Thursday, October 13, 2016

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SMP


MAKALAH

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SMP











DISUSUN OLEH :

*      AGUNG ADTYA P
*      BHAKTI SURYA K
*      CINTYA MELWANDA J
*      DWI AGUSTINA
*      SYARIFAH
*      TIANA AGISTA



 
 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang karakteristik peserta didik smp. Dan juga kami berterima kasih pada RISNA ROGA MELIA,S.Pd.,M.Pd selaku Dosen mata kuliah Perkembangan dan bimbingan belajar peserta didik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peserta didik kategori tingkat smp. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandar Lampung,  Oktober 2016


Penulis



ii
 
 

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... ............ i
KATA PENGANTAR............................................................................ ........... ii
DAFTAR ISI........................................................................................... .......... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................... ........... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................ ........... 1
C.     Tujuan Penelitian................................................................................. ........... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Perkembangan Anak Tingkat  Sekolah Menegah Pertama (SMP)                          2
B.     Aspek-aspek Perkembangan Anak Tingkat SMP................................ ........... 2
C.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Tingkat SMP..................... ........... 5
D.    Karakteristik Hubungan Remaja Dengan Teman Sebaya.................... ........... 7

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ......................................................................................... ........... 9
B.     Saran.................................................................................................... ........... 9

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menjadi  guru bukanlah suatu hal yang mudah seperti yang kita bayangkan, tetapi  menjadi guru adalah suatu hal yang sulit. Menjadi guru berarti mempunyai  amanah yang sangat besar yang harus dipertanggung jawabkan  di hadapan Allah SWT. Guru pasti menghadapi anak didik yang mempunyai  sifat psikif yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, baik dalam hal pemikiran, kemauan, perasaan, latar belakang keluarga maupun jasmaninya. Seorang guru harus dapat memahami  perbedaan-perbedaan itu dan harus mengenal  karakteristik peserta ddidik. 
Siswa di setiap sekolah terdiri dari bebagai  latar belakang. Siswa dalam satu kelas biasanya memiliki umur yang tidak jauh berbeda , namun mereka memiliki  latar belakang yang berbeda. Ada  yang berasal dari  keluarga berada , ada pula yang berasal dari keluarga kurang mampu, seterusnya pasti setiap siswa memiliki perbedaan yang harus  dipahami setiap guru, sehingga kegiatan pembelajaran  dapat berjalan dengan baik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik peserta didik pada tingkat SMP?
2.      Bagaimana aspek-aspek perkembangan anak tingkat SMP?
3.      Bagaimana faktor yang mempengaruhi anak tingkat SMP?
4.      Apa karakteristik hubungan remaja dengan teman sebayanya?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk menjelaskan Karakteristik perkembangan anak tingkat SMP
2.      Untuk menjelaskan gambaran aspek-aspek perkembangan anak tingkat SMP
3.      Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi anak tingkat SMP
4.      Untuk menjelaskan hubungan remaja dengan teman sebayanya


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Perkembangan Anak Tingkat  Sekolah Menegah Pertama (SMP)
Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya). Dalam tahap perkembangannya, peserta didik  SMP berada pada tahap periode  perkembangan Operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Model berpikir ilmiah dengan tipehipotetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.

Sebagai upaya memahami mekanisme perkembangan intelektual, Piaget menggambarkan fungsi intelektual kedalam tiga persfektif, yaitu: (1) proses mendasar bagaimana terjadinya perkembangan kognitif (asimilasi, akomodasi, dan equilibirium); (2) cara bagaimana pembentukan pengetahuan; dan (3) tahap-tahap perkembangan intelektual. Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

B.     Aspek-aspek Perkembangan Anak Tingkat SMP
Perkembangan anak memiliki beberapa aspek,yaitu sebagai berikut
1.      Aspek Kognitif
Periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia peserta didik  SMP, merupakan ‘period of formal operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada peserta didik  adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Peserta didik  telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran, bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat peserta didik . Pembelajaran  akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik peserta didik  sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.

Pada tahap perkembangan ini juga ada ketujuh kecerdasan dalam Multiple Intelligences  yaitu:
·         Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional)
·         Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut)
·         Kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan irama)
·         Kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental tentang realitas)
·         Kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus),
·         Kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan rasa jati diri), kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami orang lain)
Di antara ketujuh macam kecerdasan ini,  apabila guru mampu meramu pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik yang dipadukan dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran, maka  akan dapat membantu siswa untuk melalukan eksplorasi dan elaborasi dalam rangka membangun konsep.

2.      Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap.


Tahap-tahap tersebut antara lain:
1.  Tahap kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena peserta didik  masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan suatu gerakan.
2.   Tahap asosiatif
Pada tahap ini, seorang peserta didik  membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan  yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor.
3. Tahap otonomi 
Pada tahap ini, seorang peserta didik  telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena peserta didik  sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan.

3.      Aspek Afektif
Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif peserta didik . Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing. Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku peserta didik  yang sangat penting dalam penguasaan berbagai materi pembelajaran, yang meliputi:
1)      Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri.
2)      Inhibition, yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
3)      Anxiety (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir, tegang, dsbnya.
4)      Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
5)      Risk-taking, yaitu keberanian mengambil risiko.
6)      Empati, yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain.

Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berfikirnya. Guru harus memahami tahap-tahap perkembangan kognitif, psikomotorik, dan afektif peserta didiknya, agar ketika mendesain dan melaksakan proses pembelajaran  sesuai dengan tahap perkembangan yang telah dijelaskan diatas. Sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang bermakna (meaningfully).

C.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Tingkat SMP
1)      Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

2)      Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.



3)      Status Sosial Ekonomi Kehidupan
Sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.

4)      Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

5)      Kapasitas Mental Emosidan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak  hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

Factor Lain Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP dan yang ada di lingkungan sekitar:
1.    Faktor Teman Sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya,

Sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.

Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.

2.    Keragaman Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif.

3.    Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita.

Elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya.

D. Karakteristik Hubungan Remaja Dengan Teman Sebaya
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh  teman sebaya dalam kehidupan mereka.  Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka.
Studi-studi kontemporer tentang remaja, juga menunjukkan bahwa hubungan yang positif dengan teman sebaya diasosiasikan dengan penyesuaian sosial yang positif (santrock, 1998 ). Hartup (1982) misalnay mencatat bahwa pengaruh teman sebaya yang harmonis selama masa remaja, dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif pada usia setengah baya (Hightower; 1990). Secara lebih rinci, kelly dan hasnen (1987) menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu :
1.      Mengontrol impuls-impuls agresif. Melalui interaksi dengan teman sebaya, remaja belajar bagaimana memecahkan pertengahan-pertengahan dengan cara-cara yang lain selain dengan tindakan agresi langsung.
2.      Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen. Teman-teman dan kelompok teman sebaya memeberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan tenggung jawab baru mereka. Dorongan yang diperoleh remaja dari teman-teman sebaya mereka ini akan menyebabkan berkurangnya ketergantungan remaja pada dorongan keluarga mereka.
3.      Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-perasaan dengan cara-cara yang lebih matang. Melalui percakapan dan perdebatan dengan teman sebaya, remaja belajar mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka memecahkan masalah.
4.      Mengembangkan sikap-sikap seksual dan tingkah laku peran jenis kelamin terutama dibentuk melalui interaksi dengan teman sebaya. Remeja belajar mengenai tingkah laku dan sikap-sikap yang mereka asosiasikam dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda
5.      Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Umunya orang dewasa menhajarkan kepada anak-anak mereka tentang apa yang benar dan apa yangb salah. Dalam kelompok teman sebaya, remaja mencoba mengambil keputusan atas diri mereka sendiri. Remaja mencoba mengambil keputusan atas diri  mereka sendiri dalam penalaran moral
6.      Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar teman-teman sebayanya membuat remaja merasa enak atau senang tentang dirinya.
BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Bila kita mengamati perkembangan kemampuan berbahasa anak dan perkembangan anak ,pada usia –usia remaja ini. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukandalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.

B.     Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini  saya dan semua pemahaman tentang karakteristik perkembangan sekolah menengah dapat diserap ataupun diambil nilai positif yang ada dalam makalah ini.



No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...