BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu
kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini.Pendidikan tidak terlepas dari
segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun, manusia tidak dapat menolak efek
dari penerapan pendidikan. Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan,
pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah
segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan
berjenjang.Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri maupun swasta.Pendidikan informal adalah jenis pendidikan
atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang
diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.Pendidkan nonformal adalah segala
bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah
pendidikan formal.
Pada dasarnya setiap kegiatan
yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan.Kedua dampak itu adalah dampak positif dan
dampak negatif.Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan
harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat
disebut sebagai tujuan. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang
bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat
disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas
dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan
dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi.
Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai Permasalahan Pendidikan.
1.2 Rumusan
Masalah
1)
Apa yang dimaksud dengan
permasalahan pendidikan ?
2)
Bagaimana permasalahan pendidikan di
Indonesia?
3)
Apa saja jenis permasalahan pokok pendidikan
di Indonesia?
4)
Apa saja faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan ?
5)
Apa permasalahan aktual
pendidikan di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan-tujuan yang
ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)
Mengetahui pengertian permasalahan pendidikan.
2)
Mengetahui permasalahan
pendidikan di Indonesia.
3)
Mengetahui jenis permasalahan
pokok pendidikan.
4)
Mengetahui faktor yang
mempengaruhi permasalahan pendidikan.
5)
Mengetahui permasalahan aktual
pendidikan di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat-manfaat yang dapat
diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)
Memberikan
gambaran masalah pendidikan.
2)
Batu loncatan
kepada pendidikan yang lebih baik.
3)
Menambah pengetahuan serta
wawasan kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini.
4)
Memenuhi tugas yang diberikan
pada mata kuliah Pengantar Pendidikan.
5)
Sebagai bentuk perhatian
Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Pengertian Permasalahan Pendidikan
Istilah permasalahan
diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala
sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan
berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan
pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan
kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat juga disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan
Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program
pendidikan di negara Indonesia.
2.2 Permasalahan
Pokok Pendidikan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh
dunia pendidikan di tanah air
kita dewasa ini, yaitu:
a.
Bagaimana semua warga negara dapat menikmati
kesempatan pendidikan.
b.
Bagaimana pendidikan dapat membekali
peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam
kancah kehidupan bermasyarakat.
2.3 Jenis
Permasalahan Pokok Pendidikan
Ada empat jenis permasalahan pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional. Masalah yang dimasud yaitu:
1)
Masalah pemerataan pendidikan.
2)
Masalah mutu pendidikan.
3)
Masalah efisiensi pendidikan.
4)
Masalah relevansi pendidikan.
2.3.1 Masalah
Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan
bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan
itu menjadi wahana bagi pemabangunan sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan.
Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan
pendidikan itu telah dinyatakan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 sebagai
dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada Bab XI, Pasal 17
berbunyi:
Tiap-tiap
warga negara Republik Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi
murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan
pengajaran pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab
VI, Pasal 10 Ayat 1, menyatakan: “Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak
dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6
tahun lamanya.” Ayat 2 menyatakan: “Belajar di sekolah agama yang telah
mendapat pengakuan mentri agama dianggap telah memenuhi kewajiaban belajar.”
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut
penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan
pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai bangsa yang pernah di jajah
oleh bangsa lain.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya
pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan
pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya berkembangnya mutu pendidikan.
2.3.2 Masalah Mutu
Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan
belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan
pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon
luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke
lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga
dengan sistem tes untuk
kerja (performance test).Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/
pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja
di lapangan.
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai
melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat
sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar
yang tidak optiimal menghasilkan skor ujian yang baik maka hampir dipastikan
bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah semu. Ini berarti bahwa pokok
permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.
Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan
yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana
pembelajaran bahkan juga masyarakat sekitar. Seberapa besar dukungan tersebut
diberikan oleh komponen pendidikan, sangat terkandung kepada kualittas komponen
dan kerja samanya serta mobilitas komponen yang mengarah kepada pencapaian
tujuan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah
pemerataan mutu. Di dalam Tap MPR RI 1998 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik
berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang
dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya
untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih
disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika.
(BP-7 Pusat. 1989: 68) umumnya kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air
menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah
daripada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud
agar sistem, pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan
jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan
mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
2.3.3 Masalah
Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana
suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan
efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
2.3.4 Masalah
Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana
sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua
sektor pembangunan, yaitu yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor
jasa, dan lain-lain. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika
sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor
pembangunan baik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial dengan
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi
pendidikan dianggap tinggi.
2.4 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
2.4.1 Perkembangan Iptek Dan Seni
a.
Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek.Ilmu pengetahuan
merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta,
dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b.
Pekembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia yang
seutuhnya,aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi
pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif serta keterampilan
disamping kognitif dan psikomotorik.
Dilihat dari segi lapangan
kerja,dewasa ini dunia seni telah mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat sebagai
mata pencaharian.
