KATA PENGANTAR
Puji syukur, saya ucapkan kehadirat
Allah, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya saya dapat
menyusun makalah Tes Minat pada mata kuliah Bimbingan Konseling ini dengan baik. Makalah ini saya susun
berdasarkan beberapa sumber yang dikemas sedemikian rupa agar lebih mudah untuk
dipelajari. Dengan ada nya makalah ini diharapkan dapat membantu dan
mempermudah kita semua memahami serta mengaplikasikan pendidikan Bimbingan
Konseling dalam kehidupan nyata.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini sangat saya harapkan. Besar harapan saya, semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat dipergunakan Sebaik-baiknya.
Bandar
Lampung, Oktober 2016
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................... i
Kata
Pengatar........................................................................................ ii
Daftar
Isi................................................................................................
BAB
I Pendahuluan
1.1 Pendahuluan......................................................................................
Bab
II Tes Minat
1.1 Pengertian Tes Minat......................................................................
1.2 Tujuan Tes Minat............................................................................
1.3 Jenis- Jenis Tes Minat......................................................................
1.4 Pentingnya Pengetesan Minat.........................................................
1.5 Ruang Ligkup Tes Minat................................................................
1.6 Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Tes.........................................
Bab III Kesimpulan
3.1 Simpulan............................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
Pengukuran psikologi menjadi salah satu kebutuhan dalam
berbagi aspek kehidupan moderen saat ini. Tidak dapat dipungkiri, kemajuan
teori dan penelitian telah melahirkan beragam metode dan alat ukur untuk
mengukur berbagai aspek psikologis individu. Dimulai dengan kemajuan pengukuran
inteligensi, kepribadian, hingga penggunaannya menjadi ide dasar untuk
penerapan diberbagai aspek. Tes inteligensi yang menjadi pelopor tes moderen, ternyata tidak dapat
menampung kebutuhan para pengguna. Trend inteligensi yang menjadi penentu masa
depan individu, ternyata dibantahkan oleh Spencer (1978) yang mengenalkan
konsep kompetensi dalam dunia kerja. Thurstone yang pada akhirnya mengembangkan
Primary Mental Ability Test dengan tujuh dimensi berhasil memancing para
peneliti lainnya untuk mengembangkan alat ukur lebih beragam lagi.
Tes Bakat fokus pada mengukur kemampuan yang lebih
spesifik namun juga memberikan informasi kemampuan lainnya yang bersifat
beragam (multiple) kemampuan. Tes bakat mengukur suatu sampel tingkah laku yang
secara diagnosis dapat memprediksi perilaku lainnyadimasa yang akan datang.
Sehingga fungsi tes bakat dapat digunakan untuk meramalkan performance
seseorang dikemudian hari. Hal ini didapatkan dari hasil pengalaman dan proses
belajar individu yang diukur dalam tes.
BAB
II
TES
MINAT
2.1
Pengertian
Tes Minat
Crow
dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan
bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat
atauinterest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara
bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer (dalam
Nurkencana, 1993) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan
dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.
Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat
hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.
Minat
sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya seorang anak laki-laki yang
sedang berkembang, yang membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat
terhadap aktivitas-aktivitas fisik, seperti sepak bola, basket, dan
aktivitas-aktivitas lainya yang dapat mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu
pula anak kecil yang sedang membutuhkan hubungan dengan orang lain akan sangat
menaruh minat terhadap alat komunikasi yaitu bahasa.
Minat
yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan menjadi faktor pendorong bagi anak
dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat
penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak
perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukan cukup
menarik minatnya. Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas atau seragkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak
atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku dan
prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
anak-anak lain atau dengan nilai standart yang ditetapkan.
Minat
merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical
performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau
tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi
berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang
tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya. Tes minat merupakan suatu alat
ukur yang dirancang untuk mangukur dan manganalisis minat seseorang.
2.2
Tujuan
Tes Minat
Tujuan
dari tes ini, adalah membantu menemukan minat dasar yang dimiliki seseorang,
setelah diketahui minat dasar yang dimiliki seseorang (ada tidaknya minat
terhadap sesuatu, arah minat individu, serta kuat lemahnya minat yang
dimiliki), maka dapat digunakan untuk membantu individu yang bersangkutan
menjadi pekerja keras atau orang yang berminat, memiliki penyesuaian diri yang
baik dan efektif.
Tujuan
dari tes minat, antara lain :
1. Untuk
menunjukkan jabatan-jabatan bagi studi lebih lanjut. Jabatan-jabatan ini
meliputi tipe kerja yang disukai, tetapi disamping itu siswa harus
memperhatikan tentang kemampuan yang dimilikinya.
2. Untuk
menguji seseorang yang telah memilih suatu jabatan tertentu.
3. Untuk
mengcek pilihan karier sebelum meningkat lebih lanjut.
2.3
Jenis-
Jenis Tes Minat
Tes
minat (interst test) merupakan jenis instrumen tes yang digunakan dalam
melakukan penilaian terhadap minat individu dalam berbagai jenis kegiatan
(Chaplin, 2000). Sebagian besar dari inventori minat dirancang untuk menaksir
minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan. Sejumlah inventori juga
memberikan analisis minat dalam kurikulum pendidikan atau bidang studi, yang
pada gilirannya terkait dengan keputusan karir. Adapun jenis-jenis tes minat
ini adalah sebagai berikut: Strong Interest Inventory (SII), Self
Directed Search (SDS), Jackson Vocational Interest Survei (JVIS), Career
Assesment Inventory (CAI), Kuder, Rothwell Miller Interest Blank (RMIB). Penjelasannya
sebagai berikut:
1. SII (Strong Interest Inventory)
Pertama
kali diterbitkan pada tahun 1927, dengan nama Strong Vocatinal Interest Blank
(SVIB). SII pertama dirumuskan oleh E.K. Strong.Jr., ketika sementara
menghadiri seminar pascasarjana pada tahun 1919-1920. SII dewasa ini terdiri
dari 317 butir soal yang dikelompokkan dalam delapan bagian. Dalam kelima bagian
pertama, responden mencatat preferensinya dengan membuat tanda S, TT, TS, untuk
mengindikasikan ”Suka”, ”Tidak Tahu”, ”Tidak Suka”. Butir-butir soal dalam lima
bagian ini masuk dalam kategori-kategori berikut; pekerjaan, mata pelajaran
sekolah, aktivitas (Misalnya, membuat pidato, memperbaiki jam atau mencari dana
untuk kegiatan amal), aktivitas waktu luang, dan kontak sehari-hari dengan
berbagai jenis orang (misalnya, orang yang amat tua, perwira atau orang yang
hidupnya dekat bahaya). Dua bagian tambahan meminta responden menyatakan
pilihan diantara aktivitas-aktivitas pasangan, misalnya berurusan dengan barang
versus berurusan dengan orang dan antara semua pasangan yang mungkin dari empat
butir soal dari dunia kerja yaitu gagasan, data, barang dan orang. Pada
akhirnya, satu bagian inventori meminta responden untuk memberi tanda pada satu
rangkaian pernyataan yang menggambarkan diri sendiri ”Ya”, ”Tidak”, atau ”?”.
Strong
bisa diskor oleh komputer, pada pusat-pusat skoring yang ditunjuk oleh penerbit
atau dengan penggunaan perangkat lunak yang tersedia dari penerbit dalam
berbagai pilihan. Ada tiga tingkat skor yang berbeda dalam keleluasaannya. Yang
paling luas dan paling komprehensif adalah enam skor General Occupational
Theme; subdivisi selanjutnya meliputi 25 Basic Interest Scales; dan tingkat
yang paling spesifik menyediakan 211 Skala Pekerjaan yang tersedia. Disamping
hal-hal ini, Form T317 dari Strong menghasilkan skor-skor pada empat Skala Gaya
Pribadi yang menaksir dalam Gaya Pekerjaan, Lingkungan Belajar, Gaya
Kepemimpinan, dan Pengambilan Resiko/Petualangan.
Klasifikasi
SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teoretis yang dikembangakan oleh
John Holland (1966,1985/1992) dan didukung oleh riset ekstensif, baik oleh
Holland maupun peneliti-peneliti independen lainnya. General Occupational
Themes yang diidentifikasi ooleh model Holland ditandai dengan (R) Realistis,
(I) Investigatif, (A) Artistik, (S) Sosial, (E) Kewirausahaan (Enterprising),
dan (C) Konvensional. Masing-masing tema mencirikan tidak hanya tipe orang,
tetapi juga tipe lingkungan kerja yang oleh orang tersebut dirasakan paling
menyenangkan. Menurut Holland, orang-orang tidak digolongkan secara ketat
kedalam salah satu dari tipe-tipe utama, melainkan mereka dicirikan oleh kadar
kemiripan satu tipe dengan tipe lainnya. Dengan demikian, kombinasi tipe
semacam ini, yang ditata oleh kadar kemiripan, menyediakan banyak pola atau
”kode” untuk mendeskripsikan berbagai perbedaan individu yang luas.
2. Self Directed Search (SDS)
Instrumen
ini dikembangkan oleh J.L Holland, sebagai instrumen konseling pekerjaan yang
bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri.
Individu mengisi Booklet Penaksiran-Diri, menskor respon, dan menghitung enam
skor rangkuman yang berhubungan dengan tema model Holland (Realistis,
Investigatif, Artistik, Sosial, Bersifat Wirausaha, dan Konvensional). Ketiga
skor rangkuman tertinggi rangkuman tertinggi digunakan untuk menemukan kode
berhuruf tiga. Sebuah skor pendamping, Penemu Pekerjaan, digunakan unutk
menemukan pekerjaan diantara 1355 pekerjaan yang kodenya cocok dengan kode
rangkuman responden.
Meskipun
SDS dirancang untuk bersifat bisa menemukan skor sendiri, buku panduannya
merekomendasikan pengawasan tertentu dan pemeriksaan skor. Sebuah studi atas
107 individu yang diseleksi secara acak dari berbagai usia yang mengikuti edisi
SDS yang sekarang ada menunjukkan bahwa 7,5% lebih, telah menarik kode yang
memuat atau transposisi yang tidak tepat (Holland, Powell & Frizche, 1994).
Validitas konkuren dan efisiensi prediktif SDS naik-turun tergantung pada
susunan sampel-sampel dalam kaitan dengan usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan tipe-tipe distribusi.
3. Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)
JVIS
diseleksi untuk mendapat perhatian khusus — pertama, karena JVIS merupakan
contoh dari prosedur penyusunan tes canggih dan kedua, karena dalam berbagai
aspek ,pendekatannya berlawanan secara tajam dengan diikuti dalam SII.
Inventori ini menggunakan area minat yang luas dalam pengembangan butir soal
dan sistem penentuan skor. Dalam inventori Strong, sebagian butir soal adalah
butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak Suka yang ditandai secara terpisah
oleh responden. Selain itu, butir soal Inventori Strong meruapakan butir soal
bertipe pilihan-terbatas.
Sebagaimana
dalam pengembangan Personality Research Form dan Jackson Personality Inventory,
langkah pertama dalam pengembangan JVIS adalah merumuskan konstruk-konstruk
atau dimensi-dimensi yang harus diukur. Ada dua jenis dimensi, yaitu dipilih
berdasarkan penelitian yang dipublikasikan tentang psikologi kerja, dan
analisis faktor serta klasifikasi rasional atas butir soal minat pekerjaan.
Salah satunya dirumuskan yang berkaitan dengan peran kerja (berhubungan dengan
pekerjaan atau yang dilakukan seseorang pada pekerjaan) dan dengan gaya kerja
(merujuk pada preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau situasi dimana
perilaku tertentu diharapkan).
4. Career Assesment Inventory (CAI)
Sekarang
tersedia dua versi CAI, yaitu The Vocational Version (VV) dan The Enhanced
Version (EV). Deskripsi dalam bagian ini adalah VV. Meskipun EV sangat serupa
dalam struktur, adalah instrument yang sama sekali terpisah (Johannson,1986)
yang dapat diterapkam pada banyak dan rentang pekerjaan yang len\bih luas,
mencakup banyak yang memerlukan pendidikan lewat sekolah menengah. CAI pertama
kali dikeluarkan pada tahun 1975, CAI (Johannson,1984) secara dekat mengikuti
pola inventori Strong. Akan tetapi, berbeda dari kebanyakan unventori minat,
CAI dirancang secara khusus untuk para pencari karir yang tidak memerlukan
pendidikan universitas selama empat tahun atau pelatihan profesional lebih
jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan
teknis, dan pekerjaan jasa.
Contoh
dari skala-skala pekerjaan yang sekarang tersedia antara lain montir pesawat,
petugas kesehatan gigi, petugas kafetaria, programer komputer, dan perawat
terdaftar. Ke-305 butir soal inventori dikelompokkan dibawah tiga kategori isi
yaitu aktivitas, mata pelajaran dan pekerjaan. Masing-masing butir menyediakan
lima pilihan respons, dari ”sangat suka” sampai ”sangat tak suka”. Ditulis
untuk tingkat membaca kelas 6, CAI juga bisa digunakan pada orang-orang dewasa
yang memiliki keterampilan membaca yang buruk. Seperti inventori Strong, CAI
menyediakan skor pada tiga tipe skala utama, termasuk 6 skala Tema Umum
Holland, 22 skala Bidang Minat Dasar homogen, dan 91 skala pekerjaan. Indeks
administratif dan empat akala non-pekerjaan juga termasuk didalamnya. Semua
pengumpulan data dan analisis statistik dijalankan secara terpisah dari
inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-skala tertentu yang dikembangkan
dalam masing-masing kategori ini adalah khusus untuk CAI.
5. Kuder
Inventori
ini dikembangkan oleh George Frederick Kuder. Tes ini terdiri dari sebuah buku
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan sebuah lembar jawaban. Bentuk
pertanyaannya adalah Forced –Choice responding dan Homogeneous Vocational
Preference Scales, dimana setiap pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban.
Jumlah total pertanyaan adalah 168 pertanyaan. Tes ini dapat disajikan baik
secara individual maupun klasikal dan waktu penyajiannya tidak dibatasi, tetapi
biasanya dapat diselesaikan selama 40-60 menit. Tes ini tersedia dalam 3
format, yaitu:
a) Versi Pencil and Paper yang dinilai dan diprofil oleh
testee sendiri.
Versi
penilaian sendiri menggunakan Step-down page dengan alas jawaban Multipart
carbon dan mencakup profil untuk catatan hasil, dengan beberapa halaman dari
interpretasi kata-kata. Tes ini ditempatkan pada Kuder Form C.
b) Versi Pencil and Paper yang dikembalikan kepada
penerbit untuk dinilai.
Format
ini dinilai dan dilaporkan oleh NCASI dalam 24 jam setelah menerima survey
dengan lengkap. Lembar jawaban dengan lima jawaban yang salah menerima catatan
pada lembar laporan, tetapi lembar jawaban dengan lebih dai lima jawaban akan
dikembalikan untuk perbaikan.
c) Internet-Based Inventory, yang merupakan komponen dari
Kuder Career Planning System.
Administrasi
melalui internet-based tersedia dalam bahasa Inggris atau Spanyol melalui
website www.kuder.com.format ini memberikan administrasi error-free (program
jawaban tidak akan menerima jawaban yang salah), dan tersedia 24 jam sehari,
yang dinilai seketika itu juga dari beberapa lokasi: rumah, sekolah atau kantor.
Tes
Kuder bertujuan agar dapat digunakan sebagai bahan interpretasi diri terhadap
minat-minat yang ada dalam diri individu, sebagai penentu minat yang akan
dikembangkan dimasa datang, sebagai tolak ukur untuk mengetahui kemampuan yang
dimiliki, dan dapat mengetahui kesamaan pilihan dengan individu lainnya yang
mempunyai aspek yang berbeda.
6. Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Menurut
sejarahnya tes ni disusun pertama kali oleh Rothwell pada tahun 1947. saat itu
tes tersebut hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang
ada. Kemudian pada tahun 1958 tes diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth
Miller.sejak saat itu tes minat ini dinamakan tes minat Rothwell Miller.
Tes
ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun
dalam 9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok
pekerjaan pria dan wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri
atas 12 jenis pekerjaan, yang mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur
dalam tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur minat seseorang
berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide stereotipe
terhadap pekerjaan yang bersangkutan. Tes Rothwell Miller dapat diberikan
kepada testee secara perorangan maupun klasikal. Instruksi biasanya sudah
terdapat dalam balangko sehingga bagi testee yang sudah dewasa dapat
diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk orang dewasa dengan
intelegensi rendah (Dull-normal). Bagi testee dull-normal, dianggap kemampuannya
untuk memahami, indtruksi tes yang tertulis sehingga perlu diberikan beberapa
contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan kadang masih harus
dilengkapi dengan memeriksa pekerjaannya setiap saat untuk mencegah kemungkinan
berbuat kesalahan.
Tes
ini mengukur beberapa bentuk kemampuan dalam kategori pekerjaan, yakni:
a)
Outdoor
Pekerjaan
yang dilakukan diluar, diudara terbuka, tidak berhubungan dengan hal-hal yang
sifatnya rutin.
b)
Mechanical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan mesin/alat mekanik.
c)
Compulational
Pekerjaan
yang berhubungan dengan angka-angka.
d)
Scientific
Pekerjaan
yang menyangkut aktifitas analisis, penyelidikan, penelitian, aksperimen kimia
dan ilmu pengetahuan lainnya.
e)
Personal
Contact
Pekerjaan
yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain,
pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
f)
Aesthetic
Pekerjaan
yang berhubungan dengan hal seni dan menciptakan sesuatu.
g)
Literary
Pekerjaan
yang berhubungan dengan buku, membaca dan mengarang.
h)
Musical
Memainkan
musik, apresiasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan musik.
i)
Social
Service
Pekerjaan
yang berhubungan dengan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat,
kesejahteraan umum, membimbing, menasehati dan memahami.
j)
Clerical
Pekerjaan
yang menuntut ketelitian dan kerapian
k)
Practical
Pekejaan
yang memerlukan keterampilan, praktek, karya pertukangan.
l)
Medical
Pekerjaan
yang berhubungan dengan pengobatan, perawatan penyakit, penyembuhan dan hal
yang dengan medis dan biologis.
2.4
Pentingnya
Pengetesan Minat
Ada
beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat
anak-anak, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan minat anak-anak.
Setiap
guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan
komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan
pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini akan berhasil di dalam
pekerjaanya mengajar
2. Memelihara minat yang baru mencul.
Apabila
anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas bagi guru untuk
memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum
begitu banyak menaruh minat terhadap aktivitas-altiitas tertentu. Dalam hal ini
guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivita tersebut. Apabila anak
telah menunjukkanminatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru
tumbuh tersebut.
3. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak
baik.
Oleh
karena sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di
dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek adeal agar
anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu
anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang baik yang terdapat diluar
sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian
sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju
pada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat
anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik.
4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada
anak tentang lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.
Walaupun
minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam
pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun minat merupakan
pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.
2.5
Ruang
Ligkup Tes Minat
Pada
umunya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan, yaitu konseling karier
bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan, bagi karyawan, penjurusan
siswa sekolah lanjutan atau mahasiswa, dan perencanaan bacaan dalam pendidikan
dan latihan.Perlu dicatat bahwa berdasarkan pengamatan, jarang ditemui suatu
hasil tes minat digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil
pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek non-kognitif yang lain, yakni tes
intelegensi, tes bakat ataupun tes kepribadian.
Berturut-turut
ke-4 bidang penerapan itu dibahas secara ringkas, yaitu:
1.
Konseling
Pekerjaan
Hasil
tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang
telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini
fungsi tes minat adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang
telah terlanjur dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Persoalan yang
kerapkali muncul adalah ketidakcocokan antara keduanya. Seorang karyawan yang
telah bekerja merasa tidak menyukai pekerjaan yang diberikan padanya. Tentu
saja hal ini akan berakibat buruk pada karier pekerjaan selanjutnya. Tes minat
dapat segera dikenakan kepada karyawan yang mulai menunjukkan perasaan bosan
dengan pekerjaannya agar dia dapat dipindahkan ke bidang pekerjaan yang lebih
cocok baginya. Selain itu, tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi
perusahaan dan kepuasan kerja karyawan
2.
Konseling
Karier
Hasil
tes minat digunakan dalam konseling karir untuk siswa sekolah, khususnya
sekolah umum (SMU) pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku
sekolah. Walaupun demikian, hasil tes minat dapat digunakan untuk siswa sekolah
kejuruan yang merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu,
konseling karir dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang
sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu yang dekat.
Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMU adalah untuk menunjukkan bidang-bidang
pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai
alternatif bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang
jelas.
3.
Perencanaan
Bacaan Pendidikan
Buku-buku
bacaan di sekolah (SD,SMP,SMU) dan Perguruan Tinggi kadang-kadang tidak disukai
oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai
dengan bidang minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal, tes minat dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi
mereka juga meningkat. Dengan kata lain, tes minat berfungsi untuk memilih
jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa. Dalam skala yang lebih
besar, hasil tes minat dapat diterapkan untuk perencanaan pemilihan dan
penerbitan buku-buku bacaan yang lebih disukai oleh siswa pada suatu daerah
atau propinsi tertentu. Tentu saja jika hal ini dilakukan dengan cara pemilihan
sampel yang tepat dan representatif.Perencanaan buku-buku bacaan yang tepat
diharapkan mampu mengenalkan bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di suatu
daerah secara dini terhadap siswa-siswa sekolah khususnya siswa sekolah dasar
dan siswa lanjutan.
4.
Penjurusan
Siswa
Pada
prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada
jurusan-jurusan atau program-program studi yang tersedia. Dengan demikian
pertama-tama siswa sudah diterima pada suatu jenjang sekolah tertentu misalnya
melalui sistem seleksi dengan menggunakan tes intelegnsi dan tes bakat. Barulah
kemudian dilakukan pengukuran terhadap minatnya untuk menempatkan setiap siswa
pada suatu jurusan atau program studi yang tepat berdasarkan hasil pengukuran
tadi.
Macam
tes minat yang digunakan tergantung dari keluasan jurusan atau program studi
yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas misalnya 2-3 saja, maka
sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara
luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan tes minat yang sesuai dengan jurusan
atau program studi yang benar-benar ada. Hal ini dipandang efisien karena siswa
tidak perlu mengerjakan semua item pada semua bagian tes, tetapi cukup
mengerjakan item dan bagian tes yang relevan. Contoh strategi seperti ini
adalah pada penempatan siswa-siswa STM yang memiliki 3 jurusan, yaitu mesin,
elektro dan bangunan.
2.6
Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Tes
Minat
yang muncul dalam psikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya
minat dalam psikolog sehinga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya:
2.
Faktor
Individu.
Meruakan
pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena
; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan dan sifat pribadi. Setiap
individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga
minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain.
Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi
maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi.
Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan
cenderung melakukan aktivitas di sawah/ tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut
terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi
diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan,
pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan
dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya
perikanan di sekolah, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul
dalam diri siswa, tergantung individu itu sendiri.
3.
Faktor
Sosial.
Merupakan
pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena; kondisi
keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi
oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang
kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa
cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi
bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan
(mayoritas pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih
dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga
atau masyarakat yang beroperasi dibanding perikanan, maka minat belajar muatan
lokal budidaya perikanan tersebut juga akan muncul dengan sendirinya.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Berbagai macam tes minat yang ada, terdapat dua tes minat yang paling
banyak yang digunakan sampai saat ini, yaitu:
1.
Strong Vocational Interest Blank
2.
Kuder Prefence Survey
Pada umumnya hasil tes minat
digunakan dalam 4 bidang terapan, namun jarang hasil tes minat itu digunakan
secara ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan
aspek kognitif.
3.2
Saran
Tes Minat sebagai alat pengukur minat yang berguna dalam konseling
pekerjaan, konseling karir, perencanaan bacaan anak dan penjurusan siswa, perlu
dipahami lebih dalam konsep-konsepnya untuk memperoleh hasil yang memang sesuai
dengan individu tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
minta daftar pusataka jurnal nya dong kak
ReplyDelete