Thursday, December 8, 2016

MAKALAH PERMASALAHAN MAHASISWA DIPERGURUAN TINGGI

MAKALAH
TENTANG PERMASALAHAN MAHASISWA
DIPERGURUAN TINGGI


KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Permasalahan Mahasiswa di Perguruan Tinggi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal .Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Permasalahan Mahasiswa Diperguruan Tinggi. Ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung,     Desember   2016




                                                            Penyusun





i
 
 








DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..............................................................................              i
DAFTAR  ISI.............................................................................................             ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................             1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................             1
1.3. Tujuan Makalah ....................................................................................             1
1.4. Sasaran..................................................................................................             2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perilaku Menyimpang Dalam Kajian Sosial........................             3
2.2 Pengertian Tawuran................................................................................             3
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Tawura............................................................             5
2.4. Macam-Macam Tawuran.......................................................................             7
2.5.  Dampak Tawuran   ..............................................................................             8
2.6.  Solusi Mencegah Terjadinya Tawuran .................................................           11
2.7 .  Pengertian Seks Bebas........................................................................           12
2.8.   Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas..........................................           12
      2.9.   Akibat Dari Seks Bebas......................................................................           18
      2.10. Solusi Mencegah Terjadinya Seks Bebas............................................           19

BAB III  KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................           22

DAFTAR PUSTAKA

                                   
ii
 
 



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Secara umum dalam struktur masyarakat, mahasiswa merupakan generasi
intelektual yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang baik. Mahasiswa seharusnya lebih mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Secara umum, tuntutan dan harapan masyarakat adalah menginginkan agar mahasiswa menjadi manusia bermoral dan intelek sehingga mampu membersihkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang ada, juga diharapkan mampu menjadi inovator pembangunan di dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Mahasiswa merupakan generasi yang seharusnya dituntut untuk mengembangkan profesionalisme mereka untuk membangun negara dan menegakkan norma.
Namun kondisi ini ironis dengan status dan lebel tersebut karena berdasarkan kenyataan di lapangan ditemukan perilaku-perilaku menyimpang yang justru dilakukan oleh kalangan mahasiswa sendiri, seperti mabuk-mabukan, penganiayaan, pencurian, membunuh, memeras, menjambret, berkelahi dengan senjata tajam, tawuran, perjudian, penyalahgunaan narkoba serta perilaku seks bebas.          

1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan yang kami yaitu :
1.    Apa pengertian tawuran dan seks bebas?
2.    Apa faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran dan seks bebas?
3.    Apa dampak dari tawuran dan seks bebas?
4.    Bagaimana cara mencegah terjadinya tawuran dan seks bebas?

1.3    Tujuan
Tujuan dari laporan kami yaitu:
1.      Berbagi informasi mengenai tawuran antar mahasiswa dan seks bebas
2.      Memberikan gambaran kepada pembaca dampak tawuran dan dampak seks bebas
3.      Mengetahui peran keluarga, guru dan pemerintah terhadap kecenderungan Kenakalan remaja    khususnya tawuran dan seks bebas dikalangan mahasiswa.
4.      Cara mengatasi Tawuran antar mahasiswa dan seks bebas dikalangan mahasiswa

1.4 Sasaran
Penulisan ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat khususnya para pelajar dimana akhir-akhir ini sering terjadi penyimpangan sosial, khususnya tawuran dan seks bebas dikalangan pelajar.
                                   





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Menyimpang dalam Kajian Sosial
Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah kerana dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Secara umum perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai tingkah laku yang melanggar atau bertentangan dengan aturan normatif dan pengertian normatif maupun dari harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Menurut Robert M.Z Lawang perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulakan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang. Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan secara terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas,buang sampah sembarangan dll. Sedangkan penyimpangan seksunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran dan lainlain (Kamanto Sunarto 2006:78).

2.2    Pengertian tawuran
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.
            Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu:

1.      Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka     untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
2.      Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

            Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar” atau yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.
            Tawuran adalah salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Umumnya dilakukan oleh remaja di bawah umur 17 tahun.
Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari :
1)        Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
2)        Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3)        Perilaku yang mengakibatkan korban materi.
4)        Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.                                                                            
Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan.Biasanya dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial yang berupa perkelahian.

2.3    Faktor-faktor penyebab tawuran
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a.         Faktor Internal
     Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam.
     Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.

b.        Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1.    Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.

2.    Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

3.        Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

4.    Faktor Pacar
Masalah pacar seperti berebut pacar, saing-saingan pacar, ada yang menggoda pacar satu sekolah, juga acapkali menimbulkan tawuran yang kemudian bereskalasi menjadi tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar karena solidaritas atas sesama.


5.    Faktor Geng
Hampir setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang didirikan oleh kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah. Proses pewarisan geng ini kepada adik kelas sekaligus menanamkan budaya geng yang harus ditaati dan dilaksanakan telah menjadikan sekolah sebagai pusat tawuran dan bullying. Mereka yang sudah telanjur menjadi anggota geng, tidak berani mengundurkan diri, karena takut mendapat perlakukan kasar dan membahayakan jiwa mereka. Pengaruh alumni dari geng suatu sekolah sangat kuat, sehingga kekerasan seolah menjadi budaya yang sulit dihapus.

6.    Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran. Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar sesama, menyebabkan sering terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.
             
2.4.  Macam-macam tawuran
a. Tawuran di tingkat sekolah
Tawuran paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antaradua kubu siswa suatu sekolah. Misalnya tawuran antar SMA C melawan SMA D yang sering diakibatkan oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran karena salah satu sekolah memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena hanya ingin bersenang-senang.

b. Tawuran di tingkat fakultas
Tawuran di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar mahasiswa  kampus itu sendiri, namun berbeda faklutas.Misalnya mahasiswa fakultas XXX mempunyai masalah dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan terjadi di dalam area universitas / kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas biasanya hampir sama dengan sebab tawuran di tingkat sekolah.



2.5  Dampak Tawuran   
Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi antar sekolah hanya karena dendam dari  alumni yang tidak terbalas dan akhirnya menjadi budaya turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar maka akan menimbulkan dampak negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga masyarakat sekitar.
Kerugian tersebut antara lain:
a.  Kerusakan tempat tawuran / material.
     Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.

b. Rusaknya citra baik sekolah.
     Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.           
                                               
c.  Adanya korban jiwa.
     Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.

d.        Dampak psikis.
     Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.

e.   Rasa malu orang tua dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya.
f.    Proses pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari sekolah.
g.    Dipenjarakan.
h.    Menurunnya moralitas para pelajar

     Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.

Contoh tawuran
Jum'at,  25 November 2016  −  00:02 WIB 

SEMARANG - Insiden tawuran mahasiswa terjadi di komplek kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Insiden terjadi Kamis (24/11/2016) petang. Informasi yang dihimpun, keributan antar kelompok mahasiswa terjadi saat pertandingan basket di sana, dalam rangka Rektor Cup. Ada ratusan mahasiswa yang terlibat bentrok.
Informasi yang diperoleh Tribun Jateng, bentrokan itu bermula dari adanya percakapan sesama mahasiswi Fakultas Hukum Unissula
Dalam percakapan itu beredar sebuah video dari mahasiwa Fakultas Teknik yang menghujat mahasiswa Fakultas Hukum.
"Video yang dibuat mahasiswa Fakultas teknik itu membuat panas mahasiswa Fakultas Hukum. Kemarahan itupun muncul dalam pertandingan basket yang tengah berlangsung," kata sumber Tribun, mahasiswi Unissula yang enggan disebutkan namanya.
Dalam bentrokan yang terjadi pada Kamis malam sempat terlihat mahasiswa saling mengumpat, serta saling melempar batu dan besi.
Berawal saling ejek, kemudian terpancing emosi hingga pecah bentrok. Dua kubu mahasiswa bahkan saling lempar batu, menyebabkan seorang perwira polisi yakni Kepala Unit Binmas Polsek Genuk, AKP Tekun Rudiyanto, terluka di bagian kepala akibat lemparan batu.
Informasi di lapangan, mereka yang bentrok adalah mahasiswa hukum dan teknik. Mahasiswa teknik empat dikepung mahasiswa hukum. Keributan juga diwarnai aksi bakar ban bekas di komplek kampus. Insiden mencekam ini sempat berlangsung beberapa jam. Sekira pukul 22.00 WIB, aksi ini bisa diredam, berujung damai. Ini juga setelah perwakilan masing-masing fakultas termasuk petugas Polsek Genuk melakukan pendekatan.         
Kapolsek Genuk, Kompol Hendrawan Hasan, mengatakan insiden dipicu salah paham antar suporter pertandingan bola basket antar fakultas.
"Suporter teriak-teriak, dari situ terjadi. Tapi ini sudah dimediasi, tadi Pak Dekan, Rektor juga datang. Sudah didamaikan," kata Hendra kepada KORAN SINDO saat dihubungi via ponsel.
Menurutnya, kondisi anak buahnya yakni AKP Tekun, hanya menderita luka ringan. "Terkena lemparan batu nyasar, nyerempet saja, lecet. Sudah dimediasi, damai," tutupnya.
Persoalan ini, sebut Hendra, diselesaikan secara kekeluargaan, saling memaafkan. Tidak berbuntut proses hukum.
Rektor Unissula, Anis Malik Toha, menuturkan pihak universitas tidak menduga akan terjadi bentrokan pada pertandingan basket di Unissula Kota Semarang.
"Bentrokan antar fakultas merupakan dinamika mahasiswa. Apapun kami upayakan untuk tidak terjadi semacam ini. Ternyata kami kecolongan," ujarnya,Kamis, (24/11/2016)
Sebelumnya, ia telah mengistruksikan ke Wakil Rektor III agar mengantisipasi  dalam menyelenggarakan pertandingan basket. Kejadian ini juga pernah terjadi pertandingan sebelumnya.
" Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Kedepan belum ada antisipasi yang memadai. Kedepan masing-masing pihak akan kami pastikan grup mau menandatangani untuk menjaga ketertiban, "ujarnya.
Jika kedua grup tersebut tidak mau menandatangani maka pertandingan itu tidak akan diadakan kembali. Meskipun pertandingan tersebut merupakan persahabatan.
"Itulah namanya anak muda. Kadang lepas kontrol maka apapun bisa terjadi," tuturnya.
"Itu yang menjadi konsen dan perhatian bagi kami. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kami dan saya rasa hal seperti ini dikalangan mahasiswa meskipun tidak boleh terjadi namun rawan kejadian,"tambahnya.
Rektor menuturkan belum dapat memberikan sanksi kepada pelaku bentrokan antar fakultas tersebut. Hal ini dikarenakan belum bisa memastikan perkara terjadinya bentrokan.
"Laporan yang saya dapat masih sepihak-sepihak," ujarnya.
Ia mengatakan, awalnya dia masih berada di lingkungan universitas namun badan kurang memutuskan untuk pulang ke rumah.Di tengah perjalanan mendapat informasi telah terjadi kejar-kejaran antara mahasiswa Fakultas Hukum dengan mahasiswa Fakultas Teknik.
" Saya di telepon menjelang Maghrib sekitar pukul 17.38. Saya pulang di tengah jalan di telepon oleh dekan fakultas Teknik. Alhamdulillah setelah saya sentuh hatinya anak-anak siap untuk berislah,"ujarnya.
Pihak universitas akan mengupayakan untuk mencari informasi permasalahan bentrokan antar fakultas yang terjadi di Unissula.
"Kami upayakan untuk mendapatkan informasi dari pagi sampai siang untuk mendapatkan data secukupnya,"ujarnya. (*)                                                       
"Bentrokan antar-mahasiswa merupakan dinamika. Itulah namanya anak muda, kadang lepas kontrol, sehingga apapun bisa terjadi. Tetapi apapun kami upayakan untuk tidak terjadi hal semacam ini lagi. Kami kecolongan," paparnya.
Sebenarnya, dia menambahkan, telah mengistruksikan kepada Wakil Rektor III agar mengantisipasi kejadian itu dalam penyelenggaraan pertandingan basket. Hal itu karena kejadian serupa juga pernah terjadi sebelumnya.                            
"Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Ke depan masing-masing pihak akan kami pastikan untuk menandatangani kesepakatan untuk menjaga ketertiban," tandasnya.
Kapolsek Genuk, Kompol Hendrawan Hasan mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian bentrok antar-mahasiswa di Unissula. Meski demikian, ada sejumlah korban luka, termasuk dari pihak kepolisian.
"Sejumlah korban yang terluka itu karena terkena lemparan batu. Tetapi semua sudah baik. Masalah yang terjadi karena adanya kesalahpahaman juga sudah diselesaikan. Tidak ada yang dibawa ke Polsek juga," terangnya. (*)

2.6.    Solusi Mencegah Terjadinya Tawuran
·         Penggalakan tentang anti tawuran harus semakin sering dilakukan, bisa lewat media massa, media elektronik, sampai penyuluhan ke sekolah-sekolah.
·         Peran keluarga sangatlah penting bagi para pelajar yang dalam hal ini mereka masih memiliki sifat dan pemikiran yang sangat labil. Keluarga menjadi pendorong dan penyemangat untuk pelajar agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri, dalam kasus ini adalah tawuran. Lebih mendekatkan diri kepada keluarga akan membantu pelajar untuk mencari jati diri yang baik. Selain itu, orang tua wajib membimbing anak-anaknya yang masih berstatus pelajar untuk melakukan hal-hal yang positif dan berguna bagi dirinya sendiri. Jika hubungan antara orang tua dan anak terjalin dengan baik, maka tawuran pun dapat di minimalisir.
·         Pihak sekolah dan kepolisian harus berani memberikan hukuman tegas tanpa “pandang bulu” kesemua pihak yang terbukti sebagai pelaku tawuran.
·         Turunkan status atau peringkat sekolah, dari Sekolah Bertaraf Internasional menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dari RSBI turun ke sekolah Standar Nasional. Dari Standar Nasional ke sekolah biasa. Dari Akreditas A turun ke B, lalu ke C.
·         Mengurangi kuota Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan secara bertahap hingga nol kepada sekolah yang “gemar” tawuran.
·         Universitas Negeri Favorit menolak (dengan memasukkan ke daftar hitam, black list) lulusan sekolah yang “gemar” tawuran untuk diterima ke dikampusnya.

2.7. Pengertian Seks Bebas
             Seks bebas dalam pengertian agama Islam adalah Zina yaitu nama bagi hubungan seksual antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan tanpa nikah yang sah atau bukan karena pernikahan yang subhat, atau nama bagi perbuatan seorang laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan seorang perempuan, yang menurut naluri manusia wajar tetapi dilarang oleh syara'karena diluar nikah (Nasikun, 1984:43-44)
            pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
                                                                                                                                   
      2.8.  Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas
Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan  yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu  mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1.      Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.

2.      Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.

3.      Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.

Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah.

4.      Tekanan dari seorang pacar
Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.

5.      Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.

6.      Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.

7.      Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

8.      Tontonan yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan  gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.
9.      Pergaulan bebas.
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.

10.  Masa remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

11.  Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya atau mencobanya.

12.  Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga.
Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di bilang “gaul”.

13.  Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.

14.  Kegagalan remaja menyerap norma
a.       Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.
b.      Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri  kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat lah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita sendiri.

2.9.    Akibat dari Seks Bebas
Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat negatif bagi sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:

a)      Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.

b)      Prestasi cenderung menurun.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.

c)      Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama islam.

d)     Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

e)      Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.

f)       Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.

g)      Tekanan Batin.

2.10. Solusi Mencegah Terjadinya Seks Bebas
1.      Harus ada kepercayaan orang tua terhadap remaja. Karena dapat bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarga. Dengan memberikan penghargaan remaja akan merasa dihargai, dan sebaliknya ereka pula akan menghargai pula terhadap keluarga
2.       Pendidikan agama sejak dini. Saat ini pendidikan agama adalah mencipkan suasana agamis dikeluarga. Sholat berjama’ah, membaca alqur’an,dan suka menolong orang miskin.
3.      Komunikasi yang lancer antara remaja dengan orang tuadan anggota keluarga lainnya.
4.      Dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
5.       Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi.Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
6.       Kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
7.       Untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas juga hrus dibentengi pula dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman

Pendidikan Seks
    Pendidikan sek adalah suatu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalah gunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak – dampak negative yang tdak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa. (Sarwono,Sarlito W: 2011)
Parah, Akibat Seks Bebas 47 Siswi di Ponorogo Hamil

Selasa,  9 Agustus 2016  −  14:33 WIB Parah, Akibat Seks Bebas 47 Siswi di Ponorogo Hamil(ilustrasi.Sindonews)

PONOROGO - Kasus seks bebas dikalangan pelajar di Ponorogo, Jawa Timur sangat memprihatinkan. Tercatat hingga bulan Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan SMP yang hamil akinat seks bebas yang mereka lakukan.

Data di Pengadilan Agama, Kabupaten Ponorogo, ada 47 pelajar SMA dan SMP yang hamil serta putus sekolah. Akhirnya orangtua yang besangkutan mengajukan dispensasi ke pengadilan agama agar bisa menikah.

Sebab, salah satu persyaratan nikah adalah berusia diatas 18 tahun jika masih berusia di bawah 18 tahun harus mendapat dispensasi dari pengadilan agama. 

Proses pernikahan dilakukan agar bayi yang dilahirkan bisa memiliki status siapa ayah kandungnya.

"Kasus pelajar hamil di Ponroogo, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya atau sepanjang tahun 2015. Ada 56 kasus sementara sampai Juni tahun 2016 atau 7 bulan sudah ada 47 kasus," ujar Sofwan, Humas Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo.





BAB III
KESIMPULAN

3.1    Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
      Permasalahan penyimpangan sosial yang timbul seperti Tawuran antar pelajar dan seks bebas memang bukanlah masalah sepele, dikarenakan makin banyaknya peristiwa serupa yangterjadi belakangan ini, hal ini sangat disayangkan karena tidakan tersebut sangatlah tidak terpuji, dan eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya perilaku menyimpang tersebut
      Kita harus semakin prihatin akan peristiwa yang terjadi disekitar kita, karena banyak faktor yang melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu pribadi atau individu dan faktor eksternal, seperti : orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar, dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting dalam mendidik anak, karena teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang anak menjadi baik, begitupula sebaiknya, dan peran serta sekolah serta lingkungan juga sangat diharapkan, dimana kondisi yang kondusif bisa berdampak pada keadaan sekitar.
     









DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata : Rineka Cipta
Elizabet B, 1980. “Psikologogi perkembangan ” Jakarta : Aerlangga
Hatono,Kartini.2006. “Psikologi Wanita”. Bandung: Mandar Maju
Mar’at, samsunuwiyati. 2005. “Psikologi perkembangan” Bandung : PT Remaja      Rosda  Karya














No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...