperti waktu kalender (tanggal sepertin dalam [7A.]) dan waktu jam (jam, seperti dalam [7B]). Akan tetapi bentuk-bentuk referensi waktu ini banyak dipelajari nanti (kemudian disamping ungkapan-ungkapan deiksis seperti ‘kemarin’, ‘besok’, ‘hari ini’,’nanti mala’,’pekan depan’,’pekan yang lalu’,’pekan kini’. Semua ungkapan ini tergantung pada pemahaman mereka tentang pengetahuan waktu tuturan yang relevan.

2.9 Deiksis dan Tata Bahasa
Perbedaan pokok yang disajikan sejauh ini mengenai deiksis orang,tempat(ruang), dan waktu, semuanya dapat dilihat pada pekerjaan dari salah ssatu perbedaan struktural yang paling umun yang dibuat dalam tata bahasa inggris yaitu antara kalimat lansung dan tidak langsung.seperti telah diterangkan, ungkapan ungkapan deiksis untuk orang (kamu),tempat (disini),dan waktu (malam ini) semuanya dapat dipakai dalam konteks yang sama seperti penutur yang menuturkan(13)
(13)      a.  Are you planning to be here this evening ?
            (apakah anda merencanakan untuk berada disini malam ini ?)
            b. i asked here if she was planning to be there that evening.
            (saya bertanya kepadanya apakah dia merencanakan untuk berada disana malam itu?).
Jika konteksnya berganti, seperti dalam contoh (13B), menjadi konteks yang saya laporkan sebagai tuturan sebelumnya, lalu tuturan sebelumnya ditandai secara deiktis karna hubungan dengan pertanyaan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang makna yang disampaikan oleh penutur. Studi ini juga melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan dalam suatu konteks tertentu. Deiksis adalah bentuk linguistik untuk menyelesaikansuatu ungkapan tertentu.

1 comment:

  1. saya IBU KARMILA posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan

    ReplyDelete

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...