PRAGMATIK
DEIKSIS DAN
JARAK
Dosen
Pengampu: Rahmat Effendi, M.Pd.
Disusun Oleh
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Batasan dan Latar
Belakang.................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sintak, Semantik, Dan
Pragmatik.......................................................... 2
2.2 Keteraturan............................................................................................ 3
2.3 Keranjang Sampah
Pragmatic................................................................ 4
2.4 Pengretian Deiksis.................................................................................. 5
2.5 Deiksis Persona...................................................................................... 6
2.6 Deiksis Tempat....................................................................................... 7
2.7 Deiksis Waktu........................................................................................ 8
2.9 Deiksis dan Tata Bahasa........................................................................ 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Batasan
dan Latar Belakang
Pragmatik adalah
studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan
oleh pendengar. Sebagai akibatnya studi ini banyak berhubungan dengan analisis
tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tutur tuturan nya daripada dengan
makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri.
Tipe studi ini
perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang tentang suatu
konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang
dikatakan. diperlukan pertimbangan tentang bagaiman cara penutur mengatur apa
yang ingin mereka katakan yang ingin merka katakan yang disesuaikan dengan
orang yang mereka ajak bicara, dimana, kapan,dan dalam keadaan apa
Pendekatan ini juga
perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat menyimpulkan tentang apa yang
dituturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi kita boleh mengatakan
bahwa studi ini adalah studi pencarian makna yang tersamar. Pragmatik adalah
studi tentang bagaimna agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang
dituturkan. Pandangan ini kemudian ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang
menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak dituturkan jawaban
yang mendasar terikat pada gagasan jarak keakraban. Baik keakraban fisik,
sosial, atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang sama. Pada asumsi
tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengar, penutur menentukan menentukan
seberapa banyak kebutuhan yang dituturkan. Pragmatic adalah studi tentang
ungkapan dari jarak hubungan.
Inilah 4 ruang
lingkup yang tercakup dalam pragmatik: Sintak, Semantik, Dan Pragmatik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sintak,
Semantik, Dan Pragmatik
Sintak adalah
studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk kebahasaan, bagaimana menyusun
bentuk-bentuk kebahasaan itu dalam suatu tatanan (urutan) dan tatanan mana yang
tersusun dengan baik. Tipe studi ini biasanya terjadi tanpa mempertimbangkan
dunia referensi atau pemakai bentuk-bentuk itu.
Semantic adalah
studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistic dengan entitas dunia;
yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu secara harfiah. Analisis
semantik juga berusaha membangun hubungan antara deskripsi verbal dan
pernyataan-pernyataan hubungan di dunia secara akurat atau tidak, tanpa
menghiraukan siapa yang menghasilkan deskripsi tersebut.
Pragmatic adalah
studi hubungan antara bentuk-bentuk linguistic dan pemakai bentuk-bentuk itu.
Diantara tiga
bagian perbedaan ini haynya pragmatic sajalah yang memungkinkan orang kedalam
suatu analisis. Manfaat belajar bahaasa melalui pragmatic ialah bahwa seseorang
dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud
atau tujuan mereka, dan jenis-jenis tindakan (sebagai contoh : permohonan) yang mereka perlihatkan ketika
mereka sedang berbicara. Kerugian yang besar adalah bahwa semua konsep manusi
ini sulit dianalisis dalam suatu cara yang konsisten dan objektif. Dua orang
teman yang sedang bercakap-cakap mungkin menyatakan secara tidak langsung beberapa
hal dan menyimpulkan suatu hal lain tanpa memberikan bukti linguistic apapun
yang dapat kita tunjuk sebagai sumber “makna” yang jelas/pasti tentang apa yang
sedang disampaikan contoh (1) adalah sekadar suatu kasus masalah. Saya
mendengar penutur dan saya tahu apa yang mereka katakana, tetapi saya ” tidak
tahu “ (tidak mempunyai) gagasan apa yang dikomunikasikan oleh penutur.
(1). Her :
so-did you ?
(jadi, saudara) ?
Him : Hey-who wouldn’t ?
(hey, siapa yang tidak mau) ?
Jadi, pragmatic
itu menarik karena melibatkan bagaimana orang saling memahami satu sama lain
secara linguistic, tetapi pragmatic dapat juga merupakan ruangruang lingkup
studi yang mematahkan semangat karena studi ini menharuskan kita untuk memahami
orang lain danapa yang ada dalam pikiran mereka.
2.2 Keteraturan
Sebagian dari
keteraturan ini berasal dari kenyataan bahwa manusia adalah anggota kelompok
sosial dan mengikuti pola-pola tingkah laku umum yang diharapkan dalam kelompok
itu. Didalam suatu kelompok sosisal yang akrab, biasanya kita akan mudah untuk
berlaku sopan dan mengatakan sesuatu yang. Sebaliknya dalam suasana lingkungan
sosial yang belum akrab, kadang-kadang kita tidak yakin tentang apa yang
dikatakan dan khawatir jangan-jangan kita mengatakan sesuatu yang salah .
Sumber keteraturan
lain dalam penggunaan bahasa berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan orang
orang di dalam suatu masyarakat linguistic memilki pengalaman-pengalaman dasar
yang sama tentang dunia dan saling memberikan banyak pengetahuan non-linguistic
marilah berkata bahwa berkata bahwa, ditengah-tengah percakapan, saya
menyebutkn informasi dalam (2). I found
and old bicyle lyng on the ground. The chain was rusted and the tires were
flat. (saya menemukan sebuah sepeda tua tergeletak diatas tanah. Rantainya
berkarat dan bannya kempes).
Anda mungkin
bertanya mengapa rantai dan banya mendadak disebutkan. Secara umum saya dapat
mengira bahwa anda akan membuat suatu kesimpulan bahwa jika x adalah sebuah
sepeda, lalu x memiliki rantai dan ban (dan masih banyak susunanbagian
lainnya). Dikarenakan tipe asumsi ini,menurut saya akan janggal jika
diungkapkan. Akan janggal jika (2) diungkapkan seperti (3)
(3) I found an old bicyle. A bicycle has a cain.
The chain was rusted. A bicycle also altirest. The tirest were flat. (saya
menemukan sepeda tua. Sepeda memiliki rantai. Rantai itu berkarat. Sepeda juga
memiliki ban. Ban sepeda itu kempes).
Anda mungkin
akan berpikir bahwa lebih banyak yang dikomunikasikan dari apa yang di tuturkan
dan anda sedang dilayani oleh seseorang tanpa memiliki pengetahuan dasar
(misalnya tolol). Sekali lagi tidak satu pun dalam pemakaian bentuk bentuk
linguistic yang tidak akurat, tetapi mengetahui bahwa pragmatic itu salah boleh
jadi menyakitkan hati. Jenis keteraturan yang baru saja di uraikan tadi adalah
contoh yang sangat sederhana dari pemakaian bahasa yang sebagian besar
diabaikan oleh kebanyakan analisis linguistic. Untuk memahami mengapa
penelitian aspek aspek penggunaaqn yang biasa ini, dan banyak aspek lain ,
telah menjadi bidang studi pragmatic, kita perlun sekilas melihat secara
historis bagaiman segala sesuatunya itu menjadi seperti sekarang.
2.3 Keranjang
Sampah Pragmatic
Dalam jangka
waktu yang panjang dalam waktu yang panjang dalam studi bahsa sudah ada
keinginn kuat dalam sistem sistem analisis yang formal, seringkali berasal dari
matematika dan logika . penekanannya ada pada penemuan beberapa prinsip abstrak
yang bertumpu pada intisari bahasa itu juga. Dengan menempatkan penemuan cirri
cirri bahasa yang abstrak secara potensial universal, diatsa tengah meja kerja
mereka, para ahli bahasa dan filsafat bahasa cenderung untuk menyingkirkan
cajztatan apa saja yang mereka temukan tentang pemakaian bahasa setiap hari
ketepian meja. ketika meja meja itu mulai penuh, banyak catatan catatan tentang
pemakaian bahasa umum itu mulai diturunkan dan berakhir dikeranjang sampah.
Keranjang sampah yang melimpah itu telah menjadi sumber sebagian besar apa yang
akan didiskusikan pada halaman halaman berikut. Akibatnya, untuk memahami
sebagian bahan yang akan kita ambil dari keranjang sampah itu,kita betul betul
harus melihat bagaimana bahan itu berada disana.
