Thursday, October 20, 2016

CONTOH RPL & MATERINYA

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
Tugas perkembangan
Perkembangan kemandirian
Topik permasalahan
Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi masalah
Kompetensi dasar
mampu mengambil keputusan dan berkomitmen pada keputusan yang diambil, serta mampu bertingkah laku sesuai nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.
Bidang bimbingan
Pribadi
Jenis layanan
Layanan informasi
Fungsi layanan
pengembangan
Tujuan
1.      Agar siswa memahami dirinya sendiri dalam menjadi remaja yang mandiri.
2.      Untuk mengurangi siswa yang kurang memahami arti dari  mandiri
Sasaran layanan
Kelas VIII
Uraian kegiatan
1.      Strategi Penyajian













2.      Materi Layanan
Alternatif:
a.       Klasikal, dengan ceramah, tanya jawab, diskusi.
b.      Bimbingan kelompok, memecahkan masalah dengan diskusi kelompok
c.       Bimbingan pribadi, melalui konsultasi secara individual
d.      Tugas
1.      Tugas terstruktur (TT)
a.       Sumber belajar
- Referensi: buku materi BK Belajar
- Metode : diskusi dan Penugasan
2.        Tugas mandiri tidak terstruktur)
Materi meliputi :
*      Perkembangan Fisik   
*      Perkembangan Kognitif
*      Perkembangan Emosi
*      Perkembangan pribadi
Tempat penyelenggaraan
Ruang kelas VIII
Waktu
1x25 MENIT
Seting pelayanan BK
Tahap pelaksanaan:
Tahap I
1.      Pemimpin kelompok menerima kehadiran anggota kelompok secara terbuka. Misalanya dengan senyuman dan salam
2.      Pemimpin kelompok memimpin berdoa
3.      Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari bimbingan kelompok sesuai dengan tema yang akan di jelasakan
4.      Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan
5.      Kontrak layanan ( kesepakatan layanan )

Tahap II
1.        Menjelaskan kembali kegiatan kelompok
2.        Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
3.        Mengenali suasana apabila angota secara keseluruhan/sebagian belum siap

Tahap III
1.      Pemimpin kelompok memberikan informasi mengenai topik permasalahan Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi masalah
2.      pemimpin kelompok menjelaskan akan pentingnya topik permasalahan Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi masalah
3.      Tanya jawab tentang topik yang dikemukakan pemimpin kelompok
Tahap IV
1.      Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir
2.      pemimpin kelompok menyimpulkan hasil dari kegiatan bimbingan kelompok
3.      Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing
4.      ucapan trimakasih pada anggota kelompok
5.      mengakhiri kegiatan bimbingan kelompok dengan berdoa dan salam
Penyelenggara layanan
NURHASANAH
Pihak-pihak yang di libatkan
Guru pembimbing dan siswa
Alat dan perlengkapan
spidol,papan tulis, buku panduan,
Rencana penilaian
-     Laiseg:
Penilaian proses: Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
Penilaian hasil: (Understanding) Pemahaman peserta didik tetang Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi masalah (Comportable) Perasaan yang dialami peserta didik setelah menerima layanan informasi tentang  Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi masalah (Action) Rencana tindakan yang akan  diambil peserta  didik setelah menerima layanan ini.
-     Laijapen       : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1  minggu  sampai 1 Bulan ). Peserta didik dapat  memahami perkembangan remaja                        
-  Laijapan       : Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1  semester  sampai 1 tahun  )  Kemandirian dalam berprilaku dan mengatasi masalah                    
Rencana tindak lanjut
Konsultasi dan diskusi kelompok
Catatan khusus
Pemberian bimbingan dilakuakan secara bekesinambungan pada anak yang meminta secara khusus



Bandar Lampung,    Oktober 2016
Mahasiswa Praktikum




NURHASANAH
NPM: 14110071






MATERI

1. Pengertian Kemandirian
a) Kemandirian menurut Bahara (dalam Fatimah, 2006) berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
b) Menurut Parker (dalam Ali, 2005) kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh.
c) Menurut Setiyawan (dalam Yusuf, 2001), kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dan dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan emosi pada orang lain terutama orangtua, mampu mengambil keputusan dan berkomitmen pada keputusan yang diambil, serta mampu bertingkah laku sesuai nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.

2. Aspek Kemandirian
Aspek yang menjadikan remaja mandiri menurut Doulvan dan Andelson (dalam Steinberg, 1993) ada tiga meliputi, yaitu :
a)       Kemandirian emosi
Secara operasional aspek kemandirian ini terdiri dari beberapa indikator seperti:
1.      de-idealized artinya remaja memandang orang tua apa adanya
2.      parent as people artinya remaja melihat orang tua sebagai orang dewasa lainnya
3.      non-dependency artinya remaja dapat mengandalkan dirinya sendiri dari pada bergantung pada orang tuanya, dan individuation artinya remaja memiliki pribadi yang berbeda dengan orang tuanya.

b)     Kemandirian perilaku
kemampuan remaja untuk mengambil keputusan secara mandiri dan konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Secara operasional menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2001) aspek kemandirian ini terdiri dari beberapa indikator yaitu:
-      memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan orang lain (changes in decision making abilities),
-      memiliki kekuatan terhadap pengaruh orang lain (changes in conformity and susceptibility to influence), dan memiliki rasa percaya diri dalam mengambil keputusan (self reliance in decision making).

c)      Kemandirian nilai
Menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2001) secara operasional aspek ini terdiri dari beberapa indikator yaitu: 1) remaja memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai yang abstrak (moral) atau ukuran benar/salah (abstrack belief), 2) remaja memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai yang mengarah pada prinsip (principal belief), dan remaja memiliki keyakinan mantap yang terbentuk pada dirinya sendiri (independent belief).

d)     Ciri-Ciri Individu Mandiri
 Ciri-ciri sikap mandiri menurut Spencer dan Kass (dalam Ali, 2005) adalah:
a. mampu mengambil inisiatif
b. mampu mengatasi masalah
c. penuh ketekunan
d. memperoleh kepuasan dari usahanya
e. berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

e)      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian yang terbagi menjadi faktor internal maupun eksternal, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri yang meliputi:
1.      Intelegensi
Gunarsa (dalam Budiman, 2007) menyatakan bahwa individu dapat dikatakan mempunyai kecerdasan (intelegensi) yang baik jika ia mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
2.      Usia
Smart dan Smart (dalam Musdalifah, 2007) menyatakan kemandirian dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang relatif menetap pada masa remaja. Bertambahnya usia seseorang maka secara otomatis terjadi perubahan fisik yang lebih kuat pada individu, sehingga akan memudahkan seseorang melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.
3.      Jenis kelamin
Sesungguhnya pada anak perempuan terdapat dorongan untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, tetapi dengan statusnya sebagai gadis mereka dituntut untuk bersikap pasif, berbeda dengan anak lelaki yang agresif dan ekspansif, akibatnya anak perempuan berada lebih lama dalam ketergantungan daripada anak laki-laki (Simandjuntak dan Pasaribu dalam Yusuf, 2001).

b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang meliputi:
1.      Kebudayaan
Kebudayaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat, sehingga sikap dan kebiasaan masyarakat tertentu akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya (Sarwono, 2007).
2.      Pola Asuh Orang Tua
Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan kemandirian anak (Wijaya dalam Budiman, 2007). Keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anak anaknya dengan cara tidak bersikap terlalu protektif.

3.      Jumlah anak dalam keluarga
Adanya perlakuan yang demokratis anak didorong untuk memegang peran yang dipilihnya sendiri dan anak didorong untuk berprestasi (Hurlock, 2003). Keluarga yang mempengaruhi kemungkinan paling besar untuk memperlakukan anak secara demokratis adalah keluarga kecil, namun tidak menutup kemungkinan jumlah anak yang banyak dalam keluarga juga menuntut tingkat kemandirian anak tinggi, karena perhatian orangtua lebih fokus pada anaknya yang masih kecil.

4.      Tingkat Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi

 Penelitian yang dilakukan oleh Khon (dalam Hurlock 2000) menemukan fakta bahwa berbagai kultur pada orangtua yang berasal dari tingkat pendidikan yang rendah dan sosial ekonomi yang rendah pula mengajarkan nilai kemandirian yang lebih tinggi kepada anak-anaknya akibat keterbatasan yang meraka miliki, sedangkan pada orangtua yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi mereka lebih menekankan gengsi dan sikap konformitas pada anak-anak mereka.

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...