BAB I
PENDAHULUAN
Membaca
merupakan keterampilan membaca berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan
berbahasa lain karena membaca merupakan aktivitas yang tidak dilepas dari
menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan
memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, bisa mengomunikasikan hasil
bacaannya secara lisan atau tulisan.
Aspek
kontruktif dalam proses membaca mencakup kegiatan menggunakan kesan sensori
visual dan hasil interprestasi bersama-sama dengan latar belakang pengalaman
untuk membangun makna. Membangun makna dari bacaan merupakan proses aktif
membaca. Membaca tidak hanya menyerap makna dengan mengabil kata-kata yang
dilihat dengan mata, tetapi harus berinteraksi dengan teks melalui informasi
yang ada dalam latar belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Keterampilan Membaca
Banyak
para ahli yang mengemukakan tentang definisi membaca.
Goodman dikutip dalam brown menyatakan
bahwa membaca merupakan suatu proses dinamis untuk
merekonstruksikan suatu pesan yang secara grafis dikodekan olah penulis. Di
dalam proses ini, penulis melakukukan pengkodean linguistic yang kemudian
diuraikan oleh pembaca untuk mendapatkan pemahaman atau makna. Penulis
pengkodekan pikiran ked alam bahasa. Pembaca menafsirkan kode tersebut menjadi
oikiran dan makna. Dengan demikian, dalam membaca terjadi interaksi antara
berbahasa dan pikiran.
Membaca merupakan sebuah proses yang
kompleks karena membaca melibatkan paling tidak beberapa elemen, yaitu
masyarakat(pembaca dan penulis), bahasa dan barang cetakan. Secara sederhana,
membaca dapat didefinisikan sebagai ”getting information from the printed page”
atau communication between an author reader”. Artinya mendapatkan informasi
dari halaman yang dicetak atau komunikasi antara penulis dan pembaca.
Membaca sebagai salah satu keterampilan
yang penting yang harus dikuasai oleh siswa. Pada 1970-an, penelitian yang
memfokuskan pada kajian pengajaran membaca yang salah satunya olah Kenneth
Goodman’s sebagai solusi dicari untuk masalah mengapa beberapa anak tidak bisa
membaca. Keeneth Goodman (1970) dengan karyanya A Psycholinguistic Guessing Game dan beberapa penelitian lainnya di mana hasil-hasil penelitian
akan menjadi sebuah pendekatan pengajaran keterampilan membaca.
Temuan
dari hasil penelitian dalam bidang ini membaca secara singkat dirangkum sebagai
berikut.
a.
Bottom-up and Top-Down processing
b.
Schema
theory and background knowledge
c.
The role of affect and culture
d.
The power of extensive reading
e.
Adult
literacyntraining
Tujuan
membaca
Tujuan
membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan menurut hasil
penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat
signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca merupakan
modal utama membaca.
Hal-hal
yang berkaitan antara tujuan membaca dengan proses membaca yaitu:
-
Memahami adanya berbagai macam dan
variasi tujuan membaca
-
Perlunya membangkitkan atau mendorong
timbulnya berbagai tujuan membaca
-
Perlunya latihan membaca bagi seseorang
dengan tujuan membaca yang bervariasi
-
Perlunya membina dan mengembangkan
berbagai strategi membaca selaras dengan ragam tujuan membaca
-
Perlunya membangun perangkat tujuan
membaca yang terbimbing untuk meningkatkan kemampuan membaca
Tentang tujuan membaca itu banyak urusan
yang bisa dibuat, tergantung dari mana kita melihatnya. Secara garis besar
tujuan membaca itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai
tjuan tersendiri yang bersifat spesifik. Namun, secara umum ada penggolongan
membaca tentang tujuan membaca yang telah dikemukakan oleh ahli membaca Waples
(1967). Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa tujuan membaca itu meliputi
beberapa hal yang pada hakikatnya tujuan membaca adalah modal utama membaca.
Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang intrinsik yang besar bagi
seseorang. Seseorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca akan dapat
mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga
memperoleh kepuasan dalam membaca. (https://zuriahh.wordpress.com/2015/01/01/makalah-keterampilan-membaca/)
2.2
Jenis Bahasa Tulisan
Ada banyak sekali jenis-jenis bahasa
tulis dan masing-masing jenis mempunyai bentuk tersendiri, yaitu: non-fiksi:
laporan, editorial, essai, artikel, referensi (kamus, ensiklopidia); fiksi:
novel, cerpen, lelucon,drama puisi; surat: pribadi, bisnis; kartu ucapan; buku
harian, jurnal; memo; pesan (pesan telefon); pengumuman; Koran”journalese”;
menulis akademik: respon tes jawaban singkat laporan, essai, makalah, tesis,
buku; kuesioner; petunjuk,label, tanda-tanda; resep; tagihan (laporan keungan
lainnys); peta manual; menu; jadwal (informasi transportasi); iklan: komersial,
pribadi; undangan; direktori (misalnya, telepon, halaman kuning) komik, kartun.
2.3
Karakteristik Bahasa Tulis
Ada cukup banyak perbedaan mendasar dan
relevan antara bahasa lisan dan tulisan.
Perbedaan bahasa tulis dan bahasa lisan,
akan membantu kita :
a.
Untuk mendiagnosis kesulitan membaca yang
timbul dari bahasa tulis,
b.
Untuk menunjukan teknik ke arah tujuan
tertentu, dan
c.
Untuk mengingatkan siswan beberapa
keuntungan dari bahasa tulis daripada bahasa lisan.
a.
Permanen
Bahasa lisa cepat
berlalu, setelah anda berbicara kalimat, hilang (kecuali ada tape recorder
disekitar kita yang dapat merekam apa yang dibicarakan). Sebagai pendengar
langsung meminta untuk merespon dan membuat persepsinlangsung dan harus dapat
menyimpan secara langsung.
Bahasa tulis
permanen . oleh karena itu, pembaca memiliki kesempatan untuk kembali lagi dan
lagi, jika perlu, untuk sebuah kata atau frase atau kalimat atau bahkan teks
secara keseluruhan.
b.
Sebuah kosekuensi dari penjelasan di atas
adalah waktu pemprosesan yang menguntungkan pembaca. Proses merespon dari
bahasa tulis lebih mudah dibandingkan bahasa lisan karena jika bahasa lisan,
kita harus merespon dalam waktu singkat. Jika bahasa tulis akan memberikan
waktu yang lebih bagi pembaca untuk memahami bahasa tulis yang ada.
c.
Jarak
Kata-kata yang
dituliskan memungkinkan pesan yang akan dikirim melalui dua dimensi: jarak
fisik dan jarak temporal. Makna pedagogis ini masuk pada interpretasi.
Tugas pembaca adalah
untuk menafsirkan bahasa yang seperti yang tertulis, pembaca tidak bisa
langsungmenghadapi seorang penulis dan menunjuk pertanyaan yang mungkin tidak
mengerti terhadap apa yang ditulisnya.
d.
Ortografi
Dalam bahasa lisan,
kita memiliki fonem yang sesuai dengan grafem bahasa tulis. Tetapi bahasa lisan
juga memiliki stress, ritme, titik, intonasi, jeda, volume, pengatyran kualitas
suara, dan syarat nonverbal, yang semuanya akan mempengaruhi pesan yang
disampaikan sementara penulis dapst mengambarkan isyarat fonologis
e.
Kompleksitas
Bahasa tulisan
adalah lebih kompleks daripada bahasa lisan, tetapi dalam kenyataannya, itu
akan sulit untuk mengerjakannya. Perbedaan yang paling menonjol adalah dalam
sifat klausa. Bahasa lisan cenderung
memiliki klausa pendek dihubungkan oleh lebih mengkoodinasikan konjungsi sedangkan
menulis memiliki lebih lama dan lebih subordinasi.
f.
Kosakata
Karena menulis
memungkinkan waktu proses penulis lebih, karena keingginan untuk menjadi tepat
secara tertulis dan hanya karena konvensi formal menulis sehingga kata-kata dan
juga frekuensi yang lebih rendah sering muncul. Kata-kata tersebut dapat
menyajikan hambatan untuk peserta didik.
g.
Formalitas
Menulis lebih formal
daripada berbicara. Formalitas mengacu pada bentuk-bentuk yang ditentukan bahwa
pesan tertulis tertentu harus mematuhi kaidah kaidah berbahasa yang benar.
2.4
Microskills Pengajaran Keterampilan Membaca
Berikut ini adalah
rincian yang perlu dilakukan untuk menjadi pembaca yang efisien.
a.
Menentukan perbedaan antara grafem khas
dan pola ortografi dari bahasa.
b.
Mempertahankan potongan bahasa panjang
yang berbeda dalam memorijangka pendek.
c.
Proses menulis pada tingkat yang efisien
kecepatan yang sesuai tujuan.
d.
Mengenalin inti dari kata-kata dan
menafsirkan urutan kata mereka secara sistematia.
e.
Mengenali bentuk-bentuk gramatikal kata
(kata benda, kata kerja, pluralisasi, pola, aturan, dan bentuk-bentuk elips.
f.
Mengenali bentuk-bentuk gramatika yang
berbeda.
g.
Mengenali perangkat kohesif dalam wacana
tertulis.
h.
Mengenali bentuk retoris dari wacana
tertulis dan signifikan mereka untuk interpretasi.
i.
Mengetahui funsi komunikatif teks
tertulis, menurut bentuk dan tujuan.
j.
Menyinpulkan yang tidak eksplisit dengan
mengunakan latar belakang pengetahuan.
k.
Menyimpulkan link dan hubungan antara
peristiwa, ide, dll, menyimpulkan penyebab dan efek, dan mendeteksi hubungan
seperti gagasan utama, ide penunjang, informasi baru, informasi yang diberikan,
generalisasi’ dan pemberian contoh.
l.
Membedakan antara makna literial dan
tersirat.
m.
Mendeteksi referensi budaya spesifik dan
menafsirkan mereka dalam konteks skema budaya yang sesuai.
n.
Mengembangkan dan menggunakan strategi
membaca, seperti scanning dan skimming, mendeteksi penanda wacana, menbak arti
kata dari konteks, dan mengaktifkan schemata untuk interprestasi teks.
2.5
Strategi Pengajaran Keterampilan Mmembaca Pemahaman
Berikut
ini adalah strategi yang dapat diterapkan pada teknik pembelajaran dikelas.
a.
Mengidentifikasi tujuan dalam membaca.
setiap kali kita
mengajar keterampilan membaca, pastikan siswa mengetahui tujuan mereka dalam
membaca sesuatu. Membaca efisien yaitu kita harus mengidentifikasi dengan jelas
apa tujuan kita membaca sesuatu. Dengan demikian kita akan tahu apa yang kita
cari dari kegiatan membaca.
b.
Gunakan aturan grafemis dan pola untuk
proses decoding.
Gunakan teknik
membaca diam (silent reading)buntuk pemahaman cepat (untuk menengah ketingkat
lanjut).
c.
Skimming.
d.
Scanning.
e.
Pemetaan semantic atau pengelompolakan.
motorcycle
train
bus
bicycle
trolley
automobile,
subway
truck,van foot semi-tractor
trailer
ship airplan
submarine sailboat
glide blimp
canoe
cargo/container ship aircraft carrier hot air balloon space shuttle
f.
Menebak
Peserta didik dapat menggunakan menebak
untuk:
- Menebak makna dari sebauh kata
- Menebak
hubungan gramatikal (misalnya, referensi kata ganti)
- Menebak
hubungaan wacana
- Menyimpulkan
makna tersirat
- Menebak
tentang referensi budaya
- Menebak
pesan konten
g.
Analisis kosakata
Salah satu cara bagi
peserta didik untuk memahami isi bacaan dapat mengunakan analisis kosakata
adalah untuk menganalisis dalam hal apa yang mereka tahu tentang hal itu.
Beberapa teknik yang berguna disini:
1)
Mencari prefik yang dapat memberikan
petunjuk
2)
Mencari akhiran
3)
Mencari konteks tata bahasa yang mungkin sinyal informasi
4)
Melihat konteks semantic (topic) untuk
petunjuk
h.
Membedakan antara makna literial dan
tersirat.
i.
Memanfaatkan penanda wacana untuk
memproses hubungan.
Ada banyak penanda
wacana dalam bahasa inggris yang sinyal hubungan antara ide-ideseperti yang
diungkapkan melalui frasa, klausa, dan kalimat. Sebuah pemahaman pemahaman yang
jelas dari penanda tersebut dapat meningkatkan peserta didik mendapatkan
efisiensi dalam membaca.
2.6
Jenis Kegiatan Membaca
Kegiatan membaca
yang bervariasi di dalam kelas harus disesuaikam karena bervariasinya jenis
teks yang ada. Berikut adalah cirri aktivitas yang harus dilihat dalam
pembelajaran di kelas.
Menurut Parrel dalm bukunya English Language Teaching (Methods, Tools
and Teachinques) menerangkan bahwa ada beberapa bentuk kegiatan membaca,
yakni:
a.
Oral and Silent Reading
b.
Intensive and Extensive Reading
2.7
Prinsip-Prinsip Mendisain Teknik Membaca
a.
Dalam kurikulum yang interaktif, pastikan
bahwa kita tidak mengesampingkan pentingnya teknik secara khusus dalam keterampilan
membaca
b.
Gunakan teknik yang secara instrinsik
dapat memotivasi siswa
c.
Menyeimbangkan keaslian dan kemudahan
dalam memilih teks sehingga mudah dipahami
d.
Mendorong mengembangkan stretegi dalam
keterampilan membaca
e.
Mengaplikasikan teknik bottom-up dan top down
f.
Teknik SQ3R sequence:
1.
Survey: memindai teks untuk mendapatkan
gambaran ide utama
2.
Question: menanyakan apa yang dia akan dapatkan
dari teks yang dibaca
3.
Read: baca teks sambil mencari jawaban atas
pertanyaan yang diajukan
4.
Recite: memproses ulang poin penting dari teks
melalui bahasa lisan atau tulisan
5.
Review: mengambil inti sari dari bacaan dan
mengingatnya untuk jangka waktu yang lama.
g.
Membagi kegiatan membaca ke dalam pre-reading, during reading, dan after reading.
2.8 Penilaian Keterampilan Membaca
Pengolongan/taksonomi
Bloom telah diperkenalkan dalam ujian waktu, tetapi versi yang lebih baru telah
diperkenalkan untuk lebih mencerminkan pemikiran kontemporer. Menurut Bloom ada
enam kategori dalam penilaian keterampilan membaca.
a.
Kategori ini mengacu pada pengolahan
dangkal: gambaran jawaban factual, inggatan, dan pengakuan. Dalam membaca,
hanya mengingat fakta-fakta dalam teks atau mengingat urutan cerita. Pada
tingkat ini pertanyaan- pertanyaan berpusat pada yang tersurat dalam teks.
Beberapa kata kerja yang digunakan untuk menunjukan pengetahuan mahasiswa
meliputi materi: memilih, mengambarkan, mengidentifikasikan, menandai, daftar,
menemukan, mencocokan, menghafal, menyebut nama, menghilangkan, mengenali, dan
memilih.
b.
Kategori ini mencerminkan tindakan
menerjemahkan, menafsirkan, dan ekstrapolasi. Contohndalam membaca meliputi
meringkas teks dan mengidentifikasi hubungan dalam teks. Beberapa kata kerja
yang digunakan guru untuk mahasiswa untuk menunjukan pemahaman meliputi:
mengklasifikasikan, berargumentasi, menunjukan, menguhubungkan, menyimpulkan,
menilai, mengemukakan kembali, menulis ulang, memilih, meringkas, mengatakan,
dan menerjemahkan.
c.
Pengaplikasian
Mahasiswa didorong
untuk berfikir tingkat “menerapkan” mengunakan kontruksi sebagai berikut.
“prediksikan apa yang akan terjadi jika…” “ apa dampak…” kata yang mungkin
digunakan untuk menentukan apakah mahsiswa sedang bekerja pada tingkat ini
meliputi: memberlakukan, memilih, mendramatisasi, menjelaskan,
menggeneralisasikan, menilai, mengatur, melukiskan, menyiapakn, menghasilkan,
menunjukan, memecahkan, dan mengunakan.
d.
Analisis
Tingkat ini
melibatkan pemecahan informasi ke dalam bagian-bagian dalam bentuk yang berbeda
dan gambaran perbandingan antara teks dan data latar belakang pengetahuan.
Verba berikut berlaku untuk kegiatan menganalisis: menganalisa,
mengkategorikan, mengelompokan, membedakan, mengidentifikasi, menarik
kesimpulan, jalan keluar, membagi dan survey.
e.
Evaluasi
Untuk mengevaluasi
informasi, mahasiswa harus mampu membedakan data penting dari informasi yang
menarik. Mereka harus mampu mengidentifikasi inti tema, bentuk, dan dukungan
opini, dan mengidentifikasi inkonsistensikan, bias, atau kurang koherensinya,
atau ketepatan dalam sebuah teks.
f.
Kreatif
Kreatif melibatkan
menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya atau dengan beberapa
teks untuk mengembangkan ide baru, membentuk cara berfikir baru, atau
menciptakan produk baru dari beberapa tipe.
2.9
Teknik Mengajar Keterampilan Membaca
Membaca
permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar
kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai
teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. oLeh karena itu
guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Suasana
belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam
pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih
senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif
dan sosial anak.
Kata
kunci: membaca permulaan, permainan, sekolah dasar.
Membaca
merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu (1) ketrampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang
meliputi ketrampilan membaca dan menyimak, (2) ketrampilan yang bersifat
mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan menulis dan berbicara
(Muchlisoh, 1992: 119).
Teknik
pembelajaran membaca melalui permainan bahasa.
·
Permainan bahasa adalah salah satu cara
dalam mempelajari bahasa melalui teknik permainan.
·
Penglibatan dalam permainan telah memberi
peluang kepada pelajar memperolehi latihan intensif, pembelajaran bermakna dan
sebagai alat dianogstik.
·
Kebanyakan aktiviti yang dijalankan akan
menggunakan pelbagai kemahiran berbahasa pelajar antaranya kemahiran mendengar,
bertutur, membaca dan menulis.
·
Permainan bahasa mempunyai hal tuju yang
bertepatan dengan kemauan dalam sistem pendidikan negaranya dan Falsafah
Pendidikan Negara khususnya. Hal tuju ini diinterapetasikan melalui objektif
tersirat dalam permainan bahasa tersebut iaitu :
·
merangsang interaksi verbal pelajar
·
menambah kefasihan dan keyakinan
·
menyediakan konteks pembelajaran
·
bertindak sebagai alat yang dapat
mengikis rasa bosan
·
bertindak sebagai alat pemulihan,
pengukuhan dan penggayaan
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi pembelajaran
dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu-kartu berseri tersebut
dapat berupa kartu bergambar. Kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat. Dalam
pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan strategibermain dengan
memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf tersebut digunakan sebagai
media dalam permainan menemukan kata. Siswa diajak bermain dengan menyusun
huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang
dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan
mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990).
Contoh
lain teknik mengajar keterampilan membaca antara lain:
a.
Teknik baca – jawab
b.
Teknik baca – kritik
c.
Teknik baca – cerita
(http://soetara.blogspot.co.id/2011/01/makalah-teknik-pengajaran.html)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membaca
merupakan keterampilan membaca berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan
berbahasa lain karena membaca merupakan aktivitas yang tidak dilepas dari
menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan
memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, bisa mengomunikasikan hasil
bacaannya secara lisan atau tulisan.
Tujuan
membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan menurut hasil
penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat
signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca
merupakan modal utama membaca.
Prinsip-Prinsip
Mendisain Teknik Membaca
a.
Dalam kurikulum yang interaktif, pastikan
bahwa kita tidak mengesampingkan pentingnya teknik secara khusus dalam keterampilan
membaca
b.
Gunakan teknik yang secara instrinsik
dapat memotivasi siswa
c.
Menyeimbangkan keaslian dan kemudahan
dalam memilih teks sehingga mudah dipahami
d.
Mendorong mengembangkan stretegi dalam
keterampilan membaca
e.
Mengaplikasikan teknik bottom-up dan top
down
f.
Teknik SQ3R sequence:
1)
Survey: memindai teks untuk mendapatkan
gambaran ide utama
2)
Question: menanyakan apa yang dia akan
dapatkan dari teks yang dibaca
3)
Read: baca teks sambil mencari jawaban
atas pertanyaan yang diajukan
4)
Recite: memproses ulang poin penting dari
teks melalui bahasa lisan atau tulisan
5)
Review: mengambil inti sari dari bacaan
dan mengingatnya untuk jangka waktu yang lama.
g.
Membagi kegiatan membaca ke dalam
pre-reading, during reading, dan after reading.
Teknik
merupakan cara seorang guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai kurikulum
yang dikemas semenarik mungkin agar materi terlihat begitu mudahnya untuk
dipelajari dan menjadikan belajar itu berkesan untuk selalu diingat. Dalam hal
ini teknik permainan sangatlah diperlukan mengingat bermain adalah kegemaran
anak – anak.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H.D. 2000. Teaching By Principles: An Interactive Approach Language Pedagogy.
Second Edition.
Bloom, Benjamin S. 1979. Taxonomy of Educational Objectives. London:
Longman Group Limited.
Parrel, M.F. & Jain,M Prifen.2008.English Language Teching Method, Tools,
Techniques. Jaipur.
http://soetara.blogspot.co.id/2011/01/makalah-teknik-pengajaran.html
[diakses 20 November 2016]
https://zuriahh.wordpress.com/2015/01/01/makalah-keterampilan-membaca/
[diakses 20 November 2016]
No comments:
Post a Comment