MAKALAH DINAMIKA KELOMPOK
(konformitas dan
penyimpangan dalam kelompok)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
allah swt, karena hanya atas hidayah-nyalah akhirnya dapat menyelesaikan
tugas makalah walaupun hanya dalam bentuk sederhana .
Penulis menyadari bahwa sangat banyak
tantangan dan rintangan yang di hadapi dalam penulisan makalah ini, namun berkat
dan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak akhirnya semua itu dapat kami
hadapi, untuk itu melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami baik dalam materi maupun
material. Semoga segala bantuan yang telah di berikan akan mendapat balasan
yang setimpal dari allah swt.
Dalam Penulisan makalah ini telah di upayakan
kesempurnaannya, namun tidak dapat di pungkiri masih banyak kekeliruan. Untuk
itu kritik dan saran sangat kami nantikan dengan hati terbuka demi kesempurnaan
penulisan makalah yang akan datang .
Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca
Bandar Lampung, 13 November 2016
Kelompok 4
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ........... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ........... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ........... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... ........... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ ........... 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. ........... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konformitas...................................................................................... ........... 2
2.2. Aspek Konformitas............................................................................................. ........... 3
2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Konformitas.......................................................... ........... 3
2.4. Tanda Konformitas............................................................................................. ........... 4
2.5. Penyimpangan Dalam Kelompok........................................................................ ........... 5
2.6. Teori Dalam Penyimpangan................................................................................ ........... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... ........... 7
3.2. Saran................................................................................................................... ........... 7
|
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu mempunyai keinginan untuk
hidup secara berkelompok, di dalam kelompok tersebut setiap anggotanya memiliki
sifat-sifat yang berbeda. Ketika seseorang ingin merasa nyaman dan ingin di
hargai serta dapat di terima di dalam suatu kelompok maka ia harus berusaha
menjadi peribadi yang baik dan dapat menyesuaikan dirinya dalam kelompok
tersebut. Maka seseorang mempunyai sikap untuk mengubah dirinya demi suatu
pencapaian yang baik. individu akan terpengaruh positif apabila di dalam
kelompok tersebut baik. dan di dalam kelompok terdapat suatu norma atau aturan
tersendiri yang menjadi dasar perilaku setiap anggotanya dalam mencapai suatu
hasil bersama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian
konformitas
2. Aspek
konformitas
3. Faktor
yang mempengaruhi konformitas
4. Tanda
konformitas
5. Penyimpangan
dalam kelompok
6. Teori
dalam penyimpangan
1.3 Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang konformitas dan penyimpangan dalam
sebuah kelompok/masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konformitas
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh
sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai
dengan norma yang ada.
Seseorang melakukan konformitas terhadap
kelompok hanya karena prilaku individu didasarkan pada harapan kelompok atau
masyarakat.
Konformitas berarti keselarasan, suatu bentuk
sikap penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat/kelompok karena terdorong
untuk mengikuti kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang sudah ada. Konsep
konformitas sangat berhubungan erat dengan sosialisasi, sebab proses
sosialisasi menghasilkan konformitas.
Bagaimana seseorang harus menyesuaikan dengan
norma yang ada disekitarnya karena merasa terdorong dengan kondisi sekitar/
agar diterima di kelompoknya. contoh 1: ketika seorang tersebut nakal, dan dia
ingin menjadi anggota di suatu kelompok yang baik atau normanya tegas, maka dia
akan terdorong dari dalam hati untuk lebih menjadi lebih baik lagi
(terpengaruh). Contoh ke 2: seseorang akan mengantri ketika dia akan mengambil
uang di bank.
Dalam kehidupan sehari-hari, munculnya norma
sosial ini seperti pada saat generasi remaja secara pelan-pelan membentuk
standar bersama dalam berpakaian dan berperilaku.
Menurut para ahli:
Wigins (1994), konformitas adalah
kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan norma kelompok.
Jebua dan nurjayadi (2001), konformitas adalah
suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap
anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan perilaku-perilaku
tertentu pada anggota kelompok.
Kartono dan gulo (2000), konformitas adalah
kecendurungan untuk dipengaruhi tekanan kelompok dan tidak menentang
norma-norma yang sudah digariskan oleh kelompok.
Seseorang melakukan konformitas terhadap
kelompok hanya karena perilaku individu didasarkan pada harapan kelompok atau
masyarakat.
2.2 Aspek Konformitas
Aspek
konformitas menjadi 5 yaitu :
a.
Peniruan.
Keiinginan individu untuk sama dengan orang
lain baik secara terbuka baik maupun ada tekanan
b.
Penyesuaian
Keiinginan individu untuk dapat diterima
orang lain menyebabkan individu bersikap konformitas tehadap orang lain.
c.
Kepercayaan terhadap orang lain
Semakin besar keyakinan individu terhadap
informasi yang benar dari orang lain semakin meningkat ketepatan informasi yang
meilih konform terhadap orang lain.
d.
Kesepakatan
Sesuatu yang sudah menjadi keputusan bersama
menjadikan kekuatan sosial yang mampu menimbulkan konformitas.
e.
Ketaatan
Respon yang timbul sebagai akibat dar
kesetiaan atau ketertundukan individu atas otoritas tertentu sehingga otoritas
dapat membuat orang menjadi konform terhadap hal-hal yang disampaikan.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Konformitas
Menurut Sears ada 4 faktor yang mempengaruhi konformitas yaitu :
1.
Merasa takut terhadap celaan sosial.
alasan utama konformitas adalah demi memperoleh persetujuan atau
menghindari celaan dari kelompok. Misalnya : salah satu alasan mengapa tidak
menganakan pakaian bergaya hawai ketempat beribadah adalah karena semua umat
yang hadir akan mersa dan melihat tidak senang atau bisa dikatakan tidak
sesuai/etis
2.
Rasa takut terhadap penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai individu yang menyimpang merupakan faktor dasar
dalam semua situasi sosial. Setiap individu menduduki suatu posisi dan individu
menyadari bahwa posisi itu tidak tepat, berarti individu itu sudah menyimpang
dalam fikirannya sendiri yang membuatnya merasa gelisah dan emosi terkadang
menjadi tidak terkontrol.
3.
Kekompakkan dalam kelompok
Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang tinggi pula.
Alasan utama adalah bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok yang
lain akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui dan semakin menyakitkan
bila mereka saling mencela.
4.
Keterikatan terhadap penilaian bebas
Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami
kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang yang secara terbuka dan
bersungguh-sungguh terikat suatu penilain bebas akan lebih enggan menyesuaikan
diri terhadap penilaian kelompok yang berlawanan.
2.4 Tanda Konformitas
Tanda konformitas pada remaja menurut sears,
ada 3 :
1.
Kekompakkan
Kekuatan yang dimiliki kelompok meyebabkan remaja tertarik dan ingin
tetap ingin menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok
disebabkan perasaan suka antar anggota kelompok serta harapan memperoleh
manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu dengan
anggota yang lain dan semakin besar pula harapan untuk memperoleh manfaat dari
anggota kelompoknya, serta semakin besar kesetiaan mereka maka akan semakin
kompak kelompok tersebut.
1. Penyesuaian diri
2.
Perhatian terhadap kelompok
2.
Kesepakatan
Pendapat kelompok yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga
remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.
1.
Kepercayaan
2.
Persamaan pendapat
3.
Penyimpangan terhadap pendapat kelompok
3.
Ketaatan terhadap tekanan
Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela
melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginknnya.
1.
Tekanan karena menerima ganjaran, ancaman atau hukuman.
2.
Harapan orang lain
2.5 Penyimpangan dalam Kelompok
Adalah relatif terhadap norma suatu kelompok.
Karena norma berubah maka penyimpanganpun berubah karena tidak semua orang
menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa yang menyimpang
dan tidak menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang adalah orang yang
berperilaku menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu
untuk menjadi seseorang menyimpang.
Menurut James Vander Zanden : perilaku
menyimpang adalah perilaku yang di anggap sebagai hal tercela diluar
batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang
2.6 Teori dalam Penyimpangan
Teori differential association
Penyimpangan dipelajari melalui proses alih
budaya, melalui proses belajar, seseorang mempelajari suatu kebudayaan yang
menyimpang (Edwin H).
Teori labeling
Menurut Edwin M. Lemert seseorang menjadi
menyimpang karena proses labeling-pemberian julukan, cap, pandangan yang
diberikan masyarakat kepada individu tersebut mula-mula seseorang melakukan
penyimpangan primer kemudian sekunder sehingga mulai mengatur suatu gaya hidup
menyimpang.
Teori Merton
Menurut Robert K. Merton penyimpangan sosial pada
jenjang, yaitu pada jenjang struktur sosial/kelompok. Struktur menciptakan
keadaan yang menghasilkan pelanggaran terhadap aturan dalam sosial. Menekan
orang tertentu ke arah perilaku nonkonform.
Teori Anomi
Menempatkan ketidakseimbangan nilai dan norma dalam masyarakat
sebagai penyebab penyimpangan, dimana tujuan-tujuan budaya lebih ditekankan
daripada cara-cara yang tersedia untuk mencapi tujuan itu. Individu dan
kelompok dalam masyarakat seperti itu harus menyesuaikan diri dan beberapa
bentuk penyesuaian diri itu dijadikan sebagai sebuah penyimpangan.
Teori sosiologi atau teori belajar
Penyimpangan muncul dari konflik normatif dimana individu
dan kelompok belajar norma-norma yang membolehkan penyimpangan dalam keadaan
tertentu. Pembelajaran ini bisa mengadopsi norma-norma dan nilai-nilai yang
menetapkan penyimpangan diinginkan atau dibolehkan dalam keadaan
Hubungan dalam BK
Ketika seorang guru BK baru masuk dan terdaftar di suatu
sekolah, latar belakang guru bk tersebut baru selesai tamatan S1, dimana ia
berada dalam suatu kumpulan yang sederajat atau bisa dikatakan sesama
mahasiswa. Ketika ia berada di sekitar mahasiswa ia akan menyesuaikan dirinya
dengan orang-orang d sekitar lalu berbeda suasana ketika berada di lingkungan
kerja, dimana ia merasakan suatu perbedaan yang mendalam. Kita tahu lingkungan
mahasiswa dengan pekerjaan/sekolah sangat berbeda, mulai dari cara berpakaian,
cara bergaul dan bahkan langsung berhadapan dengan peserta didik.
Guru bk juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
kelompok-kelompok atau ke seluruh peserta didik, gunanya agar ia dekat dan
diterima. Sangat penting karena agar lebih mudah dalam proses pengumpulan data
peserta didik.
Maka dari itu guru bk tersebut harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya agar ia dapat diterima dengan baik
dan dapat bekerja dengan nyaman.
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Tidak semua perilaku yang sesuai dengan norma
kelompok karena orang memang sekedar berprilaku sama dengan orang lain.
Perilaku sama dengan orang lain yang didorong oleh keinginan sendiri ini
dinamakan konformitas.
Penyimpangan adalah relatif terhadap suatu
kelompok atau suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka
penyimpangan berubah, sebagai manusia yang cendurng bersifat konformis, maka ia
beruhasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3.2. Saran
Agar dapat berkomunikasi dengan baik maka
carilah suatu kelompk yang benar-benar mampu mengubah cara kita dalam
berkomunikasi, sehingga dengan begitu kita mampu berinteraksi dengan lingkungan
sekitar dimana kita akan berada. untuk mneghargai penyimpangan adalah dengan
cara memahami tetapi bukan dengan menyetujui apa yang dipahami oleh penyimpang.
Sehingga ketika konformitas yang dilakukan, diharapkan dalam kerangka positif.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment