BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uang merupakan sesuatu benda
yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melakukan transaksi
ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari uang adalah
sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan
uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern.
Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas
masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya
uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan
tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Pengertian permintaan akan uang
di definisikan sebagai keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh
masyarakat dan perusahaan. Yang dipengaruhi oleh pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan
seseorang, permintaan akan uang akan semakin besar. Hal ini karena konsumsi dan
tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan. Selain
pendapatan riil tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang
Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang.
Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi
bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih
baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi. Tingkat harga umum merupakan faktor ketiga dalam
konsep permintaan akan uang. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan
uang akan semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa bertambah mahal,
sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya. Pengeluaran konsumen, Faktor terakhir dalam konsep
permintaan akan uang ini menjelaskan, misalnya saja pengeluaran konsumen pada
bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah.
Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan
teori permintaan uang
2.
Macam-macam
teori permintaan uang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori Permintaan Uang
2.1.1 Teori Klasik
Teori permintaan uang,
tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada awal mulanya teori ini dimaksudkan
untuk menjelaskan mengapa seseorang atau masyarakat menyimpan uang kas, tetapi
lebih pada peranan dari uang itu sendiri. Menurut Fisher bahwa jumlah
proporsional dengan harga, dengan asumsi kecepatan uang dan transaksi dianggap
tetap (Sukirno, 2003:221).
Dengan sederhana Irving
Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut :
............................................................ (3)
M = Uang beredar (penawaran
uang)
P = Tingkat harga
V = Kecepatan perputaran
uang
T = Jumlah barang dan jasa
yang diperjual belikan didalam satu tahun
tertentu
Di dalam persamaan itu M
diartikan dalam pengertian uang beredar yang sempit. Ini berarti M adalah sama
dengan jumlah uang kertas, logam dan uang giral yang terdapat dalam
perekonomian. Kelajuan peredaran uang yaitu V, ditentukan berdasarkan
keseringan uang beredar yang tedapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu
tahun.
Faktor terakhir dalam
persamaaan di atas yaitu T, menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan barang
setengah jadi yang diperjual belikan. Sedangkan PT adalah hasil penjumlahan
dari perkalian di antara masing-masing barang yang termasuk pendapatan nasional
dengan harga-harganya. Singkatnya PT bukan meliputi pendapatan nasional saja,
tetapi juga nilai keatas barang-barang. Ini berarti nilai PT selalu lebih besar
dari pada pendapatan nasional. (Sukirno, 2003:221-222).
Melalui bukunya The Purchasing power of money terbit pada tahun 1911, Irving Fisher memperkenalkan
pendekatan secara velositas. Pendekatan ini menjelaskan bahwa jumlah uang yang
dibelanjakan sama dengan jumlah uang yang diterima. Dalam teori ini, fungsi
uang hanyalah sebagai alat tukar.
Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan transaksi permintaan uang Fisher adalah:
Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan transaksi permintaan uang Fisher adalah:
MV = PT
Dimana nilai dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata-rata dari barang tersebut (P) harus sama dengan volume uang yang ada dalam masyarakat (M) dikalikan dengan berapa kali rata-rata perputaran uang (V). Volume transaksi (T) dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan nasional) dan bisa pula dianggapmempunyai nilai tertentu dalam dalam satu tahun. Volume transaksi (T) dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan nasional) dan bisa pula dianggapmempunyai nilai tertentu dalam dalam satu tahun.
Menurut Fisher dan kaum klasik
diasumsikan selalu dalam keadaan full
employment. Velocity ditentukan oleh
faktor-faktor kelembagaan, mencakup faktor-faktor, misalnya tingkat permintaan
uang akan sama dengan pendapatan nasional. Maka secara matematis dapat ditulis:
Md
= kPY
Dimana k adalah proporsi/bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya sama dengan I/VV, sedangkan Y adalah tingkat pendapatan nasional riil dan P adalah harga umum.