Masalahnya adalah walaupun
dunia seni begitu penting namun di sekolah sekolah saat ini masih menduduki
posisi kelas dua.Selain itu,sulit untuk menyediakan tenaga pendidiknya dan
sarana penunjang yang mahal.
2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah ini bersumber pada dua hal yaitu:
a.
Pertambahan Penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk ,maka penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan harus ditambah.
b.
Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air ini tidak merata.Kondisi
yang seperti ini juga menyulitkan dalam hal penempatan tenaga pendidik.
2.4.3 Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat harusnya
menjadi baik ketika masih dalam keadaan standar.Namun menjadi masalah ketika
terjadinya massalisasi pendidikan dimana di suatu wilayah terjadi lamaran di
sekolah sekolah,sementara sekolah di wilayah tersebut tidak mencukupi baik dari
fasilitas ataupun pengajar.
2.4.4 Keterbelakangan Budaya dan
Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disini
di maksudkan dengan kurang tahunya sebuah masyarakat akan perkembangan baru
seperti teknologi pada alat transportasi dan telekomunikasi,paham ber-KB dan
lain sebagainya.Dimana permasalahan timbul karena masyarakat yang keterbelakang
budaya menjadi tidak dapat ikut berperan serta dalam pembangunan,sebab mereka
kurang memiliki dorongan untuk maju.Jadi permasalahan nya adalah bagaimana
menyadarkan masyarakat tersebut akan ketertinggalannya,bagaimana menyediakan
sarana kehidupan dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan masyarakat
tersebut.Karena bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai tranformasi budaya.
2.5 Permasalahan
Aktual Pendidikan
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu
terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat di
capai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa
kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan
dikemukakan meliputi masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan
guru, dan pendidikan dasar 9 tahun.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan
ada yang mengenai pelaksanaannya.Misalnya
munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Apakah kurikulum tersebut cukup
andal secara yuridis (merupakan penjabaran undang-undang pendidikan) dan secara
psikologis (berdasarkan hukum perkembangan peserta mendasarkan diri pada proses
kematangan anak). Konsep seperti itu bermasalah. Selanjutnya jika suatu kurikulum sudah andal, dapat
dilaksanakan apa tidak. Jika tidak, timbullah masalah pelaksanaan atau masalah
operasional. Perlu di pahami bahwa tidak semua masalah aktual tersebut
merupakan masalah baru. Bahkan ada yang sudah lama. Sudah sejak lama masalah
aktual itu kita sepakati untuk mengatasinya, tetapi dari tahun ke tahun
hasilnya tetap sama.Berikut ini masalah aktual tersebut:
2.5.1 Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran
Didalam UU Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sisten Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.Kemudian
dipertegas dalam GBHN butir 2a dan b tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa
yang dimaksud dengan manusia yang utuh itu adalah manusia yang sehat jasmani
dan rohani.Tetapi dalam pelaksanaannya pendidikan afektif belum ditangani
semestinya.Kecendrungan mengarah kepada pengutamaan aspek kognitif.
Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan misalnya yang semestinya mengutamakan pemahaman
nilai nilai agama dan kewarganegaraan bergeser menjadi pengetahuan pelajaran
tersebut.Pengrmbangan daya fikir di nomor satukan sementara pengembangan
perasaan dan hati terabaikan.Padahal pemahaman terhadap nilai nilai tidak hanya
cukup dengan pengenalan atas pengetahuannya.Berdasarkan sistem pendidikan kita
sekarang apakah masih ada memberi peluang demi terjadinya pengamalan pengamalan
seperti semangat kebangsaan,kesetiakawanan sosial,kedisiplinan,minat
belajar,ketakwaan pada Allah dan lain lain.
2.5.2 Masalah Kurikulum
Masalah kurikulum
meliputi masalah konsep dan pelaksanaannya.Yang menjadi sumber masalah adalah
bagaimana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke
lapangan kerja bagi yang tidak melanjutkan sekolah dan memberikan bekal dasar
yang kuat untuk ke perguruan tinggi bagi yang melajutkan sekolah.
Menurut
Tirtarahardjapada (2010:252) Konsep kurikulum 1984 juga memiliki kelebihan
kareana adanya keluwesan antara lain:
1) Disediakannya
aneka program belajar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan untuk memasuki
lapangan kerja
2) Adanya program inti yang sifatnya nasioal
3) Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal)
2.5.3 Masalah Peranan Guru
Untuk memandu proses
pembelajaran murid,guru dibantu oleh petugas lainnya seperti konselor (guru
BP), pustakawan, laboratorium dan teknisi sumber belajar. Jadi guru tidak
mengemban multi tugas selain mengajar.Maka dari itu waktu itu dapat digunakan
utuk :
1)
Melakukan kontak dan
pendekatan manusiawi yang lebih intensif dengan murid-muridnya.
2)
Dari sisi pembelajaran ia
mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer), menunjukkan tujuan
pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
(koordinataor), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar
(komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar
(fasilitatator), dan memberikan doronagn belajar (stimulator)
Masalahnya adalah di beberapa
sekolah di tanah air masih belum mempunyai pendamping guru tersebut.Hal ini
dikarenakan penempatan tenaga pengajar yang masih belum merata.
