BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru
perlu mengetahui benar sifat – sifat serta karakteristik tersebut agar dapat
memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan potensi
kecerdasan dan kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan
orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Pada tulisan ini dikemukakan secara singkat
perkembangan yang dimaksud untuk dapat dikaji dan diterapkan pada saat guru
mengajar dalam kelas maupun dalam pergaulan sehari – hari, baik dilingkungan
sekolah maupun masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain pengetahuan tentang
perkembangan fisik, mental, rohani, serta intelektual anak SD tersebut
merupakan modal utama dalam rangka pembinaan anak.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai beberapa
masalah, antara lain :
1.
Apa
pengertian pertumbuhan ?
2.
Bagaiman
perkembangan pertumbuhan fisik dan jasmani ?
3.
Bagaimana
bentuk – bentuk karakteristik anak usia sekolah dasar ?
4.
Faktor
– faktor apa sajakah yang mempengaruhi karakteristik ?
BAB
II
PEMBAHASAN
KB I : PERTUMBUHAN FISIK
ATAU JASMANI SERTA PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL
A. Pertumbuhan
Jasmani Selama Pertengahan Masa Kanak – Kanak
1.
Tingkat pertumbuhan
Menurut Tanner, (1973 : 35) anak berusia
7 tahun tidak akan banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini dalam keadaan
normal. Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras, bangsa, dan tingkat
sosial ekonominya. Pertumbuhan mereka juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
mereka.
2.
Nutrisi dan Pertumbuhan
Untuk mendukung pertumbuhan spontan,
anak – anak memerlukan 2.400 kalori setiap hari, 34 gram protein, dan rata –
rata karbohidrat yang tinggi. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang lamban, karena nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan
hidup dan energi, sedangkan protein lebih untuk meningkatkan pertumbuhan.
Anak – anak yang memperoleh nutrisi yang
cukup mereka bersifat gembira dan lebih bersikap sosial dengan teman
bermaiinya.
3.
Kesehatan dan Kebugaran anak
Perkembangan vaksin untuk berbagai
penyakit kanak – kanak telah membuat anak – anak usia pertengahan selamat dalam
hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak – anak usia ini dari pada
anak – anak yang lebih rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya imunisasi
disekolah. Hal ini juga merupakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak –
anak usia sekolah tersebut paling rendah sepanjang tahun.
B. Beberapa
Aspek Kesehatan Dan Kebugaran Masa Kanak – Kanak
1.
Obesity
Kegemukan pada anak - anak merupakan isu
utama di Amerika Serikat sejak tahun
1970 – an, terutama pada anak – anak
usia 6 – 11 tahun. Menurut hasil penelitian yang pada umurnya sering sekali
bersifat korelasional, berarti kita tidak dapat menarik kesimpulan berdasarkan
sebab – akibat. Kelebihan berat badan sering disebabkan oleh kurang berolah
raga dan terlalu banyak makan. Disamping itu lingkungan juga berpengaruh besar
terhadap kegemukan, biasanya justru terdapat pada masyarakat yang tingkat
ekonominya rendah.
2.
Kondisi Medis Pada Masa Kanak – kanak
Selama study 6 tahun disimpulkan pada
umumnya anak – anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan
berbagai kondisi medis, biasanya karena flu atau virus.
3.
Penglihatan
Pada anak usia sekolah, penglihatannya
lebih tajam dari pada waktu – waktu sebelumnya. Anak – anak yang berada di
bawah usia 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka
belum matang dan dibentuk secara berbeda dengan orang dewasa. Sekalipun
demikian penglihatan anak dari keluarga kurang mampu tidak dapat berkembang
secara normal.
4.
Kesehatan Gigi
Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal
giginya yang pertama kali, selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap
tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya. Lebih kurang setengah
dari anak usia 5 – 17 tahun di AS tidak memiliki gigi rusak. Dewasa ini di
Amerika terdapat 36persen lebih sedikit mengalami gangguan gigi dari pada hasil
penelitian pada tahun 1980-an, dimana terdapat rata – rata hampir 5 kerusakan
atau kehilangan gigi atau gigi tanggalnya.
5.
Kebugaran Anak
Pada dewasa ini latihan fisik bagi anak
– anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960-an. Jantung dan paru –
paru mereka bentuknya kurang baik dibandingkan dengan anak – anak yang suka
berolahraga dari pada anak – anak yang usianya pertengahan tahun.
C. Perkembangan
Intelektual Dan Emosional
1.
Perkembangan Intelektual
a.
Perkembangan
Kognitif (tahap operasi konkret piaget)
Menurut piaget, kadang – kadang anak
usia antara 5 – 7 tahun memasuki tahap opersai konkret, yaitu pada waktu anak
dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu. Pada umunya mereka pada
tahap ini berusia sampai kira – kira 11 tahun.
b.
Berpikir
Operasional
Menurut piaget, pada tahap ini anak –
anak mampu berpikir operasional, mereka dapat mempergunakan simbol, melakukan
berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan
dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam
aktivitas.
c.
Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan
yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret.
Dengan kata lain konservasi adalh kemampuan untuk mengenal atau mengetahui
bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume
selama tidak ditambah atau dikurangi.
d.
Bagaimana
Konservasi Dikembangkan
Pada umumnya anak – anak bergerak pada
tiga tahapan dalam menguasai konservasi sebagaimana dikemukakan dia atas.
Pada tahap pertama, anak – anak
preoperasional gagal mengkonservasi. Mereka memusatkan perhatian pada suatu
aspek dalam situasi tertentu.
Pada tahap kedua, merupakan
transisional. Anak – anak kembali pada kondisi bahwa kadang – kadang mengadakan
konservasi namun kadang – kadang tidak melakukannya. Sedangkan pada tahap
ketiga atau terakhir anak – anak dapat mengkonservasi dan dapat memberikan
alasan secara logis atas jawaban yang mereka berikan. Alasan – alasan tersebut
mengacu pada perubahan, identitas, atau kompensasi. Jadi anak – anak pada
opersional konkret menunjukkan suatu kualitas kognitif lebih lanjut dari pada
anak – anak preopersional. Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak
– anak untuk mengkonservasi akan lebih baik secara nalar telah cukup matang.
2.
Perkembangan Emosional
a.
Gangguan
Emosional Pada Kanak – kanak
Terdapat beberapa gangguan emosional
pada kanak – kanak sehingga terkesan sebagai penyebab ketakutan kanak – kanak
untuk melakukan kegiatan. Antara lain pada susana yang gelap sehingga takut
melakukan sesuatu pada malam hari diluar rumah, taku pada seorang dokter, anak
– anak yang sering mengalami ketakutan seperti ini merupakan masalah bagi para
psikiater.
b.
Beberapa
Tipe masalah Emosional
Kebrutalan atau keberingasan anak nampak
pada perilakunya, misalnya berkelahi, berbohong, mencuri, merusak hak
milik.bentuk – bentuk tindakan tersebut merupakan ekpresi dari emosional yang
terganggu.sekalipun demikian pada umunya anak – anak berusaha mengubahnya dan
menutupi perilaku mereka dengan mengemukakan alasan untuk dapat dipercayai oleh
orang lain.
c.
Gangguan
Kecemasan
Berbagai gangguan kecemasan dimulai pada
masa kanak – kanak. Gangguan kecemasan tersebut dapat berupa gangguan keinginan
terpisah dan ketakutan (phobia) sekolah.gangguan keinginan terpisah dari orang
yang terdekat disebabkan berbagai hal yang berbeda – beda, dan dapat berakibat
anak sakit kepala, sakit perut, dan sebagainya.
d.
Takut
Sekolah
Suatu ketakutan yang tidak realistik
adalah apabila seorang anak tidak mau sekolah, mungkin kondisi semacam ini juga
merupakan keinginan terpisah. Ketakuatan terhadap guru yang keras atau galak
atau bahkan takut terhadap tugas yang di dapat dari sekolah.
e.
Kematangan
Sekolah
Kematangan sekolah merupakan suatu
kondisi di mana anak telah memiliki kesiapan yang cukup memadai, baik dilihat
dari fisiknya maupun mental, untuk dapat memenuhi tuntutan pendidikan formal.
f.
Depresi
Pada Masa Kanak – kanak
Gejala – gejala dasar yang mempengaruhi
gangguan tersebut adalah serupa pada masa kanak – kanak hingga dewasa. Gangguan
tersebut juga dapat mengakibatkan anak itu tidak suka bersenang – senang, tidak
dapat berkonsentrasi, dan menunjukkan berbagai reaksi emosional yang normal.
Gejala – gejala depresi adalah antara
lain, gangguan konsentrasi, kurang tidur, selera makan kurang, mulai berbuat
kejelekkan di sekolah, tidak merasa bahagia, selalu mengeluh karena penyakit
jasmani yang dideritanya.
g.
Perawatan
Problema Emosional
Perawatan secara psikologis dapat
dilakukan dengan banyak cara, pertama terapi secara individual, yaitu dengan
melihat aak satu persatu, membantu agar anak dapat mengenal dirinya atau
kepribadiannya dan hubungannya dengan orang lain, dan menginterpretasikan
perasaan dan perilaku anak.
h.
Stres
Stres adalah perasaan tertekan disertai
dengan meningkatkan emosi yang tidak menyenangkan, seperti cemas, gelisah,
sedih, atau marah yang relatif berlangsung lama. Stres dapat disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain suasana dalam keluarga yang sering diwarnai oleh
adanya konflik orang tua atau sikap orang tua yang selalu menuntut pada anak
untuk berprestasi atau berbuat yang baik – baik saja. Sekalipun demikian jarang
diketemukan pada anak – anak.
KB II :
PERKEMBANGAN BAHASA, SOSIAL, MORAL, DAN
SIKAP
A. Perkembangan
Bahasa
Bahasa adalah sebagai salah satu bentuk
komunikasi di mana pikiran dan persaan seseorang disimbolisasikan agar dapat
menyampaikan arti kepada orang lain. Perkembangan bahasa terbagi menjadi dua
periode besar, yaitu periode prelinguitik (0 – 1 tahun) dan linguistik (1- 5
tahun). Mulai periode linguistik inilah anak – anak mengucapkan kata – kata
pertama yang merupaka saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode
linguistik terbagi ke dalam tiga fase, yaitu :
1. Fase Satu Kata atau Holofrase
Pada fase ini anak menggunakan satu kata
untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan
atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk.
2. Fase Lebih dari Satu Kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia
sekitar 18 tahun. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang
terdiri dari dua kata. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak
lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Fase Ketiga adalah Fase Diferensiasi
Pada periode ini masa balita yang
berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun.
Keterampilan anak mulai lancar dan berkembang pesat.
Jenis
– jenis Bahasa
a.
Bahasa
tubuh
Bahasa tubuh adalah cara seseorang
berkominukasi dengan mempergunakan bagian – bagian tubuh, yaitu melalui gerak
isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya
disebut bahasa tubuh.
b.
Bicara
Bicara merupakan salah satu komunikasi
yang paling efektif. Bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan
tetapi berfungsi untuk mencapai tujuannya, misalnya :
1)
Sebagai
pemuas kebutuhan dan keinginan
2)
Sebagai
alat untuk menarik perhatian orang
3)
Sebagai
alat untuk membina hubungan sosial
4)
Sebagai
alat untuk mengevaluasi diri sendiri
5)
Untuk
dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
6)
Untuk
mempengaruhi perilaku orang lain
c.
Potensi
anak Bebicara Didukung oleh Beberapa Hal
1)
Kematangan
alat berbicara
2)
Kesiapan
berbicara
3)
Adanya
model yang baik untuk dicontoh oleh anak
4)
Kesempatan
berlatih
5)
Motivasi
untuk belajar dan berlatih
6)
Bimbingan
d.
Gangguan
Dalam Perkembangan Berbicara
1)
Anak
cengeng
2)
Anak
sulit memahami isi pembicaraan orang lain
B. Perkembangan
Sosial, Moral, Dan Sikap
1.
Perkembangan Sosial
Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan, penerimaan lingkungan, serta berbagai pengalaman yang
bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan
modal dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses
dan menyenangkan pada waktu yang akan datang atau meningkat dewasa.
Bertalian dengan perkembangan sosial
anak, peranan orang tua sangat penting, terutama dalam mengembangkan
keterampilan bergaul bagi anak. Oleh karena itu, selain memberikan anak
kepercayaan dan kesempatan, orang tua juga diharapkan dapat memberi penguatan
melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada saat anak berperilaku positif.
Sebaliknya orang tua juga berkewajiban memberi hukuman kepada anak apabila anak
bertingkah laku negatif atau melakukan berbagi kesalahan.
Lebih lanjut masalah ganjaran dan
hukuman yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya dapat diuraikan sebagai
berikut :
a.
Ganjaran
atau Hadiah
Ganjaran atau hadiah adalah berbagai
bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap suatu prestasi yang telah dicapai
oleh seseorang atau sekelompok anak dalam aktivitas tertentu. Terdapat 3 fungsi
hadiah yang amat penting dalam pendidikan, yaitu :
1)
Memiliki
nilai pendidikan
2)
Memberikan
motivasi kepada anak
3)
Memperkuat
perilaku
b.
Hukuman
Hukuman merupakan sanksi fisik maupun
psikis terhadap suatu kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak dengan
sengaja.
1.
Fungsi
Hukuman
a)
Fungsi
restriktif
b)
Hukuman
sebagai fungsi pendidikan
c)
Hukuman
sebagai penguat motivasi
2.
Syarat
– syarat Hukuman
a)
Sebaiknya
hukuman segera diberikan kepada anak
b)
Diberikan
secara konsisten
c)
Hukuman
bersifat konstruktif
d)
Hukuman
bersifat impersonal
e)
Dalam
memberikan hukuman disertai alasan
-
Hukuman
dipergunakan sebagai alat mengembangkan hati nurani anak
-
Hukuman
diberikan pada tempat dan waktu yang tepat
2.
Perkembangan Moral dan Sikap
Beberapa proses pembentukan perilaku
moral dan sikap anak :
a.
Imitasi
Imitasi berarti peniruan sikap, cara
pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukan dengan sengaja oleh anak.
b.
Internalisasi
Internalisasi adalah suatu proses yang
merusak pada diri seseorang karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan
paling langgeng dalam kehidupan orang tersebut.
c.
Introvert
dan Ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang
untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat, sikap, atau keputusan –
keputusan yang diambil selalu berdasarkan pada perasaan, pemikiran, dan
pengalamannya sendiri. Sebaliknya ekstrovert adalah kecenderungan seseorang
untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap, dan
keputusan – keputusan yang diambil.
d.
Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan seseorang
untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain dalam bentuk material maupun
moral.
e.
Ketergantungan
Anak – anak pada usia 6 – 12 tahun karena
kebutuhan hidupnya sangat tergantung kepada orang tua atau dewasa lainnya,
terutama yang masih ada hubungan keluarga, misalnya kakak kandung, atau orang
lain yang tinggal satu rumah denganya.
f.
Bakat
Bakat merupakan potensi dalam diri
seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut
dapat mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan.
Menurut ilmu pengetahuan terdapat dua
jenis bakat yang dimiliki dan dapat dikembangkan, yaitu :
a)
Bakat
yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan
khusus.
b)
Bakat
yang diperlukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan tertentu atau pendidikan
khusus.
Terdapat tiga faktor utama yang dapat
mempengaruhi tampilnya bakat anak, yaitu :
1)
Faktor
motivasi
2)
Faktor
nilai atau value
3)
Konsep
diri
KB 3 : PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
A. Perbedaan
Pada Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik pada anak laki –
laki dan perempuan usia SD
USIA
|
PERILAKU YANG TERPILIH
|
1
2
3
4
5
|
Dalam gerakan anak
perempuan lebih superior dan teliti, sedangkan anak laki – laki lebih
superior dalam kekuatan.
Keseimbangan
dengan berdiri satu kaki tanpa memperhatikan kemungkinannya. Anak – anak
dapat berjalan melangkah lebar dengan seimbang. Anak – anak dapat melompat
secara teliti dalam segi tempat yang sempit.
Memiliki
kekuatan menggengam secara ajeg dengan tekanan 6 kg. Pada usia tersebut anak
laki – laki dan perempuan suka bergabung dalam permainan kelompok.
Anak perempuan
dapat melompat setinggi 21 cm, sedangkan anak laki – laki dapat sampai 10
inci.
Anak laki –
laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan melompat
setinggi 135 cm.
|
Dapat disimpulkan dalam beberapa hal
anak perempuan anak berhasil lebih baik dari pada anak laki – laki.
B. Perbedaan
Pada Perkembangan Intelektual
Memasuki jenjang pendidikan SD pada usia
6 tahun sudah siap menerima pelajaran seara teratur dalam tugas sekolah.
Walaupun demikian ada siswa yang pada usia tersebut belum mampu mengikuti
pelajaran yang diberikan secara teratur. Seperti halnya perbedaan pada
perkembangan fisikanak, pada tahap ini operasi konkret menurut piaget, anak –
anak dapat berpikir logis tentang suatu hal. Seorang guru yang mengajar di
kelas 1 SD dengan hanya ceramah dalam menerangkan konsep pertambahan pada
matematika, tidak akan membuat siswa berkembang secara maksimal. Lain halnya
dengan guru yang menggunakan benda konkret sebagai media untuk menyampaikan
materi, akan membuat anak lebih cepat mengerti.
C. Perbedaan
Pada Perkembangan Moral
Pada aspek perkembangan moral pada
individu banyak tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Dibawah ini akan
dipaparkan dua pandangan ahli tentang perbedaan pada perkembangan moral.
1.
Piaget dan Tahapan Moral
Menurut Piaget konsepsi anak mengenai
moralitas berkembang pada dua tahap utama yang sejajar dengan tahap – tahap pra
– operasional. Pada umumnya orang mengalami tahapan moral tersebut pada waktu
yang berbeda, namun urutannya tetap sama.
Tahap pertama, hambatan moralitas juga
disebut (heteronomous morality), bercirikan kelakuan, penyesuaian yang
sederhana. Sedangkan tahap kedua, moralitas kerja sama juga disebut (autonomous
morality) yang bercirikan moral yang fleksibel (kenyal 0.
2.
Kohlberg dan Alasan Moral
Kohlberg melukiskan tiga tingkatan
alasan moral sebagai berikut :
a.
Tingkat
1 (anak usia 4 – 10 tahun) anak masih dibawah pengawasan orang tua dan lain –
lain.
b.
Tingkat
2 (anak usia 10 – 13 tahun) anak – anak telah menginternalisasikan figur
kekuasaan standar.
c.
Tingkat
3 (anak usia 13 tahun atau lebih) moralitas sepenuhnya internal.
D. Perbedaan
Kemampuan
Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan
yang berbeda – beda. Kemampuan disini dapat diartikan sebagai kemampuan
berkomunikasi, bersosialisasi, atau kemampuan kognitif. Kemampuan berkomunikasi
adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk
ungkapan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa
sangat dipengaruhi oleh faktor intelektualitas dan lingkungan, selain juga
faktor fisik yaitu organ berbicara seseorang.
KB 4 : JENIS – JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SEKOLAH
DASAR
A. Jasmaniah
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan
dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dan
sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa
mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Oleh karena itu guru perlu memberikan
kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghindari hukuman dengan memohon maaf
dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi. Pada usia SD anak juga mulai
merasakan adanya kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya baik secara fisik
maupun psikis dari orang lain
Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan
melalui disiplin, Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak
untuk hal – hal berikut ini :
1. Memberikan rasa aman kepada anak
2.
Berusaha
belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang
ditafsirkn sebagai tanda penerimaan dirinya.
3.
Mendorong
anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut sesuai
dengan perkembangan dirinya.
4.
Membantu
anak mengembangkan hati nuraninya, dan mengasah intuisi dalam dirinya.
B. Kasih
Sayang
Pada masa ini anak – anak sangat
sensitif dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan sehingga
disini guru harus bertindak bijaksana dan proporsional dalam memutuskan suatu
tindakan.
C. Memiliki
Pada masa usia di kelas – kelas rendah
di SD, anak – anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian,
namun demikian anak – anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri
sendiri, dan membanding – bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki masih dominan.
D. Aktualisasi
Diri
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan
kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan
perkembangan dari kebutuhan – kebutuhan sebelumnya. Salah satu kebutuhan yang
berkaitan dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau
need for achievement. Karena anak – anak SD di kelas tinggi sudah timbul
keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai prestasi.
Empat peranan guru untuk memberikan dan
meningkatkan motivasi siswa :
1. Membangkitkan semangat siswa
2.
Memberikan
harapan yang realistis
3.
Memberikan
insentif
4. Memberi pengarahan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakteristik
umum anak SD adalah senang bermain , senang bergerak , senang bekerja dalam
kelompok ,serta senang merasakan atau melakukan secara langsung.Oleh karena itu
guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung permainan , memungkinkan
siswa untuk bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok,serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
B. Saran
·
Dengan
mengetahui dan memahami karakteristik baik dari segi gaya belajar serta
kebutuhan belajar peserta didik,hendaknya Guru mampu memilih dan memilah dalam
menentukan strategi atau model
pembelajaran yang tepat.
·
Memacu
kreatifitas siswa agar lebih kreatif dalam pembelajaran
KARAKTERISTIK DAN
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR
KB I :
Pertumbuhan Fisik atau jasmani serta perkembangan
Intelektual dan Emosional :
A.
Pertumbuhan
Jasmani selama pertengahan masa kanak – kanak
·
Tingkat
Pertumbuhan
·
Nutrisi
dan pertumbuhan
·
Kesehatan
dan Kebugaran anak
B.
Beberapa
aspek kesehatan dan kebugaran masa kanak – kanak
·
Aspek
Obesity
·
Kondisi
medis pada masa kanak – kanak
·
Penglihatan
·
Kesehatan
gigi
·
Kebugaran
anak
C.
Perkembangan
Intelektual dan Emosional
·
Perkembangan
Intelektual
a.
Perkembangan
Kognitif
b.
Berpikir
Operasional
c.
Konservasi
d.
Bagaimana
konservasi di kembangkan
·
Perkembangan
Emosional
a.
Gangguan
Emosional pada kanak – kanak
b.
Beberapa
masalah tipe Emosional
c.
Gangguan
kecemasan
d.
Takut
sekolah
e.
Kematangan
sekolah
f.
Depresi
g.
Perawatan
Problema Emosional
h.
Stress
KB II :
Perkembangan Bahasa , Sosial , Moral , dan Sikap
A.
Perkembangan
Bahasa
·
Fase
satu kata (Holofrase)
·
Fase
Lebih dari satu kata
·
Fase
Diferensiasi
·
Jenis
– jenis Bahasa (bahasa tubuh,bicara)
B.
Perkembangan
sosial , Moral , dan Sikap
·
Perkembangan
Sosial
·
Perkembangan
Moral dan sikap
KB III :
Perbedaan Individu anak Usia sekolah dasar
A.
Perbedaan
pada perkembangan Fisik
B.
Perbedaan
pada Perkembangan Intelektual
C.
Perbedaan
pada Perkembangan Moral
D.
Perbedaan
Kemampuan
KB IV :
Jenis Kebutuhan anak Usia sekolah dasar
A.
Jasmaniah
B.
Kasih
Sayang
C.
Memiliki
D.
Aktualisasi
diri
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. (1998). Psikologt
Kepenatclikan. Bandung: Rosda Karya.
Alloy, Lauren B. Et.al (2004). Abnormal Psychology:
Current Perspective Ninth Edition. USA: McGraw-Hill.
Anderson, JE. (1951). The Psychology of Development
and Personal Adjustment. New York: Henry Holt.
Andi Mappiare. (1983). Psikologi Orang Dewasa.
Surabaya: Usaha Nasional.
Apter, S.J. (1982). Troubled Children/Trobled Systems.
Pergamon Press. New York.
Becker, H.S. (1964). The Revolt of The Middle-age Man.
New York: Wyn.
Bower, EM. (1981). Early Identification of Emotionally
Handicapped Children in School. Charles C. Thomas, Springfield. Ill.
Buten, Howard (2005). Dinding-dinding Kaca: Memahami
Orang-orang Autistik. Alih bahasa Meda Satrio. Bandung: Qanita.
Delphi, Bandi. "Pedagogik Anak Berkebutuhan
Khusus" dalam Mohammad Ali, dkk. (2007). llmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: Pedagogiana Press.
Djamaluddin, Sri Utami Soedarsono, "Konsep
Layanan Pendidikan Bagi Anak Autistik dan Profil Model Sekolah Pelita
Hati" dalam Diakses tanggal 10 September 2008.
Elliot, Stephen N., (et.a11). (2000). Educational
Psychology: Effective Teaching, Effective Learning, Third Edition. USA:
McGraw-Hill.