Thursday, April 23, 2015

FENOMENA TINDIHAN DAN PENGOBATANNYA

Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak, seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.

Kelumpuhan tidur mungkin terjadi hanya sekali, atau kita mungkin sering mengalami beberapa kali dalam setiap malam. Namun kabar baiknya kelumpuhan tidur ini tidak dianggap sebagai masalah kesehatan yang berbahaya dan kabarnya beberapa penelitian menyimpulkan bahwa, dalam banyak kasus, kelumpuhan tidur hanyalah sebuah peristiwa dimana tubuh kita tidak bergerak dengan lancar untuk melalui tahapan-tahapan tidur.
Walaupun demikian di beberapa daerah tindihan ini dianggap sebagai peristiwa spiritual bahkan sampai ada juga tips untuk mengantisipasi tindihan ini, misalnya di Yogyakarta di tempat tinggal penulis, jika kita ingin terhindar dari tindihan, maka sebelum tidur ranjang harus “ditebahin” (dibersihkan) terlebih dulu.
Mitos tersebut dilakukan karena ada kepercayaan bahwa ranjang yang kosong sering sedang dipakai jin untuk tidur, oleh karena itu harus dibersihkan terlebih dahulu dengan sapu lidi, tetapi bagaimana jika sudah terlanjur tindihan, maka tipsnya setelah terlepas dari tindihan, harus segera membersihkan ranjang dan jangan lupa untuk membalik bantal yang kita pakai. Hal ini katanya kalau tidak dilakukan dipercaya akan menyebabkan selama tidur kita akan mengalami tindihan lagi.
Selama berabad-abad, tindihan telah dijelaskan dalam banyak cara dan sering dikaitkan dengan “roh jahat”. Hampir setiap kebudayaan sepanjang sejarah telah memiliki cerita makhluk jahat bayangan yang menakut-nakuti manusia tak berdaya di malam hari. Orang-orang telah lama mencari penjelasan terhadap fenomena tindihan ini.
Apa Itu Tindihan?
Tindihan atau dalam bahasa medis dikenal sebagai Sleep Paralysis (Kelumpuhan Tidur). Kelumpuhan tidur adalah perasaan sadar tetapi tidak bisa bergerak. Hal ini terjadi ketika seseorang tidak mulus lewat di antara tahapan-tahapan terjaga dan tidur. Selama transisi ini, kita mungkin tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa orang mungkin juga merasa mendapat tekanan atau rasa tercekik. Kelumpuhan tidur dapat disebabkan oleh gangguan tidur lain seperti narkolepsi. Narkolepsi adalah kebutuhan kuat untuk tidur disebabkan oleh masalah dengan kemampuan otak untuk mengatur tidur.
Kelumpuhan tidur bisa terjadi pada saat kita mau tidur atau pada saat kita akan bangun, kalau penulis sendiri beberapa kali mengalami kelumpuhan tidur saat menjelang tidur. Jika terjadi saat kita jatuh tertidur, itu disebut sleep paralysis hypnagogic atau predormital. Namun jika terjadi seperti saat kita akan bangun, itu disebut sleep paralysis hypnopompic atau postdormital.
Hypnagogic Sleep Paralysis
Saat Kita tertidur, tubuh kita perlahan-lahan rileks. Biasanya kita perlahan-lahan menjadi kurang sadar, sehingga kita tidak melihat perubahan. Namun, jika otak kita tetap sadar ketika proses menuju tidur, kita mungkin akan merasa bahwa kita tidak bisa bergerak atau berbicara.
Pada kondisi tersebut otak masih masih terjaga, namun tubuh masih tertinggal dalam fase tidur. Hal inilah yang dikatakan sebagai tindihan yang kadang terjadi karena kita takut untuk tidur sehingga otak berusaha selalu terjaga, namun tubuh sudah lelah dan butuh istirahat tidur.
Hypnopompic Sleep Paralysis
Selama tidur, tubuh kita bergantian antara REM ( rapid eye movement ) dan NREM (non – rapid eye movement) tidur. Satu siklus REM dan NREM tidur berlangsung sekitar 90 menit. Tidur NREM terjadi pertama dan memakan waktu sampai 75 % dari waktu tidur kita secara keseluruhan. Selama tidur NREM, tubuh kita rileks.
Pada akhir NREM, tidur kita bergeser ke REM dan mata kita bergerak cepat dan mimpi pun terjadi, tetapi seluruh tubuh kita tetap sangat santai. Otot-otot kita ” dimatikan ” selama tidur REM. Namun jika Kita menjadi sadar sebelum siklus REM selesai, kita mungkin akan mengalami fenomena tindihan dan merasakan tubuh kita tidak bisa bergerak atau berbicara.
Siapa Yang Berpotensi Mengalami Tindihan?
Menurut berbagai sumber dikatakan bahwa hingga sebanyak empat dari setiap 10 orang mungkin akan mengalami tindihan. Kondisi umum ini sering terlihat pada saat usia remaja, tetapi pria dan wanita dari segala usia pun berpotensi untuk mengalaminya. Faktor lain yang berhubungan dengan tindihan ini meliputi:
  • Kurang tidur
  • Perubahan jadual tidur
  • Kondisi mental seperti stress atau ketakutan untuk tidur
  • Tidur terlalu larut malam
  • Gangguan tidur seperti narkolepsi, kram kaki di malam hari
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
Bagaimana Sleep Paralysis Diobati?
Tindihan merupakan hal biasa, namun mungkin kita perlu control ke dokter, jika tindihan menyebabkan gangguan terus-menerus bagi tidur anda.
Kebanyakan orang tidak memerlukan pengobatan untuk tindihan ini, menghindari atau mengobati kondisi yang memicu narkolepsi justru mungkin dapat membantu menghindarkan tindihan atau mungkin justru anda tertarik dengan tips kuno dari masyarakat Yogya, silahkan saja di coba. Namun satu hal yang patut anda lakukan, yakni pada saat anda terkena tindihan jangan panik, usahakan atur pernafasan setenang mungkin dan konsentrasikan pada ujung jari kaki atau tangan anda untuk dapat bergerak. Gerakan ujung jari kaki atau tangan anda ini biasanya akan membuyarkan fase tindihan ini.
Tidak perlu takut setan malam hari atau penculik alien. Mulailah dengan kita mendapatkan istirahat tidur yang cukup. Lakukan apa yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan stres dalam hidup, terutama sebelum tidur. Coba posisi baru tidur jika kita suka tidur telentang. Dan jangan lupa pastikan untuk ke dokter jika tindihan secara rutin mengganggu anda untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak
Subhanalloh, aku jadi teringat dengan hadits Rosullulloh yang mencontohkan kita (umat Islam) tidur dengan posisi miring menghadap ke kiblat serta membaca dzikir dan do’a sebelum tidur.

No comments:

Post a Comment

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

    PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD      BAB I PENDAHULUAN   A.  ...