Thursday, November 3, 2016

PROGRAM DIAGNOSA & REMEDIAL KESULITAN BELAJAR

1.      RASIONAL
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai prestasi yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok diantara siswa satu dengan siswa lainnya, siswa tersebut disebut kesulitan belajar.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:77), kesulitan belajar adalah “Suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi.”

Sedangkan menurut Djamarah (2003:201), bahwa “kesulitan belajar merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal siswa maupun dari faktor eksternal siswa.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa di batasi faktor intelegensi maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya.

Kesulitan belajar mencakup pengertian yang luas, diantara nya :
1)      Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dll , mungkin akan kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah gemulai.
2)      Learning Disfunction merupak gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi sangat cocok menjadi atlet volley, namun karena tidak pernah dilatih maka ia tidak dapat menguasai permainan bola volley dengan baik.
3)      Under Achiver mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasaanya dan menunjukan tingkat kecerdasan tergolong unggul, namun prestasi belajarnya biasa-biasa aja atau tergolong sangat rendah.
4)      Show Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajarnya, sehingga ia membutuhkan waktu yang lama dibandingkan siswa lain.
5)      Learning Disabiliteis atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gelaja dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga belajar dibawah potensi intelektualnya.

2.      TUJUAN DIAGNOSIS
1)      Agar mampu mengikuti pembelajaran perkuliahan dengan baik
2)      Agar mampu membagi waktu antara bekerja dan kuliah tanpa harus menjadi beban
3)      Meningkatkan motivasi dalam diri

3.      WAKTU PELAKSANAAN
Proses wawancara dilakukan pada :
1)      27 Oktober 2016 bertanya tentang kesulitan apa saja yang dihadapi ibu arie
2)      31 november 2016 berdiskusi hal-hal apa saja yang mengganggu konsentrasi dan memberikan arahan yang tepat

4.      TEMA YANG DIKEMBANGKAN
Dwi meta adalah salah satu mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling semester 5. Jarak anatara tempat tinggal dwi meta dengan kampus yang terbilang amat sangat jauh anatar kisaran satu jam sering kali membuatnya selalu telat masuk kelas, alhasil ia selalu tertinggal materi yang telah disampaikan oleh dosen sebelum ia masuk. Hal ini yang membuat ia kelelahan di perjalanan terlebih ia mengendarai motor dalam menuju ke kampus. Kasus yang ia miliki ini membuat ia kesulitan mengikuti materi, terlebih dalam kelas terkadang ada beberapa dosen yang menurutnya materinya sulit diterima. Hal ini yang membuat ia selalu kesulitan dalam kegiatan perkuliahan berlangsung.





5.      LAYANAN YANG DIBERIKAN
1)      Layanan Informasi  yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
2)      Layanan Konseling Individu yaitu untuk mendengarkan keluh kesah  yang dialami dwi meta selama proses pembelajaran. Disini peran kita mendengarkan dengan seksama tanpa mencela pembicaraan.

3)      Layanan Bimbingan Kelompok untuk saling mendengarkan cerita satu sama lain dengan teman dikelas dan membahas bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada.

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...