MAKALAH
TENTANG
PERMASALAHAN MAHASISWA
DIPERGURUAN
TINGGI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang maha pengasih lagi maha panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Permasalahan
Mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal .Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap
semoga makalah tentang Permasalahan Mahasiswa Diperguruan Tinggi. Ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung,
Desember 2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3. Tujuan Makalah .................................................................................... 1
1.4. Sasaran.................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Perilaku Menyimpang Dalam Kajian Sosial........................ 3
2.2 Pengertian
Tawuran................................................................................ 3
2.3 Faktor-Faktor
Penyebab Tawura............................................................ 5
2.4. Macam-Macam
Tawuran....................................................................... 7
2.5. Dampak
Tawuran .............................................................................. 8
2.6. Solusi Mencegah Terjadinya Tawuran ................................................. 11
2.7 . Pengertian Seks Bebas........................................................................ 12
2.8. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas.......................................... 12
2.9. Akibat Dari Seks Bebas...................................................................... 18
2.10. Solusi Mencegah Terjadinya Seks Bebas............................................ 19
BAB
III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 22
DAFTAR
PUSTAKA
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum dalam struktur masyarakat, mahasiswa merupakan generasi
intelektual
yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang baik. Mahasiswa
seharusnya lebih mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Secara
umum, tuntutan dan harapan masyarakat adalah menginginkan agar mahasiswa menjadi
manusia bermoral dan intelek sehingga mampu membersihkan ketimpangan-ketimpangan
sosial yang ada, juga diharapkan mampu menjadi inovator pembangunan di dalam
segala aspek kehidupan masyarakat. Mahasiswa merupakan generasi yang seharusnya
dituntut untuk mengembangkan profesionalisme mereka untuk membangun negara
dan menegakkan norma.
Namun kondisi ini ironis dengan status dan lebel tersebut karena berdasarkan kenyataan di
lapangan ditemukan perilaku-perilaku menyimpang yang justru dilakukan oleh kalangan
mahasiswa sendiri, seperti mabuk-mabukan, penganiayaan, pencurian, membunuh,
memeras, menjambret, berkelahi dengan senjata tajam, tawuran, perjudian, penyalahgunaan
narkoba serta perilaku seks bebas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari laporan yang kami yaitu :
1.
Apa pengertian tawuran dan seks bebas?
2.
Apa faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran dan seks bebas?
3.
Apa dampak dari tawuran dan seks bebas?
4.
Bagaimana cara mencegah terjadinya tawuran dan seks bebas?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari laporan kami yaitu:
1.
Berbagi informasi mengenai tawuran
antar mahasiswa dan seks bebas
2.
Memberikan gambaran kepada pembaca
dampak tawuran dan dampak seks bebas
3.
Mengetahui peran keluarga, guru
dan pemerintah terhadap kecenderungan Kenakalan remaja khususnya tawuran dan seks bebas dikalangan
mahasiswa.
4.
Cara mengatasi Tawuran antar
mahasiswa dan seks bebas dikalangan mahasiswa
1.4 Sasaran
Penulisan
ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat khususnya para pelajar dimana
akhir-akhir ini sering terjadi penyimpangan sosial, khususnya tawuran dan seks
bebas dikalangan pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Menyimpang dalam Kajian Sosial
Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena
terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari
nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber
masalah kerana dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Secara umum perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai tingkah laku
yang melanggar
atau bertentangan dengan aturan normatif dan pengertian normatif maupun dari
harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Menurut Robert M.Z Lawang perilaku
menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku
dalam sistem sosial dan menimbulakan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang. Menurut Lemert penyimpangan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder.
Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat
sementara dan tidak dilakukan secara terus-menerus sehingga masih dapat
ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas,buang sampah sembarangan dll.
Sedangkan penyimpangan seksunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat
toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok,
menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran dan lainlain (Kamanto
Sunarto 2006:78).
2.2 Pengertian tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.
Secara psikologis, perkelahian yang
melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan
remaja (juvenile deliquency).
Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis
delikuensi yaitu:
1.
Delikuensi situasional,
perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya
muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
2.