Meja meja tempat
para ahli bahasa dan filsafat bahasa bekerja dibaktikan untuk analisis struktur
bahasa. Pertimbangkan kalimat (4)
(4) the duck run
up to mary and licked her.
(itik itu mendekati mary dan
menyerudukinya).
Pendekatan
sintaksis terhadap kalimat ini akan bersesuaian dengan aturan aturan yang
menetukan struktur yang benar dan meniadakan susunan yang tidak benar
seperti:”itik mary kepada mendekat”. Analisis sintaksis juga diisyaratkan untuk
menunjukan bahwa ada elemen yang hilang (dan_menyeruduk nya) sebelum kata kerja
“menyeruduk” dan untuk menerapkan aturan aturan yang membolehkan celah kosong,
atau menerima kata ganti “it”(ini) dalam posisi itu. Akan tetapi, pekerjaan
pekerjaan tentang sintak itu sudah akan memikirkan nya tidak relevan sama
sekali tidak relevan sama sekali jikaanda mencoba untuk mengatakan bahwa itik
itu tidak akan melakukan hal hal yang demikin mungkin penutur bermaksud mengatakan
“anjing”. Dari pandangan sintaksis secara murni, kalimat seperti “botol kecap
itu mendekati mary”. Sungguh tersusun sebaik (4).
Semantic juga
berkenaan dengan kondisi nyata dari preposisi yang dinyatakan didalam kalimat.
Proposisi ini biasanya berhubungan dengan harfiah-harfiah dasar dari satu
klausa suatu klausa sederhana dan disajikan secara konvensional oleh huruf p, q
dan r.
(5) p dan q jika
p betul dan q betul, maka p dan q betul. Jika salah satu dari p atau q tidak
betul maka kata penghubung salah. Tipe ananlisis ini digunakan secara intensif
dalam semantic formal. Sayangnya, dalam tipe analisis ini, jika p dan q betul,
secara logis pula mengikuti bahwa p dan q betul.
Ada banyak
prinsip lain dari tipe ini yang akan kita bahas dalam bab-bab berikut ini. Pada
bab 2, kita akan memulai dengan suatu prinsip yang sangat sederhana : lebih
dari dua penutur secara bersama,lebih sedikit bahasa yang akan mereka butuhkan
untuk dipakai mengenali sesuatu yang dikenali.
2.4 Pengretian
Deiksis
Deiksis adalah
istilah teknis (dari bahasa Yunani) untuk satu hal mendasar yang kita lakukan
dengan tuturan. Deiksis berarti ‘penunjukan’ melalui bahasa. Bentuk linguistik
yang dipakai untuk menyelasaikan ’penunjukan’ disebut ungkapan deiksis. Ketika
anda menunjuk objek asing dan bertanya, ”Apa itu?”, maka anda menggunakan
ungkapan deiksis (“itu”) untuk menunjuk sesuatu dalam suatu konteks secara
tiba-tiba. Ungkapan-ungkapan deiksis kadang kala juga disebut indeksikal.
Ungkapan-ungkapan berada diantara bentuk-bentuk awal yang dituturkan oleh
anak-anak yang masih kecil dan dapat digunakan untuk menunjuk orang dengan
deiksis personal ( ‘ku’,’mu’), atau untuk menunjuk tempat dengan deiksis
spasial (‘di sini’,’di sana’), atau untuk menunjuk waktu dengan deiksis
temporal (‘sekarang’,’kemudian’). Untuk menafsirkan deiksis- deiksis itu, semua
ungkapan bergantung pada penafsiran penutur dan pendengar dalam konteks yang
sama. Memang benar, ungkapan deiksis yang menyertai percakapan lisan seperti
dalam contoh (1) dengan mudah dipahami oleh orang yang hadir dan barang kali
membutuhkan penjelasan bagi orang lain yang tidak ada disana.
(1). I’II put
this here.
(Saya akan meletakkan ini disini).
(tentu
saja, anda faham bahwa Jim berkata
kepada Ani bahwa ia akan meletakan kunci duplikat rumah di dalam salah satu laci
di dapur).
Jelas sekali
bahwa deiksis mengacu pada bentuk yang terkait dengan konteks, yang dibedakan
secara mendasar antara ungkapan mendasar antara ungkapan-ungkapan deiksis ’dekat
penutur’dan ’jauh dari penutur’. Dalam bahasa Inggris, ’dekat penutur’ atau
istilah-istilah proksimal, adalah ’ini’, ’disini’,’sekarang’, sedangkan ’jauh
dari penutur’, atau istilah-istilah ’distal’, adalah ‘itu’,’disana’,’pada saat
itu’. Istilah-istilah proksimal biasanya ditafsirkan sebagai istilah tempat
pembicara, atau pusat deiksis, sehingga ’sekarang’ umumnya dipahami sebagai
acuan terhadap titik atau keadaan pada saat tuturan penutur terjadi ditempatnya.
Sementara itu, istilah distal menunjukkan ’jauh dari penutur’ tetapi, dalam
beberapa bahasa, dapat digunakan untuk membedakan antara ‘dekat lawan tutur‘ dan ‘jauh dari penutur maupun lawan tutur’.
Dalam bahasa Jepang, kata ganti ‘itu‘ diungkapkan dengan kata ‘sore‘ untuk kata
dekat dengan lawan tutur, dan untuk kata ‘itu yang jauh dari penutur dan lawan
tutur‘ diungkapkan dengan kata ‘are‘, sedangkan istilah ketiga yang digunakan
untuk proksimal yaitu ‘ini yang dekat dengan penutur‘ diungkapkan dengan kata ‘kore‘.
2.5 Deiksis
Persona
Perbedaan yang
dijelaskan tadi melibatkan deiksis persona, dengan menyebut penutur (‘saya‘)
dan lawan tutur (‘kamu‘). Kesederhanaan bentuk-bentuk ini menyembunyikan kerumitan pemakainya. Untuk
mempelajari ungkapan-ungkapan deiksis, kita harus menemukan pergantian
percakapan masing-masing orang dari kedudukannya sebagai ‘saya‘ mejadi ‘kamu‘
secara konstan. Semua anak kecil mengalami sebuah tahapan dalam proses belajar
mereka, ketika perbedaan ini tampak problematis dan mereka mengatakan sesuatu
seperti ‘bacalah kamu suatu cerita‘ (sebagai ganti ‘saya ‘) sambil menyerahkan
sebuah buku kesukaannya.
Deiksis persona
dengan jelas memaparkan 3 pembagian dasar, yang dicontohkan kata ganti orang
pertama (“saya“), orang kedua (“kamu“), dan orang ketiga (“dia lk”, “dia pr“, atau “dia barang
/ sesuatu“). Dalam beberapa bahasa kategori deiksis penutur, kategori deiksis
lawan tutur dan katagori deiksis lainnya diuraikan panjang lebar dengan tanda
status sosial kekerabatan (contohnya, lawan tutur dengan status sosial lebih
tinggi dibandingkan dengan lawan tutur dengan status sosial lebih rendah).
Ungkapan-ungkapan yang menunjukkan status lebih tinggi dideskripsikan sebagai
honorifics (bentuk yang dipergunakan untuk mengungkapkann penghormatan). Pembahasan
tentang keadaan sekitar yang mengarah pada pemilihan salah saatu bentuk ini
daripada bentuk lain kadang-kadang dideskripsikan sebagai deiksis sosial.
Salah satu
contoh yang terkenal tentang perbedaan sosial yang dikodekan dalam deiksis
persona adalah perbedaan antara bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang
sudah dikenal dibandingkan dengan bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang
belum dikenal dalam beberapa bahasa. Bentuk tersebut dikenal sebagai perbedaan
T / V, dari bentuk bahasa Prancis ‘ tu ‘ ( dikenal ) dan ‘ vous ‘( tidak
dikenal ), dan dijumpai dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Jerman ( ‘du ‘ / ‘
sie ‘) dan bahasa Spanyol ( ‘ tu ‘ / ‘ usted ‘ ). Peilihan salah satu bentuk
saja tentu akan meninformasikan sesuatu ( yang tidak secara langsung dikatakan
) tentang pandangan penutur mengenai
hubungannya dengan lawan tutur. Dalam konteks sosial pada saat indifidu –
indifidu secara khusus menandai perbedaan – perbedaan antara setatus sosial
penutur dan lawan tutur, penutur yang lebih , lebih tua atau lebih berkuasa
akan cenderung menggunakan versi ‘ tu ‘ kepada lawan tutur yang diajak bicara
dengan status yang lebih rendah, lebih muda dan lebih tidak berkuasa dan akan
disapa dengan bentuk ‘ voos ‘ dalam jawabannya.
