Friday, November 4, 2016

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK PADA TATARAN SINTAKSIS, SEMATIK, DAN PENGARUH KARTUN ANIMASI TERHADAP PERILAKU BERBAHASA ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemakan, karena anak pada umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi dalam berbicara sehingga susah untuk dipahami. Untuk memahami maksud dari tuturan anak, mitratutur harus menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya, maksudnya ketika anak kecil berbicara mereka menggunakan media disekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan saat berbicara kepada mitratutur. Selain menggunakan struktur bahasa yang masih kacau, anak-anak juga cenderung masih mengalami keterbatasan dalam kosakata (leksikom) dan dalam pelafalan fonemnya. Di dalam lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasanya. Sehingga bahasa yang diucapkan pada anak sangat terpengaruh pada lingkungan. Dalam pemerolehan bahasa yang diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh anak-anak mencapai sukses penguasaan yang lancar serta fasih terhadap ’ bahasa ibu ‘ mereka atau yang sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari lingkungan sekitar. Pemerolehan tersebut dapat dimasukan sebagai pengganti belajar karena cenderung dipakai psikologi dalam pengertian khusus yang sering dipakai orang ( Tarigan Guntur; 1986: 248 ). Pemerolehan bahasa pada anak akan membawa anak pada kelancaran dan kefasihan anak dalam berbicara. Dalam hal ini peran orang tua sebagai fasilitator harus ekstra aktif dalam pertumbuhan bahasa anak, diharapkan anak memperoleh bahasa yang baik dan lancar dalam berbicara. Adapun dalam penelitian bahasa anak umur 4 tahun ini akan difokuskan pada nadiro dan Julia dengan menggunakan pendekatan dari cabang linguistik mikro yaitu sintaksis,wawancara dan semantik.





B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemerolehan bahasa anak pada tataran sintaksis?
2. Bagaimana pemerolehan bahasa anak pada tataran sematik?
3. Bagaimana pengaruh kartun animasi terhadap perilaku berbahasa anak?
C. Tujuan penelitian
1. Mengidentifikasi bagaimanakah pemerolehan bahasa anak pada tataran sintaksis
2. Mengidentifikasi bagaimana pemerolehan bahasa anak pada tataran sematik
3. Mengidentifikasi bagaimana pengaruh kartun animasi terhadap perilaku berbahasa anak