Delikuensi sistematik, para remaja
yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau
geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti
angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat
melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa
pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana
dari pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa
adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup
kelompok teman sebayanya.
Menurut Mansoer (dikutip dalam
Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar” atau yang biasa disebut dengan tawuran
adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok
pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.
Tawuran adalah salah satu bentuk
kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan melanggar
aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain. Umumnya dilakukan oleh remaja di bawah umur 17
tahun.
Aspek
kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari :
1)
Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
2)
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3)
Perilaku yang mengakibatkan korban materi.
4)
Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Tawuran
atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota
besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan.Biasanya dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran merupakan suatu penyimpangan
sosial yang berupa perkelahian.
2.3 Faktor-faktor penyebab tawuran
Berikut
ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a.
Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung
melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan
disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan
perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang
kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman
pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama
semakin bermacam-macam.
Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan
segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan
ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil
dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah
mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang
remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah
orang-orang sekelilingnya.
b.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua
diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam
keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa
melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya.
Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan
yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman
dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat
menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak
berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari,
1997).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab
kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure
teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua
sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.
2. Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik
namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa
mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas
pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang
guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya
guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja
ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi
seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
3. Faktor
Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku
remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan
menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering
remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini
membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk
mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa
mengakibatkan tawuran.
4. Faktor Pacar
Masalah pacar seperti berebut pacar, saing-saingan pacar, ada yang
menggoda pacar satu sekolah, juga acapkali menimbulkan tawuran yang kemudian
bereskalasi menjadi tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar
karena solidaritas atas sesama.
5. Faktor Geng
Hampir setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang
didirikan oleh kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya
di sekolah. Proses pewarisan geng ini kepada adik kelas sekaligus menanamkan
budaya geng yang harus ditaati dan dilaksanakan telah menjadikan sekolah
sebagai pusat tawuran dan bullying. Mereka yang sudah telanjur menjadi anggota
geng, tidak berani mengundurkan diri, karena takut mendapat perlakukan kasar
dan membahayakan jiwa mereka. Pengaruh alumni dari geng suatu sekolah sangat
kuat, sehingga kekerasan seolah menjadi budaya yang sulit dihapus.
6. Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang menyebabkan
terjadinya tawuran. Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar
sesama, menyebabkan sering terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.
2.4. Macam-macam tawuran
a. Tawuran
di tingkat sekolah
Tawuran paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antaradua
kubu siswa suatu sekolah. Misalnya tawuran antar SMA C melawan SMA D yang
sering diakibatkan oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran
karena salah satu sekolah memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena
hanya ingin bersenang-senang.
b. Tawuran
di tingkat fakultas
Tawuran di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar
mahasiswa kampus itu sendiri, namun berbeda faklutas.Misalnya mahasiswa
fakultas XXX mempunyai masalah dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan
terjadi di dalam area universitas / kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas
biasanya hampir sama dengan sebab tawuran di tingkat sekolah.
2.5 Dampak Tawuran
Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi
agenda rutin dan sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak
tawuran yang terjadi antar sekolah hanya karena dendam dari alumni yang
tidak terbalas dan akhirnya menjadi budaya turun temurun yang susah untuk
dihapuskan atau dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap
ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar maka akan menimbulkan dampak negatif
berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang
bersangkutan, namun juga masyarakat sekitar.
Kerugian tersebut antara lain:
a.
Kerusakan tempat tawuran / material.
Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para
pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka
timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya
pecahnya kaca pada mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun
kendaraan bermotor dsb.
b. Rusaknya
citra baik sekolah.
Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu
kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh
murid yang lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih
mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat
calon murid baru akan berkurang.
c.
Adanya korban jiwa.
Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan
adanya korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata
tajam seperti batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban
luka baik korban luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d.
Dampak psikis.
Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan menimbulkan
rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen
perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat
yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan
tidak berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.
e.
Rasa malu orang tua dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak
didiknya.
f. Proses
pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari
sekolah.
g. Dipenjarakan.
h.
Menurunnya moralitas para pelajar
Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik adalah berkurangnya penghargaan
siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para
pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk
memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar
tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka
panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
Contoh tawuran
Jum'at, 25 November 2016 − 00:02 WIB
SEMARANG - Insiden tawuran mahasiswa
terjadi di komplek kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Insiden terjadi Kamis (24/11/2016) petang. Informasi yang dihimpun, keributan
antar kelompok mahasiswa terjadi saat pertandingan basket di sana, dalam rangka
Rektor Cup. Ada ratusan mahasiswa yang terlibat bentrok.
Informasi yang diperoleh Tribun Jateng, bentrokan itu
bermula dari adanya percakapan sesama mahasiswi Fakultas Hukum Unissula
Dalam percakapan itu beredar sebuah video dari mahasiwa
Fakultas Teknik yang menghujat mahasiswa Fakultas Hukum.
"Video yang dibuat mahasiswa Fakultas teknik itu
membuat panas mahasiswa Fakultas Hukum. Kemarahan itupun muncul dalam
pertandingan basket yang tengah berlangsung," kata sumber Tribun,
mahasiswi Unissula yang enggan disebutkan namanya.
Dalam bentrokan yang terjadi pada Kamis malam sempat
terlihat mahasiswa saling mengumpat, serta saling melempar batu dan besi.
Berawal saling ejek, kemudian terpancing emosi hingga
pecah bentrok. Dua kubu mahasiswa bahkan saling lempar batu, menyebabkan
seorang perwira polisi yakni Kepala Unit Binmas Polsek Genuk, AKP Tekun
Rudiyanto, terluka di bagian kepala akibat lemparan batu.
Informasi di lapangan, mereka yang bentrok adalah
mahasiswa hukum dan teknik. Mahasiswa teknik empat dikepung mahasiswa hukum.
Keributan juga diwarnai aksi bakar ban bekas di komplek kampus.
Insiden mencekam ini sempat berlangsung beberapa jam.
Sekira pukul 22.00 WIB, aksi ini bisa diredam, berujung damai. Ini juga setelah
perwakilan masing-masing fakultas termasuk petugas Polsek Genuk melakukan
pendekatan.
Kapolsek Genuk, Kompol Hendrawan Hasan, mengatakan
insiden dipicu salah paham antar suporter pertandingan bola basket antar
fakultas.
"Suporter teriak-teriak, dari situ terjadi. Tapi ini sudah dimediasi, tadi Pak Dekan, Rektor juga datang. Sudah didamaikan," kata Hendra kepada KORAN SINDO saat dihubungi via ponsel.
"Suporter teriak-teriak, dari situ terjadi. Tapi ini sudah dimediasi, tadi Pak Dekan, Rektor juga datang. Sudah didamaikan," kata Hendra kepada KORAN SINDO saat dihubungi via ponsel.
Menurutnya, kondisi anak buahnya yakni AKP Tekun, hanya
menderita luka ringan. "Terkena lemparan batu nyasar, nyerempet saja,
lecet. Sudah dimediasi, damai," tutupnya.
Persoalan ini, sebut Hendra, diselesaikan secara
kekeluargaan, saling memaafkan. Tidak berbuntut proses hukum.
Rektor Unissula,
Anis Malik Toha, menuturkan pihak universitas tidak menduga akan terjadi
bentrokan pada pertandingan basket
di Unissula Kota Semarang.
"Bentrokan antar fakultas merupakan dinamika
mahasiswa. Apapun kami upayakan untuk tidak terjadi semacam ini. Ternyata kami
kecolongan," ujarnya,Kamis,
(24/11/2016)
Sebelumnya, ia telah mengistruksikan ke Wakil Rektor III
agar mengantisipasi dalam menyelenggarakan pertandingan basket. Kejadian ini juga
pernah terjadi pertandingan sebelumnya.
" Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Kedepan
belum ada antisipasi yang memadai. Kedepan masing-masing pihak akan kami
pastikan grup mau menandatangani untuk menjaga ketertiban, "ujarnya.
Jika kedua grup tersebut tidak mau menandatangani maka
pertandingan itu tidak akan diadakan kembali. Meskipun pertandingan tersebut
merupakan persahabatan.
"Itulah namanya anak muda. Kadang lepas kontrol maka
apapun bisa terjadi," tuturnya.
"Itu yang menjadi konsen dan perhatian bagi kami.
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kami dan saya rasa hal seperti ini
dikalangan mahasiswa meskipun tidak boleh terjadi namun rawan
kejadian,"tambahnya.
Rektor menuturkan belum dapat memberikan sanksi kepada
pelaku bentrokan antar fakultas tersebut. Hal ini dikarenakan belum bisa
memastikan perkara terjadinya bentrokan.
"Laporan yang saya dapat masih
sepihak-sepihak," ujarnya.
Ia mengatakan, awalnya dia masih berada di lingkungan universitas namun
badan kurang memutuskan untuk pulang ke rumah.Di tengah perjalanan mendapat
informasi telah terjadi kejar-kejaran antara mahasiswa Fakultas Hukum dengan
mahasiswa Fakultas Teknik.
" Saya di telepon menjelang Maghrib sekitar pukul
17.38. Saya pulang di tengah jalan di telepon oleh dekan fakultas Teknik.
Alhamdulillah setelah saya sentuh hatinya anak-anak siap untuk
berislah,"ujarnya.
Pihak universitas akan mengupayakan untuk mencari
informasi permasalahan bentrokan antar fakultas yang terjadi di Unissula.
"Kami upayakan untuk mendapatkan informasi dari pagi
sampai siang untuk mendapatkan data secukupnya,"ujarnya. (*)
"Bentrokan antar-mahasiswa merupakan dinamika.
Itulah namanya anak muda, kadang lepas kontrol, sehingga apapun bisa terjadi.
Tetapi apapun kami upayakan untuk tidak terjadi hal semacam ini lagi. Kami
kecolongan," paparnya.
Sebenarnya, dia menambahkan, telah mengistruksikan kepada
Wakil Rektor III agar mengantisipasi kejadian itu dalam penyelenggaraan
pertandingan basket. Hal itu karena kejadian serupa juga pernah terjadi
sebelumnya.
"Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Ke depan
masing-masing pihak akan kami pastikan untuk menandatangani kesepakatan untuk
menjaga ketertiban," tandasnya.
Kapolsek Genuk, Kompol Hendrawan Hasan mengatakan, tidak
ada korban jiwa dalam kejadian bentrok antar-mahasiswa di Unissula. Meski
demikian, ada sejumlah korban luka, termasuk dari pihak kepolisian.
"Sejumlah korban yang terluka itu karena terkena
lemparan batu. Tetapi semua sudah baik. Masalah yang terjadi karena adanya
kesalahpahaman juga sudah diselesaikan. Tidak ada yang dibawa ke Polsek
juga," terangnya. (*)
2.6.
Solusi Mencegah Terjadinya
Tawuran
·
Penggalakan tentang anti tawuran
harus semakin sering dilakukan, bisa lewat media massa, media elektronik,
sampai penyuluhan ke sekolah-sekolah.
·
Peran keluarga sangatlah penting
bagi para pelajar yang dalam hal ini mereka masih memiliki sifat dan pemikiran
yang sangat labil. Keluarga menjadi pendorong dan penyemangat untuk pelajar
agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri, dalam kasus
ini adalah tawuran. Lebih mendekatkan diri kepada keluarga akan membantu
pelajar untuk mencari jati diri yang baik. Selain itu, orang tua wajib
membimbing anak-anaknya yang masih berstatus pelajar untuk melakukan hal-hal
yang positif dan berguna bagi dirinya sendiri. Jika hubungan antara orang tua
dan anak terjalin dengan baik, maka tawuran pun dapat di minimalisir.
·
Pihak sekolah dan kepolisian harus
berani memberikan hukuman tegas tanpa “pandang bulu” kesemua pihak yang
terbukti sebagai pelaku tawuran.
·
Turunkan status atau peringkat
sekolah, dari Sekolah Bertaraf Internasional menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI). Dari RSBI turun ke sekolah Standar Nasional. Dari Standar
Nasional ke sekolah biasa. Dari Akreditas A turun ke B, lalu ke C.
·
Mengurangi kuota Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan secara bertahap hingga nol
kepada sekolah yang “gemar” tawuran.
·
Universitas Negeri Favorit menolak
(dengan memasukkan ke daftar hitam, black
list) lulusan sekolah yang “gemar” tawuran untuk diterima ke dikampusnya.
2.7. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas dalam pengertian agama Islam adalah
Zina yaitu nama bagi hubungan seksual antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan tanpa nikah yang sah atau bukan karena pernikahan yang subhat, atau
nama bagi perbuatan seorang laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan
seorang perempuan, yang menurut naluri manusia wajar tetapi dilarang oleh
syara'karena diluar nikah (Nasikun, 1984:43-44)
pengertian seks bebas adalah segala
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun
sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking,
petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku
seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
2.8. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas
Dalam
perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi
masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada
remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah
banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya,
seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS
dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah.
Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki
tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang
pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai
ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks,
ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan
tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan
umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula
seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan
mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin
di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan
akibat yang berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita
harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun
asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada
norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus
melakukan seks bebas.
Oleh karena itu
kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum
melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya
bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Berikut
Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah
sebagai berikut:
1. Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas
karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja
dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna
agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja
minim, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak.
Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang
paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah
laku seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka
seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun
orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup
pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak
mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan
pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
3. Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan
seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan
fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan
terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung
utnuk mereka melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga,
maka perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh
para remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu
kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks
bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah.
4. Tekanan dari seorang pacar
Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus
rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan
dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan
juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan
suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa,
dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.
5. Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak
ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut
ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya
dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.
6. Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk
penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari
mereka merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal
pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja
juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.
7. Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau
seksual.
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi
jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin
mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang
tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8. Tontonan yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja
sangat besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara positif
dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan
sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di
layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin
‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan
adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi
tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar
wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak
dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak
menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu
sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak
dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.
9. Pergaulan bebas.
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras
dan sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat
menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren
yang akan berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu
sangat salah.
10. Masa remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana
layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara
normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah
terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan
melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan
diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah
dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia
tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
11. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar
bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu
yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita
lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada
umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat
tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita
akan ingin merasakannya atau mencobanya.
12. Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan
tetangga.
Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam
pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering
mereka sebut dengan broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi
juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan
pujian atau ingin di bilang “gaul”.
13. Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan
mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka
akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun
yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas
ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan
dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
14. Kegagalan remaja menyerap norma
a.
Hal ini
disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun
tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang
ada.
b.
Faktor
perubahan zaman.
Faktor ini juga
adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.
Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang
menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang
dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para
remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin
mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu
pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
Ada banyak
sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda
tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup
remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal
tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya
kembali ke diri kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah
pergaulan bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi
diri kita sendiri.
Kita harus
dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat
lah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena
itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita
nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan
YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama
di dalam diri kita sendiri.
2.9. Akibat dari Seks Bebas
Selain memiliki
hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat negatif bagi
sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama
malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang
sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:
a) Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun
sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang
berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika
kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan
wanita yang masih menjaga kehormatannya.
b) Prestasi cenderung menurun.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka
fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin
mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses
belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas
mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja
ataupun mahasiswa tersebut.
c) Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat
dipercayai oleh agama islam.
d) Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan
sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku
yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa
terutama orang tua.
e) Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan
fikiran sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak
merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada
pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
f) Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang
dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang
mendalam dihati keluarga.
g) Tekanan Batin.
2.10.
Solusi Mencegah Terjadinya Seks Bebas
1.
Harus ada kepercayaan orang tua
terhadap remaja. Karena dapat bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarga.
Dengan memberikan penghargaan remaja akan merasa dihargai, dan sebaliknya ereka
pula akan menghargai pula terhadap keluarga
2.
Pendidikan agama sejak dini. Saat ini
pendidikan agama adalah mencipkan suasana agamis dikeluarga. Sholat berjama’ah,
membaca alqur’an,dan suka menolong orang miskin.
3.
Komunikasi yang lancer antara remaja
dengan orang tuadan anggota keluarga lainnya.
4.
Dalam masa pacaran, anak hendaknya
diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan
kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan
tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
5.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan
terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang,
seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin
ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar
mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran
dengan sembunyi-sembunyi.Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi
lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak
salah jalan.
6.
Kuatnya mental seorang remaja untuk tidak
tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam
kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk
melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang
memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
7.
Untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas juga
hrus dibentengi pula dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam
memilih teman-teman
Pendidikan
Seks
Pendidikan sek adalah suatu cara untuk
mengurangi atau mencegah penyalah gunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak
– dampak negative yang tdak diharapkan seperti kehamilan yang tidak
direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa.
(Sarwono,Sarlito W: 2011)
Parah, Akibat Seks Bebas 47 Siswi di Ponorogo Hamil
Selasa, 9 Agustus 2016 − 14:33 WIB (ilustrasi.Sindonews)
PONOROGO - Kasus seks bebas dikalangan pelajar di Ponorogo, Jawa Timur sangat
memprihatinkan. Tercatat hingga bulan Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan
SMP yang hamil akinat seks bebas yang mereka lakukan.
Data di Pengadilan Agama, Kabupaten Ponorogo, ada 47 pelajar SMA dan SMP yang hamil serta putus sekolah. Akhirnya orangtua yang besangkutan mengajukan dispensasi ke pengadilan agama agar bisa menikah.
Sebab, salah satu persyaratan nikah adalah berusia diatas 18 tahun jika masih berusia di bawah 18 tahun harus mendapat dispensasi dari pengadilan agama.
Proses pernikahan dilakukan agar bayi yang dilahirkan bisa memiliki status siapa ayah kandungnya.
"Kasus pelajar hamil di Ponroogo, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya atau sepanjang tahun 2015. Ada 56 kasus sementara sampai Juni tahun 2016 atau 7 bulan sudah ada 47 kasus," ujar Sofwan, Humas Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang
dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun
perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan
tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam
skala kecil maupun skala besar.
Permasalahan penyimpangan sosial yang timbul seperti Tawuran antar pelajar dan
seks bebas memang bukanlah masalah sepele, dikarenakan makin banyaknya
peristiwa serupa yangterjadi belakangan ini, hal ini sangat disayangkan karena
tidakan tersebut sangatlah tidak terpuji, dan eksistensi diri para pelajarlah
sebagai pemicu terjadinya perilaku menyimpang tersebut
Kita harus semakin prihatin akan peristiwa yang terjadi disekitar kita, karena
banyak faktor yang melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu
pribadi atau individu dan faktor eksternal, seperti : orang tua, sekolah, dan
lingkungan sekitar, dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting
dalam mendidik anak, karena teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang
anak menjadi baik, begitupula sebaiknya, dan peran serta sekolah serta
lingkungan juga sangat diharapkan, dimana kondisi yang kondusif bisa berdampak
pada keadaan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata : Rineka Cipta
Elizabet B, 1980. “Psikologogi
perkembangan ” Jakarta : Aerlangga
Hatono,Kartini.2006.
“Psikologi Wanita”. Bandung: Mandar Maju
Mar’at, samsunuwiyati. 2005. “Psikologi perkembangan” Bandung : PT
Remaja Rosda Karya
Sumber:http://triwijayantiyanti.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-tawuran-pelajar.html#!/2012/10/makalah-tentang-tawuran-pelajar.html
Sumber:http://dmaulidyani.blogspot.com/2012/10/tawuran-antar-pelajar- yang-terjadi-di.html#!/2012/10/tawuran-antar-pelajar-yang-terjadi-di.html
Sumber:http://jendelailmupendidikan.blogspot.com/2013/08/tawuran-pelajar- pengertiandefinisiarti.html
No comments:
Post a Comment