RENCANA PELAKSANAAN
LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN
|
URAIAN
KEGIATAN
|
Tugas perkembangan
|
Perkembangan kemandirian
|
Topik permasalahan
|
Kemandirian dalam berprilaku dan
mengatasi masalah
|
Kompetensi dasar
|
mampu mengambil keputusan dan
berkomitmen pada keputusan yang diambil, serta mampu bertingkah laku sesuai
nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.
|
Bidang bimbingan
|
Pribadi
|
Jenis layanan
|
Layanan
informasi
|
Fungsi layanan
|
pengembangan
|
Tujuan
|
1. Agar
siswa memahami dirinya sendiri dalam menjadi remaja yang mandiri.
2. Untuk
mengurangi siswa yang kurang memahami arti dari mandiri
|
Sasaran layanan
|
Kelas VIII
|
Uraian kegiatan
1. Strategi
Penyajian
2. Materi
Layanan
|
Alternatif:
a. Klasikal,
dengan ceramah, tanya jawab, diskusi.
b. Bimbingan
kelompok, memecahkan masalah dengan diskusi kelompok
c. Bimbingan
pribadi, melalui konsultasi secara individual
d. Tugas
1. Tugas
terstruktur (TT)
a. Sumber
belajar
- Referensi:
buku materi BK Belajar
- Metode : diskusi dan Penugasan
2.
Tugas mandiri tidak
terstruktur)
Materi meliputi :
Perkembangan
Fisik
Perkembangan Kognitif
Perkembangan Emosi
Perkembangan pribadi
|
Tempat penyelenggaraan
|
Ruang kelas VIII
|
Waktu
|
1x25 MENIT
|
Seting pelayanan BK
|
Tahap pelaksanaan:
Tahap I
1. Pemimpin
kelompok menerima kehadiran anggota kelompok secara terbuka. Misalanya dengan
senyuman dan salam
2. Pemimpin
kelompok memimpin berdoa
3. Pemimpin
kelompok menjelaskan tujuan dari bimbingan kelompok sesuai dengan tema yang
akan di jelasakan
4. Pemimpin
kelompok menjelaskan cara pelaksanaan
5. Kontrak layanan ( kesepakatan layanan )
Tahap
II
1.
Menjelaskan kembali kegiatan kelompok
2.
Tanya
jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
3.
Mengenali
suasana apabila angota secara keseluruhan/sebagian belum siap
Tahap III
1. Pemimpin
kelompok memberikan informasi mengenai topik permasalahan Kemandirian dalam
berprilaku dan mengatasi masalah
2. pemimpin
kelompok menjelaskan akan pentingnya topik permasalahan Kemandirian dalam
berprilaku dan mengatasi masalah
3. Tanya jawab tentang topik yang dikemukakan pemimpin
kelompok
Tahap IV
1. Pemimpin
kelompok mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir
2. pemimpin
kelompok menyimpulkan hasil dari kegiatan bimbingan kelompok
3. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapai masing-masing
4. ucapan
trimakasih pada anggota kelompok
5. mengakhiri
kegiatan bimbingan kelompok dengan berdoa dan salam
|
Penyelenggara layanan
|
NURHASANAH
|
Pihak-pihak yang di libatkan
|
Guru pembimbing dan siswa
|
Alat dan perlengkapan
|
spidol,papan tulis, buku panduan,
|
Rencana penilaian
|
- Laiseg:
Penilaian proses:
Antusias peserta didik
dalam mengikuti kegiatan layanan
Penilaian hasil:
(Understanding)
Pemahaman peserta didik tetang Kemandirian
dalam berprilaku dan mengatasi masalah (Comportable) Perasaan yang dialami
peserta didik setelah menerima layanan informasi tentang Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi
masalah (Action)
Rencana tindakan yang akan diambil
peserta didik setelah menerima layanan
ini.
-
Laijapen : (Pengamatan
terhadap peserta didik dalam waktu 1
minggu sampai 1 Bulan ).
Peserta didik dapat memahami
perkembangan remaja
- Laijapan :
Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun ) Kemandirian dalam
berprilaku dan mengatasi masalah
|
Rencana tindak lanjut
|
Konsultasi dan diskusi kelompok
|
Catatan khusus
|
Pemberian bimbingan dilakuakan
secara bekesinambungan pada anak yang meminta secara khusus
|
Bandar Lampung,
Oktober 2016
Mahasiswa Praktikum
NURHASANAH
NPM: 14110071
MATERI
1.
Pengertian Kemandirian
a) Kemandirian
menurut Bahara (dalam Fatimah, 2006) berarti hal atau keadaan seseorang yang
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
b) Menurut
Parker (dalam Ali, 2005) kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
seseorang yang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan
secara penuh.
c) Menurut
Setiyawan (dalam Yusuf, 2001), kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat
menentukan diri sendiri dan dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku
seseorang yang dapat dinilai.
Dari pengertian-pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan
emosi pada orang lain terutama orangtua, mampu mengambil keputusan dan
berkomitmen pada keputusan yang diambil, serta mampu bertingkah laku sesuai
nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.
