Thursday, March 9, 2017

MAKALAH GURU BERKARAKTER

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulisan makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan rencana, dengan judul “Menjadi Guru Berkarakter. Tak lupa marilah kita sampaikan shalawat beserta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dan terima kasih kepada Bapak Pembimbing materi yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimaksud untuk menyempurnakan makalah ini yang bersifat membangun.



 BandarLampung, 13 Maret 2017



Penulis












DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian Guru....................................................................................... 2
2.2 Karakteristik Seorang Guru........................................................................ 3
2.3 Strategi Pembelajaran................................................................................. 3
2.4 Strategi Penyampaian Pembelajaran........................................................... 6
2.5 Kompetensi dan Kinerja Guru dalam Komunikasi dengan Peserta
      Didik........................................................................................................... 7
2.6 Komunikasi yang Efektif dengan Peseta Didik......................................... 8
2.7 Strategi Komunikasi Efektif dengan Peserta Didik................................... 9

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11


DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menjadi guru seharusnya merupakan panggilan jiwa yang hidup dan terus dihidupkan, terlepas dari kapan kesadaran akan panggilan jiwa itu terjadi. Mungkin ada yang sejak kecil bercita-cita untuk menjadi guru dan mungkin juga ada kesadaran akan panggilan tersebut tumbuh dan berkembang pada saat sudah menjadi guru. Apapun alasannya, bagaimanapun kejadiannya, menjadi guru memang memerlukan penerimaan dan kesadaran akan penerimaan. Penerimaan dan kesadaran akan penerimaan tersebut merupakan pintu masuk yang akan membuka cakrawala dunia kehidupan melalui kelucuan, keceriaan, kejengkelan, rasa marah dan terkadang ketidaksukaan karena anak-anak kita, siswa-siswa kita, murid-murid kita berpikir, bersikap dan berbuat yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Terdapat banyak alasan kenapa menjadi guru, dari yang amat praktis-pragmatis sampaii yang idealis, untuk bekerja memperoleh penghasilan; untuk meniti karirdalam jabatan tertentu; untuk mendapat status sosial; untuk merancang masa depan melalui pemanusiaan manusia agar manusiawi, semua itu dapat saja menjadi alasan seseorang menjadi guru atau calon guru, yang pasti, setiap guru atau calon guru tentu mempunyai alasannya sendiri-sendiri yang mungkin sulit diungkapkan, baik karena amat klise maupun khawatir tak sejalan dengan ekspentasi peran dari masyarakat terhadap guru, namun kenyataan menunjukkan bahwa orang yang menjadi guru tetap ada dan orang yang ingin menjadi guru pun dari waktu ke waktu tidak pernah berkurang. (Dr. Uhar Suharsaputra:1)







BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Kepribadian Guru
Kepribadian (personality) merupakan pengaturan yang dinamis dari sifat (trait) dan pola karakteristik peilaku yang unik pada setiap individu (Callahan,1996). Menurut  Allport (1996) sifat (trait) merupakan sesuatu yang lebih umum ketimbang kebiasaan (habit), yang bersifat dinamis serta menetukan perilaku, dapat dilihat baik dari unsur yang membentuknya maupun distribusinya pada populasi, serta tidak dapat dibuktikan ketiadaannya oleh fakta perilaku yang tidak konsisten. Jadi kepribadian menunjukkan dua komponen penting, yaitu sesuatu yang bersifat tetap dan sesuatu yang bisa berubah; sifat (trait) merupakan sesuatu yang cenderung bersifat tetap, sedangkan karakteristik cenderung bisa berubah. Semua orang mempunyai kepribadiannya sendiri-sendiri yang akan memengaruhi pola perilaku terhadap orang lain serta cara meresponnya. Itu artinya bagaimana seseorang memperlakukan diri sendiri menjadi amat penting dalam konteks hidup dan kehidupan, karena kepribadian menunjukkan seluruh aspek pribadi yang memengaruhi cara berpikir, merasa dan berperilaku, dengan kepribadian itulah setiap orang menjalankan peran dan tugasnya dalam hidup dan kehidupan.

Dengan demikian tampak jelas bahwa kepribadian guru terkait dengan seluruh aspek pribadi guru yang akan memengaruhi bagaimana guru akan menjalankan peran dan tugas nya dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kepribadian guru merupakan variabel yang signifikan dalam proses pendidikan/pembelajaran. Kepribadian guru merupakan dasar guru dalam berperilaku dalam berbagai bentuk seperti interaksinya dengan siswa, pemilihan metode serta pengalaman belajar yang dipilih (Murray, 1927). Dengan demikian kepribadian guru dapat diartikan sebagai seluruh aspek-aspek pribadi guru yang melekat dan dinamis yang menjadi dasar dan memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku dalam menjalankan peran dan tugasnya sebagai pendidik, baik dalam interaksinya dengan siswa, dengan rekan guru lain, dengan staf, dengan pimpinan serta dalam oerganisasi (sekolah).
2.2  Karakteristik Seorang Guru
Seorang guru harus memiliki kemampuan profesional (profesional copocity) yaitu kemampuan inteligensi, sikap, nilai dan keterampilan serta prestasi dalam pekerjaannya. Guru harus menguasai materi yang diajarkan secara tuntas dan selalu meremajakan ilmu pengetahuannya sehingga tak ketinggalan zaman sesuai tuntutan dunia global.

Kompetensi super soeorang guru, yaitu untuk membelajarkan siswanya bukan mengajarkan materinya tetapi bagaimana siswa menguasai materinya. Dalam KTSP proses ini dikenal sebagai pengalaman belajar, yaitu proses interaksi antara pembelajar dengan materi. Untuk itu guru harus memiliki keahlian dalam bidang metodelogi pembelajaran.

Seorang guru harus mampu mengelola waktu (time devotion). Yang mengacu pada intensitas waktu seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinalnya. Sebagai seorang guru (teacher’s time). Intensitas pengelolaan waktu itu bukan hanya mengacu didalam kelas, termasuk juga diluar kelas.

Dengan demikian sebagai pengajar atau pendidik super teacher merupakan faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran super teacher dalam dunia pendidikan.

2.3  Strategi Pembelajaran
Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus paham tentang strategi pembelajaran. Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentukannya, yaitu sterategi dan pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadanng secara implisit demikian oleh seseorang tanpa pernah belajar secara formal tenteng ilmu strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar ( mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran siswa.

Taksonomi Variabel Pembelajaran
Menurut Reigeluth dan Merill ( dalam Degeng 1989) variabel pembelajaran Dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu;
1.      Kondisi Pembelajaran.
Kondisi pembelajaran merupakan faktor-faktor yang mempunyai strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel kondisi pembelajaran dikelompokan menjadi tiga yaitu:
Tujuan pembelajaran, merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran yang diterapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Karakteristik bidang studi, merupakan aspek-aspek yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mempersiapkan strategi pembelajaran.
Karakteristik siswa, terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang dimilikinya, dan sebagainya.

2.      Strategi Pembelajaran
Menurut Reigeluth,1983; Degeng,1989. Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu;
Sterategi pengorganisasian, merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sebagainya.
Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siawa dan untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.
Strategi pengelolaan, cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya ( variabel strategi pengorganisaisan dan strategi penyampaian ).

3.      Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan sterategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda ( Degeng, 1989 ). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu;
Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat emapat indikator untuk mempreskripsikannya yaitu, kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, kecepatan untuk kerja, tingkat alih belajar, dan tingkat retensi.

Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa atau jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap dan terus belajar.Strategi pengorganisasian Pembelajaran
Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintensis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.
Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan atau keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.

Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam keseluruhan isi bidang studi.

Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilih menjadi dua, strategi mikro dan strategi makro. Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah sterategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan sebagainya)

2.4 Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi penyampaia pembelajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan.

Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pekerjaan kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta memproses masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut:
1.      Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, maupun bahan.
2.      Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaiman peranan media dalam merangsang kegiatan belajar.
3.      Bentuk (struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar mandiri.
2.5 Kompetensi dan Kinerja Guru dalam Komunikasi dengan Peserta Didik
Kopetensi keenam yang menjadi bagian dari kompetensi pedagogik dan menjadi unsur penilaian kinerja guru adalah kompetensi komunikasi dengan peserta didik. Adapun indicator kompetensi atau kinerja pada komunikasi dengan pesetra didik tersebut adalah sebagai berikut
1.      Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi pesetra didik termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka
2.      Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa mengintrpsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan tersebut.
3.      Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,benar,dan mutakhir, sesuai dengan tujuan pembelajran dan isi kurikulum.
4.      Guru menyajikan kegiataan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta didik
5.      Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
6.      Guru memberikan perhatiaan terhadap pertanyaan terhadap peseta didik dan meresponnya secra lengkap untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

2.6 Komunikasi yang Efektif dengan Peseta Didik
Komunikasi guru dengan peserta didik dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara guru sebagai komunikator dan peserta didik sebagai komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan.

Upaya membangun komunikasi yang efektif guru perlu memahami lima aspek sebagai berikut
1.      Kejelasan ; Komunikasi dengan peserta diidk guru harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas,sehingga mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik.
2.      Ketepatan ; Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang di sampaikan.Guru harus menggunakan bahasa yang baik dan benar serta informasi yang disampaikan juga harus benar.
3.      Konteks ; Kontek sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan diaman komunikasi itu terjadi.
4.      Alur ; Bahasa dan informasi yang akan disajikan oleh gutu dalam komunikasi dengan peserta didik harus di sususn dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi itu cepat tanggap.
5.      Budaya ; Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa  dan informasi,tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi dengan peserta didik guru harus menyesuaikan budaya peserta didik,baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun bahasa nonverbal,agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

Agar komunikasi dengan peserta didik dapat berjalan secara efektif,guru harus memperhatikan beberapa syarat sebagai beikut
1.      Menciptaan suasana komunikasi yang menguntungkan bagi peserta didik.
2.      Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap peserta didik
3.      Pesan yang idsampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi para peserta didik
4.      Pesan dapat menggugah kepentingan para peserta didik yang dapat mengguntungkan
5.      Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi peserta didik.

2.7 Strategi Komunikasi Efektif dengan Peserta Didik
Arifin (1984; 10) dalam bukunya setrategi komunikasi menyatakan bahwa sesungguhnya suatu setrategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang dijalankan, guna mencapai tujuan.

Ada beberapa hal yang harus dipehatikan dalam penggunaan strategi komunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
1.      Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi guru perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut.
2.      Pemilihan media komunikasi
Media komunikasi tradisional sampai dengan modern, guru bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberpa media,bergantung pada tujuan yang akan dicapai,pesan yang akan disampaikan,dan teknik yang akan dipergunakan.
3.      Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu.Ini menentuka teknik yang akan digunakan oleh guru.
4.      Peranan guru sebagai komunikator dalam komunikasi dengan peserta didik
Guru perlu memperhatikan dua faktor penting dalam diri guru sebagai komunikator yaitu,daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.

Daya tarik sumber, seorang guru akan berhasil dalam komunikasi dengan peserta didik (mampu mengubah sikap,oponi,dan prilaku peserta didik). Daya tarik yang perlu dimiliki guru antara lain seperti sikap dan prilaku yang bersahabat, rahma, bialogis, empatik, simpatik, peduli, menolong, dan lain-lainb.Kredibilitas sumber,faktor yang kedua yang bisa menyebabkan komunikasi dengan peserta didik berhasil adalah kepercayaan peserta didik kepada guru.Kepercayaan ini menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh gutu dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang diampuhnya.Agar memiliki kredibilitas yang tinggi dihadapan peserta didik,guru harus benar-benar tampil sebagai narasumber yang ahli dan propesional yang bisa diandalakn oleh peserta didik oleh salah satu sumber belajar.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seorang guru harus memiliki kemampuan profesional (profesional copocity) yaitu kemampuan inteligensi, sikap, nilai dan keterampilan serta prestasi dalam pekerjaannya. Guru harus menguasai materi yang diajarkan secara tuntas dan selalu meremajakan ilmu pengetahuannya sehingga tak ketinggalan zaman sesuai tuntutan dunia global.

Kompetensi super seorang guru, yaitu untuk membelajarkan siswanya bukan mengajarkan materinya tetapi bagaimana siswa menguasai materinya. Dalam KTSP proses ini dikenal sebagai pengalaman belajar, yaitu proses interaksi antara pembelajar dengan materi. Untuk itu guru harus memiliki keahlian dalam bidang metodelogi pembelajaran.

Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus paham tentang strategi pembelajaran. Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentukannya, yaitu sterategi dan pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.

Selain prasayarat yang telah disebutkan di atas, masih banyak kriteria lain yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru yang berkarakter. Namun yang utama adalah mau terus belajar, mencoba dan berkreasi dengan metode dan teknik pembelajaran yang tepat agar anak didiknya merasa nyaman dan paham dengan materi pelajaran yang diberikan.

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...