KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis
sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga
penulisan makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai dengan rencana, dengan judul “Menjadi Guru Berkarakter”. Tak lupa marilah kita sampaikan shalawat beserta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan
kepada alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan. Dan terima kasih
kepada Bapak Pembimbing materi yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang dimaksud untuk menyempurnakan makalah ini yang
bersifat membangun.
BandarLampung,
13 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
KATA PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
Guru....................................................................................... 2
2.2 Karakteristik Seorang Guru........................................................................ 3
2.3 Strategi Pembelajaran................................................................................. 3
2.4 Strategi Penyampaian Pembelajaran........................................................... 6
2.5 Kompetensi dan Kinerja Guru dalam Komunikasi
dengan Peserta
Didik........................................................................................................... 7
2.6 Komunikasi yang Efektif dengan Peseta Didik......................................... 8
2.7 Strategi Komunikasi Efektif dengan Peserta Didik................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjadi guru seharusnya merupakan panggilan jiwa yang hidup dan terus
dihidupkan, terlepas dari kapan kesadaran akan panggilan jiwa itu terjadi.
Mungkin ada yang sejak kecil bercita-cita untuk menjadi guru dan mungkin juga
ada kesadaran akan panggilan tersebut tumbuh dan berkembang pada saat sudah
menjadi guru. Apapun alasannya, bagaimanapun kejadiannya, menjadi guru memang
memerlukan penerimaan dan kesadaran akan penerimaan. Penerimaan dan kesadaran
akan penerimaan tersebut merupakan pintu masuk yang akan membuka cakrawala
dunia kehidupan melalui kelucuan, keceriaan, kejengkelan, rasa marah dan
terkadang ketidaksukaan karena anak-anak kita, siswa-siswa kita, murid-murid
kita berpikir, bersikap dan berbuat yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Terdapat banyak alasan kenapa menjadi guru, dari yang amat
praktis-pragmatis sampaii yang idealis, untuk bekerja memperoleh penghasilan;
untuk meniti karirdalam jabatan tertentu; untuk mendapat status sosial; untuk
merancang masa depan melalui pemanusiaan manusia agar manusiawi, semua itu
dapat saja menjadi alasan seseorang menjadi guru atau calon guru, yang pasti,
setiap guru atau calon guru tentu mempunyai alasannya sendiri-sendiri yang
mungkin sulit diungkapkan, baik karena amat klise maupun khawatir tak sejalan
dengan ekspentasi peran dari masyarakat terhadap guru, namun kenyataan
menunjukkan bahwa orang yang menjadi guru tetap ada dan orang yang ingin
menjadi guru pun dari waktu ke waktu tidak pernah berkurang. (Dr. Uhar
Suharsaputra:1)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
Guru
Kepribadian
(personality) merupakan pengaturan yang dinamis dari sifat (trait) dan pola
karakteristik peilaku yang unik pada setiap individu (Callahan,1996).
Menurut Allport (1996) sifat (trait) merupakan sesuatu yang lebih umum
ketimbang kebiasaan (habit), yang bersifat dinamis serta menetukan perilaku,
dapat dilihat baik dari unsur yang membentuknya maupun distribusinya pada
populasi, serta tidak dapat dibuktikan ketiadaannya oleh fakta perilaku yang
tidak konsisten. Jadi kepribadian menunjukkan dua komponen penting, yaitu
sesuatu yang bersifat tetap dan sesuatu yang bisa berubah; sifat (trait)
merupakan sesuatu yang cenderung bersifat tetap, sedangkan karakteristik
cenderung bisa berubah. Semua orang mempunyai kepribadiannya sendiri-sendiri
yang akan memengaruhi pola perilaku terhadap orang lain serta cara meresponnya.
Itu artinya bagaimana seseorang memperlakukan diri sendiri menjadi amat penting
dalam konteks hidup dan kehidupan, karena kepribadian menunjukkan seluruh aspek
pribadi yang memengaruhi cara berpikir, merasa dan berperilaku, dengan
kepribadian itulah setiap orang menjalankan peran dan tugasnya dalam hidup dan
kehidupan.
Dengan
demikian tampak jelas bahwa kepribadian guru terkait dengan seluruh aspek
pribadi guru yang akan memengaruhi bagaimana guru akan menjalankan peran dan
tugas nya dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa kepribadian guru merupakan variabel yang signifikan dalam
proses pendidikan/pembelajaran. Kepribadian guru merupakan dasar guru dalam
berperilaku dalam berbagai bentuk seperti interaksinya dengan siswa, pemilihan
metode serta pengalaman belajar yang dipilih (Murray, 1927). Dengan demikian
kepribadian guru dapat diartikan sebagai seluruh
aspek-aspek pribadi guru yang melekat dan dinamis yang menjadi dasar dan
memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku dalam menjalankan peran dan
tugasnya sebagai pendidik, baik dalam interaksinya dengan siswa, dengan rekan
guru lain, dengan staf, dengan pimpinan serta dalam oerganisasi (sekolah).
2.2 Karakteristik Seorang Guru
Seorang guru harus memiliki kemampuan
profesional (profesional copocity) yaitu kemampuan inteligensi, sikap, nilai dan
keterampilan serta prestasi dalam pekerjaannya. Guru harus menguasai materi
yang diajarkan secara tuntas dan selalu meremajakan ilmu pengetahuannya
sehingga tak ketinggalan zaman sesuai tuntutan dunia global.
Kompetensi super soeorang guru, yaitu
untuk membelajarkan
siswanya bukan mengajarkan materinya tetapi bagaimana siswa menguasai
materinya. Dalam KTSP proses ini dikenal sebagai pengalaman belajar, yaitu proses interaksi antara pembelajar dengan
materi. Untuk itu guru harus memiliki keahlian dalam bidang metodelogi
pembelajaran.
Seorang guru harus mampu mengelola waktu
(time devotion). Yang mengacu pada intensitas waktu seorang guru yang
dikonsentrasikan untuk
tugas-tugas profesinalnya. Sebagai seorang guru (teacher’s time). Intensitas
pengelolaan waktu itu bukan hanya mengacu didalam kelas, termasuk juga diluar
kelas.
Dengan demikian sebagai pengajar atau pendidik
super teacher merupakan faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.
Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan
peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu
bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran
super teacher dalam dunia pendidikan.
2.3 Strategi Pembelajaran
Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki
tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran
seorang guru harus paham tentang strategi pembelajaran. Pengertian strategi
pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentukannya, yaitu sterategi dan
pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk
mencapai tujuan tertentu.
Sebagai suatu cara, strategi
pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk
suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi
pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran
kadang-kadanng secara implisit demikian oleh seseorang tanpa pernah belajar
secara formal tenteng ilmu strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran sangat berguna,
baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan
acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa,
penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar ( mempermudah
dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran siswa.
Taksonomi Variabel Pembelajaran
Menurut Reigeluth dan Merill ( dalam
Degeng 1989) variabel pembelajaran Dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu;
1. Kondisi
Pembelajaran.
Kondisi
pembelajaran merupakan faktor-faktor yang mempunyai strategi pembelajaran dalam
meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel kondisi pembelajaran dikelompokan
menjadi tiga yaitu:
Tujuan
pembelajaran, merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran yang diterapkan.
Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Karakteristik
bidang studi, merupakan aspek-aspek yang dapat memberikan landasan yang berguna
dalam mempersiapkan strategi pembelajaran.
Karakteristik
siswa, terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, motivasi, gaya
belajar, pengetahuan awal yang dimilikinya, dan sebagainya.
2. Strategi
Pembelajaran
Menurut
Reigeluth,1983; Degeng,1989. Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu;
Sterategi
pengorganisasian, merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan
kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi,
pembuatan diagram, format dan sebagainya.
Strategi
penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siawa dan untuk
menerima serta merespon masukan dari siswa.
Strategi
pengelolaan, cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi
pembelajaran lainnya ( variabel strategi pengorganisaisan dan strategi
penyampaian ).
3.
Hasil Pembelajaran
Hasil
pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan sterategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda (
Degeng, 1989 ). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu;
Keefektifan
pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat emapat
indikator untuk mempreskripsikannya yaitu, kecermatan penguasaan perilaku yang
dipelajari, kecepatan untuk kerja, tingkat alih belajar, dan tingkat retensi.
Efisiensi
pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu
yang dipakai siswa atau jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
Daya
tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap dan
terus belajar.Strategi pengorganisasian Pembelajaran
Strategi
pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintensis
(synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi
pembelajaran.
Sequencing
terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing
terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan atau keterkaitan
antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.
Synthesizing bertujuan untuk membuat
topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini
dilakukan dengan menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam
keseluruhan isi bidang studi.
Strategi pengorganisasian pembelajaran
dapat dipilih menjadi dua, strategi mikro dan strategi makro. Strategi
pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi
bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah sterategi
untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan
sebagainya)
2.4
Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi penyampaia pembelajaran
menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran,
kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar
bagaimana yang digunakan.
Strategi penyampaian (delivery strategy)
adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pekerjaan kepada siswa, dan
sekaligus untuk menerima serta memproses masukan-masukan dari siswa. Dengan
demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai sebagai strategi untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada
tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi
penyampaian, yaitu sebagai berikut:
1. Media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang
akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, maupun bahan.
2. Interaksi
siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang
mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaiman peranan
media dalam merangsang kegiatan belajar.
3. Bentuk
(struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran
yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil,
perseorangan, ataukah belajar mandiri.
2.5
Kompetensi dan Kinerja Guru dalam
Komunikasi dengan Peserta Didik
Kopetensi keenam yang menjadi bagian
dari kompetensi pedagogik dan menjadi unsur penilaian kinerja guru adalah
kompetensi komunikasi dengan peserta didik. Adapun indicator kompetensi atau
kinerja pada komunikasi dengan pesetra didik tersebut adalah sebagai berikut
1. Guru
menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi
pesetra didik termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta
didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka
2. Guru
memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta
didik, tanpa mengintrpsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau
mengklarifikasi pertanyaan tersebut.
3. Guru
menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,benar,dan mutakhir, sesuai
dengan tujuan pembelajran dan isi kurikulum.
4. Guru
menyajikan kegiataan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik
antar peserta didik
5. Guru
mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik
yang benar maupun yang salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
6. Guru
memberikan perhatiaan terhadap pertanyaan terhadap peseta didik dan meresponnya
secra lengkap untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
2.6
Komunikasi yang Efektif dengan Peseta Didik
Komunikasi guru dengan peserta didik
dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara guru
sebagai komunikator dan peserta didik sebagai komunikan dan informasi tersebut
sama-sama direspon sesuai dengan harapan.
Upaya membangun komunikasi yang efektif
guru perlu memahami lima aspek sebagai berikut
1. Kejelasan
; Komunikasi dengan peserta diidk guru harus menggunakan bahasa dan mengemas
informasi secara jelas,sehingga mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik.
2. Ketepatan
; Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
kebenaran informasi yang di sampaikan.Guru harus menggunakan bahasa yang baik
dan benar serta informasi yang disampaikan juga harus benar.
3. Konteks
; Kontek sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan
informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan diaman
komunikasi itu terjadi.
4. Alur
; Bahasa dan informasi yang akan disajikan oleh gutu dalam komunikasi dengan
peserta didik harus di sususn dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga
pihak yang menerima informasi itu cepat tanggap.
5. Budaya
; Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa
dan informasi,tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya
dalam berkomunikasi dengan peserta didik guru harus menyesuaikan budaya peserta
didik,baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun bahasa nonverbal,agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.
Agar komunikasi dengan peserta didik
dapat berjalan secara efektif,guru harus memperhatikan beberapa syarat sebagai
beikut
1. Menciptaan
suasana komunikasi yang menguntungkan bagi peserta didik.
2.
Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap
peserta didik
3.
Pesan yang idsampaikan dapat menggugah
perhatian atau minat bagi para peserta didik
4.
Pesan dapat menggugah kepentingan para
peserta didik yang dapat mengguntungkan
5.
Pesan dapat menumbuhkan suatu
penghargaan bagi peserta didik.
2.7
Strategi Komunikasi Efektif dengan Peserta Didik
Arifin (1984; 10) dalam
bukunya setrategi komunikasi menyatakan bahwa sesungguhnya suatu setrategi
adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang dijalankan, guna
mencapai tujuan.
Ada beberapa hal yang
harus dipehatikan dalam penggunaan strategi komunikasi dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
1.
Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi guru perlu mempelajari
siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut.
2.
Pemilihan media komunikasi
Media komunikasi tradisional sampai dengan modern,
guru bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberpa media,bergantung pada
tujuan yang akan dicapai,pesan yang akan disampaikan,dan teknik yang akan
dipergunakan.
3.
Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan
komunikasi memiliki tujuan tertentu.Ini menentuka teknik yang akan digunakan
oleh guru.
4. Peranan
guru sebagai komunikator dalam komunikasi dengan peserta didik
Guru
perlu memperhatikan dua faktor penting dalam diri guru sebagai komunikator
yaitu,daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.
Daya
tarik sumber, seorang guru akan berhasil dalam komunikasi dengan peserta didik (mampu
mengubah sikap,oponi,dan prilaku peserta didik). Daya tarik yang perlu dimiliki
guru antara lain seperti sikap dan prilaku yang bersahabat, rahma, bialogis, empatik,
simpatik, peduli, menolong, dan lain-lainb.Kredibilitas sumber,faktor yang
kedua yang bisa menyebabkan komunikasi dengan peserta didik berhasil adalah
kepercayaan peserta didik kepada guru.Kepercayaan ini menyangkut kemampuan atau
keahlian yang dimiliki oleh gutu dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran
yang diampuhnya.Agar memiliki kredibilitas yang tinggi dihadapan peserta
didik,guru harus benar-benar tampil sebagai narasumber yang ahli dan
propesional yang bisa diandalakn oleh peserta didik oleh salah satu sumber
belajar.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seorang guru harus memiliki kemampuan
profesional (profesional copocity) yaitu kemampuan inteligensi, sikap, nilai dan
keterampilan serta prestasi dalam pekerjaannya. Guru harus menguasai materi
yang diajarkan secara tuntas dan selalu meremajakan ilmu pengetahuannya
sehingga tak ketinggalan zaman sesuai tuntutan dunia global.
Kompetensi
super seorang guru, yaitu untuk membelajarkan
siswanya bukan mengajarkan materinya tetapi bagaimana siswa menguasai
materinya. Dalam KTSP proses ini dikenal sebagai pengalaman belajar, yaitu proses interaksi antara pembelajar
dengan materi. Untuk itu guru harus memiliki keahlian dalam bidang metodelogi
pembelajaran.
Guru
sebagai komponen penting dari
tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus paham tentang strategi
pembelajaran. Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata
pembentukannya, yaitu sterategi dan pembelajaran. Kata strategi berarti cara
dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
Selain
prasayarat yang telah disebutkan di atas, masih banyak kriteria lain yang harus
dipenuhi untuk menjadi seorang guru yang berkarakter. Namun yang utama adalah
mau terus belajar, mencoba dan berkreasi dengan metode dan teknik pembelajaran
yang tepat agar anak didiknya merasa nyaman dan paham dengan materi pelajaran
yang diberikan.
No comments:
Post a Comment