Friday, November 1, 2024

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

 

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.    Latar Belakang Masalah

Media massa berfungsi sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam penyampaian informasi, sehingga dapat dianggap sebagai pusat informasi. Realitas sosial yang terjadi di seluruh dunia dapat diakses dengan mudah, baik secara langsung maupun melalui media. Kemajuan teknologi dalam media massa telah menghilangkan batasan tempat dan waktu. Oleh karena itu, media massa menjadi sangat penting karena memiliki kekuatan untuk tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan, pengaruh, penyampaian informasi, dan hiburan. Saat ini, terdapat banyak karya seni kreatif yang menjadi konsumsi publik, salah satunya adalah film.

Film adalah bentuk karya seni yang memanfaatkan rangkaian gambar bergerak, suara, dan sering kali musik untuk menyampaikan narasi atau pesan tertentu. Sebagai salah satu jenis media visual yang paling berpengaruh, film memiliki kemampuan untuk dinikmati oleh beragam kalangan masyarakat. Film juga dapat dipahami sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada penonton melalui media naratif. Para seniman dan profesional di bidang perfilman memanfaatkan film sebagai wadah ekspresi artistik untuk mengekspresikan gagasan dan ide cerita. Kemampuan serta kekuatan film dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat memberi potensi besar untuk memengaruhi audiens. Berbeda dengan media massa lainnya, film berfungsi sebagai institusi sosial yang penting. Konten dalam film tidak hanya mencerminkan realitas, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk realitas dalam masyarakat.

Film memiliki sejumlah keunggulan yang signifikan, antara lain kemampuan untuk menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Film dapat menggambarkan objek dalam skala yang sangat besar maupun sangat kecil, serta memungkinkan pengaturan kecepatan tampilan objek dengan cara memperlambat atau mempercepat gerakannya. Dengan dukungan teknologi efek khusus, tata suara, dan animasi, film mampu menciptakan kesan yang lebih dramatis dibandingkan dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Saat ini, film sebagai bentuk informasi memiliki daya resistensi yang lebih kuat dibandingkan dengan bentuk informasi lainnya, berkat sifatnya yang audio-visual. Dengan memanfaatkan beragam format tayang dan saluran penyajian yang bervariasi, film dapat membentuk opini publik secara efektif. Selain itu, film juga memiliki potensi untuk mengubah atau bahkan menciptakan pola pikir baru dalam masyarakat.

 

 

Film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck," yang merupakan adaptasi dari novel karya Hamka yang terkenal, telah menarik perhatian signifikan di bidang sastra dan sinema Indonesia. Novel ini, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1939, mengisahkan tentang cinta yang terhalang oleh norma sosial dan konflik budaya, sekaligus mengungkapkan realitas sosial yang kompleks dalam masyarakat pada masa itu. Ketika diadaptasi menjadi film, cerita ini tidak hanya mempertahankan kedalaman naratifnya, tetapi juga menambahkan elemen visual dan auditori yang memperkaya pengalaman penonton.

Film ini berfungsi sebagai refleksi terhadap tantangan yang dihadapi individu dalam konteks sosial yang lebih luas, terutama terkait dengan pilihan antara cinta dan tanggung jawab. Tindak tutur lokusi dalam film ini memainkan peranan krusial dalam menyampaikan emosi dan konflik karakter. Dialog yang dipilih secara cermat tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi, tetapi juga mencerminkan kondisi psikologis dan dinamika hubungan antar karakter. Melalui ucapan para tokoh, penonton dapat merasakan ketegangan dan dilema yang mereka hadapi, sehingga menciptakan keterikatan emosional dengan narasi.

Penggunaan bahasa yang kaya dan bernuansa dalam film ini menjadikannya objek analisis yang menarik dari perspektif linguistik dan sastra. Tindak tutur lokusi tidak hanya mencakup makna literal dari dialog, tetapi juga implikasi emosional dan sosial yang mendalam. Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana ucapan para karakter membentuk pemahaman penonton tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, serta bagaimana konflik nilai tersebut menjadi inti dari narasi.

Selain itu, film ini juga mencerminkan isu-isu sosial yang masih relevan dalam konteks masyarakat modern, seperti patriarki, tradisi, dan identitas budaya. Dalam era globalisasi dan perubahan sosial yang cepat, tema-tema yang diangkat dalam film ini membuka ruang untuk diskusi tentang pengaruh norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Analisis terhadap elemen-elemen ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang hubungan antara sastra, film, dan dinamika sosial yang ada.

Tindak tutur lokusi merujuk pada pernyataan yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau fakta. Dalam film ini, terdapat sejumlah dialog yang dapat dianalisis sebagai tindak tutur lokusi. Contohnya, ungkapan cinta Zainuddin kepada Hayati disampaikan melalui kata-kata yang sarat makna, mencerminkan kedalaman perasaannya. Melalui dialog-dialog tersebut, penonton dapat merasakan intensitas emosi dan konflik yang dialami oleh para tokoh, serta memahami konteks budaya yang melatarbelakangi interaksi mereka. Salah satu contoh konkret dari tindak tutur lokusi dapat dilihat ketika Zainuddin menyatakan kerinduannya kepada Hayati. Pernyataan ini mengandung informasi yang jelas mengenai perasaannya, sekaligus mencerminkan norma dan nilai yang berlaku dalam hubungan percintaan di masyarakat Minangkabau. Melalui dialog ini, siswa dapat mempelajari bagaimana bahasa berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan dalam konteks budaya tertentu.

Dalam konteks pembelajaran sastra, analisis tindak tutur lokusi memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami bagaimana bahasa dan komunikasi bekerja dalam narasi. Dengan mempelajari dialog-dialog dalam film, siswa dapat melihat bagaimana setiap ungkapan memiliki makna yang lebih dalam, yang terkait dengan karakter dan situasi yang dihadapi. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan analitis dan kritis dalam memahami teks sastra. Pentingnya tindak tutur lokusi dalam film ini juga terletak pada kemampuannya untuk menciptakan suasana dan konteks yang mendalam. Misalnya, ketika dialog mencerminkan ketegangan antara tradisi dan modernitas, siswa dapat didorong untuk berdiskusi tentang tema ini dan bagaimana hal itu tercermin dalam kehidupan nyata. Diskusi semacam ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang teks, tetapi juga mengembangkan empati dan kesadaran sosial mereka. Selain itu, penggunaan bahasa daerah dalam dialog juga berfungsi sebagai tindak tutur lokusi yang membawa keaslian dalam film. Penggunaan dialek Minangkabau dalam interaksi antar tokoh membantu siswa memahami identitas budaya yang diwakili dalam karya tersebut. Ini adalah kesempatan untuk mendiskusikan pentingnya bahasa dan dialek dalam membentuk identitas suatu kelompok masyarakat.

Implikasi dari analisis tindak tutur lokusi ini terhadap pembelajaran sastra sangat signifikan. Dengan memahami bagaimana bahasa digunakan dalam film, siswa dapat belajar cara berkomunikasi yang lebih efektif, serta menghargai keanekaragaman bahasa dan budaya. Pembelajaran yang mengintegrasikan analisis dialog seperti ini dapat membuat siswa lebih terlibat dan termotivasi dalam mempelajari sastra. Secara keseluruhan, tindak tutur lokusi dalam film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" tidak hanya memperkaya narasi, tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi siswa dalam memahami konteks budaya dan emosional dalam karya sastra. Melalui analisis dialog dan interaksi antar tokoh, siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan tentang komunikasi, nilai-nilai sosial, dan cara memahami perasaan orang lain.

Dengan demikian, penelitian ini mengindikasikan bahwa analisis tindak tutur lokusi dapat berfungsi sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran sastra. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya mempelajari teks, tetapi juga mengembangkan keterampilan analitis, empati, dan kesadaran sosial yang diperlukan untuk memahami kompleksitas dunia di sekitar mereka.

 

B.     Idetifikasi Masalah

1.      Bagaimana tindak tutur lokusi digunakan dalam dialog antar karakter dalam film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"?

 

2.      Bagaimana tindak tutur lokusi mencerminkan konflik sosial dan budaya yang dihadapi oleh karakter, terutama dalam konteks tradisi dan modernitas?

 

3.      Apakah penggunaan dialog dari film dapat membantu siswa dalam memahami cara mengungkapkan perasaan dan konflik emosional dalam bahasa Indonesia?

 

C.    Fokus dan subfokus penelitian

Penelitian ini hanya difokuskan kepada analisi lokusi Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"?

D.    Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas

 

E.     Tindak tutur lokusi merujuk pada pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau fakta. Dalam film ini, banyak dialog yang dapat dianalisis sebagai tindak tutur lokusi. Misalnya, ungkapan cinta Zainuddin kepada Hayati sering kali diungkapkan dengan kata-kata yang penuh makna, mencerminkan kedalaman perasaannya. Melalui dialog-dialog ini, penonton dapat merasakan intensitas emosi dan konflik yang dialami oleh para tokoh, sekaligus memahami konteks budaya yang melatarbelakanginya.

F.      Salah satu contoh nyata dari tindak tutur lokusi adalah saat Zainuddin mengungkapkