Friday, November 25, 2016

KETERAMPILAN MEMBACA

BAB I
PENDAHULUAN

Membaca merupakan keterampilan membaca berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa lain karena membaca merupakan aktivitas yang tidak dilepas dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, bisa mengomunikasikan hasil bacaannya secara lisan atau tulisan.
Aspek kontruktif dalam proses membaca mencakup kegiatan menggunakan kesan sensori visual dan hasil interprestasi bersama-sama dengan latar belakang pengalaman untuk membangun makna. Membangun makna dari bacaan merupakan proses aktif membaca. Membaca tidak hanya menyerap makna dengan mengabil kata-kata yang dilihat dengan mata, tetapi harus berinteraksi dengan teks melalui informasi yang ada dalam latar belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Keterampilan Membaca
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang definisi membaca.
Goodman dikutip dalam brown menyatakan bahwa membaca merupakan suatu proses dinamis untuk merekonstruksikan suatu pesan yang secara grafis dikodekan olah penulis. Di dalam proses ini, penulis melakukukan pengkodean linguistic yang kemudian diuraikan oleh pembaca untuk mendapatkan pemahaman atau makna. Penulis pengkodekan pikiran ked alam bahasa. Pembaca menafsirkan kode tersebut menjadi oikiran dan makna. Dengan demikian, dalam membaca terjadi interaksi antara berbahasa dan pikiran.

Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks karena membaca melibatkan paling tidak beberapa elemen, yaitu masyarakat(pembaca dan penulis), bahasa dan barang cetakan. Secara sederhana, membaca dapat didefinisikan sebagai ”getting information from the printed page” atau communication between an author reader”. Artinya mendapatkan informasi dari halaman yang dicetak atau komunikasi antara penulis dan pembaca.

Membaca sebagai salah satu keterampilan yang penting yang harus dikuasai oleh siswa. Pada 1970-an, penelitian yang memfokuskan pada kajian pengajaran membaca yang salah satunya olah Kenneth Goodman’s sebagai solusi dicari untuk masalah mengapa beberapa anak tidak bisa membaca. Keeneth Goodman (1970) dengan karyanya A Psycholinguistic Guessing Game dan beberapa penelitian lainnya di mana hasil-hasil penelitian akan menjadi sebuah pendekatan pengajaran keterampilan membaca.
Temuan dari hasil penelitian dalam bidang ini membaca secara singkat dirangkum sebagai berikut.
a.                    Bottom-up and Top-Down processing
b.                   Schema theory and background knowledge
c.                    The role of affect and culture
d.                   The power of extensive reading
e.                    Adult literacyntraining
Tujuan membaca
Tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan menurut hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca merupakan modal utama membaca.
Hal-hal yang berkaitan antara tujuan membaca dengan proses membaca yaitu:
-          Memahami adanya berbagai macam dan variasi tujuan membaca
-          Perlunya membangkitkan atau mendorong timbulnya berbagai tujuan membaca
-          Perlunya latihan membaca bagi seseorang dengan tujuan membaca yang bervariasi
-          Perlunya membina dan mengembangkan berbagai strategi membaca selaras dengan ragam tujuan membaca
-          Perlunya membangun perangkat tujuan membaca yang terbimbing untuk meningkatkan kemampuan membaca

Tentang tujuan membaca itu banyak urusan yang bisa dibuat, tergantung dari mana kita melihatnya. Secara garis besar tujuan membaca itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai tjuan tersendiri yang bersifat spesifik. Namun, secara umum ada penggolongan membaca tentang tujuan membaca yang telah dikemukakan oleh ahli membaca Waples (1967). Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa tujuan membaca itu meliputi beberapa hal yang pada hakikatnya tujuan membaca adalah modal utama membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang intrinsik yang besar bagi seseorang. Seseorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca akan dapat mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan dalam membaca. (https://zuriahh.wordpress.com/2015/01/01/makalah-keterampilan-membaca/)


2.2 Jenis Bahasa Tulisan
Ada banyak sekali jenis-jenis bahasa tulis dan masing-masing jenis mempunyai bentuk tersendiri, yaitu: non-fiksi: laporan, editorial, essai, artikel, referensi (kamus, ensiklopidia); fiksi: novel, cerpen, lelucon,drama puisi; surat: pribadi, bisnis; kartu ucapan; buku harian, jurnal; memo; pesan (pesan telefon); pengumuman; Koran”journalese”; menulis akademik: respon tes jawaban singkat laporan, essai, makalah, tesis, buku; kuesioner; petunjuk,label, tanda-tanda; resep; tagihan (laporan keungan lainnys); peta manual; menu; jadwal (informasi transportasi); iklan: komersial, pribadi; undangan; direktori (misalnya, telepon, halaman kuning) komik, kartun.

