KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah karena atas kekuatannya penulis bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dosen kepada
penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
kemamampuan kritis pembaca.
Penulis
menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan baik dari segi
tatabahasa maupun sistematika penulisannya, oleh sebab itu saran dan kritik
sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan mendatang.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar
Lampung, 25 April 2017
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drama................................................................................... 2
2.2 Ciri-ciri Drama ...................................................................................... 2
2.3 Unsur-unsur Drama................................................................................ 3
2.4 Jeni-jenis Drama..................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sastra pada
dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata – mata sebuah imitasi.
Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya
adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir
dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi
dirinya.
Biasanya
kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk
dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair,
pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Drama atau teater adalah salah
satu sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah
terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron,
film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan
kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni
drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini,
penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi
terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran
harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.
Berdasarkan ulasan
di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para pembaca yang ingin
menekuni dunia drama. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur drama,
makalah ini juga memuat catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga
dengan panduan bagaimana akting yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drama
Istilah drama berasal dari bahasa
yunani droomai yang berarti berbuat. Pengertian drama adalah pertunjukan cerita
atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama ialah aksi mimetic
(peniruan), yaitu aksi yang meniru atau mewakilkan perlakuan manusia. Menurut
Aristotle, drama ialah peniruan kehidupan, sebuah cermin budaya dan suatu
bayangan kebenaran. Dalam buku The American College Dictionary, drama
didefinisikan sebagai karangan prosa dan puisi yang menyajikan dialog, pantomin
atau cereka yang mengandungi konflik untuk dipentaskan. Mengikut Oxford
Dictionary, drama sebagai komposisi prosa boleh disesuaikan untuk disaksikan di
atas pentas yang ceritanya disampaikan melalui dialog dan aksi, dan
dipersembahkan dengan bantuan gerak, kostum dan latar hiasan seperti kehidupan
yang sebenar. Bagi Aristotle, plot merupakan penggerak utama sesebuah drama dan
drama harus dibina dari tiga kesatuan, yaitu aksi, tempat dan masa.
Elemen-elemen inilah yang menyebabkan drama menjadi sebagian dari cabang
sastra. Selain elemen sastra, drama juga merangkumi elemen-elemen seni yang
lain seperti lakon, seni musik, seni busana dan seni tari.
2.2 Ciri-ciri Drama
Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri yang berikut :
·
Drama merupakan
prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan dipentaskan.
·
Naskah drama boleh
berbentuk prosa atau puisi.
·
Drama terdiri dari
dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan.
·
Pemikiran dan
gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya.
·
Konflik ialah unsur
penting dalam drama. Konflik digerakkan oleh watak-watak dalam plot, elemen
penting dalam sesebuah skrip drama.
·
Sebuah skrip yang
tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik.
·
Gaya bahasa dalam
sebuah drama juga penting kerana ia menunjukkan latar masa dan masyarakat yang
diwakilinya, sekali gus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang
digambarkan oleh pengarang
2.3 Unsur-unsur Drama
Unsur dalam drama dapat
diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan
unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam
adalah unsur yang tidak tampak.
Unsur intrinsik
(unsur dalam) diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Tokoh
Tokoh adalah
individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain
drama disebut actor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau
drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan
keadaan kejiwaan. Tokoh dalam drama diklasifikasikan menjadi:
a)
Berdasarkan
sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai
berikut:
· Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung
cerita.
· Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya
ada seorang tokoh utama yang menetang cerita.
· Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk
tokoh protagonist maupun tokoh antagonis.
b)
Berdasarkan
peranannya, tokoh diklasifikasikan sebagai
berikut:
·
Tokoh sentral yaitu
tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab
terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh
antagonis.
·
Tokoh utama yaitu
tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara
tokoh sentral atau dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
·
Tokoh pembantu
tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai
cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Jadi tidak
semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.
2. Setting
Setting diciptakan
penulis/pengarang untuk memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi
logis atau konkretisasi sebuah tempat agar penonton, pembaca mempunyai
pembayangan yang tepat terhadap berlangsungnya suatu peristiwa. Selain itu,
setting juga diciptakan untuk menggerakan emosi atau kejiwaan pembaca atau
penonton. Secara emottif penonton atau pembaca diharapkan mempunyai daya khayal
yang lebih dalam sesuai dengan kedalaman-kedalaman pengalaman berfikirnya.
Misalnya pelaku yang berada diantara deretan pedagang-pedagang kaki lima, bukan
di sebuah plasa atau supermarket, pembaca atau penonton akan menagkap kesan
kesedihan, bahkan kemiskinan. Setting atau tempat kejadian cerita sering
disebut juga latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi:
1)
Setting tempat
Setting tempat adalah tempat
terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri.
Setting tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu.
2)
Setting waktu
Setting waktu adalah waktu atau zaman
atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Settingwaktu juga terjadi
di waktu pagi, siang, sore, atau malam.
3)
Setting ruang
Setting ruang juga dapat berarti
ruang dalam rumah atau latar rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang
akan memberi corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan. Misalnya di ruang
tamu keluarga modern yang kaya akan berbeda dengan ruang tamu keluarga
tradisional yang miskin.
4. Tema
Tema merupakan
gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama
dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya
konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog. Tema yang bisa diangkat dalam drama
adalah masalah percintaan, kritik social, kemiskinan, kesenjangan social,
penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotism, dan renungan hidup.
5. Alur
Alur atau plot
adalah jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan
maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa,
tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan
pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik),
konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak-klimak
s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending
(keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu
pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.
6. Amanat
Seorang pengarang
drama baik sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya.
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton
melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui drama harus
ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau
penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama.
Amanat bersifat
kias subjektif & umum sedangkan tema bersifat lugas, objektif, &
khusus. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Amanat
drama selalu berhubungan dengan tema drama.
2.4 Jeni-jenis Drama
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.
Berdasarkan isi
ceritanya.
a.
Drama tragedy (drama duka)
Tragedy atau drama
duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung.
Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedy
menceritakan pertentangan antara tokoh protagonist dengan kekuatan dari luar
atau tokoh lainya. Pertentangan ini berakhir dengan keputusan, kehancuran, atau
kematian tokoh protagonis.
Contoh: Drama Romeo dan Juliet, film
Ttitanic.
b.
Melodrama
Melodrama adalah
drama yang sangat menyentuh perasaan (sentimental), mendebarkan hati, dan
mengharukan. Ceritanya dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton.
Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh-tokoh yang hitam putih dan bersifat
tetap (stereotip). Seorang tokoh jahat adalah seluruh wataknya jahat, tidak ada
sisi baik sedikkitpun, sebaliknya, tokoh hero atau tokoh protagonist adalah
tokoh pujaan yang luput dari kekurangan, kesalahan, dan tindak kejahatan. Tokoh
hero ini pada akhirnya akan memenagkan peperangan, masalah, atau persaingan
yang ada. Tokoh-tokoh dalam melodrama dilukiskan pasrah atau menerima nasibnya
terhadap apa yang terjadi. Biasanya sinentron dan film Indonesia merupakan
melodrama.
Contoh: Film Ada Apa Dengan Cinta,
sinetron Cinta Fitri.
c.
Komedi (drama ria)
Komedi adalah
drama ringan yang sifatnya menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang
bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi menampilkan
tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu. Penilaian penonton
terhadap drama komedi dapat berbeda. Ada yang dapat tertawa saat menonton drama
komedi, ada juga yang tidak. Perbedaan penilaian ini disebabkan oleh perbedaan
budaya dan pengalaman. Penonton yang pernah mengalami peristiwa yang
diceritakan dalam drama komedi akan tertawa jika melihat drama tersebut.
Contoh: Film Mister Bean, sinetron
Bajaj Bajuri
d.
Dagelan
Dagelan adalah
drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan biasanya kasar, lentur, dan vulgar.
Dalam dagelan tidak terdapat kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan
dapat melantur dan ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan
mempunyai watak yang berubah-ubah dari awal sampai akhir. Tokoh yang serius
dapat berubah secara tiba-tiba menjadi kocak. Dagelan disebut juga banyolan,
sering disebut tontonan konyol atau tontonan murahan.
Contoh: Teater Srimulat, Ketoprak
Humor, Opera Van Java, dan Opera Anak
2.
Berdasarkan cara penyajianya
1. Closed Drama (drama untuk dibaca)
Closed drama
adalah drama yang dibuat hanya untuk dibaca dan hanya indah untuk dibaca.
Closed drama mempunyai dialog-dialog yang panjang dan menggunakan bahasa yang
indah. Dialog-dialog yang digunakan tidak mencerminkan percakapan sehari-hari
sehingga sulit dipentaskan.
2.
Drama treatikal (Drama yang
dipentaskan)
Drama treatikal
adalah drama yang dapat dipentaskan. Drama treatikal dipentaskan di atas pentas
atau panggung.
3.
Drama radio
Drama radio adalah
drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan
dialog yang diucapkan melalui media radio. Drama radio biasanya direkam melalui
kaset. Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis suara. Adegan dan
babak dalam drama radio dapat diganti sebanyak mungkin karena tidak perlu
menyiapkan pergantian dekor. Misalnya sahur sepuh.
4.
Drama televise
Drama televisi adalah
drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui media televisi. Kelebihan drama
televisi adalah dalam melukiskan flashback (kenangan masa lalu). Drama televisi
berbentuk scenario . drama televisi ditampilkan dalam bentuk film, sinetron,
atau telenovela.
Jalangkung pun datang
JALANGKUNG
Apaan sih ganggu tidur siang
aja?
MUTIA
Eh, beneran, dia dah datang
YOLAN
Buruan nanya!
ANISA
Oh iya.. Iya… Jalangkung mau
nanya dong
JALANGKUNG
Saya mau jawab dong
ANISA
Siapa pahlawan asal Lampung
yang namanya diabadikan menjadi bandara di provinsi Lampung?
JALANGKUNG
Ya ela gitu aja nggak tau!
Radin Intan lah!
YOLA, MUTIA, ANISA
Oh iya!
MUTIA
Saya nanya! Apa makanan khas
Lampung yang berupa ikan di goreng atau
dibakar lalu dicampur sambel terasi dan disajikan bersama tempoyak atau sambal
mangga dan biasanya disajikan masyarakat Lampung untuk menyambut tamu?
JALANGKUNG
Jadi laper gue! Ya seruit
Lah!
YOLAN
Giliran gue!
JALANGKUNG
Oke baby!
YOLAN
Ih, ganjen!
ANISA
Buruan Tanya, pegel nih gue
YOLAN
Siapa pencipta lagu daerah
Lampung, Sang Bumi Ruwa Jurai?
JALANGKUNG
Idol ague! Syaiful Anwar!!!
YOLAN
Gue juga suka loh lagunya!
JALANGKUNG
Yuk nyanyi!
Mereka pun nyanyi Sang Bumi ruwai Jurai
ANISA
Wah, seru ya Jalangkungnya
JALANGKUNG
Oke, sekarang giliran gue
yang minta ke kalian!
YOLAN
Minta apa?
MUTIA
Asal jangan minta pacar aja,
orang kita aja jomblo.
JALANGKUNG
Saya minta salah satu dari
kalian!
YOLAN MUTIA ANISA
Hah!
Jalangkung terbang dan
menyerang mereka bertiga, semuanya pingsan.
Ketika mereka sadar Yolan
menghilang dan Kadek berada di antara Anisa dan Mutia
MUTIA
Nis, Nis, bangun ini kan Kadek?
ANISA
Hah? Kadek, Bangun Kadek!
KADEK
Akhirnya aku bebas!
MUTIA
Bebas apa? Kamu kemana aja?
Si Yolan mana sekarang?
ANISA
Iya, kemana Yolan
KADEK
Jadi kalian main Jalangkung?
ANISA DAN MUTIA
Iya
KADEK
Jalangkung itu berbahaya, ia
akan meminta salah satu di antara kalian untuk menemaninya ke dunianya. Dan
orang itu akan bebas kalau ada yang mau maininnya lagi.
ANISA
Jangan jangan Yolan?
Mereka semua melihat ke Jalangkung yang
tergeletak. Itu Yolan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Drama merupakan
pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Yang
mempunyai ciri-ciri diantaranya drama merupakan prosa modern, naskah drama
berbentuk prosa atau puisi, drama terdiri dari dialog, pemikiran dan gagasan
pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya, konflik, sebuah skrip yang
tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik, dan gaya
bahasa.
Adapun unsur-unsur
yang terkandung di dalamnya yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur
ektrinsik (unsur luar).
Unsur-unsur
intrinsik yaitu tokoh, penokohan, setting, tema, alur atau plot, dan amanat.
Sedangkan unsur ekstrinsik dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya
dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah
dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.
Jenis-jenis drama
dapat diklasifikasikan berdasarkan isi ceritanya (drama tragedy, melodrama,
komedi dagelan). Berdasarkan cara penyajiannya (closed drama, drama treatikal,
drama radio, drama televisi). Berdasarkan bentuknya (sandiwara, teater rakyat,
opera, sendratari, pantomim, operet, tableau, passie, wayang, minikata). Dan
menurut masanya drama ada drama baru dan drama lama.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu prolog, epilog, monolog, dan dialog. Selain itu juga ada
tata panggung, pemeran, kostum, dan suara yang perlu diperhatikan.
No comments:
Post a Comment