TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
(Prof. Dr. H. Prayitno,
M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti)
BAB I
LATAR BELAKANG
Pembangunan
nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan
membangun seluruh masyrakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi
tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modenisasi (termasuk globalisasi,
industrialisasi, dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan informasi) terutama seklai ialah untuk
mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan hakikat kemanusiannya.
Hakikat
kemanusian dapat ditinjau dari empat dimensi kemanusiaan: dimensi
individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas. Tinjauan dari kedua
sisi itu akan memprlihatkan betapa manusia amat berpoensi untuk
memperkembangkan dirinya, untuk menguasai alam, dan untuk mengembangkan budaya
setinggi-tingginya demi kebahagian hidupnya di dunia dan akhirat.
Pengembangan manusia
seutuhnya , baik manusia sebagai kumpulan orang-orang maupun sebagai individu,
bertitik tolak dari kedua sisi hakikat kemanusian itu. Manusia perlu
memprkembangkan diri sehingga ketinggian derajat dan keindahan dirinya serta
keempat dimensi kemanusiannya itu benar-benar terwujud. Manusia yang utuh baik
menurut, psikologi, maupun sosial-budaya, pada dasarnya adalah mereka yang
telah berhasil mewujudkan keempat dimensi kemanusian secara selaras, serasi,
dan seimbang.
Pengembangan
manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan dan kegagalan dijumpai
dalam upaya pengembangan tersebut. Sumber-sumber rintangan dan kegagalan itu
ada yang berasal dari sifat manusia yang sering kali melampaui batas.
Pendidikan yang
pada dasarnya mengupayakan pengembangan manusia seutuhnya serta tidak terhindar
dari berbagai sumber rintangan dan kegagalan tersebut perlu diselenggarakan
secara luas dan mendalam mencakup segenap segi kehidupan manusia, baik di dunia
maupun akhirat. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai
untuk menjawab tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan
mendalam.pelayanan bimbingan dan konseling merupakan unsur yang perlu dipadukan
ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh, baik disekolah, maupun diluar
sekolah.
Dalam rangka
pembangunan pendidikan nasional, pemerintah Indonesia telah memberlakukan
undang-undang tentang sistem pendidikan nasional beserta berbagai aturan
pelaksanaannya yang mencakup di dalamnya pelayanan bimbingan dan konseling.
Pertanyaan:
1. Sebutkan apa saja dimensi-dimensi kemanusian!
2. Apa kata lain dari dimensi keberagamaan?
3. Apa yang dimaksud engan mausia seutuhnya?
4. Apa yang dimaksud dengan manusia?
5. Bagaimana jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai manusia
seutuhnya?
BAB II
WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN PENANGANAN DAN PENYIKAPAN
TERHADAP KASUS
Kasus merupakan
kesatuan kondisi yang di dalamnya terkandung satu atau sejumlah masalah yang
dialami oleh seorang individu atau kelompok, keluarga, dan lembaga.
Masalah-masalah tersebut dapat berkenaan dengan berbagai aspek perkembangan dan
kehidupan individu dalam kaitannya dengan keempat dimensi kemanusiannya. Untuk
menangani kasus konselor perlu memiliki wawasan, pemahaman dan penyikapan terhadap
kasus pada umumnya, serta pemahaman dan cara-cara penanganan masalah-masalah
yang terkandung dalam setiap kasus secara khusus. Pertama-tama, konselor
menyadari bahwa kasus-kasus yang ditanganinya adalah kasus yang terbebas dari
masalah-masalah kriminal atau perdata. Konselor juga tidak menangani
kasus-kasus berkenaan dengan keadaan sakit ataupun ketidaknormalan jasmani dan
rohani. Lebih jauh, dalam menghadapi kasus, setiap kasus dihadapi dengan serius
dan bersemangat.
Konsep atau
ide-ide tentang berbagai masalah yang terkandung di dalam kasus tentang rincian
setiap masalah, serta kemungkinan sebab-sebabdan akibat-akibatnya sedapat
mungkin dikuasai oleh konselor. Konsep atau ide-ide akan memberikan arahan awal
untuk dilakukannya penjelajahan/pendalaman masalah melalui berbagai cara ,
seperti wawancara langsung dengan individu penyandang kasus, analisis otobiografi,
tingkah laku, perkembangan, kumpulan data, konferensi kasus. Namun demikian,
konselor tidak boleh terpaku atau terhanyut oleh konsep atau ide-ide
awalnya. Pemahaman objektif tentang
setiap masalah harus disasrkan pada temuan-temuan yang diperoleh melalui
cara-cara objektif tersebut. penjelajahan dan penanganan masalah dilakukan
dengan mengaktifan berbaagai pihak dan sumber yang terkait dengan kasus yang
dimaksudkan. Penyikapan konselor terhadap setiap kasus yang ditanganinya
berlangsung sejak awal menerima kasus yang dimaksud sampai dengan selesainya
penangan kasus tersebut. bahkan penyikapan itu dapat berlanjut, yaitu berkenaan
dengan program penilaian dan tindak lanjut yang mungkin diperlukan, serta
penyimpanan data yang terkumpul selama proses penangan kasus. Unsur-unsur
kognisi, afeksi, dan perlakuan terkait secara langsung dalam penyikapan
konselor.
Pertanyaan:
1. Apa itu kasus?
2. Apa yang diperlukan seorang koselor dalam menanani
kasus?
3. Jelaskan penyikapan seorang konselor dalam menghadapi
suatu kasus1
4. Bagaimana cara melakukan penjelajahan dan penanganan
dalam suatu masalah?
5. Apa yang diperlukan seorang konselor dalam menangani
suatu kasus?
BAB III
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan
konseling yang merupakan pelayanan dari
untuk dan oleh manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar individu
tersebut mamou mandiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara
konseling oleh seorang konselor kepada konseli yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.
Bimbingan dan
konseling memiliki tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat, nilai-nilai,
serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi klien. Termasuk kedalam tujuan
umum bimbingan dan konseling adalah membantu individu agar dapat mandiri dengan
ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya,
membuat keputusan dan rencana yang realistik, mengarahkan diri sendirindengan
keputusan dan rencananya itu serta pada akhirnya mewujudkan dirinya sendiri.
Tujuan khusus bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah perkembangan
klien dan masalah-masalah yang dihadapi.
Sesuai dengan
tuntutan keilmuan dan prosedur pelaksanaannya, bimbingan dan konseling
diselenggarakan menurut berbagai asa, yaitu asas kerahasian, kesukarelaan,
ketebukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, keterpaduan, kenormatifsn,
keahlian, ahli tangan, dan tut wuri handayani. Asas-asas ini perlu terlaksana
dengan baik demi kelancara penyelenggaraan serta tercapainya tujuan bimbingan
dan konseling yang diharapkan.
Pertanyaan:
1. Apa itu bimbingan?
2. Apa yang dimaksud dengan konseling/
3. Apa tujuan umum dari bmbingan konselig?
4. Sebutkan asas-asasdalam bimbingan konseling?
5. Apa itu istilah penyuluhan dalam bimbingan konseling?
BAB IV
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan
bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah landasan.
1.
Landasan filosofis
Pemikiran
filosofis menuntut konselor bekerja secara cermat, tepat, dan bijaksana.
Pemikiran filosofis yang selalu terkai dengan pelayanan bimbingan dan konseling
terutama adalah tentang hakikat manusia dan tujuan serta tugas kehidupan
manusia.
Pemikiran-pemikiran
tentang apa manusia itu telah berlangsung sejak lama. Teori evolusi tentang
manusia meliputi keberadaan dan perkembangan manusia dari segi biologis,
tinjaun psikologis tentang manusai melihat manusia dari pola berpikir,
persepsi, kesadaran, kepribadian, moral, kemauan, dan kepercayaan yang merupaka
kemampuan istimewa manusia. Bahwa
manusia adalah makhluk yang memilki 4 dimensi yaitu dimensi keindividual,
kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan. Disamping itu, pada hakikatnya
manusia adalah makhluk yang memiliki tujuan dan mengemban tugas kehidupan tertentu,
yang berkaitan dengan kehidupan beragama, bekerja, berkeluarga, bermasyarakat,
dan bernegara.
2.
Landasan agama
Peranan
agama dalam bimbingan dan konseling pertama-tama terarah pada upaya peneguhan
keimanan dan ketakwaan pada diri klien melalui penghormatan yang tinggi
terhadap agama klien dan pentraferan kaidah-kaidah agama secara wajar dan tidak
mempertentangkan agama yang stau terhadap agama lainnya.
3.
Landasan psikologis
Dalam
bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang tingkah
laku individu yang menjadi sasaran layanan dengan berbagai latar belakang dan
latar belakangknya. Dalam hal ini bidang kajian yang perlu dikuasai oleh
konselor: motif dan motivasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan dan
individu, belajar, balikan, dan penguatan, serta kepribadian.
4.
Landasan sosial-budaya
Pelayanan
bimbingan dan konseling segogyanya tidak disamaratakan untuk semua klien dari
latar belakang sosian budaya berbeda.bimbingan dan konseling antarbudaya yang
mempertimbangkan nilai-nilai dan aspek-aspek sosial budaya lainnya yang hidup
dengan masyarakat bangsa Indonesia yang
beraneka ragam itu perlu dikembangkan.
5.
Landasan ilmiah dan
teknologi
Landasan
ini menceritakan tentang sifat-sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bahwa
bimbingan dan konseling adalah suatu ilmu sebagaimana ilmu-ilmu lainnya.
Sementara itu, bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multireferensial
menerima sumbangan yang besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Dengan
sumbangan seperti itu bimbingan dan konseling semakin menjadi besar dan kokoh
serta selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin
pesat. Di samping itu penelitian dalam bidang bimbingan konseling sendiri
memberikan bahan-bahan yang segar bagi perkembangan bimbingan dan konseling
yang berkelanjutan.
6.
Landasan pedagogis
Mengemukakan
bahwa antara pendidikan dan bimbingan memang dapat dibedakan, tetapi tidak
dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu
bentuk pendidikan.
Demikianlah
proses bimbingan dan konseling adalah proses pendidikan yang menekankan pada
kegiatan belajar dan sifat normatif. Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling
memperkuat tujuan-tujuan pendidikan dan menunjang program-program pendidikan
secara menyeluruh.
Pertanyaan:
1.
Apa saja
landasan-landasan dalam bimbingan konsling?
2.
Apa yang
dikemukakan dalam landasan peagogis?
3.
Bagaimana
peranan agama dalam bimbingan konseling?
4.
Apa landasan
hakikat manusia dalam landasan filosofis?
5.
Sebutkan 4
bidang kajian yamg diperlukan oleh konselor dalam landasan psikologis?
BAB V
FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan
bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memberikan jasa, manfaat atau
kegunaan ataupun keuntungan- keuntungan tertentu kepada individu-individu yang
menggunakan pelayanan tersebut. Fungsi pemahaman memberikan manfaat dipahaminya
diri klien, masalah klien,dan lingkungan klien yang lebih luas, baik oleh klien
sendiri, konselor maupun pihak-pihak yang lain yang amat berkepentingan dengan
meningkatkannya kualitas perkembangan dan kehidupan klien. Fungsi pemahaman ini
dapat dibantu dengan pemanfaatan berbagai instrumen bimbingan dan konseling. Untuk pemahaman yang
lengkap, data tentang pemahaman yang diperoleh baik melalui pengadministrasian
instrumen maupun melalui cara-cara lain perlu dipadukan dan pemberiannya harus
didasarkan pada asas kerahasiaan.
Perkembangan
dan kehidupan individu dikehendaki oleh semua pihak dapat berjalan dengan
lancer dan mencapai hasil optimal sesuai dengan tahap-tahap pekembangan dan
tujuan-tujuan yang hendak diraih. Hendaknya tidak ada hal-hal yang dapat
menghambat kelancaran dan pencapaian tujuan perkembangan dan kehidupan itu.
Maksud tersebut ditunjang oleh terlaksananya fungsi pencegahan, pelayaan
bimbingan dan konseling. Pelayanan ini mengupayakan tersingkirkannya berbagai
hal yang secara potensial dapat menghambat atau menggganggu perkembangan dari
perkembangan individu. Menurut George Albee, kondisi bermasalah paa diri
individu sebanding dengan derajat ketakseimbangan faktor-faktor organis dan
stress pada individu pada satu sisi dan kemampuan pemecahan masalah, self esteem, dan dukungan
kelompok. Upaya pencegahan dalam arti mengurang kemungkinan timbulnya kondisi
bermasalah pada diri klien, pada umumnya dilakukan dengan memperkecil kondisi
ketidakseimbangan organis dan stress pada individu, dan meningkatkan kemampuan
pencegahan masalah, self esteem, dan dukungan kelompok. Pemberian informasi
dapat juga berfungsi sebagai pencegahan.
Fungsi
pengentasan sering dianggap sebagai inti dan puncak pelayanan bimbingan dan
konseling. Dengan fungsi ini klien terbebaskan dari masalah-masalah yang
dialaminya. Pengentasan melalui konseling itu ada yang berdasarkan diagnosis
mental/psikologis, sosial, emosional, dan instrumentasi ada yang berdasarkan
teori konseling tertentu. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan keduanya
mengarah pada dimuliakannya segenap potensi yang ada pada diri individu dan
dikembangkan kearah yang positif. Fungsi ini mengarah pada tujuan umum
bimbingan, yaitu kemuliaan manusia melalui perkembangan individu dalam keempat
dimensi kemanusiaannya. Upaya yang dilakukan terkait prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling merupakan pemaduan hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan
dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan palayan. Prinsip-prinsip itu
berkenaan dengan sasaran pelayanan, sasaran individu, progam dan
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor terikat oleh
prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun diluar sekolah.
PERTANYAAN :
1. Bagaimana
cara melakukan upaya pencegahan dalam fungsi pencegahan?
2. Asas apakah
yang berperan dalam fungsi bimbingan dan konseling?
3. Apa saja fungsi dalam bimbingan dan
konseling?
4. Bagaimana
fungsi pengentasan dalam bimbingan dan konseling?
5. Apa saja
prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling?
BAB VI
ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN DAN
KONSELING
Orientasi
bimbingan dan konseling mengacu pada pusat perhatian atau titik berat pandangan
konselor dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Orientasi
perorangan berarti pusat perhatian dan titik berat pelayanan bimbingan dan
konseling diarahkan kepada orang perorangan sasaran layanan. Demikian pula
dalam format layanan kelompok, titik berat layanan tetap diarahkan kepada
sasaran layanan secara individual. Individu-individu yang sejak awal dan sampai
akhirnya menerima layanan dan mendapat manfaat dari layanan itu. Kondisi
kelompok justru dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesuksesan layanan yang terarah kepada individu-individu anggota
kelompok tanpa mengurangi arti dan kepentingan kelompok itu secara keseluruhan.
Orientasi
perkembangan melihat sasaran layanan sebagai individu yang sedang berkembang.
Pelayanan bimbingan dan konseling justru melayani perkembangan itu, agar
perkembangan itu berjalan melalui tahap-tahapnya secara lancar dan mencapai
tugas-tugasnya secara optimal sesuai dengan tahap-tahap perkembangan itu.
Sedangkan orientasi permasalahan bermaksud mengarahkan perhatian konselor
kepada kemungkinan adanya masalah pada
diri sasaran layanan, dan kalau ternyata masalah itu memang ada, layanan
bimbingan dan konseling berusaha agar sasaran layanan tidak mengalami masalah.
Pelayanan
bimbingan dan konseling yang mempunyai tiga segi orientasi, itu diselenggarakan
di berbagai ruang lingkup kerja. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan bidang pelayanan pokok disamping dua bidang pelayanan lainnya, yaitu
bidang pelayanan kurikulum dan pengajaran serta bidang administrasi dan
pengelolaan. Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah memberikan perhatian utama dan menyelenggarakan pelayanan
yang secukup-cukupnya untuk para siswa agar mereka mampu berkembang dan belajar
secara optimal. Konselor sekolah merupakan tenaga utama dan inti serta ahli dalam
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah itu. Dalam menjalankan tugasnya
itu konselor sekolah memiliki dan mewujudkan tanggung jawabnya kepada siswa,
orang tua, sejawat, masyarakat, diri sendiri, dan profesi.
PERTANYAAN :
1. Apa
yang dimaksud dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling?
2. Jelaskan
tentang orientasi perkembangan!
3. Apa
saja tiga pelayanan pokok dalam sekolah?
4. Sebutkan
tiga orientasi dalam bimbingan dan konseling!
5. Apa
yang dimaksud dengan orientasi permasalahan?
BAB VII
JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Layanan
orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru atau seseorang terhadap lingkungan baru dimasukinya. Pemberian layanan ini
bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu
dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan.
Secara umum
bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada
individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan
untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan untuk menentukan suatu arah tujuan
atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian layanan orientasi dan informasi
itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan
dan konseling.
Di dalam
masyarakat tersedia banyak kesempatan- kesempatan pendidikan, kesempatan
bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama lain, tetapi tidak semua
individu dengan kesempatan itu mengetahui dan memahaminy dengan baik. Kekurangtahuan
dan kekurangpahaman itu sering membuat individu kehilangan kesempatan. Untuk
menghindari kejadian-kejadian yang dapat merugikan itu, individu- individu perlu dibekali informasi
yang cukup dan akurat yaitu dengan layanan informasi.
Individu sering
mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu
yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik.
Individu seperti ini tidak mencapai perkembangan secara optimal. Mereka
memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor
dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan diri si individu. Ini disebut
layanan penempatan.
Di sekolah
banyak wadah dan kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bakat,
kemampuan dan minat serta hobi. Demikian
juga Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan
yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan tetapi
karena tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui
tahap-tahap :
a. Pengenalan
siswa yang mengalami masalah belajar.
b. Pengungkapan
sebab-sebab timbulnya masalah belajar.
c. Pemberian
bantuan pengentasan masalah belajar .
Apabila
konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu orang perorangan, maka
bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok
individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat
kepada sejumlah orang. Pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan
konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang.
PERTANYAAN :
1. Apakah
yang dimaksud dengan layanan orientasi?
2. Bagaimana
tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan belajar?
3. Bagaimana
cara mengetahui bakat, kemampuan minat siswa dalam layanan penempatan?
4. Apakah
kegiatan penunjang yang dapat dilaksanakan dalam pemberian layanan bimbingan
dan konseling?
5. Apakah
perbedaan layanan orientasi dengan layanan informasi?
BAB VIII
BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI PROFESI
1. Beberapa
Istilah Tentang Profesi
Profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dai para petugasnya. Professional,
istilah profesioanal sering dipertentangkan dengan istilah non-profesional atau
amatiran. Profesionalisme menunjuk
kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
Profesionalnya.
Profesioalitas, mengacu kepada
sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya. Profesionalisasi,
menunjuk kepada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota
suatu profesi dalam mencapai suatu criteria.
2. Ciri-Ciri
Profesi
Sebagai profesi yang handal, bimbingan dan
konseling masih perlu dikembangkan. Pengembangan profesi bimbingan dan
konseling antara lain melalui :
a. Standardisasi
untuk kerja professional konselor.
b. Standardisasi
penyipan konselor.
c. Akreditasi.
d. Startifikasi
dan lisensi.
e. Pengembangan
organisasi profesi.
Sejalan dengan
perubahan dan perkembangan system pendidikan di Indonesia semakin dirasakan
pula kebutuhan akan adanya pelayanan khusus bimbingan dan konseling, baik dalam
sekolah maupun diluar sekolah.
PERTANYAAN :
1. Apa yang
dimaksud dengan profesi?
2. Bagaimana
suatu jabatan dapat disebut profesi?
3. Apa saja
pengembangan profesi bimbingan dan konseling?
4. Jelaskan arti
dari profesionalisme!
5. Apa yang dimaksud dengan bimbingan
dan konseling sebagai profesi?
No comments:
Post a Comment