Friday, September 30, 2016

MAKALAH Gejala Kejiwaan Pada Manusia Normal

MAKALAH
Gejala Kejiwaan Pada Manusia Normal



BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui fase-fase pertumbuhan dan perkembangan, yang dalam prosesnya mengalami interaksi (saling mempengaruhi) antara kemampuan dasar (pembawaan) dengan kemampuan yang diperoleh (hasil belajar/pengaruh lingkungan).
Terdapat perbedaan pendapat dalam pengertian pertumbuhan perkembangan pertumbuhan diartikan ahli biologi sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensi tubuh, perkembangan dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam suatu kesatuan fungsional, bila pertumbuhan itu berlangsung.
Langfeld dan boring, menggunakan pengairan kematangan untuk pertumbuhan, sedang, perkembangan, diterapkan pada baik sebelum tingkah laku yang tidak dipelajari itu terjadi, maupun sebelum terjadinya proses belajar dari tingkah laku yang khusus.
Istilah “kematangan” mencakup didalamnya pengertian pertumbuhan dan perkembangan, maka seseorang telah dianggap “matang”, apabila fisik dan psikisnya masalah pertumbuhan dan perkembangan, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat-tingkat tertentu.
Sedangkan istilah “perkembangan” adalah berhubungan erat dengan pertumbuhan maupun kemampuan-kemampuan pembawaan dari tingkah laku yang pekat terhadap rangsangan-rangsangan sekitar.









B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian persepsi ?
2.      Apa yang di maksud dengan belajar dan berfikir ?
3.      Apa yang dimaksud dengan mengingat ?
4.      Apa itu emosi ?
5.      Apa itu proses berfikir?
6.      Apa itu motivasi?


C.     TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penulisan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui arti dan maksud dari persepsi
2.      Untuk mengetahui arti dan maksud belajar serta berfikir
3.      Untuk mengetahui arti dan maksud dari mengingat
4.      Untuk  mengetahui  arti dan maksud dari emosi
5.      Untuk mengetahui arti dan maksud dari proses berfikir
6.      Untuk mengetahui arti dan maksud dari motivasi


D.    METODE PENULISAN
Adapun metode makalah diatas digunakan adalah dengan cara studi pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang dijadikan referensi dalam informasi dalam pengumpulan informasi dan data serta data makalah yang akan dibahas.




BAB II
PEMBAHASAN

A.        Gejala-gejala Kejiwaan Pada Manusia Normal
1.      Persepsi 
Di dalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda sensasi ialah penerimaan stimulus melalui ialah indera, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada dalam otak. 
Sensasi tanpa persepsi/sensasi murni jarang terjadi sensasi murni mungkin terjadi dalam peristiwa dimana rangsang warna ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya.buta dan tiba-tiba dapat melihat 
Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih bercampur aduk, sehingga belum dapat membedakan benda-benda dengan jelas. Makin besar anak itu makin baiklah struktur susunan syarat otaknya sehingga mampu mengenali obyek satu persatu. 
Organisasi dalam peresepsi, mengikuti beberapa prinsip yaitu:
a.       Wujud dan latar, objek-objek yang kita amati, di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) sedangkan dengan hal-hal lainnya sebagai latar(ground).
b.      Pola pengelompokan :hal-hal tertentu cenderung kita kelompokan dalam peresepsi kita. Bagaimana cara kita mengelompokan dapat menentukan bagaimana kita mengamati hal tersebut.
Ada beberapa pola pengamatan yang menetap:
a.       Ketetapan warna: sesuatu yang hitam tetap akan diamati sebagai hitam,baik dibawa sinar terang maupun ditempat yang agak gelap.
b.      Ketetapan bentuk, sebuah pintu. Misalnya, tetap akan kita amati sebagai benda yang berbentuk empat persegi panjang, sekalipun kadand-kadang dari sudut pandang tertentu, pintu tampak sebagai trapesium atau jajaran genjang.
c.       Ketetapan ukuran, pohon setinggi dua meter, kalau dilihat dari jauh tampak sangat kecil, tetapi kita tetap mempersepsikannya sebagai benda yang tinggi dan besar.
d.      Ketetapan letak, dalam kendaraan yang berjalan, kita melihat pohon-pohon dan tiang listrik tetap ditempatnya masing-masing tidak bergerak.
Perbedaan peresepsi dapat disebabkan oleh hal-hal dibawah ini:
a.       Perhatian; biasanya kita tidak menangkap rangsangan yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja.
b.      Set; adalah harapan seseorang tentangan rangsangan yang akan timbul. Misalnya, seorang pelari yang siap di garis stars terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat ia mulai berlari.
c.       Kebutuhan; kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula perbedaan persepsi.
d.      Sistem nilai; sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika serikat (Bruner dan Godman, 1947, carter dan schooler, 1949) menunjukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
e.      Ciri kepribadian; ciri kepribadian akan mempengaruhi peresepsi. Misalnya, A dan B bekerja disuatu kantor yang sama dibawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut, memperesepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu dijauhi, sedangkan B yang mempunyai lebih percaya diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.
f.        Gangguan kejiwaan; gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.

2.      Belajar dan Berfikir 
           Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi/rangsang yang terjadi. .    
          Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Seseorang anak dibelikan sepeda oleh ayahnya. Ia akan mencoba sepeda tersebut dan mengadakan reaksi-reaksi atas rangsang-rangsang yang ditimbulkan sepeda. Lama kelamaan reaksi-reaksinya semakin teratur hingga suatu saat Ia dapat menguasai sepeda itu, dan bisa menjalankannya dengan  baik   
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar:
a.       Waktu istirahat: khususnya dalam mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk beristirahat.
b.      Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh :dalam mempelajari sesuatu lebih baik kalau pertama-tama kita mempelajari materi atau bahan yang ada secara keseluruhan.
c.       Pengertian terhadap materi yang dipelajari:kalau hendak mempelajari sesuatu maka kita harus mengerti materi yang kita pelajari itu.
d.      Pengetahuan akan prestasi sendiri: kalau kita tiap kali mengetahui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu dari pada kita harus meraba-raba terus.
e.      Tranfer: pengetahuan kita tentang hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi juga proses belajar yang sedang kita lakukan sekarang.
Perkataan belajar mempunyai tiga arti:
·         Menemukan
·         Mengingat
·         Menjadi efesien
Contoh:
·         Apakah anda sudah belajar bagaimana caranya memecahakan teka-teki ini? Belajar disini berarti menemukan
·         Apakah anda pernah belajar kata-kata starspangled banner? Belajar disini berarti mengingat
·         Apakah anda telah belajar bagaimana caranya mengendarai mobil? Belajar disini berarti menjadi efisien.
Hakikat Berpikir
Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu terdiri dari keaslian,kritik, dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam pemecahan problem yang bersifat non simbolis (misalnya memecahkan teka-teki), sasaran atau kritik terhadap hipotesis dilaksanakan bersama-sama, dalam perbuatan trial and eror yang bersifat terbuka.Kesimpulannya, seseorang berpikir bukan saja dengan otaknya tetapi juga dengan seluruh tubuhnya.Meskipun sistem syaraf itu mempunyai peranan yang penting dalam berpikir karena mengintegrasikan semua bagian tubuh, alat indera, otot dan kelanjar juga memegang peranan yang tidak kalah penting.

Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan seebagai berikut:
1.       Berpikir asosiatif: yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya. Jadi ide-ide timbul secara bebas jenis-jenis berpikir asosiatif:
a.       Asosiasi bebas: suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasannya.
b.      Asosiasi terkontrol: suatu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenal hal lain dalam batas-batas tertentu.
c.       Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realitas.
d.      Mimpi: ide-ide tentang hal, yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur, mimpi kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun, tetapi terkadang masih dapat diingat.
e.      Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar,
2.       Berpikir terarah: yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pasyaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan.
Dua macam berpikir terarah yaitu:
a.       Berpikir kritis: yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan,
b.      Berpikir kreatif: yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal.
Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:
a.       Strategi menyeluruh: disini persoalan dipadang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
b.      Strategi detailistis: disini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.
c.       Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
d.      Set: Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul:set).
e.      Sempitanya pandangan: sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar.
3.      Mengingat 
Ingatan adalah bukti bahwa seseorang telah belajar, semua orang mengingat banyak hal setiap harinya, tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang di ingatnya karena itu, mengingat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau. 
Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk :
a.       Rekognisi adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikembangkan pada indera. 
b.      Redall adalah apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu dimasa lampau tanpa mengenakan pada indera kita 
c.       Reproduksi adalah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah dipelajari. 
d.      Performance adalah mengingat kebiasaan,-kebiasaan yang sangat otomatis.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya:
a.       Rekoleksi yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa lengkap dengan segala detail dan hal-hal yang terjadi disekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
b.      Pembauran ingatan, hampir sama dengan rekoleksi, tetapi ingatanya hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan itu.
c.       Memanggil kembali ingatan itu, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal lain dimasa lalu.
d.      Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut.
e.      Mempelajari kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal yang yang sema untuk kedua kalinya, banyak hal-hal yang akan diingat kembali.
Lupa
Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa, keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi:
a.       Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu di otak kalau bagian materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi karena tidak digunakan materi itu lenyap sendiri.
b.      Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis. Mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
2)      Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan.
3)      Asimilasi: bentuk yang ,mirip botol, misalnya akan kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol.
c.       Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi.misalnya seorang anak menghapal nama kota-kota di jawa barat. Mungkin pula materi yang baru tidak dapat masuk lagi ke otak karena terhambat oleh materi lain yang terlebih dahulu dipelajari.
d.      Adakalanya kita melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa yang mengerikan, menakutkan penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses lupa yang disengaja ini kadang-kadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita.

3.       Emosi
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senang.
a.       Teori-teori emosi
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi.Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan pendapat yangempiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.
Tokoh empiris lain yang menfemukakan teori emosi adalah wilhem wundt (1832-1920). Tetapi berbeda dari W. james yang menyelidiki mengapa tibul emosi. W Wundt menguraikan jenis-jenis emosi.
·          Lust-unlust (senang-tak senang)
·           Spannung-losung (tegang-tak tegang)
·         Erregung-berubigung (semangat-tenang)

b.      Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi
Terutama pada emosi yang yang kuat, sering kali juga terjadi perubahan-perubahan pada tubuh kita, antara lain:
·           Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona
·           Peredaran darah: bertambah cepat bila marah
·           Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut
·           Pernafasan: bernafas panjang apabila kecewa
·           Pupil mata:membesar apabila sakit atau marah
·           Liur: mengering kalau takut dan tegang
·           Bulu roma: berdiri klau takut
·           Pencernaan: mencret-mencret kalau tegang
·           Otot: ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar( tremor)
·           Komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
c.       Menggolongkan emosi
ü  Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sanagat takut) menyebabkan aktivitas tubuh sanagat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif,
ü  Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya: kalau marah ia gementar ditempat, tetapi lain kali ia memaki-maki, atau mungkin lari.
ü  Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosinya didasarkan pada sifat rangsangannya, bukan bukan keadaan emosinya sendiri.
ü  Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif, sukar dilakukan karena selalu saja ada pengaruh dari lingkungan.

d.      Pertumbuhan emosi
Ada bebrapa ekspresi anatara lain:
·         Menjulurkan lidah kalau kebenaran
·         Bertepuk tangan kalau kuatir
·         Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia
Yang juga dipelajari dalam perkembangan emosi adalah objek-objek dan situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang tidak pernah ditakut-takuti ditempat gelap, tidak akan takut kepada tempat gelap,
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologi dapat di golongkan beberapa golongan yaitu emosi  pada manusia normal yaitu :
Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu.Bentuk ekstrim dari takut adalah takut yang phatologis, yang disebut fobia.Fobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata.
Kuatir
Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunnyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekuatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisa, tegang, tidak tenang, tidak aman.
Cemburu
Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekuatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang.
Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan.Biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba.
MarahSumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai tujuannya.
Frustasi
Frustasi adalah suatu keadaan dalam diri individu yang disebabkan tidak tercapainya kepuasan atau tujuan karena adanya halangan atau rintangan untuk mencapai kepuasan atau tujuan tersebut.
1.       Jenis frustrasi :
1.       Frustasi lingkungan, halangan berasal dari lingungan
2.       Frustrasi pribadi, terjadi karena perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya
3.       Frustasi konflik, disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang. Tiga macam konflik :
1.       Konflik mendekat – mendekat : dua atau lebih tujuan bernilai positif dan individu harus memilih
2.       Konflik mendekat – menjauh : objek mempunyai nilai positif dan negative
3.       Konflik menjauh – menjauh : individu dihadapkan pada dua pilihan bernilai negatif dan harus dihindari

Reaksi individu terhadap frustrasi :
1.       Bertindak secara eksplosif : membuat atau melakukan perbuatan sehingga ketegangan diri berkurang
2.       Melakukan kompensasi : membuat pengganti untuk mencapai tujuan
3.       introversi : berimajinasi sudah mencapai tujuan, hal ini bisa berakibat jadi halusinasi (Autisme)
4.       Sublimasi tujuan : mencari alternatif tujuan yang hampir sama
5.       Reaksi Psikopatis : tidak menghiraukan rintangan
6.       Simbolisasi : berbuat seolah sudah mencapai tujuan

5.      MOTIF
Motif Berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Motifasi merupakan seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
 Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya tingkah laku meskipun ada kebutuhan .
Ada beberapa pendapat mengenai motif.Salah satu mengatakan bahwa motif merupakan energi dasar yang terdapat dalam diri seseorang.
Menurut freud instink dibagi dua yaitu:
a.       Instink kehidupan atau instink seksual atau libido, yaitu dorongan untuk mempertahankan hidup dan memperkembangkan keturunan.
b.      Instink yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus pada kematian.
c.       Sarjana-sarjana lain yang juga mengakui motif sebagai energi dasar antara lain adalah:
d.      Bergson dengan teori elan vital mengakui adanya faktor yang bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku.
e.      Mc.Dougall dengan teori hormic, mengatakan bahwah tingkah laku ditentukan oleh hasrat, kecenderungan bekerjanya analog dengan kenyataan-kenyataan dalam dunia ilmu alam dan ilmu kimia.








Jenis Motif
Menurut W.I Thomas tahun 1923 motif terbagi :
1.       Motif rasa aman yaitu motif dasar dan primer yang meliputi kebutuhan akan rasa aman dan terhindar dari bahaya.
2.       motif respons: motif ini berasal dari kebutuhan akan keselamatan, yang kemudian berkembang menjadi motif tersendiri.
3.       Motif pengalaman baru: termasuk dalam golongan ini adalah :
·         Variasi seksual, yaitu mendorong orang untuk mencari variasi dalam kegiatan seksual.
·         Keingin tahuan, yaitu mendorong orang untuk mengetahui atau menyelidiki hal-hal yang masih baru atau asing baginya.
·         Pernyataan diri, yaitu kebutuhan untuk mendapat pengalaman-pengalaman baru melalui tingkah laku yang tidak biasa.
·         Motif untuk menyimpang dari kehidupan rutin.
·         Dominasi, yaitu motif untuk menang dari orang lain atau menguasai orang lain.
4.       Motif penalaran diri: motif ini didasari oleh kebutuhan untuk dipandang oleh masyarakat sebagai seseorang yang memppunyai kepribadian tersendiri, mempunyai pandangan sendiri, mempunyai nilai-nilai sendiri.
Termasuk dalam golongan motif ini adalah:
a.       Harga diri, yaitu penghargaan atau penilaian sesorang terhadap diri sendiri.
b.      Status, yaitu kebutuhan akan kedudukan atau posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai dengan peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat.
c.       Prestise, yaitu kebutuhan untuk dipandang dan dihargai oleh masyarakat sesuai dengan statusnya.












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa  persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada dalam otak  dengan  suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi/rangsang yang terjadi oleh tingkah laku yang menggunaka ide dengan bukti bahwa seseorang telah belajar mengingat banyak hal setiap harinya, tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang  efektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu baik dalam keadaan  emosinya marah atau pada saat individu itu senang dengan  faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu melalui proses informasi secara mental atau secara kognitif dengan sesuatu yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk hidup dan apabila kebutuhan itu tidak tercukupi maka makhluk hidup tersebut akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan makhluk hidup y lain yang mempunyai prinsip  teguh  dan tidak mudah goyah oleh apapun.

B.     Saran
Sebagai manusia biasa penulis merasa banyak memiliki kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Untuk melengkapi kekurangan dalam makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca untuk membaca beberapa buku-buku tentang Psikologi Remaja .
























DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...