1.
RASIONAL
Setiap siswa pada prinsipnya tentu
berhak memperoleh peluang untuk mencapai prestasi yang memuaskan. Namun dari
kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok diantara siswa satu dengan
siswa lainnya, siswa tersebut disebut kesulitan belajar.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:77), kesulitan
belajar adalah “Suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor
intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi.”
Sedangkan menurut Djamarah (2003:201),
bahwa “kesulitan belajar merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat
belajar dengan baik, disebabkan adanya ancaman dan gangguan dalam proses
belajar yang berasal dari faktor internal siswa maupun dari faktor eksternal
siswa.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu
kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena
adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa di batasi faktor
intelegensi maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa
tidak mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
Kesulitan belajar mencakup pengertian
yang luas, diantara nya :
1) Learning
Disorder atau kekacauan belajar adalah dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contoh : siswa yang sudah
terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dll , mungkin akan
kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah gemulai.
2) Learning
Disfunction merupak gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi
sangat cocok menjadi atlet volley, namun karena tidak pernah dilatih maka ia
tidak dapat menguasai permainan bola volley dengan baik.
3) Under
Achiver mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat intelektual yang
tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh :
siswa yang telah dites kecerdasaanya dan menunjukan tingkat kecerdasan
tergolong unggul, namun prestasi belajarnya biasa-biasa aja atau tergolong
sangat rendah.
4) Show
Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajarnya,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lama dibandingkan siswa lain.
5) Learning
Disabiliteis atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gelaja dimana siswa tidak
mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga belajar dibawah potensi
intelektualnya.
2.
TUJUAN
DIAGNOSIS
1) Agar
mampu mengikuti pembelajaran perkuliahan dengan baik
2) Agar
mampu membagi waktu antara bekerja dan kuliah tanpa harus menjadi beban
3) Meningkatkan
motivasi dalam diri
3.
WAKTU
PELAKSANAAN
Proses wawancara dilakukan pada :
1) 27
Oktober 2016 bertanya tentang kesulitan apa saja yang dihadapi ibu arie
2) 31
november 2016 berdiskusi hal-hal apa saja yang mengganggu konsentrasi dan
memberikan arahan yang tepat
4.
TEMA
YANG DIKEMBANGKAN
Dwi meta adalah salah satu mahasiswa
jurusan Bimbingan Konseling semester 5. Jarak anatara tempat tinggal dwi meta
dengan kampus yang terbilang amat sangat jauh anatar kisaran satu jam sering
kali membuatnya selalu telat masuk kelas, alhasil ia selalu tertinggal materi
yang telah disampaikan oleh dosen sebelum ia masuk. Hal ini yang membuat ia
kelelahan di perjalanan terlebih ia mengendarai motor dalam menuju ke kampus.
Kasus yang ia miliki ini membuat ia kesulitan mengikuti materi, terlebih dalam
kelas terkadang ada beberapa dosen yang menurutnya materinya sulit diterima.
Hal ini yang membuat ia selalu kesulitan dalam kegiatan perkuliahan
berlangsung.
5.
LAYANAN
YANG DIBERIKAN
1) Layanan
Informasi yaitu layanan konseling yang
memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan klien.
2) Layanan
Konseling Individu yaitu untuk mendengarkan keluh kesah yang dialami dwi meta selama proses
pembelajaran. Disini peran kita mendengarkan dengan seksama tanpa mencela
pembicaraan.
3) Layanan
Bimbingan Kelompok untuk saling mendengarkan cerita satu sama lain dengan teman
dikelas dan membahas bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada.
No comments:
Post a Comment