Sedangkan teori kuantitas
uang menurut versi yang dikemukakan oleh Marshall (dalam Azis, 2002:6) dengan
formulasi sebagai berikut :
M = kPO = kY
.........................................................................(4)
Dimana
:
k =
1/V
Secara matematis formulasi
Alfred Marshall ini sama dengan formulasi Irving Fisher namun, implikasinya
berbeda. Marshall memandang bahwa individu atau masyarakat selalu menginginkan
sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya (Y) diwujudkan dalam bentuk
uang kas (yang dinyatakan dengan k). Sehingga kY merupakan keinginan individu
atau masyarakat dapat diformulasikan sebagai berikut :
Md = kPO = kY
......................................................................(5)
Md = adalah permintaan uang
kas
Dengan formulasi tersebut
teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan akan uang. Teori ini masih
sangat sederhana, terkandung didalamnya beberapa kelemahan. Kelemahannya adalah
bahwa dalam kenyataannya V tidaklah tetap. Baik di negara maju maupun negara
berkembang, V cenderung tidak konstan.
2.2 Teori Permintaan Uang
Keynes
Keynes dalam teorinya
tentang permintaan akan uang tunai, membedakan antara motif transaksi,
berjaga-jaga serta spekulasi. Jadi dia juga mengakui adanya motif transaksi.
Hanya saja yang lebih penting dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi
adalah motif spekulasi (Goldfeld, 1990:307).
1. Permintaan uang untuk
tujuan transaksi dan berjaga-jaga
Keynes mengatakan, bahwa
permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung pada pendapatan.
Makin tinggi akan uang kas makin tinggi jumlah transaksi yang dilakukan.
Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan
transaksi lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat yang pendapatannya
lebih rendah.
Menurut Keynes, orang
meminta uang untuk transaksi harian. Permintaan ini dipengaruhi oleh besar
kecilnya pendapatan. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar permintaan
uang untuk tujuan transaksi. Dari sini jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum
Klasik bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung dari pendapatan.
Untuk memenuhi transaksi
yang tak terduga, seperti sakit atau kebutuhan yang tak terduga lainnya.
Permintaan ini juga dipengaruhi oleh pendapatan, semakin besar pendapatan maka
semakin besar permintaan uang untuk berjaga-jaga, atau sebaliknya. Namun Keynes
berbeda dengan kaum klasik dalam hal penekanan pada motif spekulasi dan peranan
tingkat bunga dalam menentukan permintaan uang untuk spekulasi.
Rumah tangga dan perusahaan
bisnis menyimpan uang untuk tujuan transaksi karena mereka berpikir akan atau
mungkin, ingin melakukan pengeluaran sebelum mereka memperoleh arus masuk
penerimaan uang yang cukup. Biasanya mereka tidak mempunyai jaminan seperti
itu. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyimpan sedikit uang untuk
menutupi kelebihan pengeluaran mereka atas penerimaan mereka selama satu
periode.
Keynes menyatakan bahwa
permintaan uang untuk tujuan transaksi merupakan fungsi pendapatan. Keuntungan
ini dilukiskan dalam gambar diatas dimana L1, menunjukkan jumlah saldo uang
riel yang diminta untuk tujuan transaksi. Terlihat semakin tinggi pendapatan,
maka semakin banyak uang yang dipegang untuk keperluan transaksi (Mt). Hubungan
antara permintan uang untuk transaksi dengan pendapatan rill (Y/P) tidak selalu
linier (garis lurus).
Dengan demikian jelas bahwa
Keynes mengikuti jejak kaum klasik bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi
tergantung pada pendapatan. (Goldfeld, 1990:308)
2. Permintaan uang untuk
tujuan spekulasi
Permintaan uang untuk
tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin
tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk
tujuan atau motif spekulasi.
Alasannya:
a.
Apabila tingkat bunga naik,
berarti ongkos memegang uang kas semakin kecil.
b.
Bahwa masyarakat menganggap
akan adanya tingkat bunga normal.
Ketergantungan permintaan
uang untuk spekulasi dinyatakan oleh L2, atas suku bunga dalam gambar diatas.
Kurva L2L2, condong menurun, mencerminkan hubungan terbalik antara permintaan
uang untuk spekulasi dan suku bunga (Goldfeld, 1990:309).
Keynes mengakui bahwa
masyarakat bisa memilih untuk menyimpan saldo uang melebihi kebutuhan untuk
tujuan transaksi karena keinginannya untuk menyimpan aktiva yang benar-benar
bebas dari resiko (depresiasi) dilihat dari segi uang. Saldo yang memenuhi
fungsi penyimpan nilai (Store of Value) merupakan permintaan uang untuk
spekulasi.
Permintaan uang untuk
spekulasi oleh Keynes dianggap ditentukan terutama oleh suku bunga. Bahwa suku
bunga yang lebih rendah menyebabkan saldo spekulasi lebih kecil dan suku bunga
yang lebih rendah akan menghasilkan permintaan yang lebih besar akan saldo
spekulasi.
2.4 Implikasi
Teori Permintaan Uang Keynes
Uang disamping berfungsi
sebagai alat transaski perdagangan (means of exchanges) juga dapat
berfungsi sebagai penyimpan nilai(store of value). Pemikiran ekonomi ini
yang melahirkan motif uang tidak hanya sekedar untuk kepentingan transaksi dan
berjaga-jaga tetapi juga untuk kepentingan spekulasi.
Permintaan uang untuk transaksi
dan berjaga-jaga kedua-duanya dipengaruhi secara proporsional oleh besarnya
pendapatan nasional, sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut:
Mt + Mj
= f(Y)
Asumsi bahwa dalam jangka
pendek besarnya kekayaan (wealth) nilai konstan, begitupula dengan Pasar
uang yang dirumuskan dalam keadaan keseimbangan, maka besarnya permintaan uang
(Md) nilainya sama dengan besarnya jumlah uang beredar (Ms),
sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut:
Menurut Keynes keseimbangan
pasar uang yaitu Md = Ms akan menentukan tingkat bunga keseimbangan dan tingkat harga,
meskipun penekanannya pada tingkat bunga karena besarnya harga umum ditentukan
oleh interaksi antara permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS)
karena dalam jangka pendek diasumsikan harga tetap.
Keynes lebih menekankan
analisis ekonomi jangka pendek dengan mendorong perubahan pada sisi permintaan
agregat sehingga dikenal dengan perekonomian sisi permintaan (demand side
economy). Pandangan klasik yang menyatakan bahwa perubahan jumlah uang
beredar yang tidak mempengaruhi output nasional (Y) tetapi hanya
mempengaruhi tingkat harga umum (P) ini yang dikebal dengan istilah“classical
dichotomy” yaitu pemisahan antara sector moneter dengan sector riil di mana
masing-masing sector berdiri sendiri tidak saling mempengaruhi.
Namun Keynes kemudian menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sector riil melalui analisis IS-LM yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hicks. Keynes menyatakan bahwa perubahan jumlah uang beredar (Ms) akan mempengaruhi keseimbangan pasar uang (Ms = Md) dan menentukan tingkat bunga yang akan mempengaruhi tingkat investasi (I) dan melalui mekanisme angka pengganda (multiplier) akan mempengaruhi tingkat output nasional (Y). Jadi pandangan Keynes merupakan terobosan dalam menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sektor riil yang menurut pandangan klasik dianggap sesuatu yang terpisah.
Namun Keynes kemudian menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sector riil melalui analisis IS-LM yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hicks. Keynes menyatakan bahwa perubahan jumlah uang beredar (Ms) akan mempengaruhi keseimbangan pasar uang (Ms = Md) dan menentukan tingkat bunga yang akan mempengaruhi tingkat investasi (I) dan melalui mekanisme angka pengganda (multiplier) akan mempengaruhi tingkat output nasional (Y). Jadi pandangan Keynes merupakan terobosan dalam menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sektor riil yang menurut pandangan klasik dianggap sesuatu yang terpisah.
2.4 Karakteristik Teori
Ekonomi Keynes
Mazhab ekonomi Keynes memiliki
beberapa karakteristik yang dapat dibedakan dengan pemikiran ekonomi klasik pada
pasar barang yaitu :
1.
Perekonomian tidak selalu dalam keadaan full employment artinya
bahwa keseimbangan pasar (equilibrium) tercapai pada keadaan dimana
pasar mengalami kelebihan atau kekurangan produksi.
2.
Perlu adanya campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah
kegagalan pasar (market failure) karena timbulnya distorsi di pasar.
3.
Analisis ekonomi lebih menekankan analisis jangka pendek karena
persoalan ekonomi lebih banyak menyangkut persoalan jangka pendek yang harus
diatasi. Keynes menyatakan bahwa dalam jangka panjang kita semua akan meninggal
(in the long run we are all dead).
4.
Lebih menekankan analisis ekonomi dari sisi permintaan (demand side economy).
Sedangkan pada pasar uang
mazhab Keynes memiliki pandangan yang khas yaitu:
1.
Terdapat tiga motif masyarakat memegang uang yaitu untuk
transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.
2.
Jumlah uang yang beredar ditentukan oleh pemerintah atau otoritas
moneter.
3. Keseimbangan di pasar uang
ditentukan oleh besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga
Karakteristik pandangan mazhab pada pasar tenaga kerja adalah sebagai berikut:
1.
Tingkat upah bersifat kaku (rigid) karena analisisnya lebih
menekankan analisis jangka pendek
2.
Untuk mengatasi pengangguran perlu campur tangan pemerintah.
2.5 Teori Cambridge
Teori ini dikemukakan oleh A. Marshall dari Universitas Cambridge, dia memandang persamaan
Fisher dengan sudut pandang yang berbeda. Marshall tidak menekankan pada
perputaran uang (velocity) dalam suatu periode, melainkan pada bagian dari
pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas (Nopirin, 1998: 73).
Secara matematis, teori ini dapat dituliskan sebagai berikut:
M = k Py
Dimana k adalah proporsi dari GNP yang diujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya sama dengan 1/v. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi menggunakan Y (untuk menunjukkan GNP riil). Jadi, T umumnya lebih besar daripada Y, sebab dalam pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi dihasilkan beberapa tahun yang lampau. Sedang dalam GNP hanyalah mencakup barang dan jasa akhir yang dihasilkan pada tahun tertentu saja, di dalamnya juga tidak termasuk barang setengah jadi. Esensi dari persamaan Irving Fisher tidaklah berbeda dengan persamaan Marshall ditinjau dari segi matematis, sehingga masih juga merupakan suatu identitas. Namun demikian, orientasinya berbeda. Persamaan Marshall dapat dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya permintaan akan uang, dimana masyarakat menghendaki sebagian tertentu dari pendapatannya dalam bentuk uang kas (ditunjukkan dengan k).
Dimana k adalah proporsi dari GNP yang diujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya sama dengan 1/v. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi menggunakan Y (untuk menunjukkan GNP riil). Jadi, T umumnya lebih besar daripada Y, sebab dalam pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi dihasilkan beberapa tahun yang lampau. Sedang dalam GNP hanyalah mencakup barang dan jasa akhir yang dihasilkan pada tahun tertentu saja, di dalamnya juga tidak termasuk barang setengah jadi. Esensi dari persamaan Irving Fisher tidaklah berbeda dengan persamaan Marshall ditinjau dari segi matematis, sehingga masih juga merupakan suatu identitas. Namun demikian, orientasinya berbeda. Persamaan Marshall dapat dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya permintaan akan uang, dimana masyarakat menghendaki sebagian tertentu dari pendapatannya dalam bentuk uang kas (ditunjukkan dengan k).
Dengan
demikian, persamaan Marshall tidak lagi merupakan persamaan pertukaran atau
identitas (seperti pada persamaan Irving Fisher), tetapi telah merupakan
persamaan teori kuantitas uang (dalam arti telah terkandung di dalamnya
pengertian permintaan akan uang, yang kemudian sering disebut dengan persamaancash-balance).
untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk yang
paling lancar (uang kas). Uang kas yang disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai
alat penimbun kakayaan (store if value).
Istilah yang lebih modern disebut dengan permintaan uang untuk penimbun
kekayaan.
2.6 Teori Kuantitas Modern
Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan
oleh Milton Friedman, dengan mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dan
identik dengan permintaan untuk komoditi tahan lama.
Secara ringkas model persamaan yang
diberikan ada kemiripan dengan model persamaan kuantitas dari salah satu teori klasik,
yakni :
M= k.Y = (1/v) . Y
Dimana :
M = Jumlah Uang yang Beredar
K = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas
Y = Pendapatan nasional
V = Velocity
Perbedaannya adalah :
a.
Pada persamaan klasik
yang dimaksud Y adalah current income, sementara menurut Friedman Y
adalah Permanent Income, yakni pendapatan rata-rata yang diharapkan masyarakat
selama periode tertentu
b.
Menurut teori klasik,
yang dimaksud M adalah M1, sementara menurut Friedman adalah M2, dimana M2 =
M1 + Time Deposit
c.
Dalam teori klasik, nilai
v adalah konstan, namun dalam persamaan Friedman nilai v berfluktuasi karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
•Inflasi
•Tingkat harga umum
•Penghasilan dari saham
•Penghasilan dari obligasi
Kesimpulan dari
Teori Kuentitas Friedman adalah :
1.
JUB masih merupakan
variabel kunci dalam penentuan kebijakan untuk mengendalikan tingkat
harga dan pendapatan
2.
Inflasi dan deflasi
dapat diatasi apabila perubahan JUB per unit output dapat dijaga kenaikan atau penurunnya
3.
Velocity JUB relatif
masih stabil
4.
Efektifitas kebijakan
fiskal, dalam hal ini defisit APBN, masih dapat diatasi bila dibiayai dengan pinjaman
masyarakat.
2.7 Teori Setelah Keynes
Perkembangan
selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952)
dan motif spekulasi (James Tobin)
-
Pendekatan
Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock)
yang setiap saat dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap
saat, tetapi untuk mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah
persediaan yang optimum (Biaya minimun).
-
Permintaan
uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk
memegang uang terdiri dari :
1. Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari
obligasi (r)
-
Penentuan
uang kas (persediaan) yang optimum, yang menghasilkan biaya minimum dijelaskan
Biaya total untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya
perantasa (b. T/C) dan biaya bunga (r. C/2) dengan rumus : TC - b. (T/C)
+ r. (C/2)
-
Jumlah Uang
Kas yang Optimal (C) :
(dTC/dC) = -b. T/C^2 + r/2 = 0
maka :
C = (2b T/r)^1/2
-
Uang kas
yang ditahan setiap saat sebesar C/2, maka :
Persamaan permintaan uang kas riil Md/P = C/2 = 1/2 ( 2 bT/r) ^2
atau Md = 1/2 (2bT/r) ^1/2. P Implikasi
dari teori Boumol :
-
Tingkat
bunga mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya opportunity
cost dalam memegann uang.
-
Adanya
economies of scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan
pendapatan ( nilai transaksi, T) maka persentase kenaikan uang kas yang
diinginkan (Md) lebih kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
-
Permintaa
uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya
perantara ( teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya
tergantung dari pendapatan).
-
Perkembangan
/ kemajuan teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/ biaya transaksi akan
mengakibatkan turunya rata-rata kas yang dipegang oleh individu
-
Motif
berjaga-jaga dalam permintaan uang. muncul karena adanya ketidakpastian dalam
arus uang masuk dan keluar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kajian mengenai teori
permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum
Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap
sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya
berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan
kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah.
Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang
dirumuskan oleh Irving Fisher dan dikembangkan oleh Marshall. Selanjutnya
permintaan akan uang menurut Keynes yang mengembangkan tentang teori yang
terakhir dikemukakan oleh Cambridge.
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin, Ekonomi Moneter
Buku I Edisi 4. 1998, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah yang
berjudul “teori permintaan keuangan”ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah ekonomi moneter.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak M.IDHAM, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ”Ekonomi Moneter” yang telah membimbing penulis hingga selesainya penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Bandar Lampung, 21
Oktober 2016
Kelompok 2
|
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER................................................................................ i
KATA PENGANTAR..............................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Teori Permintaan Uang ......................................................................... 3
2.1.1 Teori Klasik ........................................................................................ 3
2.2 Teori Permintaan Uang
Keynes............................................................. 5
2.3 Implikasi Teori Permintaan Uang Keynes ............................................. 8
2.4 Karakteristik Teori Ekonomi Keynes .................................................... 9
2.5 Teori Cambridge ................................................................................... 10
2.5 Teori Cambridge ................................................................................... 10
2.6 Teori Kuantitas Modern ........................................................................ 11
2.7
Teori setelah Keynes............................................................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
saya IBU KARMILA posisi sekarang di malaysia
ReplyDeletebekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan
kagak jelas tulisannya mas,..
ReplyDeletekunjungi saya Makalah Teori Permintaan, Penawaran Dan Keseimbangan Pasar terbaru di jurnalmakalah.com