2.3  Karakteristik Bahasa Tulis
Ada cukup banyak perbedaan mendasar dan relevan antara bahasa lisan dan tulisan.
Perbedaan bahasa tulis dan bahasa lisan, akan membantu kita :
a.         Untuk mendiagnosis kesulitan membaca yang timbul dari bahasa tulis,
b.        Untuk menunjukan teknik ke arah tujuan tertentu, dan
c.         Untuk mengingatkan siswan beberapa keuntungan dari bahasa tulis daripada bahasa lisan.

a.              Permanen
Bahasa lisa cepat berlalu, setelah anda berbicara kalimat, hilang (kecuali ada tape recorder disekitar kita yang dapat merekam apa yang dibicarakan). Sebagai pendengar langsung meminta untuk merespon dan membuat persepsinlangsung dan harus dapat menyimpan secara langsung.
Bahasa tulis permanen . oleh karena itu, pembaca memiliki kesempatan untuk kembali lagi dan lagi, jika perlu, untuk sebuah kata atau frase atau kalimat atau bahkan teks secara keseluruhan.
b.             Sebuah kosekuensi dari penjelasan di atas adalah waktu pemprosesan yang menguntungkan pembaca. Proses merespon dari bahasa tulis lebih mudah dibandingkan bahasa lisan karena jika bahasa lisan, kita harus merespon dalam waktu singkat. Jika bahasa tulis akan memberikan waktu yang lebih bagi pembaca untuk memahami bahasa tulis yang ada.
c.              Jarak
Kata-kata yang dituliskan memungkinkan pesan yang akan dikirim melalui dua dimensi: jarak fisik dan jarak temporal. Makna pedagogis ini masuk pada interpretasi.
Tugas pembaca adalah untuk menafsirkan bahasa yang seperti yang tertulis, pembaca tidak bisa langsungmenghadapi seorang penulis dan menunjuk pertanyaan yang mungkin tidak mengerti terhadap apa yang ditulisnya.

d.      Ortografi
Dalam bahasa lisan, kita memiliki fonem yang sesuai dengan grafem bahasa tulis. Tetapi bahasa lisan juga memiliki stress, ritme, titik, intonasi, jeda, volume, pengatyran kualitas suara, dan syarat nonverbal, yang semuanya akan mempengaruhi pesan yang disampaikan sementara penulis dapst mengambarkan isyarat fonologis

e.       Kompleksitas
Bahasa tulisan adalah lebih kompleks daripada bahasa lisan, tetapi dalam kenyataannya, itu akan sulit untuk mengerjakannya. Perbedaan yang paling menonjol adalah dalam sifat  klausa. Bahasa lisan cenderung memiliki klausa pendek dihubungkan oleh lebih mengkoodinasikan konjungsi sedangkan menulis memiliki lebih lama dan lebih subordinasi.

f.       Kosakata
Karena menulis memungkinkan waktu proses penulis lebih, karena keingginan untuk menjadi tepat secara tertulis dan hanya karena konvensi formal menulis sehingga kata-kata dan juga frekuensi yang lebih rendah sering muncul. Kata-kata tersebut dapat menyajikan hambatan untuk peserta didik.

g.      Formalitas
Menulis lebih formal daripada berbicara. Formalitas mengacu pada bentuk-bentuk yang ditentukan bahwa pesan tertulis tertentu harus mematuhi kaidah kaidah berbahasa yang benar.


2.4 Microskills Pengajaran Keterampilan Membaca
Berikut ini adalah rincian yang perlu dilakukan untuk menjadi pembaca yang efisien.
a.         Menentukan perbedaan antara grafem khas dan pola ortografi dari bahasa.
b.         Mempertahankan potongan bahasa panjang yang berbeda dalam memorijangka pendek.
c.         Proses menulis pada tingkat yang efisien kecepatan yang sesuai tujuan.
d.        Mengenalin inti dari kata-kata dan menafsirkan urutan kata mereka secara sistematia.
e.         Mengenali bentuk-bentuk gramatikal kata (kata benda, kata kerja, pluralisasi, pola, aturan, dan bentuk-bentuk elips.
f.          Mengenali bentuk-bentuk gramatika yang berbeda.
g.         Mengenali perangkat kohesif dalam wacana tertulis.
h.         Mengenali bentuk retoris dari wacana tertulis dan signifikan mereka untuk interpretasi.
i.           Mengetahui funsi komunikatif teks tertulis, menurut bentuk dan tujuan.
j.           Menyinpulkan yang tidak eksplisit dengan mengunakan latar belakang pengetahuan.
k.         Menyimpulkan link dan hubungan antara peristiwa, ide, dll, menyimpulkan penyebab dan efek, dan mendeteksi hubungan seperti gagasan utama, ide penunjang, informasi baru, informasi yang diberikan, generalisasi’ dan pemberian contoh.
l.           Membedakan antara makna literial dan tersirat.
m.       Mendeteksi referensi budaya spesifik dan menafsirkan mereka dalam konteks skema budaya yang sesuai.
n.         Mengembangkan dan menggunakan strategi membaca, seperti scanning dan skimming, mendeteksi penanda wacana, menbak arti kata dari konteks, dan mengaktifkan schemata untuk interprestasi teks.

2.5 Strategi Pengajaran Keterampilan Mmembaca Pemahaman
Berikut ini adalah strategi yang dapat diterapkan pada teknik pembelajaran dikelas.
a.         Mengidentifikasi tujuan dalam membaca.
setiap kali kita mengajar keterampilan membaca, pastikan siswa mengetahui tujuan mereka dalam membaca sesuatu. Membaca efisien yaitu kita harus mengidentifikasi dengan jelas apa tujuan kita membaca sesuatu. Dengan demikian kita akan tahu apa yang kita cari dari kegiatan membaca.
b.        Gunakan aturan grafemis dan pola untuk proses decoding.
Gunakan teknik membaca diam (silent reading)buntuk pemahaman cepat (untuk menengah ketingkat lanjut).
c.         Skimming.
d.        Scanning.
e.         Pemetaan semantic atau pengelompolakan.
                                        motorcycle
                   train
Oval: land                                                                  bus
              bicycle                                                               trolley
automobile,                                                subway                  
truck,van                     foot          semi-tractor
                                                            trailer


Oval:    airOval:           Transportation                                   ship                                                                                                                          airplan            
Oval: water          submarine                                 sailboat                                                 glide                              blimp
                                                               canoe                                                                                    
 cargo/container ship                       aircraft carrier                             hot air balloon               space shuttle

f.                   Menebak
Peserta didik dapat menggunakan menebak untuk:
-     Menebak makna dari sebauh kata
-       Menebak hubungan gramatikal (misalnya, referensi kata ganti)
-       Menebak hubungaan wacana
-       Menyimpulkan makna tersirat
-       Menebak tentang referensi budaya
-       Menebak pesan konten

g.                  Analisis kosakata
Salah satu cara bagi peserta didik untuk memahami isi bacaan dapat mengunakan analisis kosakata adalah untuk menganalisis dalam hal apa yang mereka tahu tentang hal itu. Beberapa teknik yang berguna disini:
1)   Mencari prefik yang dapat memberikan petunjuk
2)   Mencari akhiran
3)   Mencari konteks tata bahasa  yang mungkin sinyal informasi
4)   Melihat konteks semantic (topic) untuk petunjuk
h.                  Membedakan antara makna literial dan tersirat.
i.                    Memanfaatkan penanda wacana untuk memproses hubungan.
Ada banyak penanda wacana dalam bahasa inggris yang sinyal hubungan antara ide-ideseperti yang diungkapkan melalui frasa, klausa, dan kalimat. Sebuah pemahaman pemahaman yang jelas dari penanda tersebut dapat meningkatkan peserta didik mendapatkan efisiensi dalam membaca.

2.6 Jenis Kegiatan Membaca
Kegiatan membaca yang bervariasi di dalam kelas harus disesuaikam karena bervariasinya jenis teks yang ada. Berikut adalah cirri aktivitas yang harus dilihat dalam pembelajaran di kelas.

 



       



Menurut Parrel dalm bukunya English Language Teaching (Methods, Tools and Teachinques) menerangkan bahwa ada beberapa bentuk kegiatan membaca, yakni:
a.         Oral and Silent Reading
b.         Intensive and Extensive Reading

2.7 Prinsip-Prinsip Mendisain Teknik Membaca
a.    Dalam kurikulum yang interaktif, pastikan bahwa kita tidak mengesampingkan pentingnya teknik secara khusus dalam keterampilan membaca
b.    Gunakan teknik yang secara instrinsik dapat memotivasi siswa
c.    Menyeimbangkan keaslian dan kemudahan dalam memilih teks sehingga mudah dipahami
d.   Mendorong mengembangkan stretegi dalam keterampilan membaca
e.         Mengaplikasikan teknik bottom-up dan top down
f.          Teknik SQ3R sequence:
1. Survey: memindai teks untuk mendapatkan gambaran ide utama
2. Question: menanyakan apa yang dia akan dapatkan dari teks yang dibaca
3. Read: baca teks sambil mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan
4. Recite: memproses ulang poin penting dari teks melalui bahasa lisan atau tulisan
5. Review: mengambil inti sari dari bacaan dan mengingatnya untuk jangka waktu yang lama.
g.         Membagi kegiatan membaca ke dalam pre-reading, during reading, dan after reading.
2.8 Penilaian Keterampilan Membaca
Pengolongan/taksonomi Bloom telah diperkenalkan dalam ujian waktu, tetapi versi yang lebih baru telah diperkenalkan untuk lebih mencerminkan pemikiran kontemporer. Menurut Bloom ada enam kategori dalam penilaian keterampilan membaca.
a.    Kategori ini mengacu pada pengolahan dangkal: gambaran jawaban factual, inggatan, dan pengakuan. Dalam membaca, hanya mengingat fakta-fakta dalam teks atau mengingat urutan cerita. Pada tingkat ini pertanyaan- pertanyaan berpusat pada yang tersurat dalam teks. Beberapa kata kerja yang digunakan untuk menunjukan pengetahuan mahasiswa meliputi materi: memilih, mengambarkan, mengidentifikasikan, menandai, daftar, menemukan, mencocokan, menghafal, menyebut nama, menghilangkan, mengenali, dan memilih.
b.    Kategori ini mencerminkan tindakan menerjemahkan, menafsirkan, dan ekstrapolasi. Contohndalam membaca meliputi meringkas teks dan mengidentifikasi hubungan dalam teks. Beberapa kata kerja yang digunakan guru untuk mahasiswa untuk menunjukan pemahaman meliputi: mengklasifikasikan, berargumentasi, menunjukan, menguhubungkan, menyimpulkan, menilai, mengemukakan kembali, menulis ulang, memilih, meringkas, mengatakan, dan menerjemahkan.
c.    Pengaplikasian
Mahasiswa didorong untuk berfikir tingkat “menerapkan” mengunakan kontruksi sebagai berikut. “prediksikan apa yang akan terjadi jika…” “ apa dampak…” kata yang mungkin digunakan untuk menentukan apakah mahsiswa sedang bekerja pada tingkat ini meliputi: memberlakukan, memilih, mendramatisasi, menjelaskan, menggeneralisasikan, menilai, mengatur, melukiskan, menyiapakn, menghasilkan, menunjukan, memecahkan, dan mengunakan.
d.   Analisis
Tingkat ini melibatkan pemecahan informasi ke dalam bagian-bagian dalam bentuk yang berbeda dan gambaran perbandingan antara teks dan data latar belakang pengetahuan. Verba berikut berlaku untuk kegiatan menganalisis: menganalisa, mengkategorikan, mengelompokan, membedakan, mengidentifikasi, menarik kesimpulan, jalan keluar, membagi dan survey.
e.    Evaluasi
Untuk mengevaluasi informasi, mahasiswa harus mampu membedakan data penting dari informasi yang menarik. Mereka harus mampu mengidentifikasi inti tema, bentuk, dan dukungan opini, dan mengidentifikasi inkonsistensikan, bias, atau kurang koherensinya, atau ketepatan dalam sebuah teks.
f.     Kreatif
Kreatif melibatkan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya atau dengan beberapa teks untuk mengembangkan ide baru, membentuk cara berfikir baru, atau menciptakan produk baru dari beberapa tipe.