2. Aspek
Kemandirian
Aspek yang menjadikan remaja mandiri menurut Doulvan
dan Andelson (dalam Steinberg, 1993) ada tiga meliputi, yaitu :
a)
Kemandirian emosi
Secara operasional aspek kemandirian ini terdiri dari
beberapa indikator seperti:
1.
de-idealized artinya remaja
memandang orang tua apa adanya
2.
parent as people artinya remaja
melihat orang tua sebagai orang dewasa lainnya
3.
non-dependency artinya remaja dapat
mengandalkan dirinya sendiri dari pada bergantung pada orang tuanya, dan
individuation artinya remaja memiliki pribadi yang berbeda dengan orang tuanya.
b) Kemandirian perilaku
kemampuan remaja untuk mengambil keputusan secara
mandiri dan konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Secara operasional
menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2001) aspek kemandirian ini terdiri dari
beberapa indikator yaitu:
-
memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan tanpa campur tangan orang lain (changes in decision making
abilities),
-
memiliki kekuatan terhadap pengaruh
orang lain (changes in conformity and susceptibility to influence), dan
memiliki rasa percaya diri dalam mengambil keputusan (self reliance in decision
making).
c) Kemandirian nilai
Menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2001) secara
operasional aspek ini terdiri dari beberapa indikator yaitu: 1) remaja memiliki
keyakinan terhadap nilai-nilai yang abstrak (moral) atau ukuran benar/salah
(abstrack belief), 2) remaja memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai yang
mengarah pada prinsip (principal belief), dan remaja memiliki keyakinan mantap
yang terbentuk pada dirinya sendiri (independent belief).
d) Ciri-Ciri Individu Mandiri
Ciri-ciri sikap mandiri menurut Spencer dan
Kass (dalam Ali, 2005) adalah:
a. mampu mengambil inisiatif
b. mampu mengatasi masalah
c. penuh ketekunan
d. memperoleh kepuasan dari usahanya
e. berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
a. mampu mengambil inisiatif
b. mampu mengatasi masalah
c. penuh ketekunan
d. memperoleh kepuasan dari usahanya
e. berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
e) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemandirian
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian
yang terbagi menjadi faktor internal maupun eksternal, antara lain sebagai
berikut:
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri yang meliputi:
1. Intelegensi
Gunarsa (dalam Budiman, 2007)
menyatakan bahwa individu dapat dikatakan mempunyai kecerdasan (intelegensi)
yang baik jika ia mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
2. Usia
Smart dan Smart (dalam Musdalifah, 2007) menyatakan kemandirian dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang relatif menetap pada masa remaja. Bertambahnya usia seseorang maka secara otomatis terjadi perubahan fisik yang lebih kuat pada individu, sehingga akan memudahkan seseorang melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.
Smart dan Smart (dalam Musdalifah, 2007) menyatakan kemandirian dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang relatif menetap pada masa remaja. Bertambahnya usia seseorang maka secara otomatis terjadi perubahan fisik yang lebih kuat pada individu, sehingga akan memudahkan seseorang melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.
3. Jenis kelamin
Sesungguhnya pada anak perempuan terdapat dorongan
untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, tetapi dengan
statusnya sebagai gadis mereka dituntut untuk bersikap pasif, berbeda dengan
anak lelaki yang agresif dan ekspansif, akibatnya anak perempuan berada lebih
lama dalam ketergantungan daripada anak laki-laki (Simandjuntak dan Pasaribu
dalam Yusuf, 2001).
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari
luar individu itu sendiri yang meliputi:
1. Kebudayaan
Kebudayaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat, sehingga
sikap dan kebiasaan masyarakat tertentu akan berbeda dengan masyarakat yang
lainnya (Sarwono, 2007).
2. Pola Asuh Orang
Tua
Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua,
kebiasaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan
kemandirian anak (Wijaya dalam Budiman, 2007). Keluarga yang membiasakan
anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan
kemandirian pada anak anaknya dengan cara tidak bersikap terlalu protektif.
3. Jumlah anak dalam keluarga
Adanya perlakuan yang demokratis
anak didorong untuk memegang peran yang dipilihnya sendiri dan anak didorong
untuk berprestasi (Hurlock, 2003). Keluarga yang mempengaruhi kemungkinan
paling besar untuk memperlakukan anak secara demokratis adalah keluarga kecil,
namun tidak menutup kemungkinan jumlah anak yang banyak dalam keluarga juga
menuntut tingkat kemandirian anak tinggi, karena perhatian orangtua lebih fokus
pada anaknya yang masih kecil.
4. Tingkat Pendidikan dan Status Sosial
Ekonomi
Penelitian yang dilakukan oleh Khon (dalam
Hurlock 2000) menemukan fakta bahwa berbagai kultur pada orangtua yang berasal
dari tingkat pendidikan yang rendah dan sosial ekonomi yang rendah pula
mengajarkan nilai kemandirian yang lebih tinggi kepada anak-anaknya akibat
keterbatasan yang meraka miliki, sedangkan pada orangtua yang memiliki status
sosial ekonomi yang tinggi mereka lebih menekankan gengsi dan sikap konformitas
pada anak-anak mereka.
No comments:
Post a Comment