BAB II
PEMBAHASAN
Pemerolehan bahasa pada seorang anak merupakan salah satu proses alamiah yang dialami dalam hidupnya. Oleh karena itu, manusia dalam memperoleh bahasa merupakan suatu proses yang amat mengagumkan, namun demikian sukar dibuktikan. Pemerolehan bahasa anak dapat secara maksimal diperoleh dari lingkungannya. Sehingga pemerolehan yang maksimal, dapat dipengaruhi out put bahasa yang dikeluarkan anaknya. Adapun cakupan komponen yang termasuk dari kategori lingkungan adalah peran aktif orang tua, fasilitas pendukung dalam pemerolehan bahasa, orang-orang terdekat dengan anak.
Biodata anak yang diteliti
Nama: Nadiro Saputri
Umur: 2 tahun
Tempat, tanggal lahir: Ratu Langi, 22 November 2014
Transkrip rekaman
Nadiro : centut yaa (kentut ya)
Budi : apa nadiro kentut, siapa yang kentut?
Nadiro : maa
Budi : apa?
Nadiro : eek maa? (buang air besar ma)
Mama lusi : adooo wes
Budi : apa
Nadiro : ekk (buang air besar)
Mama lusi : bohong, bau ya mas ya
Nadiro : ndak ma (tidak ma)
Nadiro : aa cemot, gigit cemot. Udah ma (semut, gigit semut)
Om bagus : he kentut lo ya
Nadiro : centut ya (kentut ya)
Budi : nadiro udah mandi belum?
Nadiro : belum
Budi : belum! jorok ya
Budi : apa ini?
Nadiro : do wawak ,coa coco
Budi : kecoak! iya kecoak?
Nadiro : ini bawa, huss i icoak (ini bawa, hus kecoak)
Budi : kecoak
1.   Tataran Sintaksis
Dari kalimat-kalimat yang diucapkan di atas, nampak kalimat-kalimat yang diucapkan nadiro masih terpotong-potong namun pengucapannya sudahcukup sempurna.
Pada percakapan di atas, nadiro belum mengucapkan kata tidak, semut, kentut, dan kecoak secara sempurna, namun kalimatnya sudah dapat dimengerti dengan jelas.
Di dalam pemerolehan bahasa pada anak yang dikaji berdasarkan pendekatan sintaksis. Menurut data yang kami gali dalam penelitian terhadap anak kami mengira bahasa dalam anak belum sepenuhnya baik, karena anak terkadang belum bisa menepatkan kata kata dengan tepat. Namun si anak sudah dapat menerapkan kalimat yang bersifat deklaratif dan imperatif.
Seperti pada kalimat ini :
~  kentut yaa ( deklaratif )
~ ini bawa, huss i icoak (deklaratif )
 ~ eek maa ?( imperatif )
Kalimat kesatu dan dua diatas merupakan kalimat deklaratif yang diucapkan si anak,karena percakapan si anak termasuk dalam pernyataan sedangkan ketiga dari kata eek maa? Dikatakan kalimat imperatif karena bersifat memerintah atau komando.
Dari hasil pengamatan terhadap nadiro dapat disimpulkan bahwa pemerplehan bahasa yang dimiliki nadiro berfungsi dengan baik. Berdasarkan hasil analisis kalimat-kalimat yang dihasilkan dan pengamatan yang dilakukan terhadap nadiro ditemukan bahwa nadiro sudah mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Nadiro sudah mampu memberikan respon atas pernyataan dan pertanyaan orang lain, mengajukan pertanyaan kepada orang lain, meminta orang lain melakukan sesuatu dan juga mengungkapkan emosi yang dirasakannya seperti rasa kaget dalam kalimat. Hal ini juga dapat dilihat dari perkembangan pemerolehan sintaksis yang terjadi pada nadiro. Nadiro dapat menolah dan menyerap data linguistik yang didapatnya dari lingkungan di sekitarnya dengan baik. Hal ini terbukti dengan kemampuan nadiro untuk mengujarkan kalimat yang terdiri dari dua kata, tiga kata, bahkan kadang-kadang empat kata.
Faktor latar belakang sosial cukup berpengaruh pada pemerolehan bahasa nadiro. Latar belakang sosial yang dimaksud di sini adalah interaksi sosial nadiro dengan sekitarnya dan status sosial berdasarkan status orang tuanya. Dipandang dari segi interaksinya dengan lingkungan sekitarnya, nadiro bisa dikatakan cukup aktif. Di dalam rumah, nadiro berkomunikasi dengan aktif  kepada kedua orang tuanya, dan pengasuhnya. Dia tidak pernah berhenti bercakap-cakap dengan orang-orang di dekatnya. Orang tua dan pengasuhnya membiasakan nadiro untuk mengikuti ujaran mereka sebagaimana yang diujarkan orang dewasa, sehingga kata-kata yang diujarkan nadiro merupakan kata-kata yang cukup jelas pengucapannya.
Nadiro mempunyai interaksi sosial yang cukup aktif dengan lingkungan di luar rumah, terutama dengan tetangga. Nadiro sudah dapat berkomunikasi dengan baik dengan para tetangga, baik dengan anak-anak lain ataupun dengan orang dewasa. Jika ada tetangga yang dikenalnya lewat di depan rumahnya, nadiro pasti akan memanggilnya. Atau, nadiro pasti memanggil anak yang tinggal di sebelah rumahnya, jika dia melihat anak tersebut sedang duduk di teras rumahnya. Di samping itu, kedua orang tua nadiro mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup baik. Ayahnya seorang wiraswatawan yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana (S1). Sedangkan ibunya adalah seorang guru SD dengan pendidikan terakhirnya adalah sarjana (S1). Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa nadiro memiliki interaksi sosial yang cukup baik dengan lingkungan di dalam ataupun di luar rumahnya. Demikian juga dengan status sosial yang dimilikinya dikaitkan dengan pekerjaan dan latar belakang pendidikan orang tuanya. Hal ini sangat membantu dalam perkembangan pemerolehan bahasa nadiro, khususnya pada tuturann sintaksis.
2.   Tataran semantik
Pemerolehan bahasa pada tataran semantik pada anak usia 2 tahun yang ditekankan pada Nadiro. Peneliti menganggap perkataan nadiro sudah dapat dimengerti oleh mitratuturnya, selama masih dalam sekitar lingkungan keluarga dan lingkungan hidupnya.
Transkrip rekaman
Nadiro : centut yaa (kentut ya)
Budi : apa nadiro kentut, siapa yang kentut?
Nadiro : maa
Budi : apa?
Nadiro : eek maa? (buang air besar ma)
Mama lusi : adooo wes
Budi : apa
Nadiro : ekk (buang air besar)
Mama lusi : bohong, bau ya mas ya
Nadiro : ndak ma (tidak ma)
Nadiro : aa cemot, gigit cemot. Udah ma (semut, gigit semut)
Om bagus : he kentut lo ya
Nadiro : centut ya (kentut ya)
Budi : nadiro udah mandi belum?
Nadiro : belum
Budi : belum! jorok ya
Budi : apa ini?
Nadiro : do wawak ,coa coco
Budi : kecoak! iya kecoak?
Nadiro : ini bawa, huss i icoak (ini bawa, hus kecoak)
Budi : kecoak
Dari transkrip rekaman  tersebut dapat diketahui bahwa bahasa indonesia yang diucapkan oleh Nadiro dapat dimengerti oleh mitratuturnya dan peneliti.

3.   Pengaruh Kartun Animasi Terhadap Perilaku Berbahasa Anak
Biodata anak yang diteliti
Nama: Juliana
Umur: 4 tahun
Tempat, tanggal lahir: Durian Payung, 17 Juli 2012
Film kesukaan: Upin ipin
Dari penelitian yang dilakukan pada seorang anak yang berusia empat tahun dan dua tahun, adanya pengaruh film kartun yang biasa dilihatnya pada bahasa yang digunakan, dia sering mengucapkan apa yang diucapkan oleh tokoh pada film tersebut. Film yang digunakan saat penelitian adalah film kartun upin ipin, dia bisa menirukan beberapa bahasa dan gaya upin ipin yang membuktikan adanya pengaruh perkembangan bahasa pada anak dalam film.
Film sangatlah berpengaruh besar pada perkembangan bahasa anak, terutama pada anak usia 1-4 tahun dimana mereka sedang belajar memperoleh bahasa baru, karena dalam film anak bisa mendengar dan bisa melihat, sehingga mempermudah anak untuk menangkap bahasa yang ada dalam film.
Pada pemerolehan bahasa anak dalam proses meniru bahasa animasi atau gaya bicara anak sangat mudah untuk terpengaruh terhadap apa yang anak dengar seperti pada percakapan transkrip yang kedua yang diperankan oleh Yuni, Budi, Julia, Nadiro sebagai berikut :
Transkip rekaman
Yuni : itu siapa dek?
Julia : cekgu (ibu guru)
Budi : itu siapa julia?
Julia : cekgu (ibu guru)
Nadiro : ayam guyeng (ayam goreng)
Julia : sedap nyee (enak nya)
Nadiro: betul betul betul
Yuni : itu siapa?
Julia : cekgu (ibu guru)
Film kartun upin ipin menjadi kartun yang paling digemari oleh anak-anak pada saat ini. Gaya bahasa yang digunakan menjadi populer dikalangan anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Dengan humor-humor yang natural film kartun upin-ipin bisa membius jutaan orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Seringnya menonton film kartun upin ipin menjadikan anak-anak hafal dengan bahasa yang sering digunakan seperti percakapan di atas yaitu; cikgu, ayam goreng, betul-betul-betul, sedap nye. Mereka begitu menggemari film kartun upin-ipin sehingga mereka juga memahami akan karakter-karakter bahasa yang digunakannya pada setiap pemainnya. Dari berbagai gaya bahasa yang digunakan oleh para tokoh pemain di film kartun upin-ipin semua bisa dikuasai oleh anak-anak yang sering menontonnya.
Minat anak-anak untuk menonton film kartun upin ipin sangat tinggi, itu disebabkan karena pada penggunan bahasanya yang khas dan unik yaitu bahasa melayu. Sehingga banyak anak-anak yang menirukan gaya bahasa upin-ipin lalu mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Logat bahasa melayu sendiri sangat lucu diucapkan oleh upin ipin sehingga anak-anak menirukan gaya bahasa upin ipin.
BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi pemerolehan bahasa pada anak sehingga peran aktif lingkungan yang positif dalam berbahasa akan membawa dampak positif pada bahasa anak. Setelah ditinjau dari beberapa cabang linguistik yang telah disebutkan tadi bahwasannya bahasa seorang anak pada umur 2 tahun dan 4 tahun yang berfokus pada Nadiro dan Julia, interaksi anak harus diperhatikan karena pemerolehan bahasa anak sangat terpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya.



No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...