Ketika perubahan
sosial terjadi, contohnya di Spanyol modern, saat seorang wanita pengusaha
mudah ( status ekonomi lebih tinggi ) sedang bicara dengan perempuan pembersi
rumahnya yang lebih tua ( status ekonomi lebih rendah ), bagaimana meraka
saling menyapa ? bisa katakan bahwa
perbedaan usia tetap lebih berpengaruh daripada perbedaan ekonomi dan perempuan
yang lebih tua itu menggunakan ‘ tu ‘ dan perempuan yang lebih muda menggunakan
‘ usted ‘.
Versi tidak
akrab bahasa Spanyol ( ‘ usted ‘ )
secara historis terkait dengan suatu bentuk yang dipakai untuk mengacu bukan
untuk orang pertama ( penutur ) atau orang kedua ( penutur ), tetapi mengacu
pada orang ketiga ( yang lainnya ). Didalam istilah deiksis, orang ketiga bukan
orang yang terkait secara langsung ( saya
- kamu ) dalam interaksi dasar karena sebagai orang luar, tentusaja
lebih jauh. Oleh karena itu, kata ganti orang ketiga adalah bentuk bentuk
distal dalam istilah deiksis persona.
Pengggunaaan bentuk orang ketiga, diman penggunaan orang kedua juga
dimungkinkian, adalah salah satu cara jarak komunikasi ( dan tidak akrab ). Hal
ini bisa terjadi dalam bahasa Inggris untuk suatu tujuan ironis atau humor
seperti ketika seseorang, yang sangat sibuk di dapur, menyindir orang lain,
yang sangat malas seperti dalam contoh (
2 ).
( 2 ). Would his highnees like some coffee ?
( apakah yang mulia menginginkan kopi ? )
Jarak yang
dihubungkan dengan bentuk – bentuk orang ketiga itu juga dipakai untuk membuat
dakwaan ( tuduhan – tuduhan ) yang tepat
( contohnya : ‘ kamu tidak membersikan’) lebih tidak langsu ng, seperti dalam (
3a ) atau untuk membuat suatu persoalan pribadi yang kemungkinan besar tanpa
seperti persoalan yang bukan pribadi, berdasarkan pada aturan umum, seperti
dalam ( 3b ).
( 3 ) a.
Samebody didn’t clean up after himself.
( seseorang tidak membersikannya
setelah menggunakannya )
b.
Each person has to clean up after him or her.
( siapapun orangnya harus
membersiakannya setelah memakainya ).
Penutur bisa
saja dapat menyatakan ‘ aturan – aturan ‘ yang sedekian umum seperti
penerapannya dengan penutur yang lainnya, dengan menggunakan orang pertama
jamak ( kita ).
2.6 Deiksis
Tempat
Konsep tentang
jarak yang telah disebutkan berhubungan erat dengan deiksis tempat, yaitu
tempat hubungan antara orang dan bendannya ditunjukkan. Untuk perbedaaan
mendasar ini, bahasa Inggris kontemporer hanya memakai dua kata keterangan ‘di
sana’ dan ‘di sini’, tetapi dalam teks teks lama dan dalam beberapa dialek,
dapat ditemukan seperangkat ungkapan deiksis yang jauh lebih banyak. Walaupun
‘yuonder’ (lebih jauh dari penutur) masih dipakai, kata kata seperti ‘hither’
(ditempat ini) dan ‘thence’ (dari tempat itu) sekarang kedengarannya tidak
dipakai lagi.
Salah satu versi
konsep gerakkan ke arah penutur (menjadi jelas), kelihatannya merupakan makna
deiksis yang pertama yang dipelajari oleh anak-anak dan memberikan ciri ciri
pemakain kata-kata mereka seperti ‘ini’
dan ‘di sini’ (=dapat dilihat). Kata kata itu jelas berbeda dengan ‘itu’
dan ‘ di sana’ yang diasosisasikan dengan barang/benda-benda yang bergerak ke
luar dari jangkauan pandangan anak (=tidak dapat dilihat lebih lama).
