KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih ataupun tidur dalam mengurus
semua makhluknya yang berada di langit maupun dibumi.
Dia lah Allah SWT, Tuhan semesta
alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya dan bumi beserta
isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayangnya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah mengenai Sistem Akuntansi Piutang yang tentunya masih jauh dari kata
sempurna ini.
Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada makhluk paling mulia dimuka bumi ini. Makhluk yang diutus
untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia dibumi. Dia lah baginda besar,
Rasul agung Rasullulah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah kepada
para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat.
Penulis juga ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem Akuntansi yaitu Bapak Nurdin Hidayat, S.Pd.,MPd. yang
telah sabar membimbing penulis dalam memperoleh materi serta penulis juga
harapkan agar kiranya bapak dosen dapat memberikan masukan-masukan bagi
kurangnya kelengkapan dalam makalah yang penulis buat ini, penulis juga
berharap bahwa apa yang sudah penulis tulis dapat bermanfaat bagi teman-teman
pembaca dalam memperoleh pengetahuan. jika ada masukan, sekiranya tak segan
untuk menambahkan supaya penulis dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan
dalam makalah.
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ...... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... ...... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan......................................................................................... ...... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem
Akuntansi Piutang.......................................................................... ...... 3
2.2 Prosedur
Pencatatn piutang........................................................................ ...... 4
2.3 Metode
Pencatatn Piutang................................................................................. 4
2.4 Prosedur
Pernyataan Piutang...................................................................... ...... 7
2.5 Distribusi
Penjualan.................................................................................... ...... 8
2.6 Metode
Distribusi Penjualan...................................................................... ...... 9
2.7 Faktor Distribusi
Penjualan........................................................................ ...... 11
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan........................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Piutang dagang
merupakan hak tagihan yang timbul dari transaksi operasional penjualan
barang-barang atau jasa-jasa. Piutang dagang merupakan komponen yang besar di
dalam kelompok aktiva lancar, terutama untuk perusahaan industri dan dagang.
Sebagai salah satu dari sekelompok komponen yang ada di dalam aktiva lancar
piutang dagang memiliki tingkat kecairan nomor dua setelah kas/bank. Karenanya,
pengendalian piutang dagang agar lancar penagihannya, tepat waktu dan diterima
oleh perusahaan amatlah penting untuk menjaga likuiditas keuangan.
Dalam
akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan
kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian
intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik
pernyataan piutang kepada setiap debitur, catatan piutang perusahaan diuji
ketelitiannya dengan menggunakan tangapan yang diterima dari debitur dari
pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik di mata
para debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Sistem Akuntansi Piutang?
2. Bagaimana
prosedur pencatatan piutang dalam Sistem Akuntansi?
3. Bagaimana
Prosedur pernyataan piutang dalam Sistem Akuntansi?
4. Apa
yang dimaksud dengan distribusi penjualan?
5. Apa
saja metode distribusi penjualan?
6. Apa
saja faktor yang ada dalam distribusi penjualan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan Sistem Akuntansi Piutang.
2. Menjelaskan
bagaimana prosedur pencatatan piutang dalam Sistem Akuntansi.
3. Menjelaskan
bagaimana prosedur pernyataan piutang dalam Sistem Akuntansi
4. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan distribusi penjualan.
5. Menjelaskan
apa saja metode distribusi penjualan.
6. Menjelaskan
apa saja fakstor didalam distribusi penjualan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Akuntansi
Piutang
Sistem akuntansi piutang dirancang
untuk mencatat transaksi terjadinya piutang dan berkurangnya piutang.
Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan kredit dan berkurangnya
piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan penerimaan kas dari piutang.
Transaksi berkurangnya piutang yang timbul dari transaksi penerimaan kas dari
piutang dikelompokan dalam sistem akuntansi kas. Kegiatan penjualan kredit
dimulai dengan diterimanya order dari pelanggan, kemudian dilanjutkan dengan
permintaan persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, penagihan,
pencatatan piutang dan terjadi piutang terdiri dari jaringan prosedur berikut
ini :
a. Prosedur
order penjualan
b.
Prosedur persetujuan kredit
c.
Prosedur pengiriman barang
d.
Prosedur penagihan
e.
