Wednesday, November 2, 2016

MAKALAH PERMASALAHAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini.Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun, manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang.Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri maupun swasta.Pendidikan informal adalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan.Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif.Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan  dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai tujuan. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai Permasalahan Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan permasalahan pendidikan ?
2)      Bagaimana permasalahan pendidikan di Indonesia?
3)      Apa saja jenis permasalahan pokok pendidikan di Indonesia?
4)      Apa saja faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan ?
5)      Apa permasalahan aktual pendidikan di Indonesia ?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Mengetahui  pengertian permasalahan pendidikan.
2)      Mengetahui permasalahan pendidikan di Indonesia.
3)      Mengetahui jenis permasalahan pokok pendidikan.
4)      Mengetahui faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan.
5)      Mengetahui permasalahan aktual pendidikan di Indonesia.

1.4   Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Memberikan gambaran masalah pendidikan.
2)      Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
3)      Menambah pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini.
4)      Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan.
5)      Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia.










BAB II
PEMBAHASAN MATERI


2.1   Pengertian Permasalahan Pendidikan
Istilah permasalahan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat juga disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia.

2.2   Permasalahan Pokok Pendidikan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a.       Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.      Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.

2.3   Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Ada empat jenis permasalahan pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional. Masalah yang dimasud yaitu:
1)      Masalah pemerataan pendidikan.
2)      Masalah mutu pendidikan.
3)      Masalah efisiensi pendidikan.
4)      Masalah relevansi pendidikan.



2.3.1        Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pemabangunan sumber daya  manusia untuk menunjang pembangunan.
Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada Bab XI, Pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI, Pasal 10 Ayat 1, menyatakan: “Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2 menyatakan: “Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan mentri agama dianggap telah memenuhi kewajiaban belajar.”
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai bangsa yang pernah di jajah oleh bangsa lain.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya berkembangnya mutu pendidikan.

2.3.2        Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes untuk kerja  (performance test).Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/ pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja  di lapangan.
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optiimal menghasilkan skor ujian yang baik maka hampir dipastikan bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah semu. Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran bahkan juga masyarakat sekitar. Seberapa besar dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan, sangat terkandung kepada kualittas komponen dan kerja samanya serta mobilitas komponen yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di dalam Tap MPR RI 1998 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika. (BP-7 Pusat. 1989: 68) umumnya kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem, pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.

2.3.3        Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.

2.3.4        Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan, yaitu yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.

2.4  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:

2.4.1        Perkembangan Iptek Dan Seni
a.       Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek.Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b.      Pekembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia yang seutuhnya,aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif serta keterampilan disamping kognitif dan psikomotorik.

Dilihat dari segi lapangan kerja,dewasa ini dunia seni telah mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat sebagai mata pencaharian.
Masalahnya adalah walaupun dunia seni begitu penting namun di sekolah sekolah saat ini masih menduduki posisi kelas dua.Selain itu,sulit untuk menyediakan tenaga pendidiknya dan sarana penunjang yang mahal.
2.4.2        Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah ini bersumber pada dua hal yaitu:
a.              Pertambahan Penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk ,maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan harus ditambah.
b.             Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air ini tidak merata.Kondisi yang seperti ini juga menyulitkan dalam hal penempatan tenaga pendidik.

2.4.3        Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat harusnya menjadi baik ketika masih dalam keadaan standar.Namun menjadi masalah ketika terjadinya massalisasi pendidikan dimana di suatu wilayah terjadi lamaran di sekolah sekolah,sementara sekolah di wilayah tersebut tidak mencukupi baik dari fasilitas ataupun pengajar.

2.4.4        Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disini di maksudkan dengan kurang tahunya sebuah masyarakat akan perkembangan baru seperti teknologi pada alat transportasi dan telekomunikasi,paham ber-KB dan lain sebagainya.Dimana permasalahan timbul karena masyarakat yang keterbelakang budaya menjadi tidak dapat ikut berperan serta dalam pembangunan,sebab mereka kurang memiliki dorongan untuk maju.Jadi permasalahan nya adalah bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut akan ketertinggalannya,bagaimana menyediakan sarana kehidupan dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan masyarakat tersebut.Karena bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai tranformasi budaya.

2.5  Permasalahan Aktual Pendidikan
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat di capai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, dan pendidikan dasar 9 tahun.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaannya.Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis (merupakan penjabaran undang-undang pendidikan) dan secara psikologis (berdasarkan hukum perkembangan peserta mendasarkan diri pada proses kematangan anak). Konsep seperti itu bermasalah. Selanjutnya jika suatu kurikulum sudah andal, dapat dilaksanakan apa tidak. Jika tidak, timbullah masalah pelaksanaan atau masalah operasional. Perlu di pahami bahwa tidak semua masalah aktual tersebut merupakan masalah baru. Bahkan ada yang sudah lama. Sudah sejak lama masalah aktual itu kita sepakati untuk mengatasinya, tetapi dari tahun ke tahun hasilnya tetap sama.Berikut ini masalah aktual tersebut:

2.5.1        Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran
Didalam UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sisten Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.Kemudian dipertegas dalam GBHN butir 2a dan b tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud dengan manusia yang utuh itu adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani.Tetapi dalam pelaksanaannya pendidikan afektif belum ditangani semestinya.Kecendrungan mengarah kepada pengutamaan aspek kognitif.
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan misalnya yang semestinya mengutamakan pemahaman nilai nilai agama dan kewarganegaraan bergeser menjadi pengetahuan pelajaran tersebut.Pengrmbangan daya fikir di nomor satukan sementara pengembangan perasaan dan hati terabaikan.Padahal pemahaman terhadap nilai nilai tidak hanya cukup dengan pengenalan atas pengetahuannya.Berdasarkan sistem pendidikan kita sekarang apakah masih ada memberi peluang demi terjadinya pengamalan pengamalan seperti semangat kebangsaan,kesetiakawanan sosial,kedisiplinan,minat belajar,ketakwaan pada Allah dan lain lain.

2.5.2        Masalah Kurikulum
Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan pelaksanaannya.Yang menjadi sumber masalah adalah bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja bagi yang tidak melanjutkan sekolah dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi bagi yang melajutkan sekolah.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:252) Konsep kurikulum 1984 juga memiliki kelebihan kareana adanya keluwesan antara lain:
1)  Disediakannya aneka program belajar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan untuk memasuki lapangan kerja
2)  Adanya program inti yang sifatnya nasioal
3)  Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal)

2.5.3        Masalah Peranan Guru
Untuk memandu proses pembelajaran murid,guru dibantu oleh petugas lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboratorium dan teknisi sumber belajar. Jadi guru tidak mengemban multi tugas selain mengajar.Maka dari itu waktu itu dapat digunakan utuk :
1)      Melakukan kontak dan pendekatan manusiawi yang lebih intensif dengan murid-muridnya.
2)      Dari sisi pembelajaran ia mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran (koordinataor), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitatator), dan memberikan doronagn belajar (stimulator)
Masalahnya adalah di beberapa sekolah di tanah air masih belum mempunyai pendamping guru tersebut.Hal ini dikarenakan penempatan tenaga pengajar yang masih belum merata.
2.5.4        Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor 2 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun, terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu, memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah pendidikan nasional butir 26 yang antara lain menyatakan perlunya peningkatan kualitas serta pemerataan, terutama peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan dasar yaitu 9 tahun,kita sudah mengalami langkah maju dibanding dengan masa-masa sebelumnya yang menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun yaitu tingkat SD. Secara konseptual dan acuan yang diberikan oleh ketetapan-ketetapan resmi tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan pembangunan, antara lain:
a.       Untuk memasuki PJPT II diperlukan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
b.      Persyaratan kerja yang dituntut dunia kerja semakin meningkat  sehingga dengan basis pendidikan dasar 9 tahun tentunya lebih baik daripada hanya 6 tahun. Khususnya persyaratan usia, usia tamat pendidikan dasa semakin mendekati usia kerja menurut peraturan Menaker No: Per-01/Men/1987, pasal 1 tentang batas umur layak kerja yaitu 14 tahun.
Hambatan nya berasal dari sambutan masyarakat, utamanya dari orang tua yang kalangan yang kurang mampu. Mereka mungkin cenderung untuk tidak menyekolahkan anaknya karena harus membiayai anaknya lebih lama. Padahal tidak dapat berharap banyak dari anaknuya untuk segera memperoleh pekerjaan setelah tamat dari sekolah.

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1)      Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2)      Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
3)      Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.

3.2  Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut.
1)      Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2)      Masyarakat luas selalu mengikuti kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, jangan sampai masyarakat tidak tahu menahu tentang apa program yang dicanangkan pemerintah, ini tentunya akan menghambat proses menuju keberhasilan pendidikan.
3)      Kita sebagai mahasiswa yang di persiapkan untuk menjadi tenaga pendidik harus mempunyai kualitas dan peranan aktif. Untuk itu, kita sebaiknya ikut mensosialisasikan program-program pemerintah kepada masyarakat dan ikut mengevaluasi apakah kebijakan yang di cetuskan pemerintah baik bagi masyarakat ataukah tidak.










DAFTAR PUSTAKA


Munib,Achmad,dkk. 2011.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang:Universitas Negeri Semarang Press.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen  Pendidikan Indonesia. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Tirtaraharja,Umar dan Sulo, La.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, PT
Rineka Ciptahttp://forum.detik.com






















KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur penulis  ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah dengan judul  “ Permasalahan Pendidikan “   ini tepat pada waktunya.Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu penulis  ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada yang terhormat : Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas,petunjuk kepada penulis sehingga termotivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan ,bantuan dan do’a  serta pengertian yang besar kepada penulis  baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa dalam mengupas permasalahan di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya  penulis harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.

Demikianlah makalah ini , penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi tentang Permasalahan Pendidikan





ii
 
 


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... .. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... .. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... .. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... .. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN MATERI..................................................................... 3
2.1 Pengertian Permasalahan Pendidikan................................................................ 3
2.2 Permasalahan Pokok Pendidikan....................................................................... 3
2.3 Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan.............................................................. 3
2.3.1 Masalah Pemerataan Pendidikan.................................................................... 4
2.3.2 Masalah Mutu Pendidikan.............................................................................. 4
2.3.3 Masalah Efisiensi Pendidikan......................................................................... 5
2.3.4 Masalah Relevansi Pendidikan....................................................................... 6
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan................. 6
2.4.1 Perkembangan Iptek Dan Seni....................................................................... 6
2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk......................................................................... 7
2.4.3 Aspirasi Masyarakat........................................................................................ 7
2.4.4 Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan......................................... 7
2.5 Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia................................................ 7
2.5.1 Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran.......................................................... 8
2.5.2 Masalah Kurikulum......................................................................................... 9
2.5.3 Masalah Peranan Guru.................................................................................... 9
2.5.4 Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun............................................................... 10

iii
 
 


BAB III PENUTUP............................................................................................ .. 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... .. 11
3.2 Saran................................................................................................................ .. 11


DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...