Akan tetapi,
dalam mempertimbangkan deiksis tempat, perlu diingat bahwa tempat, dari sudut
pandang penutur, dapat ditetapkan baik secara mental maupun fisik. Penutur yang
untuk sementara waktu jauh dari rumah mereka, akan sering terus memakai ‘di
sini’ dengan maksud lokasi rumah (jarak fisik), seolah-olah mereka masih ada
lokasi itu.
Di mungkinkan
bahwa dasar pragmatik deiksis tempat yang benar sesungguhmya iyalah jarak
psikologis. Objek objek kedekatan secara fisik akan cenderung diperlakukan oleh
penutur sebagai kedekatan secara psikologis. Juga sesuatu yang jauh secara
fisik secara umum akan dilakukan sebagai jauh secara psikologis (contohny:”oarang
yang disana itu”). Akan tetapi penutur mungkin juga bermaksud untuk menandai
sesuatu yang dekat secara fisik(misalnya,parfum yang tercium penutur). Sebagai
sesuatu yang jauh secara psikologis”saya tidak menyukai itu’. Dalam analisis
ini, sepatah kata seperti ‘itu’. Tidak memiliki arti yang pasti (misalnya,dalam
semantik),tetapi kata itu ‘ditanamkan ‘ dengan memiliki makna dalam konteks
oleh seorang penututr.
2.7 Deiksis
Waktu
Kita sudah mengetahui pemakaian bentuk
pragsimal ‘sekarang’ yang menunjukian baik waktu yang berkenaan dengan saat
penutur berbicara atau saat suara penutur sedang didengar (‘sekarang’-nya
pendengar). Kebalikan dari ‘sekarang’, ungkapan distal ‘pada saat itu’
mengaplikasikan baik hubungan waktu lampau (7a) maupun yang akan datang (7b) waktu
penutur sekarang.
(7).
A. November 22nd, 1963 ?
I Was in Scotland then. (tanggal 22 November 1963 ? Saya berada di Skotlandia
saat itu).
B. Dinner at 8:30 an Saturday? Okay.
I’ll see you then. (makan malam jam 8:30 pada hari sabtu? Baik Saya akan menemui
anda saat itu).
Perlu diperhatikan bahwa kita juga
memakai sistem yang rinci dari referensi waktu yang bukan deiksis seperti waktu
kalender (tanggal sepertin dalam [7A.]) dan waktu jam (jam, seperti dalam
[7B]). Akan tetapi bentuk-bentuk referensi waktu ini banyak dipelajari nanti
(kemudian disamping ungkapan-ungkapan deiksis seperti ‘kemarin’, ‘besok’, ‘hari
ini’,’nanti mala’,’pekan depan’,’pekan yang lalu’,’pekan kini’. Semua ungkapan
ini tergantung pada pemahaman mereka tentang pengetahuan waktu tuturan yang
relevan.
2.9 Deiksis
dan Tata Bahasa
Perbedaan pokok
yang disajikan sejauh ini mengenai deiksis orang,tempat(ruang), dan waktu,
semuanya dapat dilihat pada pekerjaan dari salah ssatu perbedaan struktural
yang paling umun yang dibuat dalam tata bahasa inggris yaitu antara kalimat
lansung dan tidak langsung.seperti telah diterangkan, ungkapan ungkapan deiksis
untuk orang (kamu),tempat (disini),dan waktu (malam ini) semuanya dapat dipakai
dalam konteks yang sama seperti penutur yang menuturkan(13)
(13) a.
Are you planning to be here this evening ?
(apakah anda merencanakan untuk
berada disini malam ini ?)
b. i asked here if she was planning
to be there that evening.
(saya bertanya kepadanya apakah dia
merencanakan untuk berada disana malam itu?).
Jika konteksnya
berganti, seperti dalam contoh (13B), menjadi konteks yang saya laporkan
sebagai tuturan sebelumnya, lalu tuturan sebelumnya ditandai secara deiktis
karna hubungan dengan pertanyaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pragmatik adalah
studi yang mempelajari tentang makna yang disampaikan oleh penutur. Studi ini
juga melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan dalam suatu konteks
tertentu. Deiksis adalah bentuk linguistik untuk menyelesaikansuatu ungkapan
tertentu.
saya IBU KARMILA posisi sekarang di malaysia
ReplyDeletebekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan