BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi ekonomi dan politik
Indonesia mengalami kondisi yang tidak stabil pada periode 1950-1965, kondisi
ini disebabkan karena kebijaksanaan pemerintah lebih difokuskan kepada
politik dalam negeri dan masalah militer, maka dari itu sangat kecil perhatian
dan sumber daya yang dicurahkan untuk pembangunan ekonomi. Kesulitan
anggaran membuat inflasi menjadi masalah utama, ditambah kesulitan dalam sistem
nilai tukar yang dapat mengurangi keuntungan sektor perdagangan,
menyebabkan penyusutan. Sementara pemberontakan terjadi di Sumatera dan
Sulawesi pada tahun 1958 yang menyebabkan anggaran untuk militer membengkak,
padahal penerimaan ekspor dari dua pulau tersebut yang merupakan sumber daya
penting menurun. Monetisasi anggaran defisit menaikkan rata-rata inflasi dari
17% menjadi 25% di tahun 1950-1957. Pada periode selanjutnya kenaikan inflasi
semakin tinggi tiap minggunya dan mencapai 65% tahun 1966. Pendapatan
masyarakat rata-rata perkapita hanya US $80 dan hutang luar negeri yang harus
dibayar berjumlah US $2,2 Miliar.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka pada tahun
1966 pemerintah Indonesia telah mengambil kebijaksanaan untuk mengadakan
konsolidasi, rehabilitasi, dan stabilisasi serta memutuskan untuk mengadakan
pendekatan ke luar negeri dengan maksud :
1. Mengadakan
penjadwalan kembali hutang-hutang lama.
2.
Mengusahakan bantuan-bantuan
keuangan yang baru dari luar negeri untuk mendukung neraca pembayaran
Indonesia.
3. Berusaha
menarik penanaman modal asing ke Indonesia. Bagi negara-negara yang belum/tidak
mampu menghimpun tabungan domestik secukupnya untuk mendorong pertumbuhan
ekonominya biasanya mencari sumber pembiayaan dari negara-negara lain. Bahkan
negara maju seperti Amerika Serikat pun pernah sangat tergantung pada bantuan
dana dari luar negeri, terutama pada periode 1835-1860.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Sumber dana dari luar negeri?
2. Mengapa
diperlukan sumber dana dari luar negeri?
3. Bagaimana
sumber dan penggunaan dana dari luar negeri?
4.
Apa yang dimaksud dengan Tabungan
Pemerintah Asing (Bantuan Asing) sebagai Sumber Dana Pembangunan?
5.
Apa yang dimaksud dengan Investasi Asing
Langsung sebagai sumber Dana pembangunan?
6.
Apa yang dimaksud dengan Pinjaman
Bank Komersial sebagai Sumber Dana Pembangunan dan Krisis Hutang Luar Negeri?
7. Apa yang
dimaksud dengan Remittances (kiriman) pekerja nasional yang bekerja di luar
negeri sebagai sumber dana pembangunan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan Sumber dana dari luar negeri.
2. Menjelaskan
mengapa diperlukan sumber dana dari luar negeri.
3. Menjelaskan
bagaimana sumber dan penggunaan dana dari luar negeri.
4.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Tabungan Pemerintah Asing (Bantuan Asing) sebagai Sumber Dana Pembangunan.
5.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Investasi Asing Langsung sebagai sumber Dana pembangunan.
6.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Pinjaman Bank Komersial sebagai Sumber Dana Pembangunan dan Krisis Hutang Luar
Negeri.
7. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan Remittances (kiriman) pekerja nasional yang bekerja di
luar negeri sebagai sumber dana pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
dan Definisi Bantuan Luar Negeri
Bantuan Asing (luar negeri) yang di
maksudkan di sini adalah meliputi banyaknya bantuan yang bersumber dari
pemerintahan maupun swasta dari negara lain. Aliran-aliran konsesional tersebut
secara teknis disebut bantuan pembangunan resmi atau official development assistance, namun
lazimnya di kenal dengan istilah bantuan luar negeri. Jenis bantuan ini dapat
dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) bantuan bilateral dan (2)
bantuan multilateral. Sumber dana dari swasta asing
terdiri dari dua elemen. Pertama, investasi asing langsung (foreign direct
investment atau FDI) dan kedua, investasi portofolio.
2.1.1
Bantuan Luar Negeri
Ada beberapa yang mendasari lahirnya
program tersebut.
Pertama, adanya
aliran modal keuangan dari AS dan adanya rencana-rencana yang terkoordinir
dengan baik untuk menggunakan dana tersebut secara produktif dalam membangun
kembali stok modal fisik yang rusak di Eropa. Kedua, dua dekade setelah perang
dunia II usai, dunia ditandai oleh banyaknya negara yang merdeka dari jajahan
Eropa, khususnya negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.
Ketiga, setelah
Perang Dunia usai, motif-motif di belakang program bantuan AS tersebut
terlihat sangat kompleks, mulai dari untuk kepentingan sendiri hingga untuk
kepentingan umum.
2.2 Mengapa Diperlukan Dana Luar Negeri
Sejarah mencatat bahwa pada tahap
awal pembangunanya, Negara – Negara yang sekarang dianggap maju pun
memanfaatkan dana asing. Hollis B. Chennery dan Alan Strout, dalam sebuah model
berdasar bukti empiris dari 50 negara berkembang dari tahun 1957 sampai 1962,
mengidentifikasikan tiga tahap pembangunan, yang masing – masing dicirikan oleh
faktor kendala pembangunan. Tahap – tahap sekaligus faktor – faktor kendala
tersebut yaitu:
1. Keterbatasan
skill,
2.
Gap tabungan, yaitu investasi
dikurangi tabungan.
3. Gap devisa,
yaitu impor dikurangi ekspor.
Pada tahap pertama aliran skill dan teknologi dari
luar negeri mampu memecahkan, paling tidak mengurangi, masalah pembangunan
akibat keterbatasan skil. Akan tetapi dua ekonom tersebut lebih memusatkan
perhatian pada tahap 2, pertumbuhan yang terbatasi oleh kurangnya investasi,
dan tahap 3, pertumbuhan yang terbatasi oleh gap perdagangan. Dua tahap terakhir
diduga sedang menjadi fenomena di Negara berkembang saat ini, dan diharapkan
akan bisa diatasi dengan aliran dana luar negeri.
Bukti-bukti Chenery dan Strout mengindikasikan bahwa
pada awal-awal tahap pembangunan, pertumbuhan terkendala oleh terbatasnya investasi.
Misalnya sebuah perekonomian mentargetkan untuk tumbuh 4 persen per tahun. Jika
ICOR negara tersebut adalah 3, maka akan diperlukan investasi (tambahan
kapital) sebesar 12 persen GNP. Jika tabungan yang tersedia hanya 10 persen
GNP, maka terdapat gap tabungan-investasi sebesar 2 persen GNP, yang bisa
ditutup dengan dana luar negeri. Impor kapital ini akan mengatasi masalah
keterbatasan pertumbuhan akibat gap investasi-tabungan.
Untuk menutup gap-gap tersebut diperlukan aliran dana
luar negeri. Impor kapital ini akan mengatasi masalah keterbatasan pertumbuhan
akibat gap investasi-tabungan serta menghilangkan keterbatasan pertumbuhan
akibat gap devisa. Bantuan luar negeri yang diperlukan ditentukan oleh jumlah
gap terbesar dari dua gap tersebut. Dalam jangka panjang, dana luar negeri akan
menyamakan laju pertumbuhan antara investasi dan tabungan sehingga negara
tersebut bisa berhenti meminjam dan membangun dengan dana sendiri.
2.3 Sumber dan Pengguna Dana Luar Negeri
Bantuan
luar negeri bersumber dari pemerintah-pemerintah negara asing. Bantuan ini bisa
datang dari sebuah pemerintah asing langsung diberikan ke sebuah negara
berkembang, bisa juga datang dari lembaga-lembaga internasional. Kesimpulannya
adalah bahwa bantuan luar negeri berasal dari pemerintah negara asing, baik
langsung (bilateral) maupun melewati lembaga-lembaga internasional
(multilaateral).
Dana
luar negeri berikutnya adalah pinjaman dari bank-bank komersial. Pinjaman
komersial ini biasanya berbungan lebih tinggi dan berjangka lebih pendek dari
bantuan internasional. Sumber berikutnya adalah investasi dari luar negeri.
Investasi ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu investasi asing portofolio
berupa pembelian saham dan obligasi, dimana investor tidak mempunyai kontrol
langsung atas perusahaan) dan investasi asing langsung (investor membuka cabang
perusahaan di negara berkembang dan mempunyai kontrol langsung terhadap
perusahaan tersebut).
Sumber
dana berikutnya, yang meskipun tidak berjumlah besar, adalah kiriman dari warga
negara yang bekerja di negara lain (remittances), dan juga kredit ekspor.
Kredit ekspor adalah penangguhan pembayaran ekspor untuk jangka waktu tertentu
sehingga importir bisa mengimpor tanpa uang kas. Untuk negara yang sangat
terbuka, yaitu negara yang tingkat perdagangan dunianya sangat tinggi.
Siapa
yang memerlukan dana luar negeri tersebut ? negara-negara Eropa Barat dan Timur
serta Amerika dan pada awal pembangunannya juga memerlukan modal asing. Setelah
Perang Dunia II, negara-negara Eropa yang kalah perang memerlukan dana untuk
membangun kembali negaranya. Pemerintah Amerika Serikat waktu itu, dengan
program yang terkenal sebagai Marshall Plan, menyediakan dana untuk pembanguna
tersebut. Pembanguna tersebut relatif berhasil. Demikian pula beberapa negara
yang baru merdeka memerlukan dana untuk membangun, yang sebagian dibantu oleh
negara-negara bekas penjajahnya.
2.4 Tabungan Pemerintah Asing
(Bantuan Asing) sebagai Sumber Dana
Pembangunan
Pinjaman resmi pemerintah asing (Sgo)
sering disebut sebagai bantuan asing atau official development assistance (ODA)
karena mempunyai syarat-syarat yang lebih ringan dalam pembayarannya
dibandingkan dengan pinjaman asing swasta. Bantuan asing bisa berupa pinjaman
lunak, hibah, atau bantuan teknis. Sumbernya bisa berupa sebuah pemerintah
negara asing, tetapi bisa juga agen-agen internasional. Pinjaman ke
negara-negara berkembang dianggap sebagai bantuan asing jika mengandung elemen
bantuan, yaitu jika penerima dana mendapatkan kemudahan-kemudahan dibanding
jika dia meminjam dari bank-bank komersial dunia. Kemudahan itu bisa berbentuk
tiga hal, pertama, tingkat bunga yang rendah, kedua, periode pembayaran yang
lebih lama, dan ketiga, grace period (periode dari saat dana tersebut diberikan
sampai kewajiban mengangsur pertama kali) yang lebih lama.
Pinjaman
resmi bisa digolongkan ke dua kategori, keras atau lunak, tergantung pada
seberapa besar elemen hibahnya. Pinjaman Bank Dunia lebih banyak bebentuk
pinjaman keras, akan tetapi pinjaman dari cabang-cabang Bank Dunia, yaitu
Internasional Developmant Association (IDA) biasanya bersifat lunak, karena IDA
memang dibentuk untuk membantu negara-negara berkembang.
Bantuan
bisa bersifat mengikat atau tidak mengikat. Dikatakan mengikat jika negara donor
menekankan bahwa semua impor yang berkaitan dengan bantuan tersebut harus
berasal dari negara donor. Pengikatan bisa berbentuk lain, misalnya
negara-negara donor hanya mau menyediakan bantuan jika bantuan tersebut bisa
memberikan kepada mereka tambahan kesempatan kerja, bisnis atau ekspor.
Bantuan
bisa berbentuk proyek atau program. Bantuan proyek memungkinkan negara donor
untuk mengontrol penggunaan uang tersebut. Akan tetapi negara berkembang sering
membutuhkan bantuan untuk tujuan-tujuan yang tidak bisa dipaket dalam sebuah
proyek seperti itu. Para donor-Bank Dunia dan beberapa lembaga dunai lainnya
sebenarnya telah menyadari hal ini dan sejak tahun 1980an telah menyediakan
jumlah bantuan yang semakin besar untuk bantuan program ini, dalam rangka mempromosikan
apa yang kemudian disebut sebagai penyesuaian struktural. Penyesuaian
struktural adalah suatu proses reformasi untuk meningkatkan efisiensi ekonomi.
2.4.1 Bantuan
Teknis dan Organisasi Non Pemerintah
Satu
bentuk khusus dari bantuan asing adalah bantuan teknis atau bantuan kerjasama.
Sasarannya adalah untuk menciptakan tenaga berskil dan lembaga-lembaga
pendukung akselerasi pembangunan. Wujudnya bisa berupa pengiriman tenaga-tenaga
ahli di bidang tertentu ke negara-negara berkembang, bisa juga berupa
pendidikan atau training bertempat di negar donor.
Jika
dihitung dari seluruh negara OECD, kerjasama teknis terhitung sekitar 25 persen
dari bantuan total, dengan variasi yang besar antar negara. Kebanyakan bantuan
teknis disalurkan melalui agen-agen khusus dari PBB, misalnya Food and
Agricultural Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO). Kebanyakan
pendanaan PBB yang berupa bantuan teknis datang dari United Nations Development
Program (UNDP). Proyek-proyek Bank Dunia juga sering mengandung elemen bantuan
teknis yang besar.
Terdapat
beberapa masalah dengan bantuan teknis, pertama, bantuan ini sering tidak
sesuai dengan kondisi negara penerima. Masalah kedua berhubungan dengan bentuk
paling umum dari bantuan teknis tersebut, yaitu pengiriman pakar asing ke
negara berkembang, yang di antaranya bertugas melatih tenaga domestik.
Meningkatnya penggunaan para sukarelawan dan orang-orang yang bekerja dengan
NGO sebagian merupakan tanggapan dari kesulitan-kesulitan semacam ini.
Peran
NGO semakin hari semakin penting dalam pembangunan di negara-negara berkembang.
Yang dilakukan oleh NGO-NGO tersebut adalah memberikan bantuan teknis.
Kebanyakan berupa sukarelawan muda yang mempersiapkan diri untuk bekerja dengan
bayaran kecil dan hidup menyatu dengan masyarakat yang akan mereka tolong.
Tugasnya sangat bervariasi. Beberapa dari NGO tersebut telah sangat berperan
dalam upaya membangun masyarakat termiskin di negara-negara berkembang,
khususnya dengan mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar.
2.4.2 Bantuan
Bilateral dan Bantuan Multilateral
Bantuan
bilateral adalah bantuan yang langsung diberikan sebuah negara donor ke sebuah
negara penerima, sedangkan bantuan Miltilateral adalah bantuan yang tidak
langsung diberikan oleh negara donor ke negara penerimanya, tetapi terlebih
dahulu melewati lembaga-lembaga keuangan internasional. Negara donor secara
umum lebih suka mengalirkan dananya secara balateral karena dengan cara ini
mereka bisa mengontrol penggunaan dana tersebut dengan lebih mudah. Biasanya
bantuan bilateral lebih mengandung pertimbangan politik di bandingkan dengan
bantuan multilateral, sehingga negara penerima bantuan lebih menyukai dana
multilateral. Lembaga-lembaga bantuan internasional, terutama Bank Dunia,
mempunyai satu peran yang sukar digantikan oleh satu negara donor secara
individu, yaitu mengkoordinasi bantuan-bantuan dari berbagai negara donor
sehingga tidak terjadi duplikasi. Dengan koordinasi Bank Dunia, maka hal itu
bisa dihindari.
Untuk
mendapatkan dana, Bank Dunia mengeluarkan obligasi yang dinominasikan dsalam
dolar Amerika di pasar internasional. Bank Dunia meminjamkan lebih dari $30
miliar ke pemerintah-pemerintah negara berkembang secara tahunan, termasuk
dana-dana untuk investasi sosial di negara-negara berkembang. Bank Dunia juga
menggunakan ahli-ahli perencanaan dan teknisnya untuk meningkatkan standar
proyek-proyek di negara berkembang supaya memenuhi standar perbankan sehingga
lebih mudah mengakses pasar uang.
IMF
menyediakan kredit bagi negara berkembang yang mengalami masalah neraca
pembayaran senilai porsi cadangan yang dimiliki. Jika masalah yang dihadapi
lebih serius, IMF memberikan skema-skema pinjaman khusus yang lain.
Kritik
negara-negara berkembang terhadap IMF adalah bahwa IMF menganggap
masalah-masalah neraca pembayaran internasional hanya bisa dipecahkan dengan
mengurangi program-program sosial, memotong subsidi, mendepresikan mata uang,
dan mengadakan restrukturasi. Mereka menganggap bahwa tekanan IMF pada tindakan
drastis dalam jangka pendek seperti itu akan membebani negara-negara
berpendapatan rendah yang akan mengurangi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar.
Selain
Bank Dunia dan IMF, sumber multilateral yang lain dari pinjaman luar negeri
adalah Asian Development Bank.bertusas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara-negara di kawasan Asia.
2.4.3 Volume Bantuan
Bantuan
asing adalah bagian dari aliran sumber dana ke negara berkembang. Komponen
bantuan dalam aliran total sumber dana ke negara-negara berkembang tidak banyak
berubah, meskipun porsi negara-negara yang menyumbang mengalami perubahan.
Sepanjang
tahun-tahun 1980an bantuan negara-negara OECD adalah 80 persen dari bantuan
pembangunan resmi bilateral dunia ke negara-negara berkembang. Akan tetapi pada
awal tahun-tahun 1990an, setelah tumbangnya sosialisme dan sekitar satu dekade
turunnya surplus OPEC, sumbangan OECD meningkat menjadi 98 persen dari total
bantuan.
Bantuan
asing (ODA) Amerika Serikat pada tahun-yahun 1960an, 1970an dan 1980an
merupakan yang tertinggi di antara negara-negara OECD. Sepanjang periode yang
sama, persentase bantuan terhadap GNP negara-negara OECD yang lain berada pada
tingkat lebih dari 0,40 persen sebelum turun menjadi 0,39 pada tahun 1992 dan
0,38 persen pada tahun 1993.
2.4.4 Sasaran
Dan Tujuan Bantuan
Bantuan asing menjadi dana tambahan bagi tabungan
domestik negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan ekonomi. Bantuan
tersebut untuk membangun sarana dan prasarana. Selain itu bantuan juga bisa
berbentuk upaya menolong penduduk dari musibah.
Bantuan
dimotivasi berbagai hal seperti motivasi moral, politik maupun komersial.
Motivasi moral bisa berupa keinginan untuk menyeimbangkan kehidupan negara maju
– negara berkembang atau kompensasi negara-negara Barat atas penjajahan di masa
kolonial ( politik etis). Motivasi komersial bisa berupa perhitungan bahwa
pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang akan memberikan berbagai
manfaat pada negara donor karena majunya negara berkembang berarti pasar baru
bagi ekspor produk industrinya dan pasokan bahan mentah yang murah.
Bantuan yang bertujuan untuk memajukan perekonomian
ataupun membebaskan penduduk dari musibah mendapat kritik. Kritik tersebut
antara lain :
1)
Argumentasi bahwa bantuan cenderung
mengambil bentuk proyek-proyek skala besar karena lebih mudah di administrasi.
2)
Penggunaan tekhnologi tinggi yang
padat kapital sehingga tidak memberi penghasilan tambahan pada sumberdaya
lokal.
3)
Bantuan menimbulkan inefisiensi dan
korupsi
4)
Dugaan bahwa bantuan asing tidak
menambah tabungan domestik tetapi hanya menggantikannya,
5)
Argumentasi bahwa negara berkembang
belum mempunyai sarana dan prasarana pendukung untuk mendukung dana asing
tersebut.
Kaum Marxist memandang bahwa bantuan adalah hanya
penundaan terhadap revolusi yang diperlukan sebelum pembangunan yang tepat bisa
dimulai. P.T Bauer menekankan bahwa bantuan tidak diperlukan bagi pembangunan
juga bukan syarat yang cukup bagi pembangunan. Hal ini bisa terjadi di
negara-negara yang pemerintahnya mengambil kebijakan yang tidak tepat. Tetapi,
bantuan tersebut juga berhasil meningkatkan pembangunan di negara-negara yang
mempunyai keinginan kuat untuk maju, seperti
Taiwan dan Korea Selatan yang berhasil memanfaatkan bantuan luar negeri
untuk memajukan perekonomiannya.
Pada tahun
1970-an banyak negara donor mengubah strateginya, tidak terlalu berfokus
lagi pada peningkatan pertumbihan ekonomi tetapi lebih pada kebijakan untuk
menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar. Karena beberapa negara berkembang yang
mendapat bantuan bisa memajukan perekonomiannya tetap saja ada orang miskin,
pengangguran dan kelaparan di negara tersebut.
Bantuan luar negeri tampaknya akan terus mengalir
karena banyak pihak yang tertarik dengan industri ini dan telah menjadi tempat
untuk mencari nafkah serta meendatangkan manfaat bagi beberpa pelaku ekonomi.
2.5 Investasi
Asing Langsung sebagai sumber Dana pembangunan
Investasi asing langsung ( foreign
direct investment, FDI ) adalah aliran dana dari sebuah perusahaan di luar
negeri yang diwujudkan dalam bentuk perusahaan ( biasanya cabang dari perusahaan
di negara asalnya) di negara lain, misalnya pabrik perakitan Tv milik Jepang di
Indonesia. Tahun 1960-an kebanyakn Fdi bergerak di bidang pertambangan,
eksplorasi minyak serta perkebunan, meskipun beberapa perusahaan multinasional
tersebut berinvestasi dalam manufakturing terutama dalam industri-industri
substitusi impor.
2.5.1 Sejarah
Investasi Asing Langsung
Setelah mengalami penurunan pada tahun 1970-an, FDI
meningkat lagi mulai pertengahan 1980-an. Dibandingkan dengan awal
kemunculannya tahun 1960-an terdapat beberpa perubahan, yaitu :
a)
Jepang yang pada tahun 1960-an belum
banyak mengalirkan dana, pada tahun 1980-an menjadi investor tunggal terbesar,
b)
Pada tahun 1980-an lebih banyak
bergerak pada bidang industri, jasa keuangan dan turisme bukan lagi mineral dan
minyak,
c)
Tahun 1980-an lebih banyak mengalir
ke negara-negara yang industrialisasinya berorientasi ekspor.
Tujuan utama FDI adalah negara-negara NICs dari Asia
Timur dan beberapa negara di Amerika Latin. Fennomena FDI mengikuti sindrom
angsa terbang yaitu berpindah-pindah antarnegara mencari tempat dimana upah
buruh masih murah.
2.5.2Pengaruh
investasi asing langsung di negara berkembang
MNCs adalah bermanfaat karena
memasok kapital dan teknologi maju yang penting untuk pertumbuhan yang cepat.
Beberapa yang lain percaya bahwa ketergantungan terhadap kapital dan teknologi
semacam itu justru menghambat pembangunan.
Keuntungan dari MNCs;
1.
Menutup gap tabungan atau gap devisa
(devisit neraca pembayaran)
2.
Menyediakan barang dan jasa khusus
yan g penting untuk domestik
3.
Menyediakan teknologi untuk
meningkatkan produktifitas
4.
Mendorong munculnya te3knologi yang
tepat dengan mengadaptasi proses yang telah ada dengan peralatan penemuan baru
5.
Menutup kekurangan dalam manajemen
dari kewirausahaan
6.
Meningkatkan akses ke bank, pasar,
dan sumberdaya alam di luar negeri
7.
Melatih manajer dan teknisi domestik
8.
Menyediakan lapangan kerja, khusunya
dalam pekerjaan berskill
9.
Memunculkan penerimaan berbagai
macam pajak
10. Meningkatkan
efisiensi dengan mengganti impediments pada perdagangan bebas dan pergerkan
faktor produksi
11. Meningkatkan
pendapatan nasional melalui peningkatan spesialisasi dan economies of scale
Kerugian akibat MNCs :
1.
Meningkatkan ketergantungan
tekhnologi negra berkembang pada sumber-sumber asing yang berujung pada
kurangnya inovasi teknologis pekerja lokal
2.
MNCs sangat membatasi transfer
paten, rahasia perusahaan dan pengetahuan teknis yang lain pada cabangnya yang
bisa dipandang sebagai sebuah lawan yang potensial.
3.
Meningkatkan konsentrasi teknologi
dan industri di kawasan tertentu
4.
Menghambat klewirausahaan dan
investasi lokal di industri-industri muda
5.
Memperkenalkan produk, tekhnologi
dan pola konsumsi yang tidak sesuai di negara penerima FDI
6.
Mempertinggi tingkat pengangguran
karena penggunaan tekhnologi padat modal
7.
Meningkatkan ketidaksamaan
pendapatan karena beberapa FDI berinvestasi di bidang-bidang yang di proteksi
pemerintah sehingga pesaingnya di dalam negeri akan dirugikan dan
pendapataannya turun
8.
Membatasi ekspor cabang ketika dia
menyaingi pasra perusahaan induknya di luar negeri
9.
Menyatakan kewajiban pajak terlalu
rendah dengan mempertinggi biaya investasi, menilai terlalu tinggi input-input
yang di transfer dari cabang-cabang yang lain dan menilai terlalu rendah output
yang dijual di antara MNC ke negara lain
10. Mewajibkan
perusahaan cabang untuk membe;li input dari perusahaan induk daripada membeli
dari perusahaan-perusahaan domestik
11. Merepatriasi
dana dalam jumlah besar –keuntungan, royalti, dan fee manajerial dan jasa- yang
menyumbang pada defisit neraca pembayaran pada tahun berikutnya setelah aliran
kapital masuk
12. Mempengaruhi
kebijakan pemerintah ke dalam arah yang tidak di inginkan ( contoh ; pemebrian
proteksi berlebihan, konsesi pajak, subsidi, atau pembangunan infrastruktur
khusus)
13. Meningkatkan
intervensi asing pada proses politik domestik
14. Menarik
tenaga lokal personal dari perusahaan domestik
15. Menyerap
dana lokal untuk melengkapi dana dari negara asalnya sehingga memperkecil
investasi di sektor yang lain di negara penerima FDI tersebut.
Satu sikap yang harus di ambil dalam menghadapi MNCs
disarankan oleh Sanjaya Lall adalah selalu berhati-hati dalam berhadapan dengan
MNCs. Negara-negara berkembang harus bisa melakukan tawar-menawar dengan MNCs
untuk menggunakan tekhnologi yang membawa penambahan kesempatan kerja yang
besar, outputnya tidak mematikan produsen dalam negeri serta bersedia melakukan
proses alih tekhnologi setelah jangka waktu tertentu.
FDI tidak bisa di golongkan dalam bantuan karena
tujuannya adalah semata-mata untuk mencari keuntungan. Pemilik Fdi mendapat
keuntungan seperti upah buruh murah, pasara yang relatif masih baru, ataupun
bahan baku murah. Terkadang FDI di bentuk dengan motivasi untuk menghindari
pajak impor di negara tujuan FDI tersebut.
Perlu kita
lihat bahwa pemerintah – pemerintah Negara berkembang sekarang tidak sempat
lagi melihat kerugian dari MNCs, danberlomba – lomba untuk menarik MNCs ke
negaranya, karena membutuhkan dana pembangunan yang sangat besar; bahkan
kedatangan MNCs sering dijadikan indicator pulihnya ekonomi bagi beberapa
Negara yang tengah terlanda krisis ekonomi, semisal Negara Indonesia tercinta.
2.6 Pinjaman Bank Komersial sebagai
Sumber Dana Pembangunan dan Krisis Hutang Luar Negeri
Sampai dengan tahun 1970-an pinjaman
dari bank – bank komersial belum merupakan komponen yang besar dalam total
aliran sumber dana. Perannya baru membesar setelah terjadinya dua peristiwa
kenaikan harga minyak dunia (tahun 1973 dan 1982). Negara –negara produsen
minyak Timur Tengah, anggota OPEC, tiba – tiba menjadi sangat kaya karena harga
minyak meningkat luar biasa. Pendapatan minyak tersebut kemudian dideposiyokan
di bank – bank komersial internasional. Bank – bank tersebut kemudian
membutuhkan peminjam, padahal langganan peminjamnya, yaitu Negara – Negara
industry maju , sedang teranda resesi oleh kenaikan harga minyak tersebut dan
tidak ingin banyak pinjaman. Maka uang – uang tersebut dipinjamkan kenegara –
Negara Dunia Ketiga, yang kebetulan juga sedang membutuhkan dana karena ingin
lepas dari pengaruh FDI.
Meminjamkan dana pada pemerintah, biasa dinamakan
sovereign lending, dianggap sangat aman
karena pemerintah sebuah Negara tentu saja tidak akan pernah bangkrut , karena
mereka selalu bisa menggali dana dari pajak.
Sampai tahun 1981, tujuh Negara peminjam terbesar
yaitu Brazil, Meksiko, Venezuela, Argentina, Korea Selatan, Indonesia dan
Filipina, jumlah pinjaman hanya di bawah US$ 300 milyar. Beberapa Negara bisa
menggunakan pinjaman – pinjaman tersebut untuk membiayai proyek – proyek yang
menghasilkan return sehingga akan bisa mengembalikan hutangnya, dan masih
menyimpan sisa keuntungan, guna
melanjutkan investasi tanpa harus meminjam lagi.
Jika Negara – Negara donor pemberi bantuan dan
perusahaan multinasional mempunyai pengalaman dalam menilai apakah suatu
investasi akan bisa membiayai dirinya sendiri atau tidak, bank – bank komersial
tidak mempunyai pengalaman semacam itu dan kadang – kadang sama cerobohnya
dengan negara – Negara yang mereka beri pinjaman.mereka bersedia memberi
pinjaman kepada Negara – Negara seperti Nigeria, hanya karena melihat
pendapatan ekspornya meningkat setelah ditemukannya tambang minyak. Bank
komersial tersebut tidak memeriksa
apakah proyek yang dibiayai Nigeria akan menghasilkan return atau tidak.
Karena pinjaman dari perbankan internasional utamanya
didominasikan dalam dolar Amerika dan menggunakan system kurs mengambang yang
akan berfluktuasi dengan naik – turunnya tingkat bunga, para peminjam merasakan
bahwa beban hutang mereka tiba – tiba saja menjadi sangat berat, yang berada di
luar kemampuan mereka untuk membayarnya. Inilah awal dari gejala yang kemudian
dikenal sebagai krisis hutang luar negeri.
Masalah hutang menjadi dominan pada tahun – tahun
1980-an. Dua upaya berskala global telah dibuat untuk memecahkan masalah
tersebut, yaitu rencana baker pada tahun 1985 dan rencana brady pada tahun
1989. Meskipun sejumlah Negara masih mempunyai hutang yang besar, masalah
tersebut secara bertahap telah berkurang sejak akhir 1980-an, dengan turunya
tingkat bunga dan pulihnya ekonomi di Amerika Serikat sehingga permintaan akan
barang – barang ekspor Negara berkembang mulai naik lagi, yang memungkinkan
Negara –negara berkembang untuk memenuhi kewajiban hutang luar negerinya. Pada
pertengahan tahun 1997 terdapat krisis sususlan ketika nilai tukar dolar
mengalami kenaikan yang luar biasa di
Thailand , sehingga Thailand mengalami kesulitan dengan neraca pembayarannya
dan tidak bisa membayar kembali hutangnya sehingga harus dibantu oleh IMF. Menyusul
kemudian Negara –negara Malaysia, korea selatan , dan Indonesia mengalami
kesulitan yang sama.
2.7 Remittances (kiriman) pekerja
nasional yang bekerja di luar negeri sebagai sumber dana pembangunan
Remittances dari pekerja nasional
yang bekerja di luar negeri membantu menutup gap deficit devisa sebuah Negara. Remittances
ini, terutama dari migran negara - negara di seluruh dunia ke eropa dan negara
– negara teluk Persia yang kaya minyak, migran migran amerika latin ke Negara
pengekspor minyak Venezuela, migran Amerika Tengah ke Amerika Serikat, dan
migran Negara –negara tetangga ke afrika selatan, Nigeria , gabon dan Ivory
Coast. Kebanyakan dari 7 negara pertama,
persentase remittances turun drastic sepanjang jatuhnya harga minyak dari tahun
1980-an dan awal tahun 1990-an. Kecenderungan rata –rata mengirimkan uang ke
negaranya adalah 11 persen untuk pekerja – pekerja Turki dan 50 persen untuk
pekerja – pekerja Pakistan. Kiriman dari para pekerja di luar negeri tersebut
memungkinkan kerabat keluarganya di Negara –negara berkembang tersebut untuk
meningkatkan standar hidupnya secara substansial, meskipun persebarannya antar
Negara dan juga antara penduduk dalam sebuah Negara sangat tidak merata.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Bantuan
Asing (luar negeri) yang di maksudkan di sini adalah meliputi banyaknya
bantuan yang bersumber dari pemerintahan maupun swasta dari negara lain. Sejarah
mencatat bahwa pada tahap awal pembangunanya, Negara – Negara yang sekarang
dianggap maju pun memanfaatkan dana asing. Hollis B. Chennery dan Alan Strout,
dalam sebuah model berdasar bukti empiris dari 50 negara berkembang dari tahun
1957 sampai 1962, mengidentifikasikan tiga tahap pembangunan, yang masing –
masing dicirikan oleh faktor kendala pembangunan. Bantuan luar negeri bersumber
dari pemerintah-pemerintah negara asing. Bantuan ini bisa datang dari sebuah
pemerintah asing langsung diberikan ke sebuah negara berkembang, bisa juga
datang dari lembaga-lembaga internasional. Kesimpulannya adalah bahwa bantuan luar
negeri berasal dari pemerintah negara asing, baik langsung (bilateral) maupun
melewati lembaga-lembaga internasional (multilaateral).
Pinjaman resmi pemerintah asing (Sgo) sering disebut
sebagai bantuan asing atau official development assistance (ODA) karena
mempunyai syarat-syarat yang lebih ringan dalam pembayarannya dibandingkan
dengan pinjaman asing swasta. Bantuan asing bisa berupa pinjaman lunak, hibah,
atau bantuan teknis.
DAFTAR PUSTAKA
http://uviedogawa.blogspot.co.id/2012/06/sumber-dana-luar-negeri.html
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih ataupun tidur dalam mengurus
semua makhluknya yang berada di langit maupun dibumi.
Dia lah Allah SWT, Tuhan semesta
alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya dan bumi beserta
isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayangnya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah mengenai Sumber Dana Dari Luar Negeri yang tentunya masih jauh dari
kata sempurna ini.
Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada makhluk paling mulia dimuka bumi ini. Makhluk yang diutus
untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia dibumi. Dia lah baginda besar,
Rasul agung Rasullulah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah kepada
para umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat.
Penulis juga ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Pembangunan yaitu Ibu Sari Narulita, S.E,. M.Si. yang
telah sabar membimbing penulis dalam memperoleh materi serta penulis juga
harapkan agar kiranya bapak dosen dapat memberikan masukan-masukan bagi
kurangnya kelengkapan dalam makalah yang penulis buat ini, penulis juga
berharap bahwa apa yang sudah penulis tulis dapat bermanfaat bagi teman-teman
pembaca dalam memperoleh pengetahuan. jika ada masukan, sekiranya tak segan
untuk menambahkan supaya penulis dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan
dalam makalah.
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... .... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3
Tujuan Penulisan......................................................................................... .... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep
dan Definisi Bantuan Luar Negeri................................................ .... 3
2.2 Mengapa
Diperlukan Dana Luar Negeri..................................................... .... 3
2.3 Sumber dan
Pengguna Dana Luar Negeri..................................................
4
2.4 Tabungan
Pemerintah Asing....................................................................... .... 5
2.5 Investasi
Asing........................................................................................... .... 9
2.6 Pinjaman
Bank Komersial sebagai Sumber Dana Pembangunan dan
Krisis
Hutang Luar Negeri.............................................................................. 12
2.7 Remittances
(kiriman) pekerja nasional yang bekerja di luar negeri
sebagai
sumber dana pembangunan............................................................ .... 13
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
Saya ingin mengembalikan semua kemuliaan kepada Yang Maha Kuasa atas apa yang Dia gunakan untuk Ibu Rossa lakukan dalam hidup saya, nama saya Mira Binti Muhammad dari kota bandung di indonesia, saya adalah seorang janda dengan 2 anak, suami saya meninggal dalam kecelakaan mobil dan Sejak saat itu kehidupan menjadi sangat kejam bagi saya dan keluarga saya dan saya telah mencoba beberapa tahun untuk mendapatkan pinjaman dari bank-bank di Indonesia dan saya ditolak dan ditolak karena saya tidak memiliki agunan dan tidak dapat memperoleh pinjaman dari bank dan saya sangat sedih
ReplyDeletePada hari yang penuh dedakan ini saat saya melewati internet, saya melihat kesaksian Annisa tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Ibu Rossa dan saya menghubungi dia untuk bertanya tentang perusahaan pinjaman ibu Rossa dan betapa benarnya pinjaman dari ibu Rossa dan dia mengatakan kepada saya itu benar dan saya menghubungi Ibu Rossa dan setelah mengajukan aplikasi pinjaman saya dan pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 24 jam saya mendapatkan uang pinjaman saya di rekening bank saya dan ketika saya memeriksa rekening saya, uang pinjaman saya utuh dan saya sangat bahagia dan saya telah berjanji bahwa saya akan membantu untuk memberi kesaksian kepada orang lain tentang perusahaan pinjaman ibu rossa, jadi saya ingin menggunakan media ini untuk memberi saran kepada siapa saja yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. Rossa melalui email: rossastanleyloancompany@gmail.com dan Anda Bisa juga hubungi saya via email saya: mirabintimuhammed@gmail.com untuk informasi serta teman-teman Annisa Barkarya via email: annisaberkarya@gmail.com
KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Dian Pelangi dari Jakarta di Indonesia, saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak pemberi pinjaman di sini penipu dan mereka ada di sini. menipu Anda dengan uang hasil jerih payah Anda, saya mengajukan pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang menabrak karena hutang.
Ketika saya mencari perusahaan pinjaman swasta yang andal, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan itu THE WORLD LOAN COMPANY. Saya kehilangan 15 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya belum pernah menerima pinjaman yang saya usulkan.
Ya Tuhan, teman-teman saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman itu, memperkenalkan saya ke sebuah perusahaan yang dapat dipercaya di mana Mrs. Christabel bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka selesai memverifikasi rincian saya, pinjaman itu disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya lelucon, dan mungkin ini salah satu dari kecurangan yang membuat saya kehilangan uang, tetapi saya tertegun. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 6 jam dengan suku bunga rendah 2% tanpa jaminan
Saya sangat senang bahwa Tuhan menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat dari membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya. tahu tentang perusahaan fashion.
Jadi saya sarankan semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk dihubungi
ibu christabel melalui email: (christabelloancompany@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (lianmeylady@gmail.com) dan Sety memperkenalkan dan berbicara tentang christabel, dia juga mendapat pinjaman baru dari christabel, Anda juga dapat menghubungi dia melalui emailnya: permatabudiwati@gmail.com Sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba memenuhi pembayaran pinjaman yang saya kirim langsung ke akun mereka setiap bulan.
Sepatah kata untuk orang bijak sudah cukup
Terima kasih sekali lagi untuk membaca kesaksian saya, dan semoga Tuhan terus memberkati kami dan memberi kami umur panjang serta kehidupan yang makmur dan semoga Tuhan melakukan pekerjaan baik yang sama dalam hidup Anda.
Ibu yang baik Christabel Missan What'sAPP Number +15614916019
Hai semua
DeleteNama saya Josephine jumawan caballo, saya tinggal di orion bataan, phillipine. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu yang baik karina roland kerana membantu saya mendapat pinjaman yang baik setelah saya mengalami pinjaman pinjaman dalam talian palsu yang menipu saya untuk mendapatkan wang tanpa memberikan pinjaman, saya memerlukan pinjaman selama 2 tahun yang lalu untuk memulakan perniagaan saya sendiri di kota orion bataan tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan syarikat palsu di dubai yang menipu saya dan tidak menawarkan pinjaman kepada saya. dan saya sangat kecewa kerana saya kehilangan semua wang saya kepada sebuah syarikat palsu di dubai, kerana saya berhutang dengan bank saya dan rakan-rakan saya dan saya tidak mempunyai apa-apa untuk dijalankan, pada hari yang sangat setia kawan saya memanggil susan Ramirez setelah membaca keterangannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman daripada Puan karina roland, jadi saya terpaksa menghubungi Susan Ramirez dan dia memberitahu saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi Puan karina roland bahawa dia adalah ibu yang baik dan saya terpaksa menaruh hati dan saya menghubungi Puan karina roland dan saya terkejut dengan pinjaman saya yang diproses dan dilewati dan dalam masa 6 jam pinjaman saya dipindahkan ke akaun saya dan saya sangat terkejut bahawa ini adalah keajaiban dan saya harus memberi maklumat mengenai kerja baik Puan karina roland jadi saya menasihati semua orang yang memerlukan pinjaman untuk menghubungi e-mel Puan karina roland: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp sahaja +15857083478 dan saya jamin anda bahawa anda akan memberikan maklumat seperti yang telah saya lakukan dan anda juga boleh menghubungi saya untuk maklumat lebih lanjut soal Mrs.karina Rola dan e-mel saya: (josephinejumawancaballo@gmail.com) semoga Tuhan terus memberkati dan mengasihi ibu karina roland untuk mengubah kehidupan kewangan saya.
Saya Rambo Hitam dari Grammy, saya bekerja di Kem Grammy, isteri saya meninggal dunia 6 tahun yang lalu dan sejak saya menjaga anak tunggal saya bernama Clinton, seorang kawan nasihat saya untuk mencari isteri, pada pencarian saya bertemu Jennifer dia dan wanita Inggeris, Saya suka begitu banyak bahawa saya boleh memberikan segala-galanya dia berusia 37 tahun, selepas beberapa waktu bertarikh saya begitu banyak cinta dengannya, kami mempunyai beberapa salah faham, dan dia pecah dengan saya dan saya merayu kepadanya untuk kembali anak saya dipanggil dia berkata Tidak, bahawa dia telah menemui orang lain, dan kita suka antara satu sama lain selepas beberapa hari saya membaca artikel tentang bagaimana Dr Lomi boleh membantu membawa kembali , Saya memutuskan untuk mencuba, saya menghubungi Dr Lomi untuk membantu beliau memberitahu saya apa yang perlu dilakukan untuk membawa balik kekasih saya yang saya lakukan, dia melakukan doa dan Jennifer kembali dia mencintai saya dan menghargai saya lebih sekarang, dan kami mempunyai masa terbaik dalam hidup kita, Dr Lomi juga menyediakan beberapa herba semulajadi yang membuat saya kuat dan sihat lagi sekarang saya merasa seperti seorang pemuda saya berpuas hati dengan seksualnya sangat baik kita berdua gembira, hubungi Dr Lomi pada nombor WhatsApp +2349034287285 atau e-mel kepadanya di lomiultimatetemple@gmail.com HE MEMPUNYAI PENYELESAIAN TERBAIK UNTUK ANDA
ReplyDelete