MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI
Dosen Pengampu : Nastiti Rahayu, S.Pd., M.Pd.
Disusun
Oleh :
Inka Lorenza Putri 16150037
Aulia Trisiya Insan 16150025
Luh Komang Ayu yuliawati 16150042
Meylan Lorensia 16150045
Tika Vionika 16150065
Elsa Riani 16150029
|
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Masalah sosial dan
manfaat sosiologi” yang menjadi salah satu tugas dari mata Sosiologi ini dengan
baik dan lancar.
Merupakan suatu
tambahan pengetahuan dan wawasan bagi kami para penyusun makalah ini terutama
materi-materi baru yang dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih
bervariatif tentang Masalah sosial dan manfaat sosiologi.
Penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Kami sebagai
penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis makalah ini
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya sebagai referensi tambahan di
bidang ilmu teknik informatika.
Bandar Lampung,
Desember 2016
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................................ 1
1.2
Metode Penelitian........................................................................................................ 2
1.3 Rumusan
Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masalah
Sosial........................................................................................... 3
2.2
Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-Sebabnya ........................................................ 4
2.3
Ukuran-Ukuran Sosiologis Terhadap Masalah Sosial.................................................. 5
2.4
Beberapa Masalah Sosial Penting................................................................................ 6
2.5
Pemecahan Masalah Sosial.......................................................................................... 9
2.6 Manfaat
Sosiologi...................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah sosial
muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam,terutama menelaa gejala-gejala yang wajar dalam
masyarakat seperti norma-norma, kelompok, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, proses, perubahan dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak
semua gejala-gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki
masyarakat bersangkutan.
Gejala-gejala
yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejalapatologis. Hal itu
disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya,sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Masalah-masalah
tersebut berbeda dengan problema-problema lain dalam masyarakat, karena
maslaah-masalah tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini dinamakan masalah karena bersangkut
paut dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat. Dengan
demikian, masalah-masalah menyangkut nilai-nilai yang mencangkup pula segi
moral, karena untuk dapat mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai masalah
harus digunakan penilaian sebagai pengukurannya. Apabila suatu masyarakat
menganggap sakit jiwa, bunuh diri, perceraian, penyalahgunaan obat bius
(narcotics addiction) sebagai masalah , maka masyarakat tersebut tidak
semata-mata menunjuk pada tata kelakuan yang menyimpang. Akan tetapi sekaligus
juga mencerminkan ukuran-ukuran umum mengenai segi moral. Setiap masyarakat
tentunya mempunyai ukuran yang berbeda mengenai hal ini seperti minsalnya soal
gelandangan merupakan masalah nyata menghadapi kota-kota besar di Indonesia.
Tetapi belum tentu masalah tadi dianggap sebagai masalah di tempat lainnya. Hal
ini juga tergantung dari faktor waktu. Mungkin pada waktu-waktu lampau
permainan judi dianggap sebagai masalah yang penting akan tetapi dewasa ini
tidak. Selain itu juga ada masalah-masalah yang tidak bersumber pada
penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi lebih banyak mengenai susunannya,
seperti masalah penduduk, pengangguran dan disorganisasi keluarga serta desa.
Sudah tentu
sosiologi juga dapat mempunyai manfaat bagi bidang-bidang lain seperti
pemerintahan, pendidikan, industri dan lain sebagainya.
1.2 Metode Penelitian
Metode
penelitihan dalam penyusunan makalah ini adalah :
Studi Literatur
Yaitu teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku pustaka yang merupakan
penunjang dalam memperoleh data untuk melengkapi dalam penyusunan makalah yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
1.3 Rumusan Masalah
Seperti yang
telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan masalah
sebagai beriktu :
1.
Apa pengertian masalah dan masalah sosial
2.
Klasifikasi masalah sosial
3.
Apa manfaat dari sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masalah Sosial
Acap kali
dibebankan antara dua macam persoalan yaitu, antara masalah masyarakat
(scientific or societal problem) dengan problema ( ameliorative or
problem).Yang pertama menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan
masyarakat. Sedang yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan
maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya. Sosiologi menyelidiki
persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan
menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan.
