Thursday, December 14, 2023

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH MENGGUNAKAN NHT (NUMBER HEAD TOGETHER) SISWA KELAS V SD (PROPOSAL SKRIPSI)

 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH MENGGUNAKAN  NHT (NUMBER HEAD TOGETHER) SISWA KELAS V SD

BAB I

PENDAHULUAN

 A.Latar Belakang 

 Pembelajaran IPS di sekolah seharusnya dilaksanakan dengan melibatkan langsung siswa terhadap masalah-masalah sosial, sehingga mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Kenyataannya guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada model yang mengaktifkan guru, kurang melibatkan siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif.

Lebih banyak menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar materi peninggalan sejarah dari masa Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia pada kelas V SDN 14 teluk pandan Untuk meningkatan proses pembelajaran, terutama untuk menanggulangi permasalahan belajar secara barkesinambungan agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu (Sujana, 2005).

Model NHT bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Agar siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari struktur kelas tradisional seperti mengacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Model NHT memiliki kelebihan di antaranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan (Tryana, 2008).

Langkah-langkah pembelajaran NHT, pertama persiapan, guru merancang pembelajaran dengan memuat skenario pembelajaran, materi pelajaran dan Lembar Kerja Siswa sesuai dengan model tipe NHT. Kedua, pembentukan kelompok, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan tiga sampai lima

 

orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Selanjutnya tiap kelompok harus memiliki buku paket agar memudahkan dalam mengerjakan LKS atau masalah yang diberikan guru. Kemudian tiap kelompok mengerjakan tugas kelompok masing masing. Tahap berikutnya guru menyebut satu nomor dan siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Pada tahap kesimpulan guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together, hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat, siswa memiliki rasa percaya diri, berani bertanya, dan suasana diskusi kelompok berjalan lebih lancar.

Penggunaan model pembelajaran tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peninggalan sejarah dari masa Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia pada kelas V SD N 14 teluk pandan. Untuk itu disarankan kepada bapak ibu guru untuk menggunakan model pembelajaran NHT agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

B.                  Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan  beberapa masalah sebegai berikut:

1.                   Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Sejarah

2.                   kurang nya perhatian siswa dalam  mengikuti pembelajaran yang melibatkan tentang sejarah

3.                   siswa masih belum paham pentingnya peninggalan sejarah diindonesia

4.                   Kurangnya pola interaksi siswa terhadap peninggalan-peninggalan sejarah yang ada

5.                   kurangnya informasi  guru terhadap kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

C.                  Pembatasan masalah

Melihat luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti akan membatasi

Masalah yang akan diteliti yaitu meningkatkan proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar materi peninggalan sejarah dari masa Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia pada kelas V SDN 14 teluk pandan dengan metode NHT (Number Head Together)

D.                    Rumusan masalah

1.                   Apakah penggunakan model pembelajaran NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2.                   Apakah penggunaan model pembelajaran NHT (numbered heads together) efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran?

3.                   Bagaimana caranya agar siswa  bisa menghargai peninggalan sejarah menggunakan model pembelajaran NHT (numbered heads together) ?

E.                   TUJUAN PENELITIAN

Dari masalah Rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menghetaui pengaruh  penggunaan model pembelajaran NHT (Numbered heads together ) terhadap pemahaman  pentingnya menghargai peninggalan sejarah disekolah SDN 14  teluk pandan.

F.                  Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

I.4.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan hasil belajar dengan meghargai peninggalan sejarah menggunakan model pembelajaran NHT (Number head together)

 

I.4.3 Manfaat Praktis

1) Guru

Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengguanakn media terutama dalam penggunaan metode NHT sebagai media dalam proses pembelajaran. Selain itu, memudahkan guru untuk menjelaskan konsep yang sifatnya kompleks dalam proses pembelajaran. Guru akan mendapatkan pengetahuan lebih luas, dapat memberikan motivasi agar guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar dan guru berperan sebagai fasilitator.

 

2) Siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran NHT siswa dapat termotivasi dalam belajar, sehingga siswa dapat meningkatkan konsep peninggalan sejarah. Siswa juga dapat memberikan pengetahuan tentang Sejarah dan dapat berlatih untuk memecahkan suatu masalah, melatih siswa dalam mengambil keputusan yang tepat dalam memecahkan suatu masalah.

 

3) Peneliti

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah serta mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap pemahaman Peninggalan sejarah peninggalan sejarah dari masa Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia.

 

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

 

A.                     Kajian teori

1.                      Hakikiat belajar

A.                 Pengertian belejar

Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai displin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, belajar merupakan kata kunci dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar murid secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Karwono (2011: 85) menyatakan bahwa “Belajar merupakan pengolahan informasi dalam rangka membangun sendiri prngetahuannya. Keberhasilan individu dalam   mengolah informasi merujuk pada kesiapan dan kematangan dalam perkembangan kognitifnya”. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, merubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Berdasarkan pendapat Piaget, dalam proses belajar yang terpenting adalah bagaimana murid atau pembelajarmampu mengembangkan dan mengolah sendiri pengetahuan atau informasi yang diterimanya, sehingga kemampuan yang akan diterimanya akan jauh lebih matang dan lebih berkembang terutama dalam aspek kognitif.

Sedangkan Riyanto (2012: 5) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah sikap sadar seseorang untuk berusaha mendapatkan informasi dengan tujuan merubah tingkah laku, pemikiran, dan kehidupannya berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menurut Suprijono (2013: 5) bahwa hasil belajar adalah:

1) Informasi yang verbal,   yaitu   kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasi- kan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sistesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi     kognitif,     yaitu     kecakapan      menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan masalah.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Kegiatan akhir dalam proses pembelajaran adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh murid. Menurut Sudjana (2012: 22) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki murid setelah menerima pengalaman belajarnya atau tujuan instruksional. Hasil belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama (Susiloningsih, 2016)

Berdasarkan pengertian hasil belajar dan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang bukan hanya mengenai salah satu aspek melainkan perubahan perilaku secara keseluruhan (kognitif diukur degan cara memberikan soal tes di setiap ahir siklus, afektif dan psikomotor diukur dengan cara memberikan skor pada tiap aspek di setiap pertemuan pembelajaran).

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Manusia dalam usahanya selalu menginginkan sesuatu hal yang lebih baik dari sebelumnya. Demikian pula dalam proses pembelajaran, tiap manusia menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Konsekuensinya dari keinginan tersebut terdiri dari dua hal yaitu berhasil atau tidak berhasil.’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’

Menurut Zulkifli (2016: 10) bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu a) faktor yang berasal dari diri sendiri, b) faktor yang berasal dari luar. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1.Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal factor) yaitu :

a.Faktor jasmani baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran dan sebagainya.

b.Faktor psikologis, terdiri dari kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri

c.Faktor kematangan fisik maupun psikis, seperti perkembangan otak, disiplin dan lainnya.

2.Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal factor) yaitu :

a.Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, faktor sosial juga sangat mempengaruhi hasil belajar murid misalnya cara orang tua mendidik,keadaan ekonomi dan begitupun lingkungan tempat tinggal mereka.

b.Faktor adat istiadat yaitu adat kebiasaan, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian juga sangat berpengaruh dalam hasil belajar murid .

c.Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar murid .

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.

2.Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Media merupakan perantara atau pengantar pesan. Asyad (2013:3) menyatakan bahwa:

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat murid mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertia ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasivisual dan verbal

Sudiman (2012:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan murid yang dapat merangsangnya untuk belajar. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian murid sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Pangewa (2012:169) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan murid sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Sanjaya (2016:163) mengemukakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya. Alat-alat seperti radio dan televisi kalau digunakan dan diiprogramkan untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.

Dari beberapa definisi tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima. Sedangkan media pembelajaran adalah seperangkat benda atau alat yang berfungsi sebagai pembawa informasi instruksional yang digunakan sebagai “pembantu” fasilitator atau pengajar (guru) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam suatu proses penyampaian materi pembelajaran kepada murid.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangat penting karena pada masa ini murid masih berpikir konkret, belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidak mampu guru menjelaskan sesuatu bahan itulah dapat mewakili oleh peranan media (Djamarah, 2015:137)

Dari hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru berharap murid akan lebih cepat memahami apa yang di jelaskan guru karena lingkungan lebih dekat dengan murid sehingga murid cepat memahami dan menembuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya.

Sudjana dan Rivai (2013:2) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu :

1. Mengajar akan menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Makna materi pelajaran akan lebih jelas sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa siswa, dan memungkinkan siswa untuk lebih menguasai tujuan pembelajaran.

3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak hanya narasi verbal melalui kata-kata guru. Agar siswa tidak bosan, dan guru jangan sampai kehabisan tenaga apalagi saat guru mengajar setiap pelajaran.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena tidak hanya mendengarkan deskripsi guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Media pembelajaran dapat meningkatkan proses dan hasil pengajaran adalah tentang taraf berfikir siswa. Hal tersebut juga sejalan dengan teori perkembangan mental Piaget, yang menambahkan bahwa terdapat tahap perkembangan mental seorang individu. Tahap manusia berfikir mengikuti tahap perkembangan berfikir dari kongkrit menuju abstrak.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Benda-benda alamiah yang dapat dihadirkan dengan mudah ke sekolah atau dapat ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya alat-alat sekolah, alat olah raga, dan benda-benda disekitar lingkungan (Syamsul, 2014)

Secara umum media pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga jenis, yang menjadi pandangan, media dengar, media dengar-pandang dan gambar. Media pangan dapat berupa benda-benda alamiah, orang kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-benda alamiah, orang dan kejadian (Fathurrahman, 2016:67)

Berdasarkan kutipan diatas menjelaskan bahwa jenis-jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru dealam suatu proses belajar mengajar dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar murid secara maksimal, dan lebih dari itu juga dapat membangkitkan motivasi belajar murid disamping itu bahan bahan belajar dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain. Kemudian dari itu media juga dapat menampilkan objek yang sulit di amati oleh mata telanjang, misalnya mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana (2016)

yakni:

1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru;

3) Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan misi pelajaran;

4) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian murid;

5) Penggunaan media dalam pengajaran lebih di utamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu murid dalam menangkap yang diberikan guru;

6) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar..

Menurut Ahmadi (2015) fungsi media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) Memotivasi minat atau tindakan (2) Menyajikan Informasi. (3) Memberi intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para murid atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan akanmempengaruhi sikap, nilai dan moral.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi media pembelajaran di antaranya pembelajaran akanlebih menyenangkan dan menarik perhatian murid. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat lebih dipahami oleh murid serta memungkinkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Kelebihan Media Pembelajaran

Kelebihan penggunaan alat peraga atau media yaitu : 

1. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik.

2. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya 

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan  

4. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

 

f. kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:

 Kekurangan penggunaan alat peraga atau media yaitu:

1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru. 

2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan  

3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

3. Ilmu penghetauan sosial (ips)

A. Pengertian ilmu penghetauan sosial (ips)

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya². Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan kualitatif². IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial³. IPS juga merupakan studi sosial yang memadukan ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraan³. Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial meliputi berbagai cabang ilmu yang mempelajari manusia dan masyarakat dari berbagai sudut pandang. Beberapa cabang ilmu yang termasuk dalam IPS adalah:

– Administrasi, yang mempelajari fenomena sosial yang berhubungan dengan kerjasama dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan².
– Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat².
– Akuntansi, yang mempelajari suatu aktivitas dalam mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasi, dan mengikhtisar sebuah transaksi ekonomi atau kejadian yang dapat menghasilkan data kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan².
– Arkeologi, yang mempelajari kebudayaan (manusia) purbakala melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan².
– Ekonomi, yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan sumber daya yang terbatas².
– Geografi, yang mempelajari hubungan antara manusia, tempat, dan lingkungan⁴.
– Sejarah, yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu yang berpengaruh terhadap kondisi masa kini⁴.
– Hukum, yang mempelajari sistem norma-norma yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat².
– Filosofi, yang mempelajari hakikat pengetahuan, nilai-nilai, logika, etika, estetika, dan metafisika².
– Ilmu politik, yang mempelajari proses pembentukan dan pelaksanaan kekuasaan politik dalam masyarakat².
– Psikologi, yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia².
– Agama, yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik spiritual manusia².
– Sosiologi, yang mempelajari struktur dan interaksi sosial manusia dalam kelompok-kelompok atau masyarakat².

Selain cabang-cabang ilmu di atas, IPS juga dapat melibatkan materi-materi dari ilmu humaniora, matematika, dan ilmu alam jika relevan dengan topik atau masalah sosial yang dibahas³.

 

 

 

 

 

B.                 Tujuan pembelajaran sejarah

Tujuan ilmu pengetahuan sosial adalah membantu manusia (generasi) muda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang informatif dan rasional sebagai warga negara yang baik dari budaya yang berbeda-beda serta dalam konteks masyarakat yang demokratis dalam dunia yang saling membutuhkan³. Ilmu pengetahuan sosial dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar tentang sejarah, ekonomi, geografi, dan ilmu sosial yang lain³. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai³. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran³.

 

C.                 Manfaat ilmu penghetauan sosial

Ilmu pengetahuan sosial memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Berikut adalah beberapa manfaat ilmu pengetahuan sosial:

– Ilmu pengetahuan sosial dapat membantu kita membayangkan masa depan alternatif yang lebih baik dan lebih demokratis dengan memanfaatkan ilmu sosial dan humaniora¹.
– Ilmu pengetahuan sosial dapat membantu kita memahami keuangan kita dan mengambil keputusan yang rasional dan informatif dalam menghadapi krisis ekonomi atau peluang bisnis¹.
– Ilmu pengetahuan sosial dapat berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan kita dengan mengevaluasi dan meningkatkan layanan kesehatan, rekreasi, dan perawatan sosial yang kita terima¹.
– Ilmu pengetahuan sosial dapat membantu kita mempererat tali silaturahim dengan sesama manusia dengan mengetahui tradisi, budaya, agama, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat².
– Ilmu pengetahuan sosial dapat membantu kita mengembangkan kompetensi kewarganegaraan yang bertanggung jawab, cinta damai, dan peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di sekitar kita³.

 

D.                  Materi Peninggalan Sejarah dalam  ilmu penghetauan sosial

 

Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya. Dengan demikian, suku bangsa dan budayanya juga beraneka ragam. Termasuk juga peninggalan sejarah bangsa kita juga banyak sekali.

Bangsa kita dikenal memiliki budaya yang luhur. Benda-benda peninggalan sejarah nenek moyang bernilai tinggi. Apa saja peninggalan sejarah masa silam tersebut?

 

1.                  Jenis-jenis peninggalan sejarah

Bangsa Indonesia terkenal memiliki budaya yang tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan budaya yang bernilai sejarah, yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati keindahannya.

Jenis-jenis peninggalan sejarah itu antara lain, sebagai berikut.

a. Prasasti

Prasasti adalah piagam yang tertulis di batu atau tembaga. Prasasti biasanya ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa sanskerta. Di Kalimantan Timur terdapat prasasti berbentuk yupa yang menerangkan sejarah kerajaan Kutai.

Yupa adalah tugu batu bertulis. Di Jawa Barat terdapat prasasti Ciaruteun, prasasti Kebon Kopi dan prasasti Tugu peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Di Sumatera Selatan terdapat prasasti Nalanda yang bertuliskan silsilah raja Kerajaan Sriwijaya. Di Jawa Timur terdapat prasasti Padlegan dan prasasti Panumbangan peninggalan kerajaan Kediri.

 

b. Karya Sastra
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha banyak karya sastra yang berupa kitab sastra dan cerita rakyat. Kitab sastra karangan para
pujangga seperti, Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang memuat istilah Pancasila.

Kitab Jangka Jayabaya yang ditulis oleh raja Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang masa depan bangsa Indonesia. Kitab Kutaramanawa yang disusun oleh Mahapatih Gajah Mada dan dipergunakan sebagai dasar hukum kerajaan Majapahit.

Karya sastra yang berupa cerita rakyat atau legenda rakyat misalnya cerita rakyat Bandung Bondowoso dari Jawa Tengah, Malin Kundang dari Sumatera Barat, Putri Cendana dari Nusa Tenggara, Sangkuriang dari Jawa Barat, dan sebagainya.

c. Istana, Keraton, Gedung, Rumah
Istana, keraton, gedung, dan rumahyang memiliki nilai sejarah, seperti Istana Merdeka di Jakarta dan Istana Bogor. Keraton Kasunanan di Surakarta, Keraton Kasultanan di Yogyakarta, dan Keraton Kasepuhan di Cirebon. Gedung kantor berita Domei. Rumah Laksamana Maeda dan rumah Ir. Soekarno di Jakarta, dan lain sebagainya.

d. Monumen
Monumen dibangun sebagai penghormatan terhadap jasa perjuangan para pahlawan, seperti Monumen Proklamator dan Monumen Pancasila Sakti di Jakarta serta Monumen Tempat Tinggal Jenderal Soedirman di Purbalingga.
Selain itu monumen dibangun untuk memperingati peristiwa penting, seperti Monumen Palagan di Ambawara, Monumen Yogya Kembali di Yogyakarta, dan Monumen Tugu di Semarang.

 

e. Masjid dan Gereja
Masjid dan gereja yang bernilai sejarah antara lain Masjid Agung Demak dan Gereja Portugis di Jakarta. Masjid Agung Demak di Jawa Tengah dibuat oleh wali sanga. Masjid ini memiliki keunikan, yaitu salah satu tiangnya terbuat dari tatal (serpihan kayu).

Gereja Portugis di Jakarta dibangun antara tahun 1963 dan 1696. Gereja ini disediakan bagi orang-orang Batavia yang berbahasa Portugis.

 

f. Makam
Makam yang memiliki nilai sejarah antara lain makam raja-raja Tallo di Makasar, makam raja-raja Kasunanan dan Kasultanan di Imogiri Yogyakarta, makam Sentot Alibasa di Bengkulu, makam Sunan Gunungjati di Cirebon, makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur, dan makam Ir. Soekarno di Blitar.

 

g. Benteng
Benteng adalah bangunan yang mempunyai nilai sejarah perjuangan, seperti Benteng Otanah di Gorontalo, Benteng Fort
de Kock di Bukittingi Sumatera Barat, Benteng Holandia, dan Bommel di Jakarta, Benteng Saint John di Ternate serta
Benteng Barombon dan Rotterdam di Makasar Sulawesi Selatan.

 

h. Candi
Candi adalah bangunan kuno terbuat dari batu. Candi digunakan sebagai tempat pemujaan, ibadah atau makam raja-raja. Di Jawa Tengah terdapat Candi Gedongsongo, Candi Borobudur dan Candi Mendut. Candi-candi tersebut adalah peninggalan

Di Daerah istimewa Yogyakarta terdapat Candi Kalasan dan Candi Prambanan peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Lama.

 

2.                  Cara Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah

Cara menjaga kelestarian peninggalan sejarah sebagai budaya bangsa dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Menjaga keutuhan benda-benda peninggalan sejarah.
b. Tidak mencorat-coret dan membuat kotor benda-benda peninggalan sejarah.
c. Tidak mengambil dan memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah sebagai barang antik.
d. Melakukan pemugaran dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya.

Dalam rangka menjaga, melindungi, dan melestarikan benda-benda sejarah dan purbakala, pemerintah menerbitkan ”Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan Penjelasannya”. Dengan bantuan dari

 

3.                  Manfaat Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
Manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peninggalan sejarah antara lain, yaitu:
a. memperkaya khazanah kebudayaan bangsa Indonesia,
b. menambah pendapatan negara karena digunakan sebagai objek wisata,
c. menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang, serta
d. membantu dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan untuk objek penelitian
.

 

B.                 Kerangka pikir

Kondis awal pada penelitian ini masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai IPS dibawah KKM. Kemampuan peserta didik dalam berpikir kreatif juga masih rendah dan belum semuanya berkembang hal itu dapat terlihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang disajikan guru. Pola pikir siswa yang masih yang masih pada tingkat itu saja, proses pembelajaran yang dilaksanakan juga masih pada tingkat menympaikan, memberikan, dan mentransfer ilmu dari guru ke siswa sehingga tidak terbiasa menggunakan kemampuan berpikir, yang kemudian masih sedikit siswa yang dapat memecahkan masalah dengan penyelesaian yang berbeda-beda.

            Untuk mengatasiya permasalahan tersebut maka peneliti menggunakan model pembelajaran NHT (Number head together) dalam proses pembelajaran yaang diterapka pada mata pelajaran IPS. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model ini, guru akan menyajikan permaslahan yang harus dipecahkan siswa, sehingga siswa akan terangsang untuk berpikir secara kreatif karena siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dengan penyelesaian masalah yang beragam yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

 

C.                 Hipotesis tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindak kelas ini dapat dirumuskan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan melalui model NHT (Number head together) pada mata pelajaran IPS di kelas v SD.

 

 

 

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...