Tuesday, December 6, 2016

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL

Akuntansi Pajak

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL




KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah karena atas kekuatannya penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dosen kepada penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan kemamampuan kritis pembaca.

Penulis menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan baik dari segi tatabahasa maupun sistematika penulisannya, oleh sebab itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan mendatang.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Bandar Lampung,  Desember 2016



Penulis



ii
 

 

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.................................................................................   i
KATA PENGANTAR..............................................................................   ii
DAFTAR ISI..............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................   1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................   2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................   2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laporan Keuangan...............................................................   3
2.2 Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam Penyusunan Laporan............   4
2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan...............................................................   6
2.4 Komponen Laporan Keuangan..............................................................   7
2.5 Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal...............   7

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...............................................................................................   12

DAFTAR PUSTAKA
iii
 
 



BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1  Latar Belakang
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah vital bagi setiap perusahaan dalam perkembagan semua bisnis perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil tidaknya suatu perusahaan mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaanya tergantung pada manajemen keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan harus memiliki kinerja manajemen yang sehat dan efesien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci perusahaan untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan merupakan komponen keuangan sebagai alat untuk menilai baik atau tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan untuk maju dan perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lainnya. Salah satu faktor menunjukkan kinerja perusahaan itu baik atau tidaknya yaitu dengan hasil laporan keuangan.
Perusahaan perlu menganalisi laporan keuangan karena laporan keungan berguna untuk menilai kinerja suatu perusahaan tersebut, dan membandingkan kondisi perusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun yang sekarang apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan menimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu yang harus dicapai. Jadi kinerja adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan solusi dalam mengambil suatu keputusan yang tepat dalam suatu periode tertentu.





1.2  Rumusan Masalah
1) Apa itu laporan keuangan?
2) Pihak mana saja yang berkepentingan dalam penyusunan laporan?
3) Apa saja jenis laporan keuangan?
4) Apa saja komponen laporan keuangan
5) Apa pengertian dari laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal

1.3  Tujuan Penulisan
1)   Untuk mengetahui penegrtian dari laporan keuangan
2)   Untuk mengetahui pihak mana saja yang berkepentingan dalam penyusunan laporan
3)   Untuk mengetahui jenis laporan keuangan
4)   Untuk mengetahui komponen laporan keuangan
5)   Untuk mengetahui pengertian dari laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal

















 

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau keuntungan.

Berikut tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan:
a.    Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal     suatu perusahaan yang dapat dipercaya.
b.    Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan modal.
c.       Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau neto (aktiva yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan.
d.     Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk menaksirkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
e.    Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Agar tujuan laporan keuangan tersebut dapat dicapai, maka laporan keuanga  harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut :
a.          Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dlam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Dan informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai.

b.          Relevan
Maksudnya adalah informasi laporan keuangan perusahaan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dlam proses pengambilan keputusan.
c.          Keandalan
Informasi laporan keuangan harus memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d.         Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk megidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
 
Dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan sehinga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen suatu perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan atau ukuran berhasil atau tidaknya manajemen kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Jadi, dari laporan keuangan tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja ke depan. Laporan yang disajikan akan dinilai melalui rasio-rasio keuangan yang ada, sehingga akan diketahui kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

2.2 Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam Penyusunan Laporan
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah pihak internal dan pihak eksternal.
a.       Pihak Internal
1.      Pihak Manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengoordinasian (coordinating) dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
2.      Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.
b.      Pihak Ekaternal
1)      Investor, penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2)      Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas), dan profitabilitas dari perusahaan.
3)      Pemerintah, pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya.
4)      Karyawan, karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan kerja.
5)      Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.
6)      Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
7)      Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.

2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
a. Neraca
Laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Neraca menyajikan dalam data historikal aktiva yang merupakan sumber operasi perusahaan yang dijalankan, utang yaitu kewajiban perusahaan, dan modal dari pemegang saham perusahaan.
b.      Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan yang berisikan informasi tentang keuntungan atau kerugian yang diderita oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Pada laporan ini menyajikan data pendapatan sebagai hasil usaha perusahaan dan beban sebagai pengeluaran operasional perusahaan.
c.       Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Biasanya disebut daftar sumber dan penggunaan dana, menunjukkan asal kas diperoleh dan bagaimana digunakannya. Laporan perubahan posisi keuangan menyediakan latar belakang historis dari pola aliran dana. Laporan ini terbagi menjadi dua yaitu; Laporan Perubahan Modal Kerja dan Laporan Arus Kas. Laporan Perubahan Modal Kerja menyajikan data-data aktiva lancar dan utang lancar, sedangkan Laporan Arus Kas menyajikan data-data mengenai arus kas dari kegiatan operasional, kegiatan investasi, kegiatan keuangan/pembiayaan, dan saldo kas awal, serta saldo kas akhir.
d.      Catatan dan laporan lain sebagai penjelasan bagi laporan keuangan
Catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan dan memberi tambahan detail mengenai beberapa bagian di laporan keuangan. Misalnya, Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Perubahan Modal atau Laba Ditahan, Laporan Kegiatan Keuangan.
 
2.4 Komponen Laporan Keuangan
a. Neraca
Seperti yang dijelaskan sebelumnya neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi harta, utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan.

b.      Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah laporan yang menunjkkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Biasanya laporan rugi laba dikeluarkan setiap setahun sekali,yaitu pada akhir tahun buku.

c.       Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal atau Statement Of Owners Capital merupakan salah satu bentuk laporan keungan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode tertentu.
Jadi, Uunsur yang termasuk di dalam laporan perubahan modal terdiri dari Investasi awal atau modal awal, laba-rugi selama periode yang bersangkutan, prive penarikan modal oleh pemilik dan modal akhir.

2.5 Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
a. Definisi Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan komersial adalah laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak memihak. Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan mengindahkan semua peraturan perpajakan. Hal - hal yang perlu tercakup dalam laporan keuangan fiskal terdiri dari:
1.      Neraca fiskal;
2.      Perhitungan laba rugi dan perubahan laba yang ditahan;
3.      Penjelasan laporan keuangan fiskal;
4.      Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal;
5.      Ikhtisar kewajiban pajak.
Wajib pajak diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilampiri oleh laporan keuangan.

b. Hubungan Antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal memiliki peraturan atau prinsip masing – masing dalam menentukan biaya. Jika laporan keuangan komersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu, maka laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan peraturan pajak yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan, sehingga terjadi perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.

Untuk mencocokan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal maka perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal / koreksi fiskal. Secara umum ada dua cara untuk menyusun laporan keuangan fiskal. Pertama, pendekatan terpisah (separated approach) dimana wajib pajak membukukan segala transaksi atau informasi berdasarkan prinsip pajak untuk penghitungan PPh terutang dan berdasarkan prinsip akuntansi untuk keperluan komersial. Tapi pendekatan ini sangat jarang digunakan karena memakan banyak biaya dan tenaga.

Sebagian besar wajib pajak memilih pendekatan kedua, extra-compatible approach dimana wajib pajak membukukan semua transaksi atau informasi hanya berdasarkan prinsip akuntansi, kemudian pada akhir tahun wajib pajak melakukan koreksi terhadap laporan keuangan komersial tersebut agar sesuai dengan Undang - Undang Pajak Penghasilan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya PPh terutang. Jadi laporan keuangan komersial terkait erat dengan laporan keuangan fiskal karena laporan keuangan komersial digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghasilkan laporan keuangan fiskal.

c. Perbedaan Konsep Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
Perbedaan konsep laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal terdapat pada:
1) Perbedaan mengenai konsep penghasilan atau pendapatan
Penghasilan (Income) menurut IAI (2007:13), adalah ”Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”. Dari sisi fiskal, konsep penghasilan tidak jauh berbeda dengan konsep akuntansi, yaitu : Segala tambahan kemampuan ekonomis yang diterima / diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari Luar Indonesia yang bisa dikonsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun. Lebih lanjut fiskal membedakan penghasilan tersebut menjadi tiga kelompok yang sesuai dengan UU No 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu:
1.                  Penghasilan yang merupakan Objek Pajak Penghasilan
2.                  Penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final
3.                  Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan

Pengelompokan penghasilan tersebut akan berakibat adanya perbedaan mengenai konsep penghasilan antara SAK dan Fiskal. Penghasilan yang bukan objek pajak berarti atas penghasilan tersebut tidak dikenakan pajak (tidak menambah laba fiskal), lebih jelasnya tentang pengelompokkan penghasilan tersebut diuraikan dalam UU No 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1,2 & 3 Tentang Pajak Penghasilan.

2) Perbedaan Konsep Beban (Biaya)
Beban (expense) menurut IAI (2007:13), diartikan sebagai “Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”. Sisi Fiskal sendiri, mengartikan Beban sebagai biaya untuk menagih, memperoleh dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan penghasilan. Perbedaan inilah yang menyebabkan pihak fiskus sering berbeda pendapat dengan wajib pajak dalam hal menentukan beban/biaya yang boleh atau tidak boleh dikurangkan sehingga harus dikeluarkan/tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurangan penghasilan. Misalnya penafsiran atas bunyi undang - undang yang menyatakan bahwa biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan adalah meliputi biaya untuk menagih, memelihara dan mempertahankan penghasilan. Wajib pajak sendiri sering diharuskan untuk memberikan sumbangan baik yang wajib maupun tidak wajib, dan kadang kala tidak disertai dengan bukti-bukti yang mendukung. Kemudian wajib pajak menganggap biaya yang dikeluarkan tersebut dapat dibiayakan karena dikeluarkan sehubungan dengan kelancaran usaha, sedangkan pihak fiskus menganggap biaya tersebut termasuk hibah, bantuan dan sumbangan yang tidak boleh dikurangkan.

3) Perbedaan dalam konsep Penyusutan dan Nilai Persediaan
Perbedaan dalam konsep antara akuntansi dengan peraturan perpajakan terutama menyangkut konsep penyusutan dan penilaian persediaan barang dagangan.

a) Konsep Penyusutan
Perbedaan utama antara akuntansi dengan undang-undang perpajakan adalah penentuan umur aktiva dan metode penyusutan yang boleh digunakan. Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran Judgement.

Menurut IAI (2007) Akuntansi memiliki beberapa metode penyusutan yaitu:
1.         Metode garis lurus (Straight line method) yaitu, menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat asset jika dinilai residunya tidak berubah.
2.         Metode Saldo Menurun (diminishing balance method) yaitu, menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat asset.
3.         Metode Jumlah Unit (sum of the unit method), yaitu menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat asset.

Ketentuan perpajakan hanya menetapkan dua metode penyusutan yang harus dilaksanakan wajib pajak berdasarkan pasal UU No 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan yaitu berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun yang dilaksanakan secara konsisten, kemudian aktiva (harta berwujud) dikelompokkan berdasarkan jenis harta dan masa manfaat sebagai berikut:

Penentuan masa manfaat, jenis harta, metode, serta tarif dimaksudkan untuk memberikan keseragaman bagi wajib pajak dalam melakukan penyusutan maupun amortisasi.

b) Konsep Nilai Persediaan
Dalam undang-undang pajak penghasilan Indonesia, persediaan dan pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan (cost) yang dilakukan dengan metode rata-rata (average) atau dengan metode mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama yang dikenal dengan first in first out (FIFO). Penggunaan metode tersebut harus dilakukan secara konsisten.
Apabila kita meninjau secara akuntansi maka ada 3 jenis metode yang dilakukan untuk menilai persediaan yang sesuai dengan SAK No 14 tahun 2007 yaitu dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO), kemudian rata-rata tertimbang (weight average cost method) dan masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO). Kemudian untuk barang yang lazimnya tidak dapat digantikan dengan barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·           Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
·           Laporan keuangan komersial adalah laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak memihak. Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan mengindahkan semua peraturan perpajakan
·           Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah pihak internal dan pihak eksternal
a.       Pihak Internal
1.    Pihak Manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengoordinasian (coordinating) dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
2.       Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.
b.      Pihak Ekaternal
1.    Investor
2.    Kreditur
3.    Pemerintah
4.    Karyawan

 



DAFTAR PUSTAKA

Waluyo.2014.Akuntansi Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba empat
Wikipedia. “Pengertian Laporan     Keuangan”.http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan. Diakses oleh Annesa El Kharisma dan Annisa Fadhilla pada tanggal 24 April 2014.

Society Kamaru, 2013. “Kumpulan Materi Para Penuntut Ilmu”.http://societykamaru.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-laporan-keuangan-menurut_5.html. Diakses oleh Annisa Fadhilla dan Fauzul Fakhri pada tanggal 24 April 2014.

Kuddy, Aprianto, 2010. “Pihak-Pihak yang berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan”.http://apriantokuddy.blogspot.com/2010/07/pihak-pihak-yang-berkepentingan_06.html. Diakses oleh Chyntia Fatika dan Ulfa Rahmadia pada tanggal 24 April 2014.

Kasmir, 2011. “Kewirausahaan”. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Diakses oleh Fauzul Fakhri dan Chyntia Fatika pada tanggal 24 April 2014.

Makalah Analisis Laporan Keuangan. http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/06/makalah-analisis-laporan-keuangan.html. Diakses oleh Annisa Fadhilla dan Ulfa Rahmadia pada tanggal 24 April 2014.

Komunitas MK Kalsel, 2010. “Pengertian dan Komponen Laporan Keuangan”.http://komunitasmkp2kpkalsel.blogspot.com/2010/11/pengertian-komponen-laporan-keuangan.html. Diakses oleh Annesa El Kharisma pada tanggal 26 April 2014.



No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...