KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih ataupun tidur dalam mengurus
semua makhluknya yang berada di langit maupun dibumi.
Dia lah Allah SWT, Tuhan semesta
alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya dan bumi beserta
isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayangnya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah mengenai Strategi Pembelajaran yang tentunya masih jauh dari kata
sempurna ini.
Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada makhluk paling mulia dimuka bumi ini. Makhluk yang diutus
untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia dibumi. Dia lah baginda besar,
Rasul agung Rasullulah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah kepada
para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat.
Penulis juga ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Akuntansi yaitu
bapak Kharisma Idola Arga, S.Pd.,MPd. yang telah sabar membimbing penulis dalam
memperoleh materi serta penulis juga harapkan agar kiranya bapak dosen dapat
memberikan masukan-masukan bagi kurangnya kelengkapan dalam makalah yang
penulis buat ini, penulis juga berharap bahwa apa yang sudah penulis tulis
dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca dalam memperoleh pengetahuan. jika
ada masukan, sekiranya tak segan untuk menambahkan supaya penulis dapat memperbaiki
kesalahan dan kekurangan dalam makalah.
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... .... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Strategi Pembelajaran............................................................... .... 2
2.2 Jenis-jenis
Strategi Pembelajaran................................................................ .... 3
2.3 Penerapan
Startegi Pembelajaran................................................................ .... 11
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama
dalam konteks penguasaan konsepsional terhadap pembelajaran. Strategi
pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan
teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
1.2 Rumusan Masalah
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Strategi
Pembelajaran?
2.
Apa sajakah jenis-jenis Strategi
Pembelajaran?
3.
Bagaimana Penerapan Strategi
Pembelajaran?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Strategi Pembelajaran.
2.
Menjelaskan jenis-jenis Strategi
Pembelajaran.
3.
Menjelaskan Penerapan Strategi
Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa
diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Adapun beberapa pengertian tentang strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Adapun beberapa pengertian tentang strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.
Hamzah B. Uno (2008:45)
Strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran.
2.
Dick dan Carey (2005:7)
Strategi
pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas
sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur
pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
3.
Suparman (1997:157)
Strategi
pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan
materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
4.
Hilda Taba
Strategi
pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua
variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
5.
Gerlach dan Ely (1990)
Strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
6.
Kemp (1995)
Stategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
7.
Sanjaya (2007 : 126)
Dalam dunia
pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
2.2 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
2.2 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa
strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru antara lain:
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru
memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
Dengan
menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di
dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1.
Keunggulan Strategi Ekspositori
·
Dengan strategi pembelajaran
ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran,
dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan.
·
Strategi pembelajaran ekspositori
dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
·
Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang
suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
·
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini
dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi
tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih
dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal
ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan yang spesifik memungkinkan
untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
2.
Kelemahan Strategi Ekspositori
·
Strategi pembelajaran ini hanya
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
perlu digunakan strategi yang lain.
·
Strategi ini tidak mungkin dapat melayani
perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan
bakat, serta perbedaan gaya belajar.
·
Karena strategi lebih banyak
diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam
hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir
kritis.
·
Keberhasilan strategi pembelajaran
ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan,
pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola
kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
·
Oleh karena itu, gaya komunikasi
strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi
satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada
apa yang diberikan guru.
Dari uraian
di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran
yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain,
baik tidaknya suatu strategi pembelajaran isa dilihat dari efektif tidaknya
strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2. Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran
inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini
sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran inquiry, yaitu:
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran inquiry, yaitu:
1)
Keunggulan / Kelebihan Strategi Pembelajaran Inquiry
·
Strategi pembelajaran inquiry
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
·
Dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
·
Strategi pembelajaran inquiry
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
·
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2)
Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry
·
Jika strategi pembelajaran inquiry
sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
·
Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
·
Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
·
Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi
pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara
langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing
siswa untuk belajar.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah
Pembelajaran
berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di
dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama :
·
Pertama, strategi pembelajaran
berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam
pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran
berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data
dan akhirnya menyimpulkannya.
·
Kedua, aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa
masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
·
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
1)
Keunggulan strategi pembelajaran berbasis masalah
·
Pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru
bagi siswa.
·
Pemecahan masalah dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa.
·
Pemecahan masalah dapat membantu
siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
·
Pemecahan masalah dapat membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
·
Melalui pemecahan masalah dianggap
lebih menyenangkan dan disukai siswa.
·
Pemecahan masalah dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
·
Pemecahan masalah dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
·
Pemecahan masalah dapat
mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus
dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini
guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan
oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa,
pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang
terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
2)
Kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah
·
Manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
·
Keberhasilan strategi pembelajaran
melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
·
Tanpa pemahaman mengapa mereka
berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir
Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi
pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing
untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses
dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan. Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di
dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran
ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan
berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan
sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal.
Kedua, telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Kedua, telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
5. Strategi Pembelajaran Kooperatif/
Kelompok
Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran
kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan
kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang
harus dicapai dalam kelompok belajar..
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
6. Strategi Pembelajaran Kontekstual
/Contextual Teaching Learning
Contoxtual
Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan . Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.
Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan . Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.
Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual.
a.
Pengaktifan pengetahuan yang sudah
ada (activating learning)
b.
Pemerolehan pemngetahuan yang sudah
ada (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu,
kemudian memperhatikan detailnya.
c.
Pemahaman pengetahuan (understanding
knowledge), yaitu dengan cara menyusun (1) hipotesis (2) melakukan
sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar
tanggapan itu (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan
d.
Mempraktekkan pengetahuan dan
pengalaman tersebut (applaying knowledge)
e.
Melakukan refleksi (reflecting
knowledge) terhadap strategi pengetahuan tersebut
Inquiry (menemukan) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching Learning CTL. Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.
Inquiry (menemukan) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching Learning CTL. Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.
7. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi
pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas
tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi,
penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan
membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah
mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan
bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan
santun yang bersangkutan sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan
guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan
keluarga. Strategi pmbelajaran afektif pada umunya menghadapkan siswa pada
situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi
ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan nilai yang dianggapnya baik.
2.3 Penerapan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan
rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Komponen
pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan
kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan
mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya
dan menutup pelajaran.
a)
Sub komponen pendahuluan, merupakan
kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk
memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa
mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan
siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi
pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis
pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b)
Sub komponen penyajian, kegiatan ini
merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik
akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki
dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan
materi pelajaran.
c)
Sub komponen penutup, merupakan
kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk
memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran
yang telah diberikan.
2. Komponen kedua
yaitu metode pembelajaran
Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar
atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi
pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin
dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk
pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan
metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan
materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
a)
Metode ceramah
Metode
ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan
oleh para pngajar. Walaupun memiliki banyak kekurangan metode ini masih tetap
digunakan sampai sekarang untuk membangun komunikasi antara pengajar dan
pebelajar.
b)
Metode pembelajaran terprogram
Metode
pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini sering
digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang
diinginkan, dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah dirancang.
c)
Metode
demonstrasi
Metode
demontrasi mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,baik sebenarnya
atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan.
d)
Metode discovery
Metode
discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas
dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif
dan bermakna.
e)
Metode simulasi
Metode
simulasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu.
f)
Metode do-look-learn/ karya wisata
Metode ini
mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objrk-objek lainnya
sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g)
Metode diskusi
Metode
diskusi yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau
pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
h)
Metode praktikum
Metode
praktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.
i)
Metode studi mandiri
Metode ini
sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan
belajar.
j)
Metode bermain peran
Metode ini
mengajarrkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah social.
k)
Metode studi kasus
Metode ini
mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan
data-data yang ditemukan.
3. Komponen
ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media
cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a.
Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b.
Dukungan terhadap isi pelajaran
c.
Kemudahan memperoleh media
d.
Keterampilan guru dalam
menggunakannya
e.
Ketersediaan waktu menggunakannya
f.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4. Komponen keempat
adalah waktu tatap muka
Pengajar
harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan
waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran.
Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5. Komponen kelima
adalah pengelolaan kelas
Kelas adalah
ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan
fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya.
Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap
guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan
kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
lancar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum
strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa
strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru antara lain:
·
Strategi Pembelajaran Ekspositori
·
Strategi Pembelajaran Inquiry
·
Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah
·
Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir
·
Strategi Pembelajaran Kooperatif/
Kelompok
·
Strategi Pembelajaran Kontekstual
/Contextual Teaching Learning
·
Strategi Pembelajaran Afektif
Berdasarkan
rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
·
Komponen pertama yaitu urutan
kegiatan pembelajaran
·
Komponen kedua yaitu metode
pembelajaran
·
Komponen ketiga yaitu media yang
digunakan
·
Komponen keempat adalah waktu tatap
muka
·
Komponen kelima adalah pengelolaan
kelas
DAFTAR
PUSTAKA
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
No comments:
Post a Comment