2.5.4 Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9
tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor 2 1989 Pasal 6 menyatakan
tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat
pendidikan dasar, dan pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 2 menyatakan bahwa
pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun, terdiri atas program pendidikan
6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujuan
pendidikan dasar yaitu, memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
Negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah.
Ketetapan-ketetapan tersebut
merupakan realisasi GBHN 1993 tentang arah pendidikan nasional butir 26 yang
antara lain menyatakan perlunya peningkatan kualitas serta pemerataan, terutama
peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Dilihat dari segi lamanya
waktu belajar pada pendidikan dasar yaitu 9 tahun,kita sudah mengalami langkah
maju dibanding dengan masa-masa sebelumnya yang menetapkan wajib belajar hanya
6 tahun yaitu tingkat SD. Secara konseptual dan acuan yang diberikan oleh
ketetapan-ketetapan resmi tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan pembangunan,
antara lain:
a.
Untuk memasuki PJPT II
diperlukan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
b.
Persyaratan kerja yang
dituntut dunia kerja semakin meningkat sehingga dengan basis pendidikan
dasar 9 tahun tentunya lebih baik daripada hanya 6 tahun. Khususnya persyaratan
usia, usia tamat pendidikan dasa semakin mendekati usia kerja menurut peraturan
Menaker No: Per-01/Men/1987, pasal 1 tentang batas umur layak kerja yaitu 14
tahun.
Hambatan nya berasal dari
sambutan masyarakat, utamanya dari orang tua yang kalangan yang kurang mampu.
Mereka mungkin cenderung untuk tidak menyekolahkan anaknya karena harus
membiayai anaknya lebih lama. Padahal tidak dapat berharap banyak dari anaknuya
untuk segera memperoleh pekerjaan setelah tamat dari sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)
Dalam usaha
pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam
bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan
belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting
dalam usaha pemerataan pendidikan.
2)
Sistem
pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara
unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan
dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
3)
Peningkatan
mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme
pendidik dapat ditingkatkan.
3.2 Saran
Adapun saran-saran dalam makalah permasalahan pendidikan ini adalah sebagai
berikut.
1)
Perlunya ditingkatkan kualitas
pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilakukan
dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2)
Masyarakat
luas selalu mengikuti kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, jangan sampai
masyarakat tidak tahu menahu tentang apa program yang dicanangkan pemerintah,
ini tentunya akan menghambat proses menuju keberhasilan pendidikan.
3)
Kita sebagai
mahasiswa yang di persiapkan untuk menjadi tenaga pendidik harus mempunyai
kualitas dan peranan aktif. Untuk itu, kita sebaiknya ikut mensosialisasikan
program-program pemerintah kepada masyarakat dan ikut mengevaluasi apakah
kebijakan yang di cetuskan pemerintah baik bagi masyarakat ataukah tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Munib,Achmad,dkk. 2011.Pengantar Ilmu Pendidikan.
Semarang:Universitas Negeri Semarang Press.
Pidarta,
Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Tirtaraharja,Umar
dan Sulo, La.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, PT
Rineka Ciptahttp://forum.detik.com
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur penulis ucapkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga
berhasil menyelesaikan makalah dengan judul
“ Permasalahan Pendidikan “ ini tepat
pada waktunya.Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak.Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada yang
terhormat : Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah
memberikan tugas,petunjuk kepada penulis sehingga termotivasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan ,bantuan dan do’a
serta pengertian yang besar kepada penulis baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa dalam mengupas
permasalahan di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal
sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan
kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang membangun tentunya
penulis harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kemajuan penulis di
masa mendatang.
Demikianlah makalah ini , penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi
tentang Permasalahan Pendidikan
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... .. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... .. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... .. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... .. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN MATERI..................................................................... 3
2.1 Pengertian Permasalahan Pendidikan................................................................ 3
2.2 Permasalahan Pokok Pendidikan....................................................................... 3
2.3 Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan.............................................................. 3
2.3.1 Masalah Pemerataan Pendidikan.................................................................... 4
2.3.2 Masalah Mutu Pendidikan.............................................................................. 4
2.3.3 Masalah Efisiensi Pendidikan......................................................................... 5
2.3.4 Masalah Relevansi Pendidikan....................................................................... 6
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan................. 6
2.4.1 Perkembangan Iptek Dan Seni....................................................................... 6
2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk......................................................................... 7
2.4.3 Aspirasi Masyarakat........................................................................................ 7
2.4.4 Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan......................................... 7
2.5 Permasalahan Aktual Pendidikan Di Indonesia................................................ 7
2.5.1 Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran.......................................................... 8
2.5.2 Masalah Kurikulum......................................................................................... 9
2.5.3 Masalah Peranan Guru.................................................................................... 9
2.5.4 Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun............................................................... 10
|
BAB III PENUTUP............................................................................................ .. 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... .. 11
3.2 Saran................................................................................................................ .. 11
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment