Thursday, February 23, 2017

KONSELING LINTAS BUDAYA

A.     Landasan Konseling Lintas Budaya
Dalam kaitan pembahasan landasan konseling lintas budaya yang akan dibahas mencakup (a) Landasan social dan budaya, (b) Landasan kemanusiaan.
1.     Landasan Social dan Budaya
Dimensi sosial merupakan salah satu dimensi kemanusiaan yaitu “dimensi kesosialan”. Manusia sebagai makhluk social, manusia tidak pernah hidup dapat hidup seorang diri, bahkan manusia sejak lahir sudah memerlukan bantuan orang lain. Dimanapun dan kapanpun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok yang terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin keselamatan, perkembangan, maupun keturunan.
Tuntutan budaya dimana manusia hidup, menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut. Kegagalan memenuhi tuntutan biologis individu akan  mati, dan kegagalan memenuhi tuntutan budaya akan mengakibatkan ia tersingkir dari kehidupan bersama. Lebih jauh individu mencapai kemanusiaannya yang unik itu berkat pengaruh nilai-nilai, aspirasi, ide-ide, harapan dan keinginan yang ditujukan kepadanya  melalui lembaga-lembaga yang sengaja dikembangkan, semuanya itu berada dalam khasanah kebudayaan manusia Fullmer, (1969) dalam Prayitno, (1994:171).
2.     Landasan Kemanusiaan
Dalam pembahasan tentang landasan kemanusiaan akan dibahas beberapa hal yaitu (a) hakikat manusia, (b) Gambaran manusia, (c) Tujuan dan tugas manusia.
a.    Hakikat Manusia
Virginia Satir dalam Prayitno, (1994) memandang bahwa manusia pada hakikatnya positif. Dia berkeyakinan bahwa manusia pada dasarnya bersifat rasional dan memiliki kebebasan serta memiliki kemampuan untuk membuat keputusan di dalam hidupnya. Manusia dapat belajar apa yang belum mereka ketahui, maka manusia wajib menuntut ilmu untuk mengetahui apa yang belum diketahuinya.
b.    Gambaran Tentang Manusia
Beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk membahas tentang gambaran manusia antara lain sebagai berikut :
1.      Manusia adalah makhluk
Pengertian makhluk dari tinjauan agama, makhluk adalah memberikan pemahaman bahwa ia diciptakan oleh kholiknya dan karena itu terikat oleh kholiknya.

2.     Manusia sebagai makhluk memiliki kemuliaan
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling bagus dan mulia derajatnya yaitu sebagai khalifah diatas muka bumi. Hal ini mengandung makna bahwa manusia diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk menjadikan dirinya tetap memiliki derajat yang tertinggi diantara makhluk-makhluk lainnya.
3.     Dimensi Kemanusiaan
Manusia dilengkapi dengan empat dimensi kemanusiaan yaitu dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan ker-agama-an. Manusia akan berbahagia apabila mampu mengembangkan, membina, memelihara, dan melaksanakan secara komperhensif, dan seimbang demi terwujudnya kehidupan manusia seutuhnya.
c.      Tujuan dan Tugas Kehidupan
Adler (1954) adalah seorang ahli psikologi dalam (Delpt Psychology) murid Sigmound Freude mengemukakan bahwa tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah “menjamin” terus berlangsungnya eksistensi kehidupan kemanusiaan diatas bumi, dan memungkinkan terselesaikan dengan aman perkembangan manusia. Witner dan Sweeney (1992) dalam Prayitno dkk (1994) mengajukan suatu model tentang kebahagiaandan kesejahteraan hidup serta upaya mengembangkan dan mempertahankan sepanjang hayat. Kedua pemikiran tersebut mengemukakan ciri-ciri hidup sehat sepanjang hayat dalam lima kategori tugas kehidupan yaitu:
a.     Berkenaan dengan Spiritual
b.     Pengaturan Diri
c.      Pekerjaan
d.     Persahabatan, dan Cinta

B.    Tujuan dan Ruang Lingkup Konseling Lintas Budaya

A.     Tujuan  konseling lintas budaya
Tujuan  konseling lintas budaya dibagi menjadi dua yaitu tujuan utama dan tujuan-tujuan lainnya.

1.     Tujuan Utama
Konseling lintas budaya tujuan utamanya yaitu membantu individu untuk dapat menolong diri sendiri dengan kemampuannya sendiri. Hal ini memiliki makna bahwa setelah konseling  lintas budaya diakhiri, individu klien dapat secara mandiri untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
2.     Tujuan-Tujuan Lainnya

1)     Menolong individu agar lebih mengenal budayanya sendiri, nilai-nilai dirinya, adat-istiadatnya dalam masyarakat dia berada atau dibesarkan dan kebiasaan lingkungannya.
2)     Menolong individu agar mengenal budaya orang lain, nilai-nilai lingkungannya, adat-istiadat orang lain.
3)     Menolong individu memahami bahwa budaya, nilai-nilai, kebiasaan, pandangan, hidup setiap individu tidak terlalu sama.

B.    Ruang Lingkup Konseling Lintas Budaya

1)     Pelayanan Konseling Lintas Budaya Disekolah
Disekolah dalam penyelenggaraan suatu layanan biasanya melibatkan murid, orang tua, dan kepala sekolah. Dalam penyyelengaraan sering terjadi berbagai hambatan-hambatan yang menuntut segera diselesaikan. Dalam penyelesaiannya diperlukan layanan konseling. Layanan konseling yang pendekatannya berorientasi atau berwawasan budaya. Berkaiatan dengan hal tersebut maka kosnelor sekolah memiliki tanggungjawab sebagai konselor sekolah.
Selain itu, konselor memiliki tanggung jawab kepada semua pihak yang terlibat didalamnya, antara lain yaitu :
a.     Tanggung jawab kepada sekolahnya
Didalam sekolah konselor tidak hanya bertanggung kepada siswanya, tetapi kepada berbagai pihak, misalnya orang tua, teman, guru-guru, kepala sekolah, dan personil lainnya.
b.     Tanggung jawab kepada siswa
1.    Konselor harus diwajibkan untuk selalu memberi layanan kepada muridnya dengan baik dan maksimal.
2.    Konselor harus dapat menjaga kerahasiaan masalah konseli.
3.    Menginformasikan kepada semua siswa bahwa mereka memiliki budaya, nilai, kepercayaan yang berbeda-beda, agar mereka dapat memahami dan dapat melakukan inetraksi dengan baik meskipun terhadap budaya lain, dan lain sebagainya.

c.      Tanggung jawab kepada orang tua
Menghormati hak, tanggung jawab, budaya, adap, dan nilai-nilai masing-masing pribadi orang tua dalam membangun hubungan yang erat demi perkembangan siswa.

d.     Tanggung jawab kepada sejawat
Memperlakukan sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan, keobjektifan, kesetiakawanan, memperhatikan budaya, dan nilai kebiasaan masing-masing sejawat.
e.     Tanggung jawab kepada masyarakat
Bekerjasama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan baik di sekolah maupun masyarakat demi pemenuhan kebutuhan siswa, sekolah, dan masyakat tanpa pamrih.
f.       Tanggung jawab kepada diri sendiri
Konselor menyadari bahwa dirinya membawa nilai-nilai yang akan mempengaruhi dalam menjalankan konseling untuk membantu memecahkan masalah konseli yang juga memiliki nilai-nilai sendiri.
g.     Tanggung jawab kepada profesi
Menjalankan dan mempertahankan standar profesi bimbingan dan konseling serta kebijaksanaan yang berlaku dalam bimbingan dan konseling.
2)     Pelayanan Konseling di Luar Rumah

(a)   Konseling keluarga
Dalam perjalanankehidupan dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan keluaarga tidak semulus seperti yang diharapkan setiap orang. Kenyataan dalam kehidupan keluarga banyak masalah-masalah yang dapat membuat keluarga menjudi berantakan. Oleh karena itu, konseling keluarga sangat diperlukan, sebagai usaha membantu memecahkan masalah-masalah yang terjad didalam keluarga.
(b)   Ruang lingkup yang lenih luas
Permasalahan yang dialami oleh warga masyarakat tidak hanya terjadi pada lingkungan keluarga, sekolah, melainkan terjadi dimana-mana, misalnya : lingkungan industri, lembaga masyarakat, perusahaan, tempat organisasi, dan lainnya. Oleh karena itu, konselor sangat dibutuhkan di tempat-tempat tersebut.
(c)    Konselor multi dimensional
Pelayanan konseling yang menjangkau wilayah kerja yang lebih luas, perlu diselenggarakan oleh konselor yang bersifat multidimensional (Chiles & Eiken 1983) dalam Prayitno dkk. 1994). Konselor yang multi dimensional lebih bayak berperan sebagai pelatih dan supervisi. Selain itu, dia menyelenggarakan layanan konseling (Goldman, 1976).
(d)   Konselor berada dimana-mana
Dalam jangkauan yang lebih luas konselor akan berada dalam berbagai lingkungan yang dapat dijangkau oelh konselor profesional. Konselor profesional multidimensional benar-benar menjadi hali yang difungsikan untuk membantu perkembangan tertentu, membantu mengambil keputusan, membantu merencanakan tindak lanjut. Selain itu, membantu lembaga-lembaga kemasyarakatan dan organisasi-organisasi yang berkaitan dengan upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara luas.


1 comment:

  1. TERIMA KASIH... krna telah berbagi ilmu... materinya mempermudah kami memahami apa yang disampaikan dosen kami...

    ReplyDelete

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...