MAKALAH
Gejala Kejiwaan Pada
Manusia Normal
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT
melalui fase-fase pertumbuhan dan perkembangan, yang dalam prosesnya mengalami
interaksi (saling mempengaruhi) antara kemampuan dasar (pembawaan) dengan
kemampuan yang diperoleh (hasil belajar/pengaruh lingkungan).
Terdapat perbedaan pendapat dalam
pengertian pertumbuhan perkembangan pertumbuhan diartikan ahli biologi sebagai
suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensi tubuh,
perkembangan dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk
atau bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam suatu kesatuan
fungsional, bila pertumbuhan itu berlangsung.
Langfeld dan boring, menggunakan
pengairan kematangan untuk pertumbuhan, sedang, perkembangan, diterapkan pada
baik sebelum tingkah laku yang tidak dipelajari itu terjadi, maupun sebelum
terjadinya proses belajar dari tingkah laku yang khusus.
Istilah “kematangan” mencakup
didalamnya pengertian pertumbuhan dan perkembangan, maka seseorang telah
dianggap “matang”, apabila fisik dan psikisnya masalah pertumbuhan dan
perkembangan, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada
tingkat-tingkat tertentu.
Sedangkan istilah “perkembangan”
adalah berhubungan erat dengan pertumbuhan maupun kemampuan-kemampuan pembawaan
dari tingkah laku yang pekat terhadap rangsangan-rangsangan sekitar.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian
persepsi ?
2. Apa yang di
maksud dengan belajar dan berfikir ?
3. Apa yang
dimaksud dengan mengingat ?
4. Apa itu
emosi ?
5. Apa itu
proses berfikir?
6. Apa itu
motivasi?
C.
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi
tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui arti dan maksud dari persepsi
2. Untuk
mengetahui arti dan maksud belajar serta berfikir
3. Untuk
mengetahui arti dan maksud dari mengingat
4. Untuk mengetahui
arti dan maksud dari emosi
5. Untuk
mengetahui arti dan maksud dari proses berfikir
6. Untuk mengetahui arti dan maksud dari
motivasi
D. METODE PENULISAN
Adapun metode makalah diatas digunakan adalah dengan cara
studi pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang dijadikan referensi dalam
informasi dalam pengumpulan informasi dan data serta data makalah yang akan
dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gejala-gejala
Kejiwaan Pada Manusia Normal
1. Persepsi
Di dalam psikologi, proses sensasi dan persepsi
berbeda sensasi ialah penerimaan stimulus melalui ialah indera,
sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada dalam
otak.
Sensasi tanpa persepsi/sensasi murni jarang terjadi sensasi murni mungkin
terjadi dalam peristiwa dimana rangsang warna ditunjukkan untuk pertama kali
kepada seseorang yang sejak lahirnya.buta dan tiba-tiba dapat melihat
Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih
bercampur aduk, sehingga belum dapat membedakan benda-benda dengan jelas. Makin
besar anak itu makin baiklah struktur susunan syarat otaknya sehingga mampu
mengenali obyek satu persatu.
Organisasi
dalam peresepsi, mengikuti beberapa prinsip yaitu:
a.
Wujud dan latar, objek-objek yang kita amati,
di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) sedangkan dengan
hal-hal lainnya sebagai latar(ground).
b.
Pola pengelompokan :hal-hal tertentu
cenderung kita kelompokan dalam peresepsi kita. Bagaimana cara kita
mengelompokan dapat menentukan bagaimana kita mengamati hal tersebut.
Ada beberapa
pola pengamatan yang menetap:
a.
Ketetapan warna: sesuatu yang hitam tetap
akan diamati sebagai hitam,baik dibawa sinar terang maupun ditempat yang agak
gelap.
b.
Ketetapan bentuk, sebuah pintu. Misalnya,
tetap akan kita amati sebagai benda yang berbentuk empat persegi panjang,
sekalipun kadand-kadang dari sudut pandang tertentu, pintu tampak sebagai
trapesium atau jajaran genjang.
c.
Ketetapan ukuran, pohon setinggi dua meter,
kalau dilihat dari jauh tampak sangat kecil, tetapi kita tetap mempersepsikannya
sebagai benda yang tinggi dan besar.
d.
Ketetapan letak, dalam kendaraan yang
berjalan, kita melihat pohon-pohon dan tiang listrik tetap ditempatnya
masing-masing tidak bergerak.
Perbedaan
peresepsi dapat disebabkan oleh hal-hal dibawah ini:
a.
Perhatian; biasanya
kita tidak menangkap rangsangan yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita
memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja.
b.
Set; adalah harapan seseorang tentangan
rangsangan yang akan timbul. Misalnya, seorang pelari yang siap di garis stars terdapat set bahwa
akan terdengar bunyi pistol disaat ia mulai berlari.
c.
Kebutuhan; kebutuhan-kebutuhan
sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, mempengaruhi persepsi orang
tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula
perbedaan persepsi.
d.
Sistem nilai; sistem
nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi.
Suatu eksperimen di Amerika serikat (Bruner dan Godman, 1947, carter dan
schooler, 1949) menunjukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin
mempersepsikan mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya.
Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
e.
Ciri kepribadian; ciri
kepribadian akan mempengaruhi peresepsi. Misalnya, A dan B bekerja disuatu
kantor yang sama dibawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan
penakut, memperesepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu
dijauhi, sedangkan B yang mempunyai lebih percaya diri, menganggap atasannya sebagai
tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.
f.
Gangguan kejiwaan; gangguan
kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.
2. Belajar dan Berfikir
Belajar
adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki
melalui serentetan reaksi atas situasi/rangsang
yang terjadi. .
Menurut
Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Seseorang anak dibelikan sepeda
oleh ayahnya. Ia akan mencoba sepeda tersebut dan mengadakan reaksi-reaksi atas
rangsang-rangsang yang ditimbulkan sepeda. Lama kelamaan reaksi-reaksinya
semakin teratur hingga suatu saat Ia dapat menguasai sepeda itu, dan bisa
menjalankannya dengan baik
Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar:
a. Waktu
istirahat: khususnya dalam mempelajari sesuatu yang meliputi bahan
yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk beristirahat.
b. Pengetahuan
tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh :dalam
mempelajari sesuatu lebih baik kalau pertama-tama kita mempelajari materi atau
bahan yang ada secara keseluruhan.
c. Pengertian
terhadap materi yang dipelajari:kalau hendak mempelajari sesuatu maka kita
harus mengerti materi yang kita pelajari itu.
d. Pengetahuan
akan prestasi sendiri: kalau kita tiap kali mengetahui hasil
prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih salah,
maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu dari pada kita
harus meraba-raba terus.
e. Tranfer: pengetahuan
kita tentang hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, kadang-kadang
mempengaruhi juga proses belajar yang sedang kita lakukan sekarang.
Perkataan belajar mempunyai tiga arti:
·
Menemukan
·
Mengingat
·
Menjadi efesien
Contoh:
·
Apakah anda sudah belajar bagaimana caranya
memecahakan teka-teki ini? Belajar disini berarti menemukan
·
Apakah anda pernah belajar kata-kata starspangled
banner? Belajar disini berarti mengingat
·
Apakah anda telah belajar bagaimana caranya
mengendarai mobil? Belajar disini berarti menjadi efisien.
Hakikat
Berpikir
Menurut
analisis berpikir, proses berpikir itu terdiri dari keaslian,kritik, dan
penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam pemecahan problem yang bersifat non
simbolis (misalnya memecahkan teka-teki), sasaran atau kritik terhadap
hipotesis dilaksanakan bersama-sama, dalam perbuatan trial and
eror yang bersifat terbuka.Kesimpulannya, seseorang berpikir bukan
saja dengan otaknya tetapi juga dengan seluruh tubuhnya.Meskipun sistem syaraf
itu mempunyai peranan yang penting dalam berpikir karena mengintegrasikan semua
bagian tubuh, alat indera, otot dan kelanjar juga memegang peranan yang tidak
kalah penting.
Macam-macam
kegiatan berpikir dapat kita golongkan seebagai berikut:
1. Berpikir
asosiatif: yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang
timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya. Jadi ide-ide timbul secara bebas
jenis-jenis berpikir asosiatif:
a. Asosiasi
bebas: suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasannya.
b. Asosiasi
terkontrol: suatu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenal hal lain dalam
batas-batas tertentu.
c. Melamun:
yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang
tidak realitas.
d. Mimpi:
ide-ide tentang hal, yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur, mimpi
kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun, tetapi terkadang masih dapat
diingat.
e. Berpikir
artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat
dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan
sekitar,
2. Berpikir
terarah: yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya
dan diarahkan pasyaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan
diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan.
Dua
macam berpikir terarah yaitu:
a. Berpikir
kritis: yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan,
b. Berpikir
kreatif: yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai
hal.
Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:
a. Strategi
menyeluruh: disini persoalan dipadang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan
untuk keseluruhan itu.
b. Strategi
detailistis: disini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan
bagian demi bagian.
c. Kesulitan
dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
d. Set:
Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada
persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul:set).
e. Sempitanya
pandangan: sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu
kemungkinan jalan keluar.
3. Mengingat
Ingatan adalah bukti bahwa seseorang
telah belajar, semua orang mengingat banyak hal setiap harinya, tingkah laku
manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang di ingatnya karena itu,
mengingat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman
masa lampau.
Mengingat dapat terjadi dalam
beberapa bentuk :
a.
Rekognisi adalah
mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikembangkan pada indera.
b.
Redall adalah
apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu dimasa lampau tanpa
mengenakan pada indera kita
c.
Reproduksi adalah
mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah
dipelajari.
d.
Performance adalah
mengingat kebiasaan,-kebiasaan yang sangat otomatis.
Ada beberapa
cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya:
a. Rekoleksi
yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa lengkap dengan segala detail
dan hal-hal yang terjadi disekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa
lalu.
b. Pembauran
ingatan, hampir sama dengan rekoleksi, tetapi ingatanya hanya timbul kalau ada
hal yang merangsang ingatan itu.
c. Memanggil
kembali ingatan itu, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas
dari hal-hal lain dimasa lalu.
d. Rekognisi,
yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut.
e. Mempelajari
kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal yang yang sema untuk kedua kalinya,
banyak hal-hal yang akan diingat kembali.
Lupa
Dewasa ini
ada empat cara untuk menerangkan proses lupa, keempatnya tidak saling
bertentangan, melainkan saling mengisi:
a. Apa
yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu di otak kalau bagian
materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses
metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita
tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi karena tidak digunakan materi itu lenyap
sendiri.
b. Mungkin
pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami
perubahan-perubahan secara sistematis. Mengikuti prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Penghalusan:
materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih halus dan
kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
2) Penegasan:
bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling
mengesankan.
3) Asimilasi:
bentuk yang ,mirip botol, misalnya akan kita ingat sebagai botol, sekalipun
bentuk itu bukan botol.
c. Kalau
mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak
dapat kita ingat lagi.misalnya seorang anak menghapal nama kota-kota di jawa
barat. Mungkin pula materi yang baru tidak dapat masuk lagi ke otak karena
terhambat oleh materi lain yang terlebih dahulu dipelajari.
d. Adakalanya
kita melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa
yang mengerikan, menakutkan penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua
hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja
(sekalipun proses lupa yang disengaja ini kadang-kadang tidak kita sadari,
terjadi diluar alam kesadaran kita.
3. Emosi
Pada umumnya
perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu
perasaan senang atau tidak senang.
a. Teori-teori
emosi
Ada dua macam
pendapat tentang terjadinya emosi.Pendapat yang nativistik mengatakan
bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan pendapat yangempiristik mengatakan
bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.
Tokoh empiris
lain yang menfemukakan teori emosi adalah wilhem wundt (1832-1920). Tetapi
berbeda dari W. james yang menyelidiki mengapa tibul emosi. W Wundt menguraikan
jenis-jenis emosi.
·
Lust-unlust (senang-tak
senang)
·
Spannung-losung (tegang-tak
tegang)
·
Erregung-berubigung (semangat-tenang)
b. Perubahan-perubahan
pada tubuh pada saat terjadi emosi
Terutama pada
emosi yang yang kuat, sering kali juga terjadi perubahan-perubahan pada tubuh
kita, antara lain:
·
Reaksi
elektris pada kulit: meningkat bila terpesona
·
Peredaran
darah: bertambah cepat bila marah
·
Denyut
jantung: bertambah cepat bila terkejut
·
Pernafasan:
bernafas panjang apabila kecewa
·
Pupil
mata:membesar apabila sakit atau marah
·
Liur:
mengering kalau takut dan tegang
·
Bulu
roma: berdiri klau takut
·
Pencernaan:
mencret-mencret kalau tegang
·
Otot:
ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar( tremor)
·
Komposisi
darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam emosional karena
kelenjar-kelenjar lebih aktif.
c. Menggolongkan
emosi
ü Emosi
yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sanagat takut) menyebabkan
aktivitas tubuh sanagat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif,
ü Satu
orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya: kalau
marah ia gementar ditempat, tetapi lain kali ia memaki-maki, atau mungkin lari.
ü Nama
yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosinya didasarkan pada sifat
rangsangannya, bukan bukan keadaan emosinya sendiri.
ü Pengenalan
emosi secara subjektif dan introspektif, sukar dilakukan karena selalu saja ada
pengaruh dari lingkungan.
d. Pertumbuhan
emosi
Ada bebrapa ekspresi anatara lain:
·
Menjulurkan lidah kalau kebenaran
·
Bertepuk tangan kalau kuatir
·
Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia
Yang juga dipelajari dalam perkembangan emosi adalah
objek-objek dan situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang
tidak pernah ditakut-takuti ditempat gelap, tidak akan takut kepada tempat
gelap,
Emosi sebagai
suatu peristiwa psikologi dapat di golongkan beberapa golongan yaitu
emosi pada manusia normal yaitu :
Takut
Takut adalah
perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat
mungkin menghindari kontak dengan hal itu.Bentuk ekstrim dari takut adalah
takut yang phatologis, yang disebut fobia.Fobia adalah perasaan takut terhadap
hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata.
Kuatir
Khawatir atau
was-was adalah rasa takut yang tidak mempunnyai objek yang jelas atau tidak ada
objeknya sama sekali. Kekuatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisa, tegang,
tidak tenang, tidak aman.
Cemburu
Kecemburuan
adalah bentuk khusus dari kekuatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan
terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari
seseorang.
Gembira
Gembira
adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan.Biasanya
kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba.
MarahSumber
utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai
tujuannya.
Frustasi
Frustasi
adalah suatu keadaan dalam diri individu yang disebabkan tidak tercapainya
kepuasan atau tujuan karena adanya halangan atau rintangan untuk mencapai
kepuasan atau tujuan tersebut.
1. Jenis
frustrasi :
1. Frustasi
lingkungan, halangan berasal dari lingungan
2. Frustrasi
pribadi, terjadi karena perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan
kemampuannya
3. Frustasi
konflik, disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang. Tiga
macam konflik :
1. Konflik
mendekat – mendekat : dua atau lebih tujuan bernilai positif dan individu harus
memilih
2. Konflik
mendekat – menjauh : objek mempunyai nilai positif dan negative
3. Konflik
menjauh – menjauh : individu dihadapkan pada dua pilihan bernilai negatif dan
harus dihindari
Reaksi
individu terhadap frustrasi :
1. Bertindak
secara eksplosif : membuat atau melakukan perbuatan sehingga ketegangan diri
berkurang
2. Melakukan
kompensasi : membuat pengganti untuk mencapai tujuan
3. introversi
: berimajinasi sudah mencapai tujuan, hal ini bisa berakibat jadi halusinasi
(Autisme)
4. Sublimasi
tujuan : mencari alternatif tujuan yang hampir sama
5. Reaksi
Psikopatis : tidak menghiraukan rintangan
6. Simbolisasi
: berbuat seolah sudah mencapai tujuan
5. MOTIF
Motif Berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi
terjadinya suatu tingkah laku. Motifasi merupakan seluruh proses gerakan,
termasuk situasi yang mendorong dorongan yang timbul dalam diri individu,
tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari
gerakan atau perbuatan.
Motif
adalah instansi terakhir bagi terjadinya tingkah laku meskipun ada kebutuhan .
Ada beberapa
pendapat mengenai motif.Salah satu mengatakan bahwa motif merupakan energi
dasar yang terdapat dalam diri seseorang.
Menurut freud
instink dibagi dua yaitu:
a. Instink
kehidupan atau instink seksual atau libido, yaitu dorongan untuk mempertahankan
hidup dan memperkembangkan keturunan.
b. Instink
yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus pada kematian.
c. Sarjana-sarjana
lain yang juga mengakui motif sebagai energi dasar antara lain adalah:
d. Bergson
dengan teori elan vital mengakui adanya faktor yang bersifat
nonmaterial yang mengatur tingkah laku.
e. Mc.Dougall
dengan teori hormic, mengatakan bahwah tingkah laku ditentukan
oleh hasrat, kecenderungan bekerjanya analog dengan kenyataan-kenyataan dalam
dunia ilmu alam dan ilmu kimia.
Jenis Motif
Menurut W.I
Thomas tahun 1923 motif terbagi :
1.
Motif rasa aman yaitu
motif dasar dan primer yang meliputi kebutuhan akan rasa aman dan terhindar
dari bahaya.
2.
motif respons: motif ini
berasal dari kebutuhan akan keselamatan, yang kemudian berkembang menjadi motif
tersendiri.
3.
Motif pengalaman baru: termasuk
dalam golongan ini adalah :
·
Variasi seksual,
yaitu mendorong orang untuk mencari variasi dalam kegiatan seksual.
·
Keingin tahuan,
yaitu mendorong orang untuk mengetahui atau menyelidiki hal-hal yang
masih baru atau asing baginya.
·
Pernyataan diri,
yaitu kebutuhan untuk mendapat pengalaman-pengalaman baru melalui tingkah laku
yang tidak biasa.
·
Motif untuk
menyimpang dari kehidupan rutin.
·
Dominasi, yaitu motif untuk menang dari orang
lain atau menguasai orang lain.
4.
Motif penalaran diri: motif
ini didasari oleh kebutuhan untuk dipandang oleh masyarakat sebagai seseorang yang
memppunyai kepribadian tersendiri, mempunyai pandangan sendiri, mempunyai
nilai-nilai sendiri.
Termasuk dalam golongan motif ini adalah:
a. Harga
diri, yaitu penghargaan atau penilaian sesorang terhadap diri sendiri.
b. Status,
yaitu kebutuhan akan kedudukan atau posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai
dengan peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat.
c. Prestise,
yaitu kebutuhan untuk dipandang dan dihargai oleh masyarakat sesuai dengan
statusnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa persepsi adalah menafsirkan
stimulus yang telah ada dalam otak
dengan suatu proses dimana suatu
tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas
situasi/rangsang yang terjadi oleh tingkah laku yang menggunaka ide dengan
bukti bahwa seseorang telah belajar mengingat banyak hal setiap harinya,
tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang efektif yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu baik dalam keadaan
emosinya marah atau pada saat individu itu senang dengan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang
yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan-tujuan
tertentu melalui proses informasi secara mental atau secara kognitif dengan sesuatu
yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk hidup dan apabila kebutuhan itu tidak
tercukupi maka makhluk hidup tersebut akan kesulitan untuk bersosialisasi
dengan makhluk hidup y lain yang mempunyai prinsip teguh
dan tidak mudah goyah oleh apapun.
B.
Saran
Sebagai manusia biasa penulis merasa banyak memiliki
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Untuk melengkapi kekurangan dalam
makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca untuk membaca beberapa buku-buku
tentang Psikologi Remaja .
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment