KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Surat Niaga ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Hastuti, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Korespondensi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini bermanfaat dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai proses korespondensi (surat menyurat). Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bandar Lampung, 24 November 2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Surat Pengiriman Barang............................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Surat Pengirman Barang................................................................... 3
2.1.2 Manfaat Surat Pengiriman Barang...................................................................... 3
2.1.3 Penyusunan Surat Pengiriman Barang................................................................. 3
2.1.4 Faktur dan Packinglist......................................................................................... 4
2.2 Surat Pemberitahuan Penerimaan Barang...................................................................... 4
2.2.1 Pengertian Surat Pemberitahuan Penerimaan Barang.......................................... 4
2.2.2 Manfaat Surat Pemberitahuan Penerimaan Barang............................................. 4
2.2.3 Penyusunan Surat Pemberitahuan Penerimaan Barang....................................... 5
2.3 Surat Pengadaun/Surat Klaim....................................................................................... 5
2.3.1 Pengertian Surat Pengaduan................................................................................ 5
2.3.2 Tujuan Surat Pengaduan...................................................................................... 5
2.3.3 Penyebab Terjadinya Surat Pengaduan............................................................... 6
2.3.4 Permintaan Penyelesaian Pengaduan................................................................... 6
2.3.5 Penyusunan Surat Pengaduan............................................................................. 6
2.4 Surat Balasan Pengaduan.............................................................................................. 7
2.4.1 Pengertian Surat Balasan Pengaduan.................................................................. 7
2.4.2 Kemungkinan Penyelesaian Pengaduan.............................................................. 7
|
2.4.3 Penyusunan Surat Balasan Pengaduan................................................................ 8
2.5 Surat Pengiriman Pembayaran....................................................................................... 8
2.5.1 Pengertian Surat Pengiriman Pembayaran........................................................... 8
2.5.2 Manfaat Surat Pengiriman Pembayaran.............................................................. 8
2.5.3 Penyusunan Surat Pengiriman Pembayaran......................................................... 9
2.6 Surat Penagihan Pembayaran........................................................................................ 9
2.6.1 Pengertian Surat Penagihan Pembayaran............................................................ 9
2.6.2 Penyebab Adanya Surat Pengihan Pembayaran.................................................. 9
2.6.3 Penyusunan Surat Penagihan Pembayaran.......................................................... 10
2.6.4 Tahapan Surat Penagihan Pembayaran................................................................ 10
2.7 Surat PenangguanPembayaran/ Surat Kesanggupan Pembayaran................................. 11
2.7.1 Pengertian Surat Penangguhan/Kesanggupan Pembayaran................................. 11
2.7.2 Macam-macam Pengguhan/Kesanggupan Pembayaran....................................... 11
2.7.3 Penyusunan Surat Penangguhan/Kesanggupan Pembayaran.............................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surat
diartikan sebagai salah satu alat Komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan
kepada pihak lain. Pihak lain disini dapat diartikan individu atau organisasi.
Surat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas manusia pada zaman modern ini. Didorong oleh tuntutan kebutuhan ekonomi dan sosialnya, manusia akan menjalin hubungan yang semakin luas dengan berbagai individu, baik yang berada disekitarnya maupun ditempat lain.
Suatu organisasi atau perusahaan harus mengadakan hubungan dengan organisasi atau perusahaan lain agar aktivitas bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Didalam upaya menjalin dan membina hubungan tersebut ‘surat’ masih memegang peranan yang penting disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya seperti telepon, faxcimili, internet dan lainnya. Jadi yang dimaksud dengan ‘korespondensi bisnis’ pada dasarnya adalah berbagai macam aktivitas pertukaran informasi dan data melalui media surat-menyurat dalam menunjang aktivitas bisnis diantara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Surat merupakan alat komunikasi tertulis yang berguna untuk menyampaikan informasi dari suatu pihak kepada pihak lain. Informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pengumuman, pernyataan, permohonan, permintaan, laporan dan sebagainya. Dengan perantaraan surat, setiap orang dapat langsung berkomunikasi dengan sesamanya tanpa harus bertatap muka terlebih dahulu.
Surat biasanya juga sering dijadikan sebagai bukti otentik tertulis ‘hitam diatas putih’. Oleh karena itu, kata-kata dan kalimat dalam surat tersebut harus disusun secara efektif dan efisien serta disusun dengan baik dan teliti. Ketelitian dan kecermatan tersebut dibutuhkan untuk menjamin ketepatan isi surat sebagaimana yang diinginkan oleh pengirimnya.
Surat dapat mencerminkan ‘citra diri’ dari pengirimnya, menyadari hal tersebut perusahaan perlu bersikap selektif dalam memilih sekretaris yang akan menangani aktivitas korespondensi atau surat menyurat tersebut, Citra perusahaan dapat tercemar dan tercoreng apabila urusan korespondensi dalam kegiatan bisnisnya ditangani oleh sekretaris yang tidak menguasai teknik dan etika korespondensi. Surat sebagai suatu pesan yang tertuang dalam bentuk tertulis kadang kala akan dibaca berulang-ulang oleh penerimanya, oleh karena itu pengirim harus berusaha agar dapat memberikan kesan yang baik dalam benak si penerima surat tersebut.
Menulis ‘surat’ yang baik tidak menuntut keahlian khusus seperti seorang pengarang novel, puisi, cerpen atau karya sastra lainnya, karena pada dasarnya ‘surat’ bukanlah sebuah karya sastra. Meskipun demikian, menyususn surat yang baik tidaklah sesederhana yang sering dibayangkan orang, karena ada aturan dan kebiasaan tertentu yang secara umum berlaku dan harus dipenuhi oleh setiap penulis surat.
Surat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas manusia pada zaman modern ini. Didorong oleh tuntutan kebutuhan ekonomi dan sosialnya, manusia akan menjalin hubungan yang semakin luas dengan berbagai individu, baik yang berada disekitarnya maupun ditempat lain.
Suatu organisasi atau perusahaan harus mengadakan hubungan dengan organisasi atau perusahaan lain agar aktivitas bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Didalam upaya menjalin dan membina hubungan tersebut ‘surat’ masih memegang peranan yang penting disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya seperti telepon, faxcimili, internet dan lainnya. Jadi yang dimaksud dengan ‘korespondensi bisnis’ pada dasarnya adalah berbagai macam aktivitas pertukaran informasi dan data melalui media surat-menyurat dalam menunjang aktivitas bisnis diantara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Surat merupakan alat komunikasi tertulis yang berguna untuk menyampaikan informasi dari suatu pihak kepada pihak lain. Informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pengumuman, pernyataan, permohonan, permintaan, laporan dan sebagainya. Dengan perantaraan surat, setiap orang dapat langsung berkomunikasi dengan sesamanya tanpa harus bertatap muka terlebih dahulu.
Surat biasanya juga sering dijadikan sebagai bukti otentik tertulis ‘hitam diatas putih’. Oleh karena itu, kata-kata dan kalimat dalam surat tersebut harus disusun secara efektif dan efisien serta disusun dengan baik dan teliti. Ketelitian dan kecermatan tersebut dibutuhkan untuk menjamin ketepatan isi surat sebagaimana yang diinginkan oleh pengirimnya.
Surat dapat mencerminkan ‘citra diri’ dari pengirimnya, menyadari hal tersebut perusahaan perlu bersikap selektif dalam memilih sekretaris yang akan menangani aktivitas korespondensi atau surat menyurat tersebut, Citra perusahaan dapat tercemar dan tercoreng apabila urusan korespondensi dalam kegiatan bisnisnya ditangani oleh sekretaris yang tidak menguasai teknik dan etika korespondensi. Surat sebagai suatu pesan yang tertuang dalam bentuk tertulis kadang kala akan dibaca berulang-ulang oleh penerimanya, oleh karena itu pengirim harus berusaha agar dapat memberikan kesan yang baik dalam benak si penerima surat tersebut.
Menulis ‘surat’ yang baik tidak menuntut keahlian khusus seperti seorang pengarang novel, puisi, cerpen atau karya sastra lainnya, karena pada dasarnya ‘surat’ bukanlah sebuah karya sastra. Meskipun demikian, menyususn surat yang baik tidaklah sesederhana yang sering dibayangkan orang, karena ada aturan dan kebiasaan tertentu yang secara umum berlaku dan harus dipenuhi oleh setiap penulis surat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
saja macam-macam surat niaga?
2. Apa
saja bagian-bagian surat niaga beserta fungsinya?
3. Bagaimana
cara penyusunan surat niaga?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
dan memahami macam-macam surat niaga
2. Mengetahui
dan memahami bagian-bagian surat niaga beserta fungsinya
3. Mengetahui
dan memahami cara penyusunan surat niaga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Surat Pengiriman Barang
2.1.1. Pengertian Surat Pengirman
Barang
Surat pengiriman barang atau
pemberitahuan pengiriman barang merupakan surat yang berasal dari penjual
kepada pembeli berisi pemberitahuan tentang pengiriman barang yang dipesan oleh
pembeli.
2.1.2 Manfaat Surat Pengiriman
Barang
Bagi pembeli, surat jenis ini
bermanfaat untuk :
Pembeli
dapat memperkirakan datanggnya barang yang dipesan
Pemeli
dapat mengetahui jumlah barang yang dikirimkan secara pasti
Pembeli
dapat segera menawarkan barang dagangannya, walaupun belum ada atau belum
ttiba, karena jelas-jelas akan datang.
2.1.3 Penyusunan Surat Pengiriman
Barang
Agar surat pengiriman mudah dan
cepat dipahami oleh pembeli, maka akan lebih baik jika penyusunannya
memperhatikan hal-hal berikut :
Sebutkan
jenis barang yang akan dikirimkan
Sebutkan
jumlah barrang dan jumlah pengepakan
Sebutkan
nama dan nomor kendaraan pengangkuut barang, serta tanggal pemberangkatannya
Sebutkan
jenis berita pengiriman uang atau pesanan yang belum dilunasi
Lampirkan
pula faktur, packinglist, dan konosemen (tanda bukti pengangkutan).
2.1.4 Faktur dan Packinglist
Faktur adalah surat yang memuat
informasi mengenai suatu transaksi jual beli dengan tujuan bahwa barang yang
bersangkutan telah dibeli dengan penjelasan harganya. Pada bagian akhir rincian
perhitungan harga pada faktur biasanya disebutkan singkatan SE&O atau
E&OE.
Biasanya
faktur dibuat 4 rangkap, dengan rincian :
a.
Lembar asli diberikan kepada pembeli
bersamaan denga pengiriman barang
b.
Lembar kedua untuk lampiran surat
pemberitahuan pengiriman barang
c.
Lembar ketiga diberikan pada bagian
pembukuan/keuangan
d.
Lembar eempat terakhir untuk arsip
penjualan.
Packinglist
merupakan daftar barang yang terdapat dalam peti atau pembungkus barang yang
berfungsi untu mengetahui dan memudahka pengecekan isi peti secara tepat.
Mengingat fungsi tersebut, maka packinglist harus dibuat dengan mencantumkan :
a. Kode
dan nomor urut peti/pembungkus
b. Jumlah
dan isi peti
c. Ukuran
peti
d. Berat
peti (jika perlu)
2.2 Surat Pemberitahuan Penerimaan
Barang
2.2.1 Pengertian Surat
Pemberitahuan Penerimaan Barang
Surat pemberitahuan penerimaan
barang merupakan surat dari pembeli dikirimkan kepada penjual yang berisi
pemberitahuan bahwa barang yang dikirimkan telah diterimanya.
2.2.2 Manfaat Surat Pemberitahuan
Penerimaan Barang
Jika si penjual mengirimkan surat
pemberitahuan pengiriman barang, maka sudah sepantasnya si pembeli mengirimkan
surat pemberitahuan penerimaan barang. Surat pemberitahuan penerimaan barang
perlu segera dibuat oleh pembeli agar si penjual segera mengetahui sudah sampai
atau belum barang yang dikirimkan. Hal demikian juga akan menambah keprcayaan
dan dekatnyab hbungan ralasi niaga antara keduanya.
2.2.3 Penyusunan Surat
Pemberitahuan Penerimaan Barang
a. Tuliskan
dengan segera agar penjual atau pengirim barang merasa puas
b. Kemukakan
tanggal sampainya barang
c. Sebutkan
keadaan barag dan jumlahnya sampai di tempat Anda
d. Sampaikan
pula tentang kesangupan/pengiriman pembayaran, jika ada pembayaran yang belum
lunas
e. Jika
ada dua faktur yang dikirimkan, maka salah satu faktur sebaiknya ditandatangani
dan dilampirkan. Akan tetapi jika barang itu dikirim langsung kendaraan
perusahaan, maka faktur biasanya dititipkan kepada petugas pengantar sebagai
bukti bahwa barang sudah diterima.
2.3 Surat Pengadaun/Surat Klaim
2.3.1 Pengertian Surat Pengaduan
Surat pengaduan adalah surat
pemberitahuan dari pemesan/pembeli kepada penjual, bahw barang-barang yang
diterima tidak sesuai dengan pemesanan serta dengan permintaan atau tuntutan
tertentu sebagai penjelasannya.
2.3.2 Tujuan Surat Pengaduan
a. Menyelesaikan
proses jual beli agar memuaskan kedua belah pihak
b. Meningkatkan
hubungan bak yang sudah adibina agar tidak sampai putus karena kesalahan yang
tidak disengaja
c. Mengingatkan penjual untuk memberikan
pelayanan memuaskan karena pembeli adalah raja, sehingga pelayanan yang baik
akan mendatangkan pelanggan setia
d. Meminta
informasi atua keterangan kepada penjual, harus kepada siapa dirinya menuntut
ganti rugi jika keslahan bukan pada pihak penjual.
2.3.3 Penyebab Terjadinya Surat
Pengaduan
Pengaduan pembeli kepada penjual
tentang barang yang diterimanya, sehingga pembeli merasa dirugikan dengan pengiriman tersebut.
Pengaduan tersebut antara lain :
a. Ada
barang yang keadaaanya rusak
b. Ada
barang yang tidak sesuai dengan jumlah pesanan
c. Ada
barang yang tidak sesuai dengan jenis pesanan
d. Ada
barang yang tidak sesuai dengan mutu pesanan
e. Ada
barang yang pengirimannya terlambat.
2.3.4 Permintaan Penyelesaian
Pengaduan
Ada
beberapa alternatif denagn pertimbangan tertentu yang dapat disampaikan oleh
pembeli dalam tuntutan pengaduan tersebut.
a. Meminta
rafaksi (potongan harga), jika pengaduan disebabkan oleh kesalahan dalam
pengiriman barang.
b. Meminta
penggantian barang, jika tidak mungkin untuk menjualnya karena rusak atau
keslahan mutu pesanan.
c. Meminta
pengiriman barang yang kurang jika memang jumlah kiriman kurang.
d. Memnta
pengganti kerugian berupa uang, jika tidak diganti barangnya.
e. Mengembalikan
barang pesanan, jika memang pelayanan sangat tidak memuaskan (semua barang
tidak sesuai dengan contoh).
f. Membatalkan
semua pesanan, jika memang sangat terpaksa.
2.3.5 Penyusunan Surat Pengaduan
Untuk penyusuna surat pengaduan,
sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Hubungan
dengan nomor dan tanggal surat pesanan
b. Ungkapkan
dengan bahasa yang sopan meskipun Anda merasa tidak puas
c. Sebutkan
jenis dan jumlah barang yang Anda adukan
d. Jelaskan
sebab-sebab atau alasan-alasan yang masuk akal tentang engaduan tersebut dengan
bukti yang nyata
e. Jelaskan
penyelesaian pengaduan yang Anda maksudkan dengan tidak merugikan kedua pihak.
2.4 Surat Balasan Pengaduan
2.4.1 Pengertian Surat Balasan Pengaduan
Surat balasan pengaduan adalah surat
yang ditulis oleh enjual untuk dikirimkan kepada pembeli sebagai pengadu, yang
berisi tanggapan atau penyelesaian pengaduannya. Surat balasan sudah seharusnya
segera dibalas dengan tidak menunda-nunda waktu agar pembeli tidak merasa
kecewa dan diruikaan. Tanggapan secepatnya merupakan obat yang mujarab bagi
pengaduan.
2.4.2 Kemungkinan Penyelesaian
Pengaduan
Sebelum menulis surat balsan
pengaduan hendaknya diteliti lebih dulu semua pengaduan pembeli. Benarkah
pengeduan itu? Siapakah yang bersalah dalam hal ini: pihak pembeli, penjual,
atau pengangkut? Setelah itu berulah memilih solusi atau kemungkinan
penyelesaian yang terbaik. Ada beberapa bentuk penyelesaian pengaduan,antara
lain :
a. Jika
pengedaun disebabkan oleh jumlah barang yang dikirimkan kurang, maka dapat
diselesaikan dengan mengirimkan tambahan kekurangannya, atau kesepakatan kedua
pihak.
b. Jika
pengeduan disebabkan oleh mutu barang yang tidak sesuai dengan pesanan, maka
dapat diselesaikan dengan pemberian rafaksi atau penggantian barang yang
sesuai.
c. Jika
pengaduaan disebabkan oleh keterlambatan pengiriman, maka penyelesaiannya
dengan pemberian rafaksi atau penundaan pelunasan pembayaran.
d. Jika
pengaduan disebabkan oleh barang yang dikirim rusak karena kesalahan penjual,
maka penyelesaiannya adalah kesepakatan sebelumnya (ganti rugi, rafaksi, atau
ditukar).
e. Jika
pengaduan disebabkan barang yang dikirimkan rusak karena alat angkut yang
bukanmenjadi tanggungannya, maka dapat diselesaikan dengan menyampaikan
informasi dan data pihak jasa angkutan. Jiak perlu membantu menyelesaikannya.
f. Jika
pengaduan itu ternyata tidak benar dan kesalahan pada pihak pembeli, maka perlu
menyampaikan penjelasan yang teliti dan tidak menyinggung perasaan disertai
bukti-bukti yang sah, misalnya surat pesanan dan laian-lain.
2.4.3 Penyusunan Surat Balasan
Pengaduan
Untuk menyusun surat pengaduan yang
baik, setidaknya dapat kita ikuti
beberapa petunjuk prakttis berikut ini.
a. Hubungkan
surat balasan dengan nomor dan tanggal surat pengaduan.
b. Ungkapkan
dengan bahasa yang sopan agar tidak mengecewakana tau meninggung perasaan,
walaupun pengaduan tersebut tidak benar.
c. Mintalah
pengecekan sekali lagi berdasarkan surat pesanan dan barang yang diterima, jika
pengaduan meragukan.
d. Sampaikan
permintaan maaf dengan kesungguhan, jika pengaduan itu benar.
e. Sebutkan
dengan jelas alternatif terbaik untuk menyelesaikan pengedaun tersebut, agar
memuaskan kedua pihak.
f. Lampirkan
bukti pengiriman barang, jika penyelesain pengaduan dengan cara menukar atau
melengkapi kiriman barang.
2.5 Surat Pengiriman Pembayaran
2.5.1 Pengertian Surat Pengiriman
Pembayaran
Surat pengiriman pembayaran adalah
surat dari pembeli yang dikirimkan kepada penjual, berisi pemberitahuan tentang
pengiriman uang pembayaran terhadap barang yang dibelinya.
2.5.2 Manfaat Surat Pengiriman
Pembayaran
Surat pengiriman pembayaran ini
memiiki beberapa manfaat, antara lain :
a. Sebagai
alat untuk menjalin hubungan dagang yang harmonis
b. Sebagai
alat bukkti tetap memegang janjinya
c. Sebagai
alat untuk memperkirakan datangnya uang pembayaran bagi penjual atau yang
memberikan hutang
d. Seagai
alat untuk unjuk diri, jangan sampai I penjual mengingatkan kita dengan surat
tagihan, sehingga kita merasa lebih malu.
2.5.3 Penyusunan Surat Pengiriman
Pembayaran
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan surat pengiriman pembayaran.
a. Hubungkan
dengan nomor surat atau tanggal kesepakatan pembayaran tersebut.
b. Sebutkan
jumlah uang yang dikirimkan jika perlu dengan rinci pembayaran sebelumnya agar
jelas
c. Sebutkan
kapan dan via/melalui bank apa uang itu dikirim
d. Lampirkan
foto kopi bukti pengiriman uang tersebut agar lebih mantap
e. Sampaikan
ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama ini
f. Sampaikan
sekali, jika ada pesanan yang baru.
2.6 Surat Penagihan Pembayaran
2.6.1 Pengertian Surat Penagihan
Pembayaran
Surat penagihan pembayaran dibuat
oleh penjual atau kreditor untuk dikirim kepada pembeli atau debitor yang
berisi peringatan atau permintaan kepada debitor untuk melunasi hutang atau
membayar sejumlah uang atas barang yang dibelinya sesuai dengan perjanjian yang
diepakati.
2.6.2 Penyebab Adanya Surat
Pengihan Pembayaran
Ada
beberapa hal yang menyebabkan belum terlunasinya hutang, antara lain :
a. Debitor
belum punya uang
b. Debitor
belum sempat
c. Debitor
lupa
d. Debitor
sengaja menunda
2.6.3 Penyusunan Surat Penagihan
Pembayaran
Hal-hal berikut bagus untuk
diperhatikan oleh kreditor sebelum membuat surat penagihan.
a. Sebaiknya
tunggulah 7-10 hari setelah berakhirnya masa perjanjian atau kesanggupan
pembayaran mungkinsaja pengiriman masih dalam perjalanan.
b. Tulislah
dengan bahasa yang sopan dan menarik, walaupun menagih itu hak kita sendiri.
c. Hubungkan
surat tersebut dengan nomor dan tanggal surat kesanggupan pembeli untuk
melunasinya.
d. Sampaikan
bahwa jangka waktu pembayarn telah lewat.
e. Kemungkina
jumlah uang yang belum dilunasi, jika perlu dengan rincian pembayaran
sebelumnya, atau foto kopi faktur pembelian.
f. Sebutkan
cara pengiriman atau nama bank tertentu untuk mengirimkan uang jika Anda
mempunyai permintaan.
2.6.4 Tahapan Surat Penagihan
Pembayaran
Berikut langkah-langkah bijaksana
kreditor dalam mengirimkan surat tagihan :
a. Surat
tagihan pertama, sebaiknya dibuat paling tidak 7-10 setelah jatuh tempo
pembayaran. Barangkali pengiriman masih dalam
perjalanan.Hal ini agar relasi dagang tetap baik, dan jika memang
demikian, maka tidak perlu membuat surat susulan karena tergesa-gesaan kita.
Surat tagihan pertama dapat berupa (1) faktur/ foto kopi faktur, (2) kartu
cetak tetapi disampuli, (3) berupa surat biasa.
b. Surat
tagihan kedua dibuat jika surat tagihan pertama belum mendapat jawaban. Caranya
membujar surat biasa dan dilampiri faktur pembelian, jika perlu melampirkan
surat tagihan pertama, dengan tujuan barangkali surat pertama tidak sampai atau
terlupakan karena kesibukan debitor mengurusi usahanya
c. Surat
tagihan ketiga, dibuat bila surat tagihan kedua belum juga mendapat tanggapan
debitor. Caranya kreditor membuat surat tagihan ini dengan melampirkan surat
tagihan pertama dan tagihan kedua beserta foto kopi faktur. Di antara isi surat
ketiga ini memberikan ketegasan kepada debitor akan kesanggupannya melunasi
hutang atau dapat juga disertai menelpon agar lebih cepat dan mendapat
tanggapan langsung seketika itu.
d. Surat
tagihan keempat dibuat jika surat tagihan ketiga belum ditanggapi ataun
pertanyaan melalui telepon belum mendapat penyelesaian. Caranya
penjual/kreditor dapat mengirimkan surat tagihan keempat dengan nada agak
menyesalan sikap debitor, dan dilakukan dengan terpaksa.Jika dalam tempo
tertentu tidak ada tanggapan maka akan diserahkan persoalan tersebut ke
pengadilan dengan cara inkaso, yaitu untuk menagih kepada bank tempat menyimpan
uang, dengan memberikan faktur yang belum dilunasi kepada bank tersebut. Atau
sebelum ini kalaua bisa kreditor datangs sendiri ke tempat debitor untuk
menyelesaikan secara baik-baik.
2.7 Surat PenangguanPembayaran/
Surat Kesanggupan Pembayaran
2.7.1 Pengertian Surat
Penangguhan/Kesanggupan Pembayaran
Surat penangguhan/penagguhan
pembayaran merupakan surat dari pembeli/debitur dikirim kepda penjual/kreditur
yang berisi pemberitahuan belum bisa melunasi hutangnya/membayar sejumlah uang
atas barang yang dibeli sesuai engan batas waktu perjanjian dan meminta
pengguhan pembayaran sampai batas waktu tertentu sebagai kesanggupannya.
2.7.2 Macam-macam Pengguhan/Kesanggupan
Pembayaran
Menurut
waktu dibuatnya, maka surat penangguhan pembayaran dibedakan menjadi :
a. Surat
penangguhan sebelum penagihan
b. Seorang
pembeli/debitur sebaiknya tidak membiasakan diri menunda pembayaran atau
hutang-hutangnya. Kebiasaan yang jelek ini bisa jadi akan mengurangi
kepercayaan pihak kreditur sekaligus mengurangi wibawa, nama baik, dan harga
diri. Pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi kehancuran usahanya sendiri.
c. Oleh
karena itu, jika dengan terpaksa kita belum bisa melunsi hutang mendekati waktu
jatuh temponya, maka sebaiknya segera mengirimkan surat penagguhan pembayaran
jangan sampai ditagih kreditur beberapa kali, baru membuat surat penangguan.
Bukan demikian sikap yang baik.
d. Seorang
debitur sebaiknya tidak sampai menulis surat penangguhan ini karena ditagih.
Ingatlah membyara hutang adalah kewajiban sendiri dan kurang pantas kalau
sampai ditagih. Apalagi ditagih sampai beberapa kali, masih juga meminta
penangguhan.
e. Jika
terpaksa harus melunasinya hendaklah dengan segera jangan sampai diulur-ulur
juga. Berikan alasan yang meyakinkan, dan mintalah permohonan maaf dengan penuh
kesungguhan. Usahakan pula pelunasannya segera dikirimkan dan tidak minta
penangguhan lagi.
2.7.3 Penyusunan Surat
Penangguhan/Kesanggupan Pembayaran
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun surat penangguhan
pembayaran, antara lain :
a. Hubungkan
dengan surat kesanggupan Anda sebelumnya atau surat penagihan.
b. Sampakan
permintaan maaf dan penyesalan Anda karena belum bisa mmelunasi dengan
alasan-alasan yang kuat.
c. Sebutkan
batas waktu kesanggupan Anda untuk melunasinya (usahakan belum sampai akhir
batas waktunya pelunsan sudah Anda kirimkan).
d. Sebaiknya
batas waktu kesanggupan diberi tenggang yang cukup, jika memang belum dapat
melunasi, agar tidak mengecewakan dan meminta penangguhan lagi.
e. Sebutkan
besarnya uang yang belum Anda bayar, jika perlu dengan rincian pembayaran
sebelumnya.
f. Sampaikan
hal-hal lain yang dapat meyakinkan kreditur, bahwa hutang akan segera dibayar.
g. Sampaikan
ucapan terima kasih kepada kreditur atas kepercayaan dan kesempatan yang
diberikan kepada Anda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Surat
pengiriman barang atau pemberitahuan pengiriman barang merupakan surat yang
berasal dari penjual kepada pembeli berisi pemberitahuan tentang pengiriman
barang yang dipesan oleh pembeli.
Surat
pemberitahuan penerimaan barang merupakan surat dari pembeli dikirimkan kepada
penjual yang berisi pemberitahuan bahwa barang yang dikirimkan telah
diterimanya.
Surat
pengaduan adalah surat pemberitahuan dari pemesan/pembeli kepada penjual, bahw
barang-barang yang diterima tidak sesuai dengan pemesanan serta dengan
permintaan atau tuntutan tertentu sebagai penjelasannya.
Surat
balasan pengaduan adalah surat yang ditulis oleh enjual untuk dikirimkan kepada
pembeli sebagai pengadu, yang berisi tanggapan atau penyelesaian pengaduannya.
Surat
pengiriman pembayaran adalah surat dari pembeli yang dikirimkan kepada penjual,
berisi pemberitahuan tentang pengiriman uang pembayaran terhadap barang yang
dibelinya.
Surat
penagihan pembayaran dibuat oleh penjual atau kreditor untuk dikirim kepada
pembeli atau debitor yang berisi peringatan atau permintaan kepada debitor
untuk melunasi hutang atau membayar sejumlah uang atas barang yang dibelinya
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Surat
penangguhan/penagguhan pembayaran merupakan surat dari pembeli/debitur dikirim
kepda penjual/kreditur yang berisi pemberitahuan belum bisa melunasi
hutangnya/membayar sejumlah uang atas barang yang dibeli sesuai engan batas
waktu perjanjian dan meminta pengguhan pembayaran sampai batas waktu tertentu
sebagai kesanggupannya.
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto.
2004. Surat Menyurat Bahasa Indonesia.
Surabaya : INDAH