-
ANALISIS
TENTANG MOTIVASI
Menurut Luthan
motivasi berasal dari kata latin movere,
artinya “bergerak”. Motivasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya
kekurangan psikologis atau kebutuhan yang menimbulkan suatu dorongan dengan
maksud mencapai suatu tujuan atau insentif. Pengertian proses motivasi ini
dapat dipahami melalui hubungan antara kebutuhan, dorongan dan insentif
(tujuan). Motivasi dalam dunia kerja adalahsuatu yang dapat menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Menurut As’ad motivasi kerja dalam
psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya
motivasi seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.Dapat
disimpulkan Motivasi adalah dorongan psikologis yang
mengarahkan seseorang ke arah satu tujuan. Motivasi atau motif seringkali
diartikan dengan istilah dorongan, yang menggerakan manusia untuk berbuat
sesuatu yang mempunyai tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan
yang dilalukan manusia selalu diawali dengan motivasi. Motivasi merupakan hal
penting dalam mendorong prestasi kerja.
Ø Penggolongan Motivasi :
1.
Motivasi Ekstrinsik atau Eksternal
-
Motivasi atau keinginan yang datang dari luar diri
individu atau luar diri pekerja yang
lebih muda dikelola oleh manajemen perusahaan. Hasilnya bisa positif dan
negatif
-
Bentuknya
dapat berupa Imbalan (reward) dan Hukuman (pusnisment)
-
Misalnya
: 1. Bagi pekerja yang bersedia mencurahkan segala daya dan upayannya
untuk mengembangkan perusahaan bisa diasumsikan karna mengharapkan adanya
imbalan yang dijanjikan seperti promosi,
kenaikan gaji atau bonus atau bisa juga sebaliknya .2. Bagi pekerja yang bekerja
dengan giat karna menghindari hukuman seperti pemotongan gaji dsb
- Motivasi Intrinsik atau
internal
-
Motivasi
atau keinginan yang datang dari dalam diri individu atau dalam diri pekerja
-
Bentuknya
berupa semangat, minat dan obsesi
-
Misalnya : para pekerja ingin mengembangkan
perusahaannya dan ingin melihat perusahaan maju karna ybs ikut merintis dari
awal perusahaan berdiri
Ø Tujuan Motivasi dalam Dunia Kerja
- Meningkatkan moral dan kepuasan
kerja karyawan
- Meningkatkan produktivitas kerja
- Mempertahankan kestabilan
karyawan perusahaan
- Meningkatkan kedisiplinan kerja
karyawan
- Mengefektifkan pengadaan
karyawan
- Menciptakan suasana dan
hubungan kerja yang baik
- Meningkatkan loyalitas,
kreativitas dan partisipasi karyawan
- Mempertinggi rasa tanggung
jawab karyawan
- Meningkatkan efesiensi
penggunaan peralatan dan bahan baku
Ø Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan,
mengemukakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi,
baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan
2. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam komunikasi yang yang baik denghan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan.
3. Komunikasi Efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang yang baik dengan
karyawan, Karyawan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa
saja yang harus yang dipenuhi secara intensif tersebut diperolehnya.
4. Integrasi Tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan
kepentingan karyawannya. Dimana tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian komunikasi.
5. Fasilitas
Pimpinan penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi
(perusahaan) dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
6. Team Work
Pimpinan harus membentuk Team
Work yang terkordinir baik yang bias mencapai tujuan perusahaan. Team
Worperusahaan. Team Work penting karena
dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian
-
PENDEKATAN-PENDEKATAN
MOTIVASI
1.
Pendekatan
Tradisional ,Motivasi
seseorang bekerja adalah untuk memperoleh gaji/uang. Uang dapat menggerakkan
pekerja yang pada prinsipnya pemalas.
2.
Pendekatan Human
Relations (hubungan manusiawi),Motivasi seseoang timbul dari keinginan untuk berinteraksi. Manajer harus
membuat karyawan merasa berguna dan memberi keleluasaan kepada bawahan dalam
mengerjakan tugas yang bersifat rutin.
3.
Pendekatan Human
Resource Management, Manusia
ingin mencapai tujuan yang telah ia tetapkan, kreatif, dan dapat mengarahkan
diri sendiri. Untuk itu Manajer harus mengoptimalkan kontribusi karyawan dan
mendorong partisipasi.
-
TEORI-TEORI
MOTIVASI
1.
Teori Motivasi ( Maslow )
Teori Maslow
Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia
sebagai berikut:
·
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan
manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan,minum, rumah, oksigen, tidur dan sebagainya.
·
Kebutuhan
Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan,
maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan
rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja,
jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat
mereka tidak lagi bekerja.
·
Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah
terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan
untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja
yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
·
KebutuhanPenghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang.
·
KebutuhanAktualisasi
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari
Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan
potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan
kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang.
Teori Maslow
mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan
perilaku seseorang.
2. Teori
Motivasi Prestasi ( Mc. Clelland )
Konsep
penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada
diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang
lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko yaitu :
·
Kebutuhan
prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung
jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya.
·
Kebutuhan
afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
·
Kebutuhan
kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh
atas orang lain.
3. Teori
X dan Y ( Mc. Gregor )
Teori
motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang
dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai
perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Adapun anggapan
yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko :
1.
Rata-rata
pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
2.
Karena pada
dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan
dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
3.
Rata-rata
pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai
ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini
masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa
anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku
manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh
pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab
dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya. Anggapan dasar teori Y adalah
:
1.
Usaha fisik
dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
2.
Rata-rata
manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
3.
Ada
kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
4.
Pengendalian
dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan
organisasi.
4. Teori
Motivasi ( Herzberg )
Teori
motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering
disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat
mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau
ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”.
Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja
adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
5. Teori
ERG Aldefer
Teori
Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai
kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi
(E), keterkaitan (Relatedness) (R),
dan pertumbuhan (Growth) (G).
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
6. Teori
Ekspektasi
-
Teori ini
menerangkan bahwa kesungguhan dan motivasi seseorang dalam bekerja sangat
dipengaruhi oleh ekspektasi tentang hal – hal yang dapat dicapainya dalam
perusahaan
-
Misalnya :
sampai dimana atau sejauh mana gaji dan pangkat yang mungkin dapat
dicapainya dalam perusahaan tersebut artinya semakin besar peluang yang
tersedia maka semakin samangat seseorang itu bekerja
7. Teori Persamaan Hak
-
Teori in
menekankan pada sikap pekerja dalam menghadapi perlakuan yang berbeda terhadap
pegawai yang ada dalam perusahaan yang relatif sama kedudukannya.
-
Misalnya dengan latar belakang pendidikan sama
tetapi ada perbedaan perlakuan seperti
posisi dan gaji lebih baik/tinggi dari
karyawan lain sehingga hal ini akan mempengaruhi produktivitas pekerja
-
ANALISIS
KEPUASAN KERJA
Dalam
kutipan Moh. As'ad yang terdapat pada buku Psikologi Industri , Joseph
Tiffin mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap
pekerjaan, situasi kerja, kerjasama diantara pimpinan dan sesama karyawan. Dan
pendapat M.L Blum yang dikutip oleh Moh. As'ad dalam buku “Psikologi
lndustri” mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu sikap yang umum sebagai
hasil dari berbagai sifat khusus individu terhadap faktor kerja, karakteristik
individu dan hubungan sosial individu di luar pekerjaan itu sendiri. Serta ada juga pendapat dari Susilo Martoyo dalam bukunya kepuasan
kerja, merupakan Keadaan emosional
karyawan dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa
kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa
yang memang diinginkan untuk karyawan yang bersangkutan.
Dapat
disimpulkan kepuasan kerja adalah
merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan tidak mungkin mencapai tujuan dengan
baik apabila karyawan yang baik mencapai tujuan dengan baik . Kepuasan kerja
dapat terwujud dengan adanya kerja sama yang baik antara manajemen perusahaan
dan karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menciptakan sebuah aturan
yang dapat meningkatkan kinerja.
Ø
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum dalam
As'ad adalah:
- Faktor
individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan
harapan;
- Faktor
sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan
masyarakat, kesempatan bereaksi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan
berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan;
- Faktor
utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja,
kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Sutrisno :
- Kesempatan
untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
- Keamanan
kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan
kerja, baik bagi karyawan. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan
karyawan selama kerja.
- Gaji.
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
- Perusahaan
dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang
mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
- Pengawasan.
Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan
turnover.
- Faktor
Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan
keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas
dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
- Kondisi
kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat,
ventilasi, penyiaran, kantin dan tempat parkir.
- Aspek
sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit
digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak
puas dalam bekerja.
- Komunikasi.
Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun
prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap
kerja.
- Fasilitas.
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa
puas.
-
TEORI –TEORI KEPUASAN KERJA
1.
Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy theory).
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisihantara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan
yang dirasakan. Sehinggaapabila kepuasannya diperolah melebihi apa yang
diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat
disparancy, tetapi merupakandisparancy yang positif. Kepauasan kerja seseorang
tergantung pada selisih antarasesuatu yang
dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai
2.
Teori Keadilan (Equity
Theory)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan
adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity
atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan
orang lain yang sekelas, sekantor, maupunditempat lain.
3. Teori Dua – Faktor (Two Factor Theory)
Prinsip dari teori ini
adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda.
Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori, yang satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain
dinamakan satisfier atau motivators.
a) Kelompok satisfiers, yaitu
situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari
tanggung jawab, prestasi, penghargaan, promosi, dan pekerjaan itu sendiri.
Kehadiran faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya ini
tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan.
b) Kelompok dissatisfiers, ialah
faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari
kondisi kerja, gaji, penyelia, teman kerja, kebijakan administrasi, dan
keamanan. Perbaikan terhadap kondisi ini akan mengurangi atau menghilangkan
ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber
kepuasan kerja. Yang menarik dari teori ini justru terletak pada konsep dasar
tentang pemisahan kepuasan dan ketidakpuasan kerja, karena dianggap
kontroversial.
No comments:
Post a Comment