Monday, May 15, 2017

MAKALAH DRAMA

MAKALAH DRAMA

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah karena atas kekuatannya penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dosen kepada penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan kemamampuan kritis pembaca.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan baik dari segi tatabahasa maupun sistematika penulisannya, oleh sebab itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Bandar Lampung, 25 April 2017

Penulis



ii
 

 


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................   i
KATA PENGANTAR..............................................................................   ii
DAFTAR ISI..............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................   1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drama...................................................................................   2
2.2 Ciri-ciri Drama ......................................................................................   2
2.3 Unsur-unsur Drama................................................................................   3
2.4 Jeni-jenis Drama.....................................................................................   6

BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...............................................................................................   16

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata – mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Drama atau teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur drama, makalah ini juga memuat catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana akting yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Drama 
Istilah drama berasal dari bahasa yunani droomai yang berarti berbuat. Pengertian drama adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama ialah aksi mimetic (peniruan), yaitu aksi yang meniru atau mewakilkan perlakuan manusia. Menurut Aristotle, drama ialah peniruan kehidupan, sebuah cermin budaya dan suatu bayangan kebenaran. Dalam buku The American College Dictionary, drama didefinisikan sebagai karangan prosa dan puisi yang menyajikan dialog, pantomin atau cereka yang mengandungi konflik untuk dipentaskan. Mengikut Oxford Dictionary, drama sebagai komposisi prosa boleh disesuaikan untuk disaksikan di atas pentas yang ceritanya disampaikan melalui dialog dan aksi, dan dipersembahkan dengan bantuan gerak, kostum dan latar hiasan seperti kehidupan yang sebenar. Bagi Aristotle, plot merupakan penggerak utama sesebuah drama dan drama harus dibina dari tiga kesatuan, yaitu aksi, tempat dan masa. Elemen-elemen inilah yang menyebabkan drama menjadi sebagian dari cabang sastra. Selain elemen sastra, drama juga merangkumi elemen-elemen seni yang lain seperti lakon, seni musik, seni busana dan seni tari.   

2.2  Ciri-ciri Drama 
Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri yang berikut :
·           Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan dipentaskan.
·           Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
·           Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan. 
·           Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya. 
·           Konflik ialah unsur penting dalam drama. Konflik digerakkan oleh watak-watak dalam plot, elemen penting dalam sesebuah skrip drama. 
·           Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik. 
·           Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting kerana ia menunjukkan latar masa dan masyarakat yang diwakilinya, sekali gus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang
2.3 Unsur-unsur Drama
Unsur dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. 
Unsur intrinsik (unsur dalam) diklasifikasikan sebagai berikut:
1.        Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain drama disebut actor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan. Tokoh dalam drama diklasifikasikan menjadi:

a)      Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut: 
·      Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung cerita. 
·      Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menetang cerita. 
·      Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonist maupun tokoh antagonis. 

b)      Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut: 
·           Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. 
·           Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral atau dalam hal ini adalah tokoh tritagonis. 
·           Tokoh pembantu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Jadi tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu. 

2.    Setting
Setting diciptakan penulis/pengarang untuk memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis atau konkretisasi sebuah tempat agar penonton, pembaca mempunyai pembayangan yang tepat terhadap berlangsungnya suatu peristiwa. Selain itu, setting juga diciptakan untuk menggerakan emosi atau kejiwaan pembaca atau penonton. Secara emottif penonton atau pembaca diharapkan mempunyai daya khayal yang lebih dalam sesuai dengan kedalaman-kedalaman pengalaman berfikirnya. Misalnya pelaku yang berada diantara deretan pedagang-pedagang kaki lima, bukan di sebuah plasa atau supermarket, pembaca atau penonton akan menagkap kesan kesedihan, bahkan kemiskinan. Setting atau tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi:
1)   Setting tempat
Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu.
2)   Setting waktu
Setting waktu adalah waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Settingwaktu juga terjadi di waktu pagi, siang, sore, atau malam.
3)   Setting ruang
Setting ruang juga dapat berarti ruang dalam rumah atau latar rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang akan memberi corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan. Misalnya di ruang tamu keluarga modern yang kaya akan berbeda dengan ruang tamu keluarga tradisional yang miskin.


4. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog. Tema yang bisa diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik social, kemiskinan, kesenjangan social, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotism, dan renungan hidup.

5. Alur
Alur atau plot adalah jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak-klimak s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.

6. Amanat
Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama. 
Amanat bersifat kias subjektif & umum sedangkan tema bersifat lugas, objektif, & khusus. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.



2.4 Jeni-jenis Drama
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.        Berdasarkan isi ceritanya.
aDrama tragedy (drama duka)
    Tragedy atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedy menceritakan pertentangan antara tokoh protagonist dengan kekuatan dari luar atau tokoh lainya. Pertentangan ini berakhir dengan keputusan, kehancuran, atau kematian tokoh protagonis.
Contoh: Drama Romeo dan Juliet, film Ttitanic.

b.   Melodrama
    Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh perasaan (sentimental), mendebarkan hati, dan mengharukan. Ceritanya dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton. Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh-tokoh yang hitam putih dan bersifat tetap (stereotip). Seorang tokoh jahat adalah seluruh wataknya jahat, tidak ada sisi baik sedikkitpun, sebaliknya, tokoh hero atau tokoh protagonist adalah tokoh pujaan yang luput dari kekurangan, kesalahan, dan tindak kejahatan. Tokoh hero ini pada akhirnya akan memenagkan peperangan, masalah, atau persaingan yang ada. Tokoh-tokoh dalam melodrama dilukiskan pasrah atau menerima nasibnya terhadap apa yang terjadi. Biasanya sinentron dan film Indonesia merupakan melodrama.
Contoh: Film Ada Apa Dengan Cinta, sinetron Cinta Fitri.

c.   Komedi (drama ria)
    Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi menampilkan tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu. Penilaian penonton terhadap drama komedi dapat berbeda. Ada yang dapat tertawa saat menonton drama komedi, ada juga yang tidak. Perbedaan penilaian ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan pengalaman. Penonton yang pernah mengalami peristiwa yang diceritakan dalam drama komedi akan tertawa jika melihat drama tersebut.
Contoh: Film Mister Bean, sinetron Bajaj Bajuri

d.   Dagelan
    Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan dapat melantur dan ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan mempunyai watak yang berubah-ubah dari awal sampai akhir. Tokoh yang serius dapat berubah secara tiba-tiba menjadi kocak. Dagelan disebut juga banyolan, sering disebut tontonan konyol atau tontonan murahan. 
Contoh: Teater Srimulat, Ketoprak Humor, Opera Van Java, dan Opera Anak

2.   Berdasarkan cara penyajianya
     1.   Closed Drama (drama untuk dibaca)
    Closed drama adalah drama yang dibuat hanya untuk dibaca dan hanya indah untuk dibaca. Closed drama mempunyai dialog-dialog yang panjang dan menggunakan bahasa yang indah. Dialog-dialog yang digunakan tidak mencerminkan percakapan sehari-hari sehingga sulit dipentaskan.

2.   Drama treatikal (Drama yang dipentaskan)
    Drama treatikal adalah drama yang dapat dipentaskan. Drama treatikal dipentaskan di atas pentas atau panggung.

3.   Drama radio
    Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan melalui media radio. Drama radio biasanya direkam melalui kaset. Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis suara. Adegan dan babak dalam drama radio dapat diganti sebanyak mungkin karena tidak perlu menyiapkan pergantian dekor. Misalnya sahur sepuh.


4.   Drama televise
   Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui media televisi. Kelebihan drama televisi adalah dalam melukiskan flashback (kenangan masa lalu). Drama televisi berbentuk scenario . drama televisi ditampilkan dalam bentuk film, sinetron, atau telenovela.

Jalangkung pun datang
JALANGKUNG
Apaan sih ganggu tidur siang aja?

MUTIA
Eh, beneran, dia dah datang

YOLAN
Buruan nanya!

ANISA
Oh iya.. Iya… Jalangkung mau nanya dong

JALANGKUNG
Saya mau jawab dong

ANISA
Siapa pahlawan asal Lampung yang namanya diabadikan menjadi bandara di provinsi Lampung?

JALANGKUNG
Ya ela gitu aja nggak tau! Radin Intan lah!

YOLA, MUTIA, ANISA
Oh iya!

MUTIA
Saya nanya! Apa makanan khas Lampung  yang berupa ikan di goreng atau dibakar lalu dicampur sambel terasi dan disajikan bersama tempoyak atau sambal mangga dan biasanya disajikan masyarakat Lampung untuk menyambut tamu?

JALANGKUNG
Jadi laper gue! Ya seruit Lah!

YOLAN
Giliran gue!

JALANGKUNG
Oke baby!

YOLAN
Ih, ganjen!

ANISA
Buruan Tanya, pegel nih gue

YOLAN
Siapa pencipta lagu daerah Lampung, Sang Bumi Ruwa Jurai?

JALANGKUNG
Idol ague! Syaiful Anwar!!!

YOLAN
Gue juga suka loh lagunya!

JALANGKUNG
Yuk nyanyi!
Mereka pun nyanyi Sang Bumi ruwai Jurai

ANISA
Wah, seru ya Jalangkungnya

JALANGKUNG
Oke, sekarang giliran gue yang minta ke kalian!

YOLAN
Minta apa?

MUTIA
Asal jangan minta pacar aja, orang kita aja jomblo.

JALANGKUNG
Saya minta salah satu dari kalian!

YOLAN MUTIA ANISA
Hah!
Jalangkung terbang dan menyerang mereka bertiga, semuanya pingsan.
Ketika mereka sadar Yolan menghilang dan Kadek berada di antara Anisa dan Mutia
MUTIA
Nis, Nis, bangun ini kan Kadek?

ANISA
Hah? Kadek, Bangun Kadek!

KADEK
Akhirnya aku bebas!

MUTIA
Bebas apa? Kamu kemana aja? Si Yolan mana sekarang?

ANISA
Iya, kemana Yolan

KADEK
Jadi kalian main Jalangkung?

ANISA DAN MUTIA
Iya

KADEK
Jalangkung itu berbahaya, ia akan meminta salah satu di antara kalian untuk menemaninya ke dunianya. Dan orang itu akan bebas kalau ada yang mau maininnya lagi.

ANISA
Jangan jangan Yolan?
Mereka semua melihat ke Jalangkung yang tergeletak. Itu Yolan.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Drama merupakan pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Yang mempunyai ciri-ciri diantaranya drama merupakan prosa modern, naskah drama berbentuk prosa atau puisi, drama terdiri dari dialog, pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya, konflik, sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik, dan gaya bahasa.
Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). 
Unsur-unsur intrinsik yaitu tokoh, penokohan, setting, tema, alur atau plot, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan berdasarkan isi ceritanya (drama tragedy, melodrama, komedi dagelan). Berdasarkan cara penyajiannya (closed drama, drama treatikal, drama radio, drama televisi). Berdasarkan bentuknya (sandiwara, teater rakyat, opera, sendratari, pantomim, operet, tableau, passie, wayang, minikata). Dan menurut masanya drama ada drama baru dan drama lama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu prolog, epilog, monolog, dan dialog. Selain itu juga ada tata panggung, pemeran, kostum, dan suara yang perlu diperhatikan.


No comments:

Post a Comment

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...