TUGAS SEJARAH
Kekalahan
Jepang di Indonesia
Disusun
Oleh :
·
Salwa
Alifah
·
Nurmala
·
Rafido
Fandila Putra
·
Putri
Nindia
·
Reni
Krisdayanti
MA MASYARIQUL ANWAR
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017
|
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah karena atas kekuatannya penulis bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas yang diberikan guru kepada
penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
kemamampuan kritis pembaca.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan baik
dari segi tatabahasa maupun sistematika penulisannya, oleh sebab itu saran dan
kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Januari
2017
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Kekalahan Jepang.................................................................................. 2
2.2
Menjelang Kemerdekaan Indonesia....................................................... 3
2.3 Rencana
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia....................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan ............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dimulai pada
akhir Perang Dunia II teijadi penyerangan besar-besaran terhadap kekuasaan
Jepang diAsia. Peristiwa-penistiwa yang terjadi pada masa tersebut yaitu
tentara sekutu mënjatuhkan bom atom yang pertama pada tanggal 6 Agustus 1945 di
Hiroshima, Jepang, yang menewaskan sedikitnya 78.000 orang.
Pada masa
kekuasaan Jepang di Asia mulai mnngalami kegoncangan dan juga akan mengalami
kejatuhan. Sehari kemudian keanggotaan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) yang telah dibentuk pada tanggal 7Agustus 1945 menggantikan BPUPKI
diumumkan di Jakarta yang kemudan disiarkan ke seluruh Indonesia Lembaga ini
adalah Iembaga yang nantinya menjadi perumus kemendekaan bangsa Indonesia.
Keanggotaannya terdiri dan wakil-wakil dan Jawa maupun dan luar Jawa, yang didominasi
oleh genenasi tua. Rencana untuk melakukan pertemuan dijadwalkan pada tanggal
19 Agustus 1945.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kekalahan Jepang
Perang Pasifik,
yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya dan di Tiongkok
sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang (kang-Ri zhanzheng), terjadi
di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi
antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting
terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta
wilayah-wilayah yang dikuasai Britania Raya dan banyak negara lainnya. Perang
ini dimulai lebih awal dari Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 Juli 1937 oleh
sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo. Peristiwa tersebut
menyulut peperangan antara Tiongkok dengan Jepang. Konflik antara Jepang
dan Tiongkok dan beberapa dari peristiwa serta serangannya yang penting juga
merupakan bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang
dan pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya,
Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Uni Soviet berhasil memukul
mundur Jepang pada 1939, dan tetap netral hingga 1945, saat ia memainkan
peranan penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir perang.
Thailand,
setelah dijajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak Jepang. Jerman Nazi
dan Italia juga adalah sekutu Jepang, dan angkatan laut mereka beroperasi di
Samudra Pasifik dan Hindia antara tahun 1940 dan 1945. Antara tahun 1942 dan
1945, terdapat empat wilayah otorita Sekutu yang berperang melawan Jepang:
Tiongkok, wilayah Samudra Pasifik, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat
Daya. Perang Pasifik berakhir pada 15 Agustus 1945 dan perjanjian menyerahnya
Jepang ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu Jendral Douglas McArthur dan
Jepang diwakili oleh Mamoru Shigemitsu diatas kapal USS Missouri.
Menjelang tahun
1945, posisi Jepang dalam Perang Pasifik mulai terjepit. Jenderal Mac. Arthur,
Panglima Komando Pertahanan Pasifik Barat Daya yang terpukul di Filipina mulai
melancarkan pukulan balasan dengan siasat “loncat kataknya”. Satu per satu
pulau-pulau antara Australia dan Jepang dapat direbut kembali. Pada bulan April
1944 Sekutu telah mendarat di Irian Barat. Kedudukan Jepang pun semakin
terjepit. Keadaan makin mendesak ketika pada bulan Juli 1944 Pulau Saipan pada
gugusan Kepulauan Mariana jatuh ke tangan Sekutu. Bagi Sekutu pulau tersebut
sangat penting karena jarak Saipan - Tokyo dapat dicapai oleh pesawat pengebom
B 29 USA. Hal itu menyebabkan kegoncangan dalam masyarakat Jepang. Situasi
Jepang pun semakin buruk. Akibat faktor-faktor yang tidak menguntungkan
tersebut, menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo pada tanggal 17 Juli 1944 dan
digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Agar rakyat Indonesia bersedia membantu
Jepang dalam Perang Pasifik, maka pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri
Koiso mengumumkan janji pemberian kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian
hari. Janji ini dikenal sebagai janji kemerdekaan Indonesia.
2.2 Menjelang Kemerdekaan Indonesia
Sebagai
realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan oleh Koiso, maka pemerintah
pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Kumakici Harada pada
tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai). Tugas
BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting yang
berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia
merdeka. BPUPKI memiliki anggota sebanyak 67 orang bangsa Indonesia ditambah 7
orang dari golongan Jepang. BPUPKI diketuai oleh dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
dan dibantu oleh dua orang ketua muda yaitu R.P. Suroso dan Ichibangse dari
Jepang. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi
In, Jalan Pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Selama
masa berdirinya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama
berlangsung antara 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas rumusan dasar negara.
Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan
sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI atau
Dokuritsu Junbi Inkai). PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Sementara itu, keadaan
Jepang semakin terjepit setelah dua kota di Jepang dibom atom oleh Sekutu. Pada
tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom yang dijuluki little boy dijatuhkan di
kota Hiroshima dan menewaskan 129.558 orang. Kemudian pada tanggal 9 Agustus
1945 kota Nagasaki dibom atom oleh Sekutu. Akibat kedua kota tersebut dibom,
Jepang menjadi tidak berdaya sehingga pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu.
BPUPKI telah
mengadakan sidang dua kali dan menghasilkan keputusan yang penting bagi negara
Indonesia. Namun, jangan dibayangkan kalau dalam setiap sidang-sidang BPUPKI
tidak terdapat perbedaan pendapat. Dalam setiap persidangan BPUPKI selalu
muncul beberapa perbedaan pendapat mengenai rumusan dasar negara, mukadimah,
dan batang tubuh undang-undang dasar (UUD). Dalam sidang BPUPKI I terdapat
dua golongan yang berbeda pendapat. Berikut ini kedua golongan tersebut.
1.
Golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan
menurut syariat Islam.
2.
Golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia
ditegakkan berdasarkan paham kebangsaan.
Dalam sidang
BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk negara. Mereka memperdebatkan
bentuk negara kerajaan (monarki), negara Islam, negara federal, dan negara
republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara republik. Pada sidang PPKI juga
muncul beberapa perbedaan pendapat mengenai wilayah negara, pemilihan presiden
dan wakil presiden, rumusan dasar negara, kementerian, serta pembagian daerah.
Dalam sidang PPKI, perdebatan antara golongan nasionalis dan golongan sekuler
muncul kembali. Perbedaan tersebut terutama mengenai sila pertama dalam rumusan
dasar negara.
Golongan Islam
menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta yang berbunyi, “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya”. Setelah melalui
perdebatan dan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, akhirnya semua
golongan menerima sila pertama berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Penetapan
ini memberikan keleluasaan bagi perbedaan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2.3 Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 15
Agustus 1945 Jepang bertekuk lutut kepada sekutu. Walaupun kekalahan Jepang itu
sangat dirahasiakan, namun berkat ketangkasan para pemuda Indonesia yang
bekerja pada kantor berita, sampai jugalah berita itu kepada pemimpin-pemimpin
Indonesia. Pada hari itu juga bertempat di gedung Pegangsaan Timur 16 (
sekarang : Jln Proklamasi 16 ) Jakarta para pemuda mengadakan perundingan di
bawah pimpinan Chaerul Saleh. Rapat memutuskan supaya kemerdekaan segerah
diproklamasikan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Pemuda-pemuda
Wikana dan Darwis menyampaikan hasil putusan rapat tersebut kepada Bung Karno
dan Bung Hatta pada malam itu juga. Karena semangat rakyat dan pemuda demikian
meluapnya sehingga setiap waktu dapat timbul keributan terhadap Jepang dan
keamanan Bung Karno dan Bung Hatta akan terancam apabila masih tinggal di
Jakarta, maka pada jam 4.30 pagi tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda membawa
Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Namun sore harinya mereka kembali
lagi ke Jakarta. Baru pada jam 2.00 malam tanggal 16 menjelang 17 Agustus 1945
di Jakarta naskah Proklamasih Kemerdekaan siap dan ditandatangani oleh
Dwitunggal Bung Karno-Bung Hatta, di saksikan oleh pemuda-pemuda Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekuatan jepang
terpusat pada daerah pusat pemerintahan mereka yaitu di Hirosima dan Nagasaki. Maka
tatkala 2 daerah itu digempur dan dihancurkan, maka jepang pun tumbang.
Kesimpulan dari
saya, kekalahan mutlak Jepang ketika hirosima dan nagasaki di bom atom oleh
sekutu, karna kedua kota tersebut merupakan pusat pemerintah di Jepang.
No comments:
Post a Comment