Thursday, December 21, 2023

MAKALAH RANCANGAN PENULISAN KARYA KRITIK SASTRA

 

 PENDAHULUAN

 

A.    Latar belakang

     Kritik sastra mencakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya sastra. Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh kritikus sastra. Penting bagi seorang kritikus sastra untuk memiliki wawasan mengenai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan karya sastra, sejarah, biografi, penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang terkait. Kritik sastra memungkinkan suatu karya dapat dianalisis, diklasifikasi dan akhirnya dinilai.Seorang kritikus sastra mengurai pemikiran, paham-paham, filsafat, pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra. Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan alasan-alasan dan bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam penilaiannya. Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra, jenis kritik sastra dapat dibedakan menjadi kritik mimetik,kritik pragmatik, kritik ekspresif, kritik objektif. Dalam mengkritik yang baik dan benar diperlukannya langkah-langkah yang tepat. Oleh sebab itu, di makalah ini akan dibahas tentang langkah-langkah membuat kritik sastra yang baik dan benar yang berdasarkan pendekatan yang digunakan.

     

B.    Rumusan masalah

1.      Apa saja rancangan dalam penulisan karya kritik sastra?

2.      Apa saja teknik menulis kritik sastra ?

 

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa saja rancangan dalam kritik sastra

2.      Untuk mengetahui teknik-teknik dalam kritik sastra

 

 

 

PEMBAHASAN

A. Rancangan Dalam Menulis Karya Kritik Sastra    

Menurut Mahayana (2015) merancang penulisan kritik sastra, sebagai berikut:

1)      Membaca secara teliti karya yang hendak dikritik. Seorang pembaca hendaknya menyelesaikan seluruh karya yang hendak dikritik secara tuntas tanpa berpegang pada pemahaman karya berdasarkan informasi dari orang lain.

2)      Meminimalkan adanya miskomunikasi antara pembaca dan teks sastra ketika proses pembacaan. Ketika melakukan pembacaan karya sastra, penikmat atau kritikus tidak bisa menyelami dunia yang disajikan dalam teks, dapat dikatakan sedang terjadi miskomunikasi, dalam proses ini tidak boleh dipaksakan oleh pembaca. Alternatif yang dapat dilakukan dengan cara mengganti karya sastra tersebut atau dengan memberi jeda dalam proses pembacaan.

3)      Memberikan catatan atau tanda pada karya sastra. Berguna menunjukkan suatu hal yang berpengaruh, khas, meragukan, dan yang diduga sebagai "sinyal" penulis karya sastra dalam menyampaikan tema, pesan, atau estetika teks. Pada kegiatan ini, pembaca atau kritikus diharuskan untuk menjadi pembaca yang kritis. Selain menandai pada bagian yang dianggap penting, perlu kiranya juga menyusun pertanyaan yang menjadi alat analisis dalam menulis kritik.

4)      Memahami secara kompleks karya yang bersangkutan. Memerlukan lebih dari dua kali pembacaan teks sastra guna mendapatkan pemahaman yang tidak hanya berhenti pada kelebihan dan kelemahan suatu karya saja, tetapi juga harus diungkapkan letak dan hal apa yang menjadi kelebihan dengan porsi yang lebih luas dan mendalam dibandingkan kekurangannya.

5)      Menuliskan kritik dengan tidak memunculkan konteks karya, agar tidak menjadi kajian yang lebih luas.

6)      Memilih jenis kritik dalam menyampaikan kritik sastra. Kritikus sastra bebas memilih jenis kritik apa yang akan digunakan dalam menuliskan kritik terhadap karya yang dibaca. Kritikus dapat menuangkan menjadi bahan persiapan analisis dalam mengungkapkan kekayaan teks yang dikaji, dapat mengambil bagian teks yang sudah ditandai atau menarik dengan penjelasan berdasarkan teori. Dengan demikian, teks yang dikaji dengan alat bedah yang digunakan akan menyatu.

7)      Kritikus yang memilih jenis kritik apresiatif dapat diawali dengan membuat deskripsi tentang resume, sinopsis, atau ikhtisar dari karya yang sudah dibaca. Deskripsi ini supaya pembaca mendapatkan pengetahuan serta gambaran tentang karya sastra beserta isinya.

8)      Kritikus menyajikan deskripsi, analisis, interpretasi dan evalusi.

9)      Menampilkan kutipan untuk memperkuat analisis dan penafsiran. Penyajian kutipan ini penting dilakukan untuk menunjukkan alat bukti analisis, baik berupa argumentasi, teks sastra, ataupun sumber teori yang digunakan.

 

 

B. Teknik Menulis Kritik Sastra Tingkat Pemula

Kritik sastra tingkat ini menjadi rekomendasi bagi seseorang yang mulai belajar memberikan kritik dengan baik terhadap suatu karya sastra. Hal ini dikarenakan langkah- langkahnya mudah dan tidak membutuhkan bermacam- macam metode dan teori. Berikut adalah langkah-langkah melakukan kritik:

 

a. Membaca karya sastra dengan teliti.

Kegiatan membaca disebutkan oleh Golden sebagai langkah awal dari penulisan kritik. Kegiatan membaca dilakukan supaya kita dapat mengetahui bagaimana kondisi tokoh dalam karya sastra. Kondisi yang dimaksud adalah tentang apa yang dirasakan, alasan sebuah tindakan, sampai tujuan tokoh dalam karya sastra, baik itu novel, cerpen, atau puisi.

 

b. Membuat bagan pembantu.

Bagan berfungsi sebagai pembantu dalam merapihkan penataan plot dan tokoh agar Anda kita dapat memikirkan teksnya. Ada berbagai cara untuk membuat bagan supaya Anda dapat menata pengamatan Anda. Beberapa di antaranya dengan menggunakan bagan jaring ide, diagram Venn, dam grafik T.

 

c. Memikirkan makna harfiah

Setelah Anda selesai membaca karya sastra, pikirkan tentang apa yang dilakukan setiap karakter dan bagaimana setiap tindakan berkontribusi pada plot. Lihatlah diagram Anda untuk memahami apa yang terjadi di dalam buku.

 

Jangan mencoba untuk memutuskan apa yang penulis katakan pada saat ini. ceritanya. ., tapi perhatikan aksi dan jalan ceritanya.

 

d. Mencari unsur sosial (masyarakat) yang mungkin terdapat dalam karya sastra.

Setelah sangat memahami peristiwa-peristiwa dalam buku, Anda dapat bereksperimen memahami apa yang penulis sedang tunjukkan tentang sifat manusia melalui tokoh dan tindakan mereka. Hal ini juga dapat dinamakan dengan tema. Sebagai contoh, dalam Malin Kundang, mengapa Ibu mengutuk Malin menjadi batu? Apa yang ingin dilihatkan oleh tindakan ini tentang sifat manusia? Begitu pun seperti mengapa Malin tidak mengakui bahwa perempuan tua itu adalah ibu kandungnya?

 

e. Menyusun pertanyaan tesis

Setelah Anda memilih pelajaran yang dapat dipelajari pembaca dari sebuah karya sastra, sekaranglah waktunya untuk membuat pernyataan tesis.

 

Format tesis dapat terlihat seperti ______ benar karena dan ______.

Format tersebut dapat dijelaskan dengan bagian kosong pertama adalah pendapat Anda. Misalnya, Malin mengajarkan bahwa berusaha adalah awal dari kesuksesan. Bagian kosong lainnya menyatakan alasan atau rasionalisasi yang bersumber bukti tekstual dalam karya sastra tersebut.

 

f. Carilah bukti untuk mendukung tesis dalam literatur. Lihat lagi grafik Anda dan cari peristiwa yang mengungkapkan semua alasan mengapa tesis Anda benar. Soroti peristiwa ini dan pastikan Anda mencatat nomor halamannya. Peristiwa tersebut dapat ditulis dengan ringkas atau dengan kutipan langsung dari buku.

g. Membuat kerangka esai

Buatlah konsep kerangka esai menggunakan pernyataan tesis Anda. Hal ini dimaksudkan supaya esai dibuat secara terstruktur. Garis besar harus memiliki angka Romawi untuk setiap paragraf dan nomor reguler untuk bagian dari setiap paragraf. Kerangka dapat diisi dengan kalimat yang memiliki topik dan peristiwa dari karya sastra yang mendukung setiap paragraf dan kalimat yang lain.

 

h. Menulis esai

Tahap ini dapat diselesaikan dengan lebih mudah jika telah mempersiapkan kerangka secara rinci. Tulis minimal lima paragraf. Tambahkan pernyataan tesis di akhir paragraf pertama, dan setiap paragraf utama berisi satu atau dua atau dua contoh kutipan dari teks. Pastikan Anda memperkenalkan setiap kutipan dan kemudian menjelaskan kutipan di bagian utama. Tutup esai dengan paragraf terakhir. Paragraf ini berisi ringkasan esai yang ditulis hanya dengan beberapa kalimat.

 

i. Merevisi

Pastikan Anda menyunting esai Anda. Carilah kesalahan ketik, tanda baca, dan tata bahasa. Kesalahan-kesalahan tersebut harus diperbaiki. Anda dapat meminta bantuan orang lain untuk membantu menemukan kesalahan- kesalahan tersebut.

 

C. Teknik Menulis Kritik Sastra Tingkat Lanjut

1) Membaca karya sastra secara kritis

Jika Anda membaca karya sastra dengan tujuan untuk mengkritiknya, baik itu puisi, cerita pendek, atau novel, bacalah dengan pikiran aktif. Artinya, Anda harus mengajukan pertanyaan sambil membaca. Hal tersebut adalah yang dimaksud dengan membaca kritis.

 

2) Melakukan evaluasi sambil membaca

Selain mencatat ketika ide-ide penting muncul di margin teks, tulislah ide-ide dan topik-topik penting di selembar kertas saat Anda membaca, dengan mencatat nomor halaman. Anda juga harus melihat teks dalam konteks mental kritis, seperti menilai kejelasan, ketepatan, dan relevansi pekerjaan. dengan masyarakat saat ini. Nilailah elemen karya saat Anda membaca, seperti plot, topik, pengembangan karakter, latar, simbol, konflik, dan sudut pandang. Pikirkan tentang bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi untuk membentuk tema utama.

 

3) Menelaah aspek mana yang harus ditulis

Sebelum memutuskan tesis, atau bahkan menulis tesis dari awal, Anda perlu mempertimbangkan aspek tesis apa yang ingin Anda tulis. Tinjau catatan bacaan Anda dan lihat apakah Anda memperoleh ide dari pekerjaan tersebut dan sertakan ide tersebut dalam ulasan Anda.Anda mungkin ingin memilih topik pekerjaan yang paling menggerakkan Anda dan mengkritik seberapa baik penulis menyajikan topik itu melalui elemen yang dia nilai dalam catatannya. Ada banyak cara untuk melakukan review, antara lain:

a) Membuat daftar,

b) Memetakan dengan jaring,

c) Menulis bebas, misalnya, Saat Anda membaca Pride and Prejudice, Anda mungkin merasa bahwa karakter Mr., yang memiliki nama yang sama dengan penulisnya, memiliki alasan untuk menyelidiki argumen bahwa Austen mungkin lebih menyukai dia.) Buat daftar, situs web, atau yang gratis Font dengan ide-ide seperti itu.

 

4) Merumuskan pernyataan tesis

Setelah menyelesaikan daftar periksa tinjauan dan memilih perspektif kritis (berdasarkan pengamatan Anda sendiri dan teori kritis), Anda harus mengembangkan pernyataan tesis yang bermanfaat. Tesis yang "berguna" adalah tesis yang dapat dimodifikasi selama pembuatan esai dan disesuaikan dengan tulisan Anda.

 

 

 

5) Membuat kerangka

Anda harus selalu menggunakan garis besar karena Anda perlu mengatur pemikiran Anda secara logis agar kritik Anda masuk akal dan dapat dipercaya. Struktur mengandung unsur-unsur seperti pernyataan tesis, bagian utama paragraf utama, serta kutipan dan contoh dengan nomor halaman.Langkah ini membuat penulisan esai yang sebenarnya jauh lebih mudah karena semua penelitian Anda sudah diatur di satu tempat.

 

6) Memilih kutipan dan pola yang mendukung tesis

Saat membuat kerangka, Anda dapat mulai dengan memilih kutipan langsung dan contoh dari teks itu sendiri (sumber utama) dan penelitian Anda (sumber sekunder). Jika Anda menyertakan frasa topik di setiap paragraf isi, Anda dapat menambahkan tanda kutip yang sesuai untuk membantu mendukung setiap gagasan.

 

7) Mencari kritik lain yang mendukung tesis Anda

Untuk menulis ulasan yang kuat, Anda perlu mencari sumber luar yang setuju dengan Anda. Ini meningkatkan kredibilitas penalaran Anda dan menunjukkan bahwa Anda memiliki kekuatan mental untuk berpikir kritis tentang apa yang Anda baca. Sumber eksternal juga dikenal sebagai sumber sekunder dan Anda perlu memastikan bahwa sumber tersebut dapat dipercaya, ulasan di majalah sastra atau artikel majalah, buku yang diterbitkan dan bab buku.

 

8) Menggunakan kerangka untuk menulis

Setelah Anda mengumpulkan hasil penelitian Anda, membuat pernyataan tesis Anda dan menyelesaikan garis besar rinci, sekarang saatnya untuk menulis ulasan Pada titik ini Anda memiliki banyak informasi dan seluruh organisasi selesai.

 

9) Memperhatikan ketentuan penugasan dan pedoman gaya.

Jika kritik yang Anda tulis merupakan sebuah tugas dari suatu kegiatan pembelajaran, maka pastikan Anda mengikuti panduan pengajar untuk tugas tersebut. Misalnya, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan khusus, menyesuaikan jumlah halaman atau jumlah kata yang harus dipenuhi. Format dari karya tulis yang berisi kritik sastra pun harus memperhatikan panduan pengajar apabila kondisinyaseperti di atas.

 

10) Mendiskusikan kutipan Anda

Karya tulis Anda harus menyertakan kutipan dari sumber utama (karya sastra itu sendiri) dan dari sumber sekunder (artikel dan bab yang mendukung argumen Anda). Pastikan Anda harus mengutip dari sumber utama (karya sastra itu sendiri) dan sumber sekunder (artikel dan bab yang mendukung alasan Anda). Pastikan untuk menganalisis setiap kutipan yang disertakan untuk mengungkapkan pendapat Anda sendiri daripada mengulangi pendapat orang lain. Dengan kata lain, Anda harus bisa berdiskusi, baik dengan diri sendiri atau orang lain, dengan tujuan mencari pengertian dan kalimat Anda sendiri.

 

11) Melakukan revisi kritik

Proofreading, editing, dan proofreading adalah bagian penting dari proses penulisan dan harus dilakukan sebelum mengirimkan atau menerbitkan tinjauan pustaka. Saat meninjau, akan sangat membantu jika orang lain meninjau karya atau membacanya sendiri jika terjadi kesalahan yang tidak disengaja.., kalimat canggung dan organisasi yang buruk.

 

D. Contoh Kritik Sastra Puisi

Berikut contoh kritik puisi metode ganzheit dan analitik pada puisi izinkan karya Rabindranath Tagore. Izinkan Oleh: Rabindranath Tagore

 

izinkan aku berdoa bukan agar terhindar dari bahaya, melainkan agar aku tiada takut menghadapinya.

Izinkan aku memohon bukan agar penderitaanku hilang melainkan agar hatiku teguh menghadapinya,

Izinkan aku tidak mencari sekutu dalam medan perjuangan hidupku melainkan memperoleh kekuatanku sendiri.

 

Izinkan aku tidak mengidamkan dalam ketakutan dan kegelisahan untuk diselamatkan, melainkan harapan dan kesabaran untuk memenangkan kebebasanku. Berkati aku, sehingga aku tidak menjadi pengecut dengan merasakan kemurahan-Mu dalam keberhasilanku semata, melainkan biarkan aku menemukan genggaman tangan-Mu dalam kegagalanku. Menurut Andre Harjana, langkah-langkah menelaah puisi dapat melalui (1) struktur karya sastra, (2) penyair dan kenyataan sejarah, (3) telaah unsur-unsur, dan (4) sintesis dan interpretasi (Waluyo, 1995, hal. 146).

 

a. Struktur Global Puisi

Puisi ini adalah jenis puisi modern, hal ini tergambar dalam struktur baris dan baitnya. Pada tiap bait kecuali bait keempat terdiri dari tiga baris. Tema puisi ini doa seorang hamba pada Tuhannya, di dalam puisi ini Rabindranath Tagore berdoa dengan tidak meminta sesuatu. Rabindranath berdoa dengan cara yang merenda dalam arti sebenarnya, la menyadari jika dirinya hanyalah hamba yang tidak memiliki hak atas Tuhannya. Sehingga dalam puisi ini ia hanya meminta izin pada Tuhannnya agar diberi kekuatan untuk mengahadapi kenyataan hidup atau takdir yang telah ditetapkan oleh-Nya. "Izinkan aku berdoa bukan agar terhindar dari bahaya, melainkan agar aku tiada takut menghadapinya", kalimat ini adalah kalimat seorang yang telah memahami arti kata "hamba". Berapa banyak orang berdoa meminta agar diberikan ini dan itu, seakan-akan ia mempunyai hak terhadap Tuhan.

 

Pada baris selanjutnya Rabindranath terus memohon izin dengan kata "izinkan" pada tiap doanya. Puisi ini seakan memberikan pesan pada pembacanya agar kembali menyadari diri sebagai hamba. Seorang hamba, tidak memiliki hak apa pun pada Tuhannya. Seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan dengan kepatuhan. Seorang hamba menerima semua yang ditimpakan oleh Tuhannya tanpa mengeluh pada takdir. Seorang hamba hanya dapat memohon izin pada Tuhannya agar diberikan sesuatu, sehingga ketika sesuatu itu tidak diberikan ia akan menerimanya dengan tulus dan ketika diberikan ia akan bersyukur. Pada baris terakhir Rabindranath berkata "Berkati aku, sehingga aku tidak menjadi pengecut dengan merasakan kemurahan-Mu dalam keberhasilanku semata, melainkan biarkan aku menemukan genggaman tangan-Mu dalam Kata "berkati" dalam kalimat itu bermakna ia memohon berkah dari Tuhan agar ia diizinkan menjadi manusia yang kuat agar ia dapat menjalani takdir.

 

b. Penyair dan Kenyataan Sejarah

Rabindranath Tagore (Bengali: Rabindranath Thakur, Jahir 7 Mei 1861 di Jorasanko, Kolkata, India, la meninggal pada 7 Agustus 1941 pada usia 80 tahun. Rabindranath, juga dikenal sebagai Gurudev, adalah seorang Bengali Brahmo Samaj, penyair, dramawan, Filsuf, artis, musisi, dan pernulis. Lahir dalam keluarga Brahmana Bengali, yaitu, Brahmana yang tinggal di wilayah Bengal, sebuah wilayah anak benua India antara India dan Bangladesh. Tagore adalah orang Asia pertama yang menerima Hadiah Nobel untuk Sastra (1913).

 

Rabindranath mulai menulis puisi pada usia delapan tahun, menggunakan nama samaran "Bhanushingho" (Singa Matahari) untuk penerbitan karya puitis pertamanya pada tahun 1877.Tagore dan ayahnya meninggalkan Kalkuta pada 14 Februari 1873 untuk perjalanan panjang di India selama beberapa bulan, Rabindranath mempelajari sejarah, astrologi (astronomi), sains dan bahasa Sansekerta, serta mempelajari dan mempelajari sastra klasik Kalidasa. la menjadi tokoh terkemuka pada tahun 1877 ketika ia menelurkan beberapa karya, termasuk puisi panjang gaya Maithili yang ia rintis di Vidyapati. Rabindranath memiliki jiwa petualang. Antara 1878 dan 1932 ia mengunjungi lebih dari tiga puluh negara di lima benua, perjalanan ini sangat penting untuk mempresentasikan karya-karyanya dan juga untuk mempresentasikan ide-ide politiknya kepada non- Bengal. Rabindranath juga seorang musisi dan pelukis berbakat yang menggubah dan menulis sekitar 2.230 lagu. Rabindranath berteman dengan banyak tokoh dunia pada masa itu, diantaranya adalah Mahatma Gandhi, Albert Einstein, Shah Reza Pahlevi, dan tokoh dunia lainnya. la hidup pada zaman kolonial, di mana negranya India, sedang oleh Inggris.

 

Sajak dan puisi Rabindranath sangat bervariasi dalam gaya, dari gaya klasik formal hingga gaya jenaka, imajinatif, dan ceria, dan melanjutkan sekolah penyair Vaisnava (Bujangga Vaishnavas) pada tahun 1516. Pengaruh ini tercermin pada puisi "Izinkan" ia lebih mengedepankan pengalaman pribadinya. Pada puisi ini ia tidak menggambarkan kondisi sosial masyarakat pada saat itu. Puisi ini bersifat religius pribadi.

 

Puisi ini diperkirakan ditulis Selama tinggal di Shelidah puisinya menekankan kekuatan surat, berbicara melalui maner manus (orang di hati) atau meditasi jivan devata (Tuhan dalam jiwa). Karakter ini kemudian membentuk hubungan dengan ketuhanan melalui daya tarik alam semesta dan keadaan emosional yang saling mempengaruhi dalam drama kehidupan manusia.

 

Bahasa yang digunakan dalam puisi ini adalah bahasa yang sederhana, sehingga pembaca dengan mudah dapat mengerti maksud dari pengarang. Rabindranath tidak menggunakan bahasa kiasan, hal ini memang mengurangi nilai sebuah puisi, namun walaupun puisi ini diungkapkan dengan bahasa yang eksplisit puisi ini tidak kehilangan nilainya. Karena puisi ini menggunakan bahasa yang eksplisit, maka makna dalam puisi ini juga seperti makna kata asalnya.

 

Diksi yang digunakan dalam puisi ini adalah diksi yang bernada muram (Izinkan, memohon, ketakutan, dan kegelisahan) kemudian dinetralkan oleh diksi yang bernada semangat (menghadapinya, teguh, kekuatanku, harapan, dan kebebasanku). Diksi yang digunakan diawali oleh diksi bernada muram kemudian diikuti oleh diksi yang bernada semangat.

 

 

 

c. Struktur Batin

Tema puisi ini adalah doa seseorang hamba pada Tuhannya. Pada bait pertama seorang hamba meminta izin agar berdoa dengan nada berikut "Izinkan aku berdoa bukan agar terhindar dari bahaya, melainkan agar aku tiada takut menghadapinya". Dalam kalimat ini pengarang meminta izin pada Tuhannya agar berdoa tanpa meminta, tetapi diberi kekuatan agar dapat menjalani hal yang ditakdirkan. Begitupula pada bait kedua dan ketiga. Pada bait terakhir ia berkata memohon agar diberkati "Berkati aku, sehingga aku tidak menjadi pengecut dengan merasakan kemurahan-Mu dalam keberhasilanku semata, melainkan biarkan aku menemukan genggaman tangan-Mu dalam kegagalanku" sekali lagi ia memohon kemurahan Tuhannya agar ia dapat memahami maksud dari takdir yang ditetapkan padanya.

 

d. Sintesis dan Interpretasi

Puisi ini adalah puisi lugas dalam bentuk monolog, pengarang berbicara pada Tuhannya agar ia diberi kekuatan untuk menjalani takdir. Sebagai puisi lugas, intensitas bahasa yang digunakan tidak terlalu padat. Bahasa yang digunakan adalah bahasa-bahasa pembanding kemuraman dan semangat. Puisi ini mengambil nilai dari jenis sastra sufistik. Jenis sufistik terlihat jelas dari tema yang ditampilkan. Puisi ini berisikan hubungan antara hamba dan Tuhannya. Bahas yang digunakan adalah bahasa yang bersifat pasrah, bukan bahasa yang mendikte.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

A.     Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa dalam mengkritik sastra terdapat teknik-teknik yang harus di ikuti agar memberikan kritik yang baik. Kritik sastra tingkat ini menjadi rekomendasi bagi seseorang yang mulai belajar memberikan kritik dengan baik terhadap suatu karya sastra. Hal ini dikarenakan langkah- langkahnya mudah dan tidak membutuhkan bermacam-macam metode dan teori.

 

B.     Saran

Pengalaman ini sangat berguna bagi penulis sebagai seorang guru, karena lewat pengkajian ini pemahaman tentang hubungan antara ketiga disiplin ilmu Sejarah Sastra, Kritik Sastra dan Sastra semakin diperkaya. Pengkajian yang sederhana ini diharapkan dapat diperkembangkan menjadi sesuatu yang berguna bagi kemajuan bersastra dan kegiatan ilmiah penulis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...