Prosedur pencatatan bertambahnya piutang
f. Prosedur
distribusi penjualan
Kegiatan retur penjualan dimulai
dengan diterimanya dengan pengambilan barang dari pelanggan, kemudian
dilanjutkan dengan permintaan persetujuan retur penjualan, penerimaan barang,
prncatatan berkurangnya piutang, dan berahir dengan distribusi penjualan. Oleh
karena itu sistem akuntansi untuk mencatat berkurangnya piutang terdiri dari
jaringan prosedur berikut ini :
a. Prosedur
penerimaan retur penjualan
b.
Prosedur pembuatan memo kredit
c.
Prosedur penerimaan barang
d.
Prosedur pencatatan retur penjualan
e.
Prosedur pencatatan berkurangnya
piutang
f. Prosedur
distribusi penjualan
2.2 Prosedur Pencatatan
Sistem Akuntansi Piutang
prosedur
pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada
setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit,
penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.
Informasi
Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi
mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1.
Saldo piutang pada saat
tertentu kepada setiap debitur.
2.
Riwayat pelunasaan
piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3.
Umur piutang kepada
setiap debitur pada saat tertentu
Dalam
akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang
dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur
pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan
secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur, catatan piutang
perusahaan diuji ketelitiannya dengan menggunakan tangapan yang diterima dari
debitur dari pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang
baik dimatta para debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan
perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
2.3 Metode Pencatatan
Piutang
Pencatatan
piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
1. Transaksi
Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data
yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
2. Transaksi
Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur
penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat
dalam jurnal retur penjualan.
3. Transaksi
Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari
pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar
data yang telah dicatat dalam jurnal umum.
4. Transaksi
Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan
piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam
jurnal umum.
2.
Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode Posting Harian:
a. Metode Posting Harian:
1.
Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya
menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur
penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting
langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan
diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur
penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima
oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (pre-list
tape). Jumlahfaktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut
dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan
tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar. Setiapbulan
pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo
(trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media
yang akan diposting kedalam kartu piutang:
a. Media
disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam
kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari
kartu piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media
pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk
membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
b. Media
di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari
bagian penagihan.
2.
Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini,
media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu
piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.
b.
Metode Posting Periodik:
1. Posting
Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian penaggihan,
oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya
secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali
periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
2. Penagihan
Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir bulan, dilakukan
kegiatan posting yang meliputi (1) posting media yang dikumpulkan selama
sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan
menghitung saldo kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam
kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari
kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada
tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.
3. Metode
Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur
penjualan beserta dokumen pendukungnay yang diterima dari bagian penagihan,
oleh bagian piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang
belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua
cara yang ditempuh:
a. Jika
pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur
penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di
bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah
dibayar.
b. Jika
pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima
dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut.
Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur
aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang
telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum
dibayar.
4. Metode
Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini menggunakan batch
system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan
sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam
sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan
arsip induk (master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara hariain dan
setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk
piutang.
2.4 Prosedur Pernyataan
Piutang
1. Pernyataan
piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal
tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan
rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
2. Pernyataan
Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada
debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum
dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya Pernyataan
Satuan, pernyataan piutang ini berisi :
(1) saldo kewajiban debitur pada awal bulan,
(2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap
transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan
pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut:
a. Pada
awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan
berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi
sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang)
b. Saldo
piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan
pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan
piutang tersebut.
c. Semua
transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat
dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d. Pada
akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan
dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan.
Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar
kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai
catatan piutang (buku pembantu piutang)
e. Pada
awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2
lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan
pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan
piutang)
3. Pernyataan
Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement With
Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan
saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting
dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo
berjalan dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut:
a. Pada
Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
b. Semua
transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat
dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu
piutang.
c. Pada
akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan.
d. Pada
awal bulan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1
lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh,
pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan
piutang yang dipakai dalam bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan
demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi
informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang
satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya.
4. Pernyataan
Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar
faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu
disertai dengan tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan
piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang
tercantum dalam faktur.
2.5 Distribusi Penjualan
Distribusi
Penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur
penjualan dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran
tersebut untuk keperluan pembuatan laporan hasil penjualan menurut daerah
pemasaran. Jika perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran
pada berbagai jenis pelanggan dengan berbagai variasi order size melalui
berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oleh
manajer pemasaran adalah sebagai berikut:
1.
Hasil Penjualan Menurut Produk
2.
Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3.
Hasil Penjualan Menurut Besarnya
Order
4.
Hasil Penjualan Menurut Daerah
Pemasaran
5.
Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6.
Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga
2.6 Metode Distribusi Penjualan
Ada 5 metode
distribusi penjualan :
1. Metode
Berkolom (Columnar Methods). Dalam metode ini, distribusi data penjualan
dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi,
atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian
metode ini ditentukan oleh dua faktor: (1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan
(2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom
ini terdiri dari:
a. Metode
Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan dipakai sebagai alat
distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi
yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.
b. Metode
worksheet. Umlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas, worksheet
akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang dapat
ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlah unsur dalam kasifikasi yang dapat
ditampung oleh worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan dicatat kedalam
worksheet yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan setiap kolom
worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan hasil penjualan
menurut jenis produk.
c. Metode
jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan. Dalam metode ini
jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan klasifikasi
yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan.
Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari hasil posting transaksi
penjualan kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan tembusan yang
dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan transaksi penjualan kedalam
dartu piutang.
2. Metode
Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount
Methods). Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban
untuk menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi
disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapapun dalam
klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini.
3. Metode Summary
Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket Methods). Dengan
menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi
yang ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan
dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan,
summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam
summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir
minggu. Sedangkan dalam metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media
yang dipakai seebagai distribusi menjadi media tunggal. Media tunggal adalah
media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan saja. Media campuran
(mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih
dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk
merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan
media tunggal. Jika setiap faktur penjualan dapat digunakan dengan merekam
beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode
ini faktur penjualan diubah menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket
yang telah diisi data tersebut kemudian disortasi menurut klasifikasi yang
telah ditentuka, dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip
atau rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian dibuat laporan
penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:
1. membuat media asli sebagai media tunggal.
1. membuat media asli sebagai media tunggal.
2. membuat
tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
3. membuat
media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.
4. Metode
Register (Register Methods). Metode register dalam distribusi penjualan
dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang sederhana dilengkapi
dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan
jumlah penjualan dengan dua macam klasifikasi. Register kas yang lebih canggih
dapat memilki register sampai 16, sehingga memungkinkan dihasilkannya laporan
penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di
hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan
komputer tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan
menurut informasi yang dikehendakinya.
5. Metode Dengan Komputer. Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan dengan menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.
2.7 Faktor yang harus
dipertimbangkan dalam distribusi
Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode distribusi.
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Informasi
Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.
Informasi
yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan
dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu
disajikan dalam laporan, metode distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom
tidak dapat menghasilkan informasi tersebut.
2. Jumlah
Unsur Dalam Klasifikasi
Jumlah unsur
dalam klasifikasimenentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah
klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini
akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan
dalam distribusi. Kegiatan stiap unsur dalam periode tertentu juga menentukan
metode distribusi yang dipilih. Jika dalam klasifikasi terdapat 100 unsur,
namun hanya 10 unsur yang aktif dalam setiap harinya, hal ini memerlukan metode
distribusi yang berbeda dengan jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%nya yang
aktif.
3. Media Yang
Dipakai Sebagai Sumber Data
Jika media
yang dipakai sebagai dasar berupa media camouran, hal ini memerlukan pengubahan
media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan
pembuatan laporan. Jika media berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang
untuk memilih metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi
penjualan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
akuntansi piutang dirancang untuk mencatat transaksi terjadinya piutang dan
berkurangnya piutang. Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan
kredit dan berkurangnya piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan
penerimaan kas dari piutang. Transaksi berkurangnya piutang yang timbul dari
transaksi penerimaan kas dari piutang dikelompokan dalam sistem akuntansi kas.
Prosedur
pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada
setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit,
penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.
Pernyataan
piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada
tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan
rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
DAFTAR PUSTAKA
Samsul,Mustofa. 1992. Sistem Akuntansi. Liberty
yogyakarta. yogyakarta
No comments:
Post a Comment