2.9 Teknik Mengajar Keterampilan Membaca
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. oLeh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak.
Kata kunci: membaca permulaan, permainan, sekolah dasar.
Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) ketrampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi ketrampilan membaca dan menyimak, (2) ketrampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan menulis dan berbicara (Muchlisoh, 1992: 119).
Teknik pembelajaran membaca melalui permainan bahasa.
·         Permainan bahasa adalah salah satu cara dalam mempelajari bahasa melalui teknik permainan.
·         Penglibatan dalam permainan telah memberi peluang kepada pelajar memperolehi latihan intensif, pembelajaran bermakna dan sebagai alat dianogstik.
·         Kebanyakan aktiviti yang dijalankan akan menggunakan pelbagai kemahiran berbahasa pelajar antaranya kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis.
·         Permainan bahasa mempunyai hal tuju yang bertepatan dengan kemauan dalam sistem pendidikan negaranya dan Falsafah Pendidikan Negara khususnya. Hal tuju ini diinterapetasikan melalui objektif tersirat dalam permainan bahasa tersebut iaitu :
·         merangsang interaksi verbal pelajar
·         menambah kefasihan dan keyakinan
·         menyediakan konteks pembelajaran
·         bertindak sebagai alat yang dapat mengikis rasa bosan
·         bertindak sebagai alat pemulihan, pengukuhan dan penggayaan
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu-kartu berseri tersebut dapat berupa kartu bergambar. Kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat. Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan strategibermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990).

Contoh lain teknik mengajar keterampilan membaca antara lain:
a. Teknik baca – jawab
b. Teknik baca – kritik
c. Teknik baca – cerita
(http://soetara.blogspot.co.id/2011/01/makalah-teknik-pengajaran.html)












BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membaca merupakan keterampilan membaca berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa lain karena membaca merupakan aktivitas yang tidak dilepas dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, bisa mengomunikasikan hasil bacaannya secara lisan atau tulisan.
Tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan menurut hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca merupakan modal utama membaca.
Prinsip-Prinsip Mendisain Teknik Membaca
a.       Dalam kurikulum yang interaktif, pastikan bahwa kita tidak mengesampingkan pentingnya teknik secara khusus dalam keterampilan membaca
b.      Gunakan teknik yang secara instrinsik dapat memotivasi siswa
c.       Menyeimbangkan keaslian dan kemudahan dalam memilih teks sehingga mudah dipahami
d.      Mendorong mengembangkan stretegi dalam keterampilan membaca
e.       Mengaplikasikan teknik bottom-up dan top down
f.       Teknik SQ3R sequence:
1)      Survey: memindai teks untuk mendapatkan gambaran ide utama
2)      Question: menanyakan apa yang dia akan dapatkan dari teks yang dibaca
3)      Read: baca teks sambil mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan
4)      Recite: memproses ulang poin penting dari teks melalui bahasa lisan atau tulisan
5)      Review: mengambil inti sari dari bacaan dan mengingatnya untuk jangka waktu yang lama.


g.      Membagi kegiatan membaca ke dalam pre-reading, during reading, dan after reading.
Teknik merupakan cara seorang guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai kurikulum yang dikemas semenarik mungkin agar materi terlihat begitu mudahnya untuk dipelajari dan menjadikan belajar itu berkesan untuk selalu diingat. Dalam hal ini teknik permainan sangatlah diperlukan mengingat bermain adalah kegemaran anak – anak.

























DAFTAR PUSTAKA

Brown, H.D. 2000. Teaching By Principles: An Interactive Approach Language Pedagogy. Second Edition.

Bloom, Benjamin S. 1979. Taxonomy of Educational Objectives. London: Longman Group Limited.

Parrel, M.F. & Jain,M Prifen.2008.English Language Teching Method, Tools, Techniques. Jaipur.

      

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...