LAPORAN PENDAHULUAN EKLAMSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Prakter Profesi
Ners Stase Keperawatan Gawat Darurat Di Ruang
Instalasi Care Unit (ICU)
A. DEFINISI
Eklampsi adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan kejang-kejang
yang tidak disebabkan oleh gangguan neurologis lain, terjadi pada wanita hamil dengan
preeklampsia (hipertensi dan proteinuria) yang tidak ditangani dengan baik (Mochtar,
2020)
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti eklampsi belum diketahui, namun beberapa faktor
risiko meliputi:
1. Hipertensi dalam
kehamilan (preeklampsia)
2. Kehamilan pertama
3. Usia ibu <20 tahun
atau >35 tahun
4. Riwayat preeklampsia/eclampsia
5. Kehamilan ganda
6. Diabetes gestasional
C. PATOFISIOLOGI
Preeklampsia disebabkan oleh gangguan pada plasenta yang menyebabkan
vasospasme, aktivasi endotel dan koagulasi, serta peningkatan resistensi vaskuler
sistemik. Proses ini mengarah pada hipertensi, hipoperfusi organ, dan disfungsi
multiorgan. Bila tidak tertangani, preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsi
yang ditandai kejang akibat gangguan aliran darah otak (Cunningham et al., 2022).
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Kejang tonik-klonik
2. Sakit kepala hebat
3. Penglihatan kabur
4. Nyeri epigastrium
5. Hipertensi (>140/90
mmHg)
6. Proteinuria
7. Edema
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium: pemeriksaan
protein urin, fungsi ginjal, fungsi hati, trombosit
2. Imaging: USG
untuk pemantauan janin
3. Monitoring: tekanan
darah, refleks tendon dalam, kesadaran
F. PENATALAKSANAAN KLINIS
1. Stabilisasi ibu:
pemberian oksigen, cairan IV
2. Magnesium sulfat:
untuk pencegahan dan pengobatan kejang
3. Antihipertensi: labetalol,
nifedipine
4. Persalinan segera: jika usia
kehamilan memungkinkan, untuk menghentikan
progres penyakit
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN SESUAI TEORI (GORDON’S FUNCTIONAL
HEALTH PATTERN)
1. Pola persepsi dan
pemeliharaan kesehatan: riwayat hipertensi, preeklampsia
2. Pola nutrisi dan
metabolik: adanya edema, penurunan nafsu makan
3. Pola aktivitas dan
istirahat: kelelahan, sulit tidur
4. Pola persepsi dan
kognitif: sakit kepala, pandangan kabur, kejang
5. Pola eliminasi: perubahan
urin (proteinuria)
H. ANALISA DATA
Data Subjektif:
“Kepala saya sakit sekali.”
“Saya melihat bercak-bercak cahaya.” Data Objektif:
1. TD 160/100 mmHg
2. Proteinuria +3
3. Kejang tonik-klonik
4. Refleks hiperaktif
5. Edema pada ekstremitas
bawah
Masalah:
Gangguan perfusi serebral, risiko cedera, nyeri, ansietas
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Risiko cedera berhubungan
dengan kejang
2. Gangguan perfusi serebral
berhubungan dengan hipertensi
3. Nyeri akut berhubungan
dengan sakit kepala hebat
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keamanan pasien:
tidak mengalami cedera (dalam 24 jam)
2. Status neurologis:
kesadaran membaik, tidak ada kejang lanjutan
3. Tingkat nyeri:
skala nyeri menurun dalam 2 jam
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Cedera:
a. Observasi tanda-tanda kejang
b. Siapkan alat resusitasi
dan obat antikonvulsan
c. Pastikan sisi tempat tidur dinaikkan, pasang pengaman
2. Perfusi Serebral:
a. Monitor tekanan darah tiap 1 jam b. Berikan terapi oksigen
c. Kolaborasi pemberian magnesium sulfat
3. Nyeri Akut:
a. Kaji intensitas dan lokasi nyeri
b. Berikan lingkungan
yang tenang c. Kolaborasi pemberian analgesik
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
(2021). Panduan Praktik Klinik Keperawatan
Kebidanan.
Herdman, T. H., &
Kamitsuru, S. (2021).
NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2021-2023.
Thieme.
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran: Tata Laksana
Preeklampsia dan Eklampsia. Mochtar, R. (2020). Sinopsis Obstetri.
EGC.
No comments:
Post a Comment