Thursday, December 21, 2023

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PADA BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN BANDAR LAMPUNG

 DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAN..................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2  Tujuan Kegiatan........................................................................................... 1

1.3  Tujuan Pembuatan Laporan.......................................................................... 2

1.4  Tempat Pelaksanaan Kegiatan...................................................................... 2

1.5  Waktu Pelaksanaan Kegiatan....................................................................... 3

 

BAB II GAMBAR UMUM OBJEK PKL

2.1 Sejarah Balai Besar Pom di Bandar Lampung............................................... 4

2.2 Struktur Organisasi....................................................................................... 6

2.3 Visi Dan Misi............................................................................................... 6

 

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Dasar Teori.................................................................................................. 8

3.2 Metode Pelaksanaan.................................................................................... 9      

3.3 Pembahasan................................................................................................. 11

 

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 12    

4.2 Saran  ......................................................................................................... 12

 

 

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

LAMPIRAN.................................................................................................... 12

 


 


DAFTAR GAMBAR

 

 

Gambar 1. Struktur Organisasi............................................................................ 6

Gambar 2. Sample 1.......................................................................................... 15

Gambar 3. Sample 2.......................................................................................... 15

Gambar 4. Spiked.............................................................................................. 15

Gambar 5. Baku................................................................................................. 15

 

 

 

 

 

 

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.  LATAR BELAKANG KEGIATAN

Praktik Kerja Lapangan adalah suatu kegiatan dari sekolah kejuruan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merasakan pengalaman di lapangan kerja yang sebenarnya. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini memandukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan kejuruan di sekolah dan program pengusahaan di tempat praktik. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberikan kompetensi keahlian pada peserta kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

 Kompetensi keahlian tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dipelajari dalam kegiatan di sekolah, akan tetapi hal itu dapat dikuasai melalui proses pengerjaan langsung pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan sistem ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang professional di bidangnya.

 Melalui pendidikan sistem ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang professional, laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan dapat menerapkan ilmu yang didapat selama praktik kerja lapangan.

 

1.2.  TUJUAN KEGIATAN

 

Secara umum pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) memiliki tujuan bagi peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) maupun bagi instansi.

 

     1.2.1 Bagi Peserta Praktik Kerja Lapangan adalah:

1.     

 

 

Memberikan pengalaman tentang tuntutan kerja yang menyangkut keterampilan, pengetahuan dan etos kerja;

2.      Dapat melaksanakan tugas di kantor sesuai dengan tugas yang diberikan pembimbing;

3.      Menjadikan wahana guna meningkatkan kemampuan berpikir dan bertindak lebih dewasa;

4.      Membantu untuk dapat memecahkan permasalahan pekerjaan sesuai dengan tingkat penalaran dan keterampilan;

5.      Memperluas pandangan siswa-siswi terhadap jenis pekerjaan yang ada dibidang bersangkutan;

6.      Memberikan motivasi, semangat, kedisplinan dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualifikasi sesuai dengan tuntunan kerja;

7.      Memantau para peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) memperoleh informasi kesempatan keja.

 

1.2.2  Bagi Instansi Praktik Kerja Lapangan adalah:

1.      Membantu memperoleh Sumber Daya Manusia yang handal dalam bidang Kimia Analisis.

2.      Memberikan gambaran tentang kualifikasi calon tenaga kerja professional lulusan Sekolah Menengah Kejurusan (SMK).

 

1.3. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

    Adapun Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk mengumpulkan data tentang hasil kegiatan secara sistematis daya objek untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam kegiatan tersebut. Selain itu kita juga dapat mengetahui waktu kegiatan tempat dan masalah lain yang terkait dengan kegiatan secara menyeluruh.

 

1.4. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

    Berdasarkan keputusan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah, tim penulis ditempatkan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung Jl. Dr.Susilo No.105, Pahoman, Enggal, Kota Bandar Lampung, Lampung 35228.

1.5. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

    Berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolahan Menengah Kejuruan SMK N 8 Bandar Lampung. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.

     Periode pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah 16 Oktober 2023 sampai dengan 22 Desember 2023. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan oleh kelas XII Kimia Analisis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PKL

 

2.1. SEJARAH BALAI BESAR POM DI BANDAR LAMPUNG

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat kesehatan. Dengan menggunakan teknologi modern, industri-industri tersebut kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan "range" yang sangat luas.

Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin tipis dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat.

Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.

Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.

 

 

Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk BPOM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi.

Kedudukan BBPOM di Bandar Lampung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, dipimpin oleh seorang Kepala yang secara teknis dibina oleh Deputi dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Utama. BBPOM di Bandar Lampung dikategorikan sebagai Balai Besar POM. Selain mengatur tentang kategori Balai dan struktur organisasi, juga dibentuk Loka POM di Kabupaten Tulang Bawang.

Sebagai pelaksanaan amanah penyederhanaan birokrasi pada akhir tahun 2020 Badan POM telah menjalankannya yang tentunya terjadi perubahan SOTK baru yang dituangkan dalam Peraturan BPOM No.22 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pada tanggal 13 Oktober 2021 dikeluarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 23 Tahun 2021. Adapun total catchment area Balai Besar POM di Bandar Lampung terdiri dari 18 Kabupaten/Kota, dengan rincian 15 kabupaten/kota merupakan catchment area BBPOM di Bandar Lampung, sedangkan 3 kabupaten /kota merupakan catchment area Loka POM di Kabupaten Tulang Bawang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.2. STRUKTUR ORGANISASI

GAMBAR 1. STRUKTUR ORGANISASI BBPOM DI BANDAR LAMPUNG

 

2.3. VISI DAN MISI

Visi

Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong.

Misi

1.      Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan mengembangkan kemitraan bersama seluruh komponen bangsa, dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia.

2.       Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan terhadap UMKM, dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif, dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa.

3.       Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan , serta penindakan kejahatan Obat dan Makanan melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam rangka Negara Kesatuan guna perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

4.      Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk memberikan pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan Makanan.

 

Tujuan:

Mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

 

3.1 DASAR TEORI

 

Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan penting untuk sebagian besar wanita. Selain untuk alasan kecantikan, kosmetik sering dikaitkan dengan profesionalitas dimana para pekerja profesional dituntut untuk berpenampilan menarik sehingga pemakaian kosmetik menjadi salah satu cara untuk menunjang penampilan. Kosmetik tidak hanya peralatan untuk merias wajah. Kosmetik seperti produk perawatan tubuh atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh. Atas dasar tersebut, banyak industri kosmetik terus berusaha memenuhi kebutuhan konsumen akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi produk yang disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan.

Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya.Misalnya harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan,umur dan jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidakdiinginkan. Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untukmengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar. Maka dari itu perlu penjelasan lebih terperincimengenai kosmetik (Djajadisastra, 2005).

 

 

Dalam kadar yang sedikitpun merkuri dapat bersifat racun. Mulai dari perubahan warna kulit, bintik-bintik hitam, alergi,iritasi, serta pada pemakaian dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin. Bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diaredan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (BPOM RI, 2007).

 

 

 

            Merkuri dalam kosmetik di uji sebagai kation Hg2+ secara kualitatif. Identifikasi ion Hg2+ dilakukan dengan tiga uji, yaitu dengan NaOH, HNO3 dan KI, dan kawat tembaga (Cu).

1. Identifikasi dengan Natrium hidroksida (NaOH)

Apabila Natrium hidroksida (NaOH) ditambahkan dalam jumlah sedikit maka akan membentuk endapan merah kecoklatandengan komposisi yang berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida

2. Identifikasi dengan Kalium iodida (KI)

Apabila Kalium iodida (KI) ditambahkan perlahan-lahan kedalam larutan maka akan membentuk endapan merah merkurium (II) iodida

3. Idenifikasi dengan kawat tembaga (Cu)

Lembaran tembaga yang dimasukkan kedalam larutan akan mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya

 

 

3.2 METODE PELAKSANAAN

 

1.) Alat dan bahan

Alat:

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Timbangan analitik

5. Hot plate

6. Batang pengaduk

7. Batang tembaga

8. Amplas

9. Gelas beker 50 mL

10. Gelas ukur 50 mL

 

 

 

Bahan:

1. Sample body lotion kosmetik

2.  Hcl 6 N pekat

3. Aquades

 

2.) Prosedur kerja identifikasi raksa

1.      Larutan Uji

sejumlah lebih kurang 2 g sampel ditimbang saksama dalam gelas piala yang sesuai, ditambahkan 20 mL larutan HCl 6 N (Larutan A)

2.       Larutan Baku

Raksa (II) klorida ditimbang saksama lebih kurang 0,3 g, dimasukkan ke labu tentukur 10 mL, dilarutkan dan diencerkan dengan aqua bebas mineral hingga tanda. Larutan kemudian dikocok homogen (larutan b). Dipipet 70 μL larutan b dan dimasukkan ke dalam 20 mL larutan HCI 6 N (Larutan B).

3.       Larutan Spiked Sample

Sejumlah lebih kurang 2 g sampel ditimbang saksama dalam gelas piala yang sesuai, ditambahkan 70 μL larutan b dan 20 mL larutan HCI 6 N (Larutan C).

4.      Cara penetapan

Batang tembaga yang terlebih dahulu dibersihkan /diamplas hingga mengkilap dicelupkan ke dalam larutan A, B dan C, kemudian dipanaskan di atas tangas air pada suhu 95°C selama 45 menit. Batang tembag dikeluarkan dari larutan tersebut, dibersihkan dengan air mengalir dan dikeringkan dengan tissue. Dilakukan pengamatan pada batang tembang.

5.       Interpretasi hasil

Terbentuk lapisan berwarna perak mengkilap pada batang tembang menunjukkan adanya raksa

 

 

 

 

 

 

3.) Persyaratan;

Produk kosmetik tidak boleh mengandung raksa.

 

3.3 Pembahasan

Pada percobaan identifikasi raksa pada sediaan body lotion secara analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan batang tembaga melalui reaksi warna dengan Raksa (II) klorida. Pada percobaan kali ini Sampel yang digunakan adalah handbody. ditimbang sebanyak 2 g sampel duplo dan spiked dengan gelas beker 50ml menggunakan neraca analitik lalu di tambahkan 20ml HCL 6 N. diaduk sampai larut lalu di masukkan ke dalam tabung reaksi. menimbang baku raksa II klorida sebanyak 0,3 g menggunakan neraca analitik lalu di masukkan kedalam labu ukur 10ml. lalu dilarutan dengan aquades sampai tanda tera. larutan dikocok sampai homogen lalu di pipet 70μL dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambah 20ml HCL 6 N. larutan Spiked yang sudah ditimbang tadi juga ditambahkan 70μL larutan baku dan 20ml HCL 6 N lalu masukkan ke tabungan reaksi.

Kemudian batang tembang yang sudah di bersihkan/ amplas hingga mengkilap dicelupkan kedalam larutan sampel, Spiked dan baku. kemudian dipanaskan di atas tanggas air pada suhu 90°C selama 45menit. jika sudah 45menit Batang tembaga dikeluarkan dari larutan tersebut, lalu dibersihkan di air yang mengalir dan keringkan dengan tissue. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap batang tembaga. Dari hasil pengujian sampel, sampel dinyatakan negatif mengandung merkuri.

 

v  Larutan Spiked merupakan larutan sampel yang ditambahkan dengan standar.

v  Larutan baku adalah suatu larutan yang mengandung konsentrasi yang diketahui secara tepat dari unsur atau zat.

 

Perhitungan pembuatan larutan HCl 6N dari pekatnya 12N sebanyak 100ml

V1 . N1 = V2 . N2

V1 . 12 = 100 . 6

X = 100 .6 / 12  =  50

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

 

4.1 KESIMPULAN

1.      Pada Praktikum indentifikasi raksa ini digunakan metode kawat tembaga (Cu) pada metode ini kawat tembaga (Cu) dicelupkan dalam fase air bila terjadi logam metalik/ cermin maka dinyatakan positif mengandung merkuri (Hg)

2.      Dari hasil pengujian yang dilakukan disimpulkan bahwa sampel yang diuji Memenuhi Syarat karena tidak mengandung merkuri

 

 

4.2 SARAN

1.      Diharapkan Praktikum selalu menggunakan APD yang lengkap selama di laboratorium

2.      Diharapkan Praktikum yang akan datang dapat mengikuti secara baik dan mencatat hasil yang didapatkan.

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 


Adzkia, A. (2018, Februari 9). Kosmetik Rerlarang Masih Bebas di Pasaran.

https://beritagar.id/artikel/berita/kosmetik-terlarangmasih-bebas-di-pasaran

Afrillia, D. (2018). Waspada terhadap Edaran Kosmetik Palsu. Lokadata.ID.

https://lokadata.id/artikel/waspada-terhadap-edaran-kosmetik-palsu

Ajzen, I. (1991). Organizational Behavior and Human Decision Processes. Community Dental Health, 50, 179–211.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and Behavior (Second Edition). Open University Press.

Ajzen, I. (2006). Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations. 14.

Arikunto, S. (2002). Metode Penelitian. PT Rineka Cipta.

Aziz, N. N. A., & Wahab, E. (2013). Understanding of Halal Cosmetics Products: TPB Model.

Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan Validitas: Third Edition. Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2014). Dasar-Dasar Psikometri. Pustaka Pelajar.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). Siaran Pers Temuan Kosmetik Ilegal dan Mengandung Bahan Dilarang atau Bahan Berbahaya serta Obat Tradisional Ilegal dan Mengandung Bahan Kimia Obat. Badan Pengawas Obat dan Makanan.

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...