Tuesday, November 1, 2016

ORGANISASI DALAM KELOMPOK KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terbuka, yaitu suatu kesatuan yang terorganisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang saling tergantung. Kast dan Rosenzweig memndang organisasi industri sebagai suatu sistem sosio-teknikal, artinya sistem yang memiliki aspek-aspek social dan teknikal.dalam tinjauan dan analisis dari komponennya, aspek sosial dan teknikal harus selalu sama-sama dipierhatikan.
Sebagai sistem sosial organisasi industri terdiri dari komponen-komponen sosial. Dengan kata lain organisasi terdiri dari kelompok-kelompok manusia yang saling berinteraksi, yang batas dengan lingkungannya dapat dikenali, yang secara sambung menyambung berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap kelompok manusia terdiri dari kelompok-kelompok manusia yang lebih kecil, setiap kelompok manusia kecil ini terdiri dari kelompok-kelompok manusia yang lebih kecil lagi, dan seterusnya hingga dijumpai kelompok manusia yang terdiri dari sejumlah manusia.
Dalam interaksi organisasi dengan lingkungannya, organisasi akan menghadapi berbagai persoalan terutama bila lilngkungannya merupakan lingkungan yang tidak stabil dan berkembang terus. Disamping itu, organisasi jua akan menghadapi masalah-masalah internal. Untuk mengatasi masalah-masalah internal dan eksternal tersebut organisasi perlu memiliki kemampuan lebih agar organisasi tetap dapat berdiri dab terus tumbuh.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai organisasi dan kelompok kerja, dimana akan diuraikan mengenai pengertian organisasi dan kelompok kerja, makna dan fungsi kelompok, interaksi antar anggota kelopok, serta interaksi antar kelompok. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui bagaimana agar suatu organisasi bisa tumbuh menjadi besar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Organisasi dan Kelompok Kerja ?
2.      Apakah fungsi dari suatu Kelompok ?
3.      Bagaimana interaksi antar anggota kelompok ?
4.      Bagaimana interaksi antar kelompok ?

C.     Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari organisasi dan kelompok kerja.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui fungsi kelompok.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana interaksi antar anggota kelompok dalam organisasi.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana interaksi antar kelompok dalam suatu organisasi.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul dan bekerjasama dalam memanfaatkan sumberdaya organisasi seperti uang, mesin, lingkungan, sarana prasarana, metode dan lain-lainnya secara terkendali dan terpimpin. Berikut adalah pengertian organisasi menurut beberapa ahli:
·         Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang di bawah pengarahan atasan dalam mengejar tujuan bersama.
·         James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
·         Stepen P. Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
·         Prof.Dr. Sondang P. Siagin mendefinisikan bahwa organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
·         Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, organisasi merupakan suatu bentuk persekutuan diantara beberapa orang yang dikoordinasi dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan, dan terdapat seseorang sebagai atasan serta beberapa orang sebagai bawahan.
Ada dua macam organisasi, yaitu:
1.      Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2.      Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, kemah ke gunung dengan teman-teman, belajar bersama anak-anak sd, dan lain sebagainya.
Sebuah orgnisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Karena sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat yang ada disekitarnya . keberadaan ini tentunya berupa suatu kontribusi yang diberikan oleh organisasi tersebut. Kontribusi-kontribusi  tersebut bisa berupa pengambilan sumberdaya manusia dalam negeri sebagai anggota-anggotanya, sehingga angka pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin.
Kelompok kerja merupakan kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Menurut Robbins kelompok kerja  merupakan suatu kelompok yng terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling mempenngaruhi dan saling tergantung yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu. Schein menyatakan bahwa kelompok ialah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain yang secara psikologikal sadar satu sama lain, dan mempersepsikan diri sebagai bagian dari kelompok.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Robbins dan schein dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

B.     Fungsi Kelompok Kerja
Fungsi kelompok kerja dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok kerja bagi anggota dan kelompok kerja bagi organisasi.
1.      Fungsi kelompok bagi anggotanya
Bagi anggotanya, kelompok berfungsi sebagai;
a.       Pemenuhan kebutuhan para anggotanya.
kelompok dapat dapat memberikan pemenuhan terhdap kebutuhan akan keprcayaan diri, hubungan dengan orang lain, perhatian, prestasi dan kekuasaan. Dengan berada dalam suatu kelompok akan menimbulkan rasa mampu mengatasi segala ancaman pada diri anggota. Berdasarkan upaya yang dapat dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok timbul rasa memiliki kekuasaan tertentu untuk merealisasikan apa yang diingninkan kelompok. Anggota kelompok merasa memilki kekuasaan tertentu karana merasa ditunjang oleh anggota kelompok-kelompok lainnya. Kebutuhan untuk berprestasi dapat ditimbulkan dan dipenuhi oleh kelompok. Kelompok dapat merangsang anggotanya untuk mencapai prestasi yang bermutu dan dapat memenuhi keinginan mereka untuk dapat berprestasi yang tinggi.
b.      Pengembang, penunjanng dan pemantapdari identitas dan pemelihara dari harga diri.
Dalam bekerja anggota memperoleh identitasnya dai kelompok kerjanya. Anggota kelompok kerja memperoleh identitasnya dari kelompok kerja pabrik, kelompok kerja auditor, kelompok kerja ketenagakerjaan, dan sebagainya. Identitas kelompok kerja dikembangkan berdasarkan tugas pekerjaanya untuk menunjang dan memantapkan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya identitas anggotnya memelihara harga diri mereka.
c.       Penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.
Melalui diskusi dengan orang lain dan pengembangan dari perspektif dan consensus, kita dapat mengurangi ketidakpastian dalam limgkungan sosial kita. Jika misalnya beberapa tenaga kerja merasa bahwa penyellia mereka merupakan orang yangn keras yang menuntut terlalau banyak dari tenaga kerjanya, maka pandangan ini dapat dianggap sebagai realitas oleh anggota kelompok lainnya dan mereka dapat menentukan strategi bagaimana dapat menghadapinya. Tergantung para anggota kelompok bagaimana mereka dalam kelompok mempersepsikan sesuatu dan menguji sesuatu sebagi kenyataan atau realitas. Persepsi kelompok memberikan kepastian kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya pandangan tersebut.  Jika kelompok menganggap suatu keadaan tersebut nyata dan menimbulkan akibatnya yang nyata.
d.      Mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas.
Setiap tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekejaannya akan menemui kesulitan, memenuhi masalah yang bersifat perorangan dapat juga yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas oleh selloruh kelompok. Kelompok dapat membantu memecahkan masalah yang dialami oleh seorang anggotanya. Dengan pengumpulan data yand diperlukan atau memberikan alternatif penyelesaian. Terhadap masalah yang dihadapi kelompok, para anggota kelompok dalam saling mengisi dalam usaha dan sumbangan mereka memecahkan masalah kelompoknya.
2.      Fungsi Kelompok Bagi Organisasi
Adapun bagi suatu organisasi, fungsi kelompok antara lain;
a.       Pelaksana  tugas yang majemuk dan saling tergantung.
Dalam suatu kelompok pekerjaan yang didapat tidak selamanya selamanya bias dikerjakan ole seorang saja. Banyak juga tugas yang tidak dapat dikerjakan seorang saja dan tidak dapat dipecah – pecah kedalam beberapa tugas yang dapat dilaksanakan tersendiri. Misalnya tugas mempersiapkan , melaksanakan operasi dan perawatan sesudahnya. Tugas-tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga saling tergantung. Contoh yang lain iala kelompok penngebor minyak. Masing-masing anggota kelompok mempunyai tugasnya masing-masing yang saling tergantung.
b.      Sebagai mekanisme pemecahan masalah.
Dalam menghadapi masalah, jika masalhnya memerlukan pengolahan yang majemuk, interaksi antara para anggota yang memiliki informasi yang berbeda, pertimbanngan cermat dari alternatif penyelesainnya, maka pemecahan masalah secara kelompok akan memberikan penyelesaian yang paling baik. Selain kelompok tetap, seperti kelompok komando, dapat pula dibentuk kelompok sementara, seperti satu-satuan tugas.
c.       Penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.
Dalam proses pemecahan masalah, jika data yang diperlukan tersebar pada beberapa orang, atau jika diperlukan rangsangan bersama bagi para anggota kelompok untuk menjadi kreatif, maka kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan gagasan baud an jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau penyelesaian masalah yang kreatif.
d.      Wahana dari sosialisasi dan pelatihan.
Para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam suatu kelompok untuk deberi pelatihan orientasi untuk dapat mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan ketrampilan teknik tertentu juga dapat lebih cermat, tepat dan murah jika dilakukan dalam kelompok.

C.     Interaksi Antar Anggota Kelompok
1.      Proses Kelompok
Fiedler (1967) memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja     yang didasarkan pada sifat dan intensitas interaksi, yaitu;
a.       Kelompok Interaktif
Pada kelompok ini, para anggotanya saling tergantung dan aksi atau tindakan mereka perlu dikerjakan dan disusun bersama untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan baik.
b.      Kelompok Koaktif
Anggota kelompok ini bekerjasama dalam melaksanakan tugas kelompok, tapi masing-masing dapat melaksanakan pekerjaannya relative secara mandiri tidak saling tergantung.
2.      Gejala dalam Proses Kelompok
Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinteraksi dan dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat ditemukan timbulnya gejala-gejala sebagai berikut;

a.       Konformisme
Setiap kelompok memiliki norma-norma, yaitu pola atau patokan perilaku yang diterima oleh para anggota kelompok. Norma-norma mengatakan kepada anggota apa yang harus mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan dalam keadaan tertentu. Norma-norma yang diterima mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan kendali eksternal yang minim.
Sebagai anggota dalam suatu kelomopok, kita ingin agar diterima dan diberlakukan sebagai anggota kelompok yang sama oleh anggota dari kelompok lain. Maka kita akan berusaha berperilaku sesuai dengan nonrma-norma yang berlaku. Kita berusaha menjadi konformis, tidak berbeda dengan anggota lain. Dorongan demikian tidak hanya dating dari dalam diri kita, tetapi juga datang dari luar diri kita dalam bentuk tekanan-tekanan kelompok, tekanan-tekanan dari para anggota dari kelompok lain.
b.      Kelekatan (cohesiveness)
Tinggi rendahnya kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta derajat dapatnya saling menerima anggota kelompok lainnya menunjukkan derajat kelekatan kelompok. Semakin para anggota saling tertarik dan makin sepakat mereka terhadap sasaran kelompok, makinlekatlah kelompoknya
c.       Sinergi
Dalam proses pengambilan keputusan dalam kelompok ini timbul gejala bahwa keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik daripada keputusan keputusan yang diambil oleh setiap anggota kelompok sendiri. Gejala ini dinamakan sinergi. Sinergi terjadi karena diskusi dalam kelompok menimbulkanlebih banyak alternatif, cenderung untuk mengeliminasi sumbangan-sumbangan yang kurang bermutu, mengurangi nilai-nilai kesalahan dan menunjang pemikiran kreatif.
d.       Polarisasi Kelompok (Group Polarization)
Gejala lain dalam proses pengambilan keputusan kelompok ialah adanya penggeseran keputusan yang menuju kepada keputusan yang sangat tinggi resikonya (risky shift) atau keputusan yang sangat rendah derajat resikonya (caution shift). Kalau pada risky shift derajat resiko dari keputusan kelompok lebih tinggi dari derajat resiko yang berani diambil oleh setiap anggota kelompok, sedangkan pada caution shift keputusan kelompok justru sebaliknya. 

D.    Interaksi Antar Kelompok
Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja, dan berinteraksi dengan organisasi lainnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Kelompok kerja berinteraksi dengan kelompok kerja lainnya secara sambung-menyambung dalam organisasi. Organisasi akan berhenti eksistensinya jika apa yang dikeluarkan olehnya tidak dirasakan bermanfaat, dan tidak diserap oleh organisasi lain. Untuk dapat mempertahankan diri, untuk dapat terus mengembangkan diri, suatu organisasi harus mampu mengadapi dan mengadapi masalah lingkungannya. Kemampuan organisasi ini sangat tergantung pada bagaimana keterpaduan dari kelompok kerjanya.
Dalam suatu kelompok dalam organisasi, kesepakatan tidak dengan mudahnya dapat dicapai. Karena setiap pribadi atasan dari berbagai tingkat, dan setiap kelompok kerja memiliki kepentingan masing-masing yang kebanyakan berbeda-beda sehingga sulit untuk mencapai suatu kesepakatan. Karena dalam suatu kelompok tiap anggota memiliki tugas yang berbeda, maka konflik antarkelompok merupakan sesuatu hal yang wajar timbul.
Jika ada dua kelompok yang bersaing, maka akan terjadi dampak yang diuraikan berikut;

a.       Dalam setiap kelompok yang bersaing
Disini kelompok menjadi lebih menutup diri dan membangkitkan loyalitas yang lebih besar dari para anggota kelompoknya dan akan terjadi keakraban diantara anggota kelompok. Selain itu pola kepemimpinan yang demokratis menjadi lebih otokratis dan kelompok bersedia menerima kepemimpinan otokratis.
b.      Antara kelompok yang bersaing
Disini setiap kelompok mulai melihat kelompok lain sebagai musuh,kelompok cenderung hanya melihat bagian yang baik dari kelompoknya sendiri dan mengingkari kekuatan kelompok lain. Selain itu akan timbul rasa bermusuhan yang kuat terhadap kelompok lain dan cenderung lebih mendengarkan penjelasan dari kelompoknya sendiri.
c.       Yang terjadi dengan yang menang
Kelompok yang menang akan mempertahankan kelekatannya dan cenderung menjadi puas dan tidak berupaya untuk meningkatkan kinerjanya. Pemenang tidak belajar banyak tentang diri mereka sendiri.
d.      Yang terjadi dengan yang kalah
Kelompok yang kalah cenderung tidak bias menerima kekalahan, kalaupun kekalahan bias diterima maka kelompok yang kalah cenderung mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan. Selain itu kelompok yang kalah menjadi lebih tegang, siap untuk berusaha lebih keras. Mereka cenderung lebih banyak belajar tentang diri mereka sebagai kelompok dengan kekalahan mereka dan berusaha memperbaiki diri serta membalas kekalahan.




BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

      Organisasi merupakan suatu bentuk persekutuan diantara beberapa orang yang dikoordinasi dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan, dan terdapat seseorang sebagai atasan serta beberapa orang sebagai bawahan. Kelompok kerja merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
      Fungsi kelompok kerja dibedakan menjadi dua yaitu, fungsi kelompok kerja bagi anggota dan bagi organisasi. Bagi anggotanya, kelompok berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan para anggotanya, pengembang, penunjanng dan pemantapdari identitas dan pemelihara dari harga diri, penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif, serta sebagai mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas. Bagi organisai, kelompok berfungsi sebagai pelaksana  tugas yang majemuk dan saling tergantung, Sebagai mekanisme pemecahan masalah, wahana dari sosialisasi dan pelatihan, serta sebagai penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif.
      Interaksi antar anggota kelompok akan menimbulkan suatu proses kelompok, dimana dalam proses kelompok tersebut terdapat kelompok-kelompok interaktif, koaktif dan konteraktif. Dalam proses suatu kelompok juga akan timbul suatu gejala-gejala antara lain; gejala konformisme, kelekatan, sinergi, groupthink dan polarisasi kelompok.
      Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja, dan berinteraksi dengan organisasi lainnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Dalam interaksinya, biasanya akan timbul suatu konflik yang terjadi antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Munandar,Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta:UI-Press.2001
http://.id.wikipedia.org/wiki/Organisasi. diakses tanggal 12 April 2010
http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisai_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen, diaksses tanggal 12 April 2010

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009//11/organisasi_dan _kelompok_kerja/,diakses tanggal 12 April 2010

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...