Walaupun
sosiologi meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, namun juga perlu mempelajari
masalah-masalah . Karena ia merupakan aspek-aspek tata kelakuan . Dengan
demikian, sosiologi juga berusaha mempelajari masalah seperti kejahatan,
konflik antar ras, kemiskinan, perceraian, pelacuran, delinkuensi anak-anak dan
seterusnya. Dalam hal ini sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab
terjadinya masalah sosiologi tidak terlalu menekan pada pemecahan atau jalan
keluar dari masalah-masalah tersebut. Karena usaha untuk mengatasi maslah hanya
mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan serta latara belakangnya,
maka sosiologi dapat ikut serta membantu mencari jalan keluar yang mungkin
dapat dianggap efektif.
Masalah
merupakan bagian sosiologi, sebenarnya masalah merupakan hasil dari proses
perkembangan masyarakat. Artinya problema tadi memang sewajarnya timbul,
apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan
baru dan gagasan baru. Dalam jangka waktu masyarakat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan, timbullah maslah sosial, sampai unsur-unsur masyarakat
berada dalam keadaan stabil lagi. Masalah sosial merupakan akibat dari
interaksi sosial antara individu, antara individu dengan kelompok, atau antar
kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adat-istiadat, tradisi
dan ideology ditandai dengan suatu proses sosial yang disosiatif.
Masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya
keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan
kepincangan ikatan sosial.
Di samping
kebutuhan-kebutuhan tersebut, atas dasar unsur biologis, berkembang pula
kebutuhan lain yang timbul karena pergaulan dalam masyarakat, yaitu kedudukan
sosial, peranan sosial dan sebagainya. Apabila individu tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologis serta kebutuhan-kebutuhan biologis. Dan dia akan
merasa kehidupan ini tak banyak gunanya.
Untuk merumuskan
apa yang dinamakan dengan masalah sosial tidak begitu sukar, dari pada
usaha-usaha untuk membuat suatu indeks yang memberi petunjuk akan adanya
masalah sosial tersebut. Banyak yang mengusahakan adanya indeks tersebut
seperti minsalnya indeks simple ratesi yaitu angka laju gejala-gejala abnormal
dalam masyarakat, angka-angka bunuh diri, perceraian dan sebgainya. Sering juga
diusahakan system composite indice yaitu gabungan indeks-indeks dari
bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu dengan lainnya.
Indeks-indeks
tersebut sukar untuk dijadikan ukuran mutlak, karena system nilai dan
norma-norma dalam setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Angka-angka
bunuh diri yang tinggi di dalam suatu masyarakat tertentu mungkin dianggap
sebagai suatu indeks akan adanya disorganisasi.
2.2 Klasifikasi Masalah Sosial dan
Sebab-Sebabnya
Masalah sosial
timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor :
1.
Ekonomis, misalnya : kemiskinan dan
pengangguran,dll
2.
Biologis, misalnya : penyakit,dll
3.
Biopsikologis, misalnya : penyakit syaraf, bunuh
diri, aliran sesat dll
4.
Kebudayaan, misalnya : perceraian, kejahatan,
kenakalan anak-anak, konflik sosial dan keagamaan,dll
Setiap
masyarakat mempunyai norma-norma yang bersangkut paut dengan kesejahteraan
kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu
atau kelompok sosial. Problema-problema yang berasal dari faktor ekonomis
antara lain kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Penyakit, minsalnya
bersumber pada faktor biologis. Dari faktor psikologis timbul persoalan seperti
penyakit syaraf (neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa dan seterusnya.
Klasifikasi yang
berbeda, mengadakan pengolahan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan
fisik, warisan biologis, warisan social dan kebijaksanaan social. Kedalam
kategori pertama dapat dimasukkan masalah social yang disebabkan adanya
pengangguran atau batasan-batasan sumber alam. Kategori kedua mencangkup
persoalan-persoalan penduduk, minsalnya bertambah atau berkurangnya penduduk,
pembatasan kelahiran, migrasi dan sebagainya.
2.3 Ukuran-Ukuran Sosiologis Terhadap Masalah
Sosial
Dalam menentukan
apakah suatu masalah merupakan problema social atau tidak, sosiologi
menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu :
1.
Kriteria utama
Masalah social yaitu, tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan
nilai-nilai social dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
Unsur-unsur yang pertama dan pokok dari masalah social adalah adanya perbedaan
yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.
Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat
tentang apa yang seharusnya terjadi. Secara sosiologis, agak sulit untuk
menentukan secara mutlak sampai sejauh mana kepincangan dalam masyarakat dapat
diklasifikasikan sebagai suatu problema social juga.
2.
Sumber-sumber Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung
dari atau bersumber langsung kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi
sebab-sebab terpentingnya masalah social haruslah bersifat sosial. Ukurannya
tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, akan tetapi juga
pada sumbernya. Kepincangan yang disebabkan oleh gempa bumi, angin topan,
meletusnya api, banjir, epidemi dan segala sesuatunya yang disebabkan oleh
alam, bukan merupakan maslah sosial. Yang pokok disini adalah bahwa akibat dari
gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial maupun bukan sosial, menyebabkan
masalah sosial. Inilah yang menjadi ukuran bagi sosiologi.
3.
Pihak-pihak yang Menetapkan apakah suatu
kepincangan merupakan masalah social atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative
sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau
segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat
merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan
masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang
yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan
sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus
mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan
yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala
merupakan suatu problema social atau tidak.
4.
Manifest social problem dan latent social
problem
Sosiologi juga merupakan warga karena itu tidak mustahil, kalau
penelitian-penelitiannya kadangkala tercemar oleh unsur subyektif lantaran
ikatan yang begitu kuat antara dia sebagai warga dengan masyarakat.
Manifest social problem merupakan masalah sosial yang timbul sebagai
akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan mana
dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam
masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan yang
menyimpang.
5.
Perhatian masyarakat dan masalah social
Suatu kejadian merupakan masalah social belum tentu mendapat perhatian
yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat
sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah social.
Hal lain yang perlu pula diketahui adalah bahwa semakin jauh jarak social
antara orang-orang yang kemalangan dengan orang yang mengatahui hal itu,
semakin kecil pula simpati timbul dan juga semakin kecil perhatian terhadap
kejadian tadi. Suatu problema yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan
yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan
dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang sulit diatasi,
karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, tetapi masyarakat tidak berdaya
untuk menghadapinya. Dalam mengatasi problema tersebut, sosiologi seharusnya
berpegang pada perbedaan kedua macam problema tersebut yang didasarkan pada
system nilai-nilai masyarakat, sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk
memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal
yang mungkin dihilangkan (atau dibatasi).
2.4 Beberapa Masalah Sosial Penting
Kepincangan-kepincangan
mana yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari
system nilai sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi ada beberapa persoalan
yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat pada umumnya sama yaitu minsalnya :
1.
Kemiskinan
Kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya
sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
2.
Kejahatan
Sosiologi
berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses
social yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku social lainnya. Tinggi
rendahnya angka kejahatan berhubungan erat denga bentuk-bentuk dan organisasi
social dimana kejahatan tersebut terjadi. Para sosiologi berusaha untuk
menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Analisis
ini bersifat social psikologis. Beberapa orang ahli menekankan pada beberapa
bentuk proses seperti imitasi, identifikasi, konsep diri pribadi dan kekecewaan
yang agresif sebagai proses yang menyebabkan seseoran menjadi penjahat.
3.
Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi
keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan
sosialnya.
4.
Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Masalah generasi
muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yakni keinginan untuk
melawan (minsalnya dalam bentuk redikalisme, delinkuensi dan sebagainya) dan
sikap yang apatis. Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa
masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang. Sedangkan sikap
apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat. Generasi muda
biasannya menghadapi masalah social dan biologis.
5.
Peperangan
Perperangan
mungkin merupakan masalah social paling sulit dipecahkan sepanjang sejarah kehidupan
manusia. Sehingga memerlukan kerjasama internasional yang hingga kini belum
berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin
memoderilisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan
yang lebih hebat ketimbang masa lampau.
6.
Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
a.
Pelacuran
Sebab terjadinya pelacuran haruslah dilihat pada factor endogen dan
eksogen. Diantara factor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yang besar,
sifat malas dan keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara factor
tersebut yang utama adalah factor ekonomis, urbanisasi yang tak teratur. Sebab
utama adalah konflik mental, situasi hidup yang tidak dewasa ditambah dengan
intelligentsia yang rendah.
Usaha untuk mencegahnya ialah dengan jalan meneliti gejala-gejala yang
terjadi jauh sebelum adanya gangguan mental, minsalnya gejala insekuritas pada
anak-anak wanita, gejala membolos, mencuri kecil-kecilkan dan sebagainya. Hal
itu semuanya dapat dicegah dengan usaha pembinaan sekuritas dan kasih sayang
yang stabil.
b.
Delinkuensi Anak-anak.
Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross
boys dan cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung
dalam suatu ikatan /organisasi formal atau semi formal dan mempunyai tingkah
laku yang kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya.
c.
Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya
tidak berkisar pada apakah alcohol boleh atau dilarang digunakan. Persoalan
pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, dimana, bilamana dan dalam
kondisi yang bagaimana. Umumnya orang awam berpendapat bahwa alcohol merupakan
suatu system syaraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya
untuk mengendalikan diri. Pembicaraan alkoholisme mengenai aspek hukum hanya
akan dibatasi pada perundang-undangan. Perundang-undangan merupakan segala
keputusan resmi secara tertulis yang dibuat penguasa, yang meningkat. Dengan
demikian perundang-undangan merupakan satu segi saja dari aspek hukum, karena
disamping perundang-undangan, ada hukum adat, hukum yurisprudensi, dan
seterusnya.
d.
Homoseksualitas
Homoseksual adalah seseorang yang cendrung mengutamakan orang yang
sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual. Homoseksual merupakan sikap atau
tindakan pola perilaku para homoseksual. Pria yang melakukan sikap-tindak
demikian disebut homoseksual, sedangkan lesbian merupakan sebutan bagi wanita
yang berbuat demikian.
7. Masalah
Kependudukan
Penduduk suatu
Negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan,
sebab penduduk merupakan subyek serta obyek pembangunan. Salah satu tanggung
jawab utama Negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil
langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan kesejahteraan.
8. Masalah Lingkungan
Hidup.
Lingkungan hidup
biasanya dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut :
a.
Lingkungan fisik, yaitu semua benda mati yang
ada di sekeliling manusia.
b.
Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di
sekeliling manusia yang berupa organisme yang hidup (disamping manusia itu
sendiri).
c.
Lingkungan social, yang terdiri dari orang-orang
baik individual maupun kelompok yang berada disekitar manusia.
9. Birokrasi
Pengertian
birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksudkan untuk menggerahkan
tenaga dengan teratur dan terus menerus, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Birokrasi adalah organisasi yang bersifat hirarkis, yang ditetapkan secara
rasional untuk mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk keperntingan
pelaksanaan tugas-tugas administrative.
2.5 Pemecahan Masalah Sosial
Dewasa ini
ditemukan cara-cara analisis yang lebih efektif, walaupun metode-metode lama
yang terbukti tidak efektif, belum dapat dihilangkan begitu saja. Hal ini
disebabkan ilmu social pada umumnya belum sanggup untuk menetapkan secara
mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah social pokok. Lagi pula pengaruh
pemecahan masalah social tidak dirasakan dengan segera, tetapi setelah jangka
waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu dicatat bahwa pasti ada reaksi terhadap
masalah social menyangkut nilai-nilai dan perasaan social. Akan tetapi walaupun
ada kekurangan, namun penelitian terhadap masalah social berkembang terus.
Metode yang digunakan ada yang bersifat preventif dan represif. Metode yang
preventif jelas lebih sulit dilaksanakan, karena harus didasarka pada
penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah social. Metode
represif lebih banyak digunakan, artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan
sebagai masalah social, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasainya. Di
dalam mengatasi masalah social tidaklah perlu semata-mata melihat aspek
sosiologisnya, tetapi juga aspek-aspek lainnya. Sehingga, diperlukan suatu
kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk
memecahkan masalah social yang dihadapi.
2.6 Manfaat Sosiologi
Pengetahuan
sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan
dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan
pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama
yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan
yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat
adalah :
1.
Untuk pembangunan.
2.
Untuk penelitian.
1. Untuk Pembangunan
Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap
perenca-naan pelaksanaan maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan,
yang ha-rus diperhatikan adalah apa yang menjadi kebutuhan sosial. Pada tahap
pelaksanaan yang harus dilihat adalah kekuatan sosial dalam masyarakat serta
proses perubahan sosialnya. Dan pada tahap penilaian yang harus dilakukan
adalah analisis terhadap e-fek atau dampak sosial pembangunan tersebut.
2. Untuk Penelitian
Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu
perencanaan atau pemecahan masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang
membangun, peran sosiolog sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian
sosiologis, para pengambilan keputusan dapat menyusun rencana dan cara pemecahan
suatu masalah sosial. Contohnya, cara pencegahan kenakalan remaja dan cara
meningkatkan kembali rasa solidaritas antarwarga yang semakin pudar.
Sosiolog dapat
menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam
pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial
yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka pe-lajari dari
pengalaman-pengalaman tersebut.
Sesuai dengan
objek kajiannya, sosiologi terutama meneliti gejala-gejala dalam masyarakat,
seperti norma-norma, kelompok sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta
perwujudannya. Tetapi dalam masyarakat, gejala-gejala tersebut sebagian ada
yang berlangsung tidak dengan semestinya atau tidak normal. Gejala-gejala yang
tidak normal tersebut dinamakan sebagai masalah sosial. Sosiologi dalam hal ini
bermanfaat dalam hal menyoroti masalah –masalah sosial walaupun sebenarnya
sosiologi juga bermanfaat bagi bidang-bidang lainnya, misalnya pemerintahan,
pendidikan, juga industry
Dalam sosiologi,
untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi seperti kemiskinan, masalah
yang terjadi pada generasi muda, alkoholisme bahkan pelacuran, diperlukan suatu
perencanaan sosial yang baik. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilihat lagi
masalah-masalah sosial seperti apakah yang sebenarnya dihadapi
Sosiologi
berusaha mempelajari masalah-masalah sosial tersebut dengan tujuan untuk
menemuka sebab terjadinya masalah tersebut, tetapi tidak terlalu menekankan
pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah tersebut. Dengan penelitian yang
dilakukan, akan diperoleh ata dan kemudian digunakan untuk merencanakan
kebijakan yang menyangkut masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah
merupakan bagian sosiologi, sebenarnya masalah merupakan hasil dari proses
perkembangan masyarakat. Artinya problema tadi memang sewajarnya timbul,
apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan
baru dan gagasan baru. Dalam jangka waktu masyarakat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan, timbullah maslah sosial, sampai unsur-unsur masyarakat
berada dalam keadaan stabil lagi. Masalah sosial merupakan akibat dari
interaksi sosial antara individu, antara individu dengan kelompok, atau antar
kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adapt-istiadat, tradisi
dan ideology ditandai dengan suatu proses sosial yang disosiatif.
Masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya
keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan
kepincangan ikatan sosial.
Masalah sosial
timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor :
1.
Ekonomis, misalnya : kemiskinan dan
pengangguran,dll
2.
Biologis, misalnya : penyakit,dll
3.
Biopsikologis, misalnya : penyakit syaraf, bunuh
diri, aliran sesat dll
4.
Kebudayaan, misalnya : perceraian, kejahatan,
kenakalan anak-anak, konflik sosial dan keagamaan,dll
Pengetahuan
sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan
dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan
pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama
yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan
yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat
adalah : untuk pembangunan dan untuk penelitian.
No comments:
Post a Comment