BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Saat ini banyak orang yang belum mengetahui tentang
ejaan, kalimat efektif, dan pemilihan kata. Pengunaannya pun juga belum tentu
mereka tahu. Ejaan, kalimat efektif, dan pemilihan kata (diksi) bermanfaat bagi
penulis apapun, dari mulai penulis cerita, cerpen, puisi, drama, hingga pemuat
berita di koran - koran. Ejaan yang tepat dan benar harus mengacu pada buku EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan). Kalimat yang efektif akan mudah dicerna oleh
pendengar dan pembaca wacana. Pemilihan kata yang tepat dapat juga berpengaruh
pada keindahan tulisan itu.
1.2. Rumusan
Masalah
1.2.1.
Apa
yang dimaksud dengan ejaan?
1.2.2.
Apa
yang dimaksud dengan kalimat efektif?
1.2.3.
Apa
yang dimaksud dengan pemilihan kata?
1.3. Tujuan
Masalah
1.3.1.
Mengetahui
apa itu ejaan.
1.3.2.
Mengetahui
apa itu kalimat efektif.
1.3.3.
Mengetahui
apa itu pemilihan kata.
1.3.4.
Mengetahui
bagaimana memilih kata yang bena.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ejaan
Ejaan adalah seperangkat kaidah, aturan, atau ketentuan yang mengatur
pelambangan bunyi bahasa, termasuk bagaimana menggunakan tanda baca. Fungsi
ejaan sangatlah penting yakni a) sebagai landasan pembakuan tata bahasa. b)
sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, dan e) sebagai penyaring
penetrasi unsur bahasa asing. Buku yang membahas lebih dalam tentang ejaan
adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Dengan
pedoman tersebut kita sendiri bisa di kategorikan penulis yang santun, mau tak
mau, kita mesti tunduk pada kaidah EYD. Contoh, bagaimana penulisan baku
“strategic planning” atau strategic
planning (berhuruf miring atau tidak).
Berikut
ini kekacauan ejaan yang masih saja dilakukan orang sehingga detik ini.
1.
Masalah
penulisan kata depan “di”, “ke” dan “dari”. Fungsi kata depan ini menyatakan
arah atau menunjukkan tempat. Khusus kata depan “di” dan “ke” cara penulisannya
pun harus dipisah dari kata yang mengikutinya.
2.
Masalah
penulisan gabungan kata. Masih banyak di antara kita yang belum mengetahui dan
memahami bahwa gabungan kata alias kata majemuk harus ditulis terpisah. Contoh
kerja sama; kambing hitam; ibu kota; lipat ganda; atau bulu tangkis. Namun jika
gabungan kata ini kebetulan mendapat awalan dan akhiran sekaligus penulisannya
harus dirangkaikan. Contoh pak wali kota mengambinghitamkan aparatnya dalam
soal pengamanan banjir.
3.
Masalah
penulisan singkatan dan akronim. Singkatan adalah kependekan huruf atau
gabungan huruf. Wujudnya berupa gabungan huruf awal suatu kata. Cara
penulisanya dengan menggunakan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh
DPR, MPR, KTP. Sedangkan akronim adalah kependekan yang berwujud gabungan huruf
awal atau gabungan suku kata ataupu gabungan keduanya. Contoh pemda, polri,
posyandu. Syarat – syarat pembentukan akronim yakni, a) jumlah suku katanya
hendaknya tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim dalam bahasa indonesia,
dan b) akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian vokal dan konsonan yang
sesuai dengan pola kata yang lazim dalam bahasa indonesia.
4.
Masalah
penulisan unsur serapan dan penggunaan kata asing. Unsur serapan adalah unsur
asing yang berasal dari bahasa asing
atau bahasa daerah, yang di pungut dan diserap ke dalam bahasa indonesia. Wujud
unsur ini berupa imbuhan, kosakata, atau perselisihan.
2.2. Kalimat Efektif
Dalam penyusunan tulisan ilmiah, penulisan kalimat efektif penting untuk dikuasai. Dalam
bahasa tuli, yang dimaksudkan dengan kalimat efektif adalah kaliamat yang
memperlihatakan proses penyampaian oleh penulis dan proses penerimaan oleh
pembaca berlangsung dengan baik. Pesan yang disampaikan oleh pembaca sama
dengan pesan yang dikehendaki oleh penulis (Alwi dalam Rohadi, 2011 : 92).
Dalam proses komunikasi, ini yang disebut sebagai berbagai makna.
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pembaca. Hal ini berarti juga bahwa kalimat
yang efektif adalah kalimat yang mewakili pikiran penulis secarat tepat
sehingga pembaca dapat memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dengan jelas,
mudah dan lengkap sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis. Lebih jauh lagi,
kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menimbulkan gagasan-gagasan pada
pikiran pembaca, seperti pikiran yang ada di benak penulis (Rohmadi, 2011 : 92)
Efektivitas berkomunikasi dalam bahasa tulis ilmiah sangat ditentukan
oleh penggunaan kalimat efektif. Penyusuna kata-kata dalam kalimat yang
dilakukan secara sadar menentukan kalimat bisa disebut efektif atau tidak.
Selain komposisi kata dalam kalimat efektif juga harus memperhatikan gramatika
kalimatnya. Tanpa ada penyusunan komposisi kata dan gramatika yang baku dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan, suatu kalimat tidak bisa disebut sebagai
kalimat efektif.
Kalimat efektf disusun sebagai upaya untuk menghindarkan
kesalahanpahaman antar pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam hal
ini adalah penulis dan pembaca. Jika apa yang ditulis oleh penulis dimaknai
secara berbeda oleh pembaca ketika membacanya, maka pesan dalam bentuk kalimat
tulis bisa dipastikan tidak disusn dalam kalimat efektif. Untuk menghindari
kesalahpahaman antara penulis dan pembaca penting juga untuk memperhatikan
kalimat yang disusun dengan logis.
Kalimat efektif mepunyai beerapa karakteristik, yaitu keutuhan/kesatuan, kesejajaran,
pemfokusan, dan penghematan (Finoca dalam Rohmadi, 2011 : 93). Berikut ini
adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing karakter kalimat efektis
tersebut.
2.2.1.
Keutuhan/Kesatuan
Keutuhan/kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah
kalimat. Dengan satu ide pokok boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih
dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan satu dengan lainnya, asalkan
idea tau gagasan kalimatnya tunggal. Penulis tidak boleh menggabungkan dua
kesatuan gagasan yang tidak memiliki relasi sama sekali ke dalam sebuah
kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini:
Prasyarat demokarasi adalah terselenggaranya
pemilihan umum yang jujur dan adil.
2.2.2.
Kepaduan
Kepaduan adalah relasi yang padu antara
unsure-unsur pembentuk kalimat, yaitu frasa, klausa serta tanda baca yang
membentuk subjek, predikat, objek, pelengkap serta keterangan dalam kalimat.
2.2.3.
Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsure-unsur
yang sama derajatnya, sam pola dan susunan kata dan frasa yang dipakai dalam
kalimat. Perhatikan contoh kesejajaran di bawah ini:
Internet
telah melahirkan media baru generasi 2.0 yang interaktif, seperti facebook,
instagram, twitter, dan path.
2.2.4.
Pemfokusan
Pemfokusan adalah suatu perlakuan khusus pada
bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
Cara yang dipakai untuk member perlakuan khusus pada kata-kata tertentu bisa
dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
a.
Dengan
meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
b.
Dengan
melakukan pengulangan kata atau repetisi.
c.
Dengan
melakukan pengontrasan kata kunci.
d.
Dengan
menggunakan partikel atau penegas.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
Pers harus
dijamin kemerdekaannya, karena pers adalah pilar keempat demokrasi di samping
eksekutif, legislative, dan yudikatif.
2.2.5.
Penghematan
Penghematan adalah menghindari penekanan kata
yang tidak perlu. Hemat dalam hal ini tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat memperjelas arti kalimat. Hemat yang dimaksudkan di sini
adalah “ekonomis”, tidak memakai kata yang mubazir, tidak mengulang-ulang
subjek, tidak menjamakkan kata-kata yang memang sudah berbentuk jamak.
Dengan demikian, penghematan ini berarti kata-kata yang
menyusun kalimat menjadi padat berisi. Perhatikan contoh kalimat yang tidak
hemat berikut ini:
Para anak-anak murid-murid sekolah mengikuti
upacara Hari Kemerdekaan.
Kalimat tersebut bisa ditulis dengan prinsip penghematan
sebagai berikut:
Anak-anak murid sekolah mengikuti upacara Hari
Kemerdekaan.
2.3. Diksi atau Pemilihan Kata
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan
sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan
untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi
persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai
bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau
karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
2.3.1. Kesesuaian diksi
Perbedaan ketepatan dan kecocokan
pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan
tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan
tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa
segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah
kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah
kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
2.3.2. Syarat-Syarat
Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat
kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1.
Hindarilah
sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2.
Gunakanlah
kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum
hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3.
Hindarilah
jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.
Penulis
atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
5.
Dalam
penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.
Hindarilah
ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.
Jauhkan
kata-kata atau bahasa yang artfisial.
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut
dalam bagian-bagian di bawah ini :
1.
Bahasa
Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang
dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau
menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi
pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru,
penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya.
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka
yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai
untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan
juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non
stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahasa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar
biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.
2.
Kata Ilmiah
dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan
yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya
adalah kata-kata ilmiah melawan kata-kata populer. Bagian terbesar dari kosa
kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua
lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka
kata ini dinamakan kata-kata populer. Kata-kata ini juga dipakai dalam
pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam
diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer
|
kata ilmiah
|
Sesuai
|
Harmonis
|
Pecahan
|
Fraksi
|
Aneh
|
Eksentrik
|
Bukti
|
Argumen
|
Kesimpulan
|
konklusi
|
3.
Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan
atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau
dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus
dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca. Jargon diartikan
sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam
bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus
lainnya. Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak
akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu,
hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.
4.
Kata
Percakapan
kata percakapan adalah kata-kata yang biasa
dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian
percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang
tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih
luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula
sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar.
5.
Kata
Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang
disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang
kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja. Kata-kata slang
sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada
semua lapisan masyarakat.
6.
Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang
dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan
artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna
kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui
makna kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan.
Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau
beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan
seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.
7.
Bahasa
Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa
yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang
sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu
disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap
kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan
sisa hujan yang ditiup angin di daun.
2.3.3. Fungsi dari diksi antara lain :
- Membuat
pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham
terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
- Untuk
mencapai target komunikasi yang efektif.
- Melambangkan
gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
- Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Agar
dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang
baik harus memenuhi syarat, seperti :
- Ketepatan
dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
- Seorang
pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
bagi pembacanya.
- Menguasai
berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh
Paragraf :
1).
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana sangat sejuk.
Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak
lama kemudian.
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat kaidah, aturan, atau ketentuan yang mengatur
pelambangan bunyi bahasa, termasuk bagaimana menggunakan tanda baca. kalimat
efektif adalah kaliamat yang memperlihatakan proses penyampaian oleh penulis
dan proses penerimaan oleh pembaca berlangsung dengan baik. Diksi bisa
diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita.
Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment