Tuesday, January 10, 2017

Kekalahan Jepang di Indonesia

TUGAS SEJARAH

Kekalahan Jepang di Indonesia





Disusun Oleh :

·        Salwa Alifah
·        Nurmala
·        Rafido Fandila Putra
·        Putri Nindia
·        Reni Krisdayanti


Hasil gambar untuk logo ma masyariqul anwar bandar lampung











MA MASYARIQUL ANWAR
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017

 
 


KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah karena atas kekuatannya penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas yang diberikan guru kepada penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan kemamampuan kritis pembaca.

Penulis menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan baik dari segi tatabahasa maupun sistematika penulisannya, oleh sebab itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan mendatang.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Bandar Lampung,  Januari 2017



Penulis



ii
 

 


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.................................................................................   i
KATA PENGANTAR..............................................................................   ii
DAFTAR ISI..............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................   1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kekalahan Jepang..................................................................................   2
2.2 Menjelang Kemerdekaan Indonesia.......................................................   3
2.3 Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.......................................   5

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...............................................................................................   6

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Dimulai pada akhir Perang Dunia II teijadi penyerangan besar-besaran terhadap kekuasaan Jepang diAsia. Peristiwa-penistiwa yang terjadi pada masa tersebut yaitu tentara sekutu mënjatuhkan bom atom yang pertama pada tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima, Jepang, yang menewaskan sedikitnya 78.000 orang.

Pada masa kekuasaan Jepang di Asia mulai mnngalami kegoncangan dan juga akan mengalami kejatuhan. Sehari kemudian keanggotaan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang telah dibentuk pada tanggal 7Agustus 1945 menggantikan BPUPKI diumumkan di Jakarta yang kemudan disiarkan ke seluruh Indonesia Lembaga ini adalah Iembaga yang nantinya menjadi perumus kemendekaan bangsa Indonesia. Keanggotaannya terdiri dan wakil-wakil dan Jawa maupun dan luar Jawa, yang didominasi oleh genenasi tua. Rencana untuk melakukan pertemuan dijadwalkan pada tanggal 19 Agustus 1945.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kekalahan Jepang
Perang Pasifik, yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya dan di Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang (kang-Ri zhanzheng), terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang dikuasai Britania Raya dan banyak negara lainnya. Perang ini dimulai lebih awal dari Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 Juli 1937 oleh sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo. Peristiwa tersebut menyulut peperangan antara Tiongkok dengan Jepang. Konflik antara Jepang dan Tiongkok dan beberapa dari peristiwa serta serangannya yang penting juga merupakan bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang dan pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang pada 1939, dan tetap netral hingga 1945, saat ia memainkan peranan penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir perang.

Thailand, setelah dijajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak Jepang. Jerman Nazi dan Italia juga adalah sekutu Jepang, dan angkatan laut mereka beroperasi di Samudra Pasifik dan Hindia antara tahun 1940 dan 1945. Antara tahun 1942 dan 1945, terdapat empat wilayah otorita Sekutu yang berperang melawan Jepang: Tiongkok, wilayah Samudra Pasifik, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat Daya. Perang Pasifik berakhir pada 15 Agustus 1945 dan perjanjian menyerahnya Jepang ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu Jendral Douglas McArthur dan Jepang diwakili oleh Mamoru Shigemitsu diatas kapal USS Missouri.

Menjelang tahun 1945, posisi Jepang dalam Perang Pasifik mulai terjepit. Jenderal Mac. Arthur, Panglima Komando Pertahanan Pasifik Barat Daya yang terpukul di Filipina mulai melancarkan pukulan balasan dengan siasat “loncat kataknya”. Satu per satu pulau-pulau antara Australia dan Jepang dapat direbut kembali. Pada bulan April 1944 Sekutu telah mendarat di Irian Barat. Kedudukan Jepang pun semakin terjepit. Keadaan makin mendesak ketika pada bulan Juli 1944 Pulau Saipan pada gugusan Kepulauan Mariana jatuh ke tangan Sekutu. Bagi Sekutu pulau tersebut sangat penting karena jarak Saipan - Tokyo dapat dicapai oleh pesawat pengebom B 29 USA. Hal itu menyebabkan kegoncangan dalam masyarakat Jepang. Situasi Jepang pun semakin buruk. Akibat faktor-faktor yang tidak menguntungkan tersebut, menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo pada tanggal 17 Juli 1944 dan digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Agar rakyat Indonesia bersedia membantu Jepang dalam Perang Pasifik, maka pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji pemberian kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari. Janji ini dikenal sebagai janji kemerdekaan Indonesia.

2.2 Menjelang Kemerdekaan Indonesia
Sebagai realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan oleh Koiso, maka pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Kumakici Harada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai). Tugas BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting yang berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. BPUPKI memiliki anggota sebanyak 67 orang bangsa Indonesia ditambah 7 orang dari golongan Jepang. BPUPKI diketuai oleh dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat dan dibantu oleh dua orang ketua muda yaitu R.P. Suroso dan Ichibangse dari Jepang. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Selama masa berdirinya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama berlangsung antara 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas rumusan dasar negara.
Setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai). PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Sementara itu, keadaan Jepang semakin terjepit setelah dua kota di Jepang dibom atom oleh Sekutu. Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom yang dijuluki little boy dijatuhkan di kota Hiroshima dan menewaskan 129.558 orang. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki dibom atom oleh Sekutu. Akibat kedua kota tersebut dibom, Jepang menjadi tidak berdaya sehingga pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

BPUPKI telah mengadakan sidang dua kali dan menghasilkan keputusan yang penting bagi negara Indonesia. Namun, jangan dibayangkan kalau dalam setiap sidang-sidang BPUPKI tidak terdapat perbedaan pendapat. Dalam setiap persidangan BPUPKI selalu muncul beberapa perbedaan pendapat mengenai rumusan dasar negara, mukadimah, dan batang tubuh undang-undang dasar (UUD). Dalam sidang BPUPKI I terdapat dua golongan yang berbeda pendapat. Berikut ini kedua golongan tersebut.
1.      Golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut syariat Islam.
2.      Golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia ditegakkan berdasarkan paham kebangsaan.

Dalam sidang BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk negara. Mereka memperdebatkan bentuk negara kerajaan (monarki), negara Islam, negara federal, dan negara republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara republik. Pada sidang PPKI juga muncul beberapa perbedaan pendapat mengenai wilayah negara, pemilihan presiden dan wakil presiden, rumusan dasar negara, kementerian, serta pembagian daerah. Dalam sidang PPKI, perdebatan antara golongan nasionalis dan golongan sekuler muncul kembali. Perbedaan tersebut terutama mengenai sila pertama dalam rumusan dasar negara.
Golongan Islam menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya”. Setelah melalui perdebatan dan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, akhirnya semua golongan menerima sila pertama berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Penetapan ini memberikan keleluasaan bagi perbedaan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

2.3 Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang bertekuk lutut kepada sekutu. Walaupun kekalahan Jepang itu sangat dirahasiakan, namun berkat ketangkasan para pemuda Indonesia yang bekerja pada kantor berita, sampai jugalah berita itu kepada pemimpin-pemimpin Indonesia. Pada hari itu juga bertempat di gedung Pegangsaan Timur 16 ( sekarang : Jln Proklamasi 16 ) Jakarta para pemuda mengadakan perundingan di bawah pimpinan Chaerul Saleh. Rapat memutuskan supaya kemerdekaan segerah diproklamasikan oleh bangsa Indonesia sendiri.

Pemuda-pemuda Wikana dan Darwis menyampaikan hasil putusan rapat tersebut kepada Bung Karno dan Bung Hatta pada malam itu juga. Karena semangat rakyat dan pemuda demikian meluapnya sehingga setiap waktu dapat timbul keributan terhadap Jepang dan keamanan Bung Karno dan Bung Hatta akan terancam apabila masih tinggal di Jakarta, maka pada jam 4.30 pagi tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Namun sore harinya mereka kembali lagi ke Jakarta. Baru pada jam 2.00 malam tanggal 16 menjelang 17 Agustus 1945 di Jakarta naskah Proklamasih Kemerdekaan siap dan ditandatangani oleh Dwitunggal Bung Karno-Bung Hatta, di saksikan oleh pemuda-pemuda Indonesia.
           



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Kekuatan jepang terpusat pada daerah pusat pemerintahan mereka yaitu di Hirosima dan Nagasaki. Maka tatkala 2 daerah itu digempur dan dihancurkan, maka jepang pun tumbang.


Kesimpulan dari saya, kekalahan mutlak Jepang ketika hirosima dan nagasaki di bom atom oleh sekutu, karna kedua kota tersebut merupakan pusat pemerintah di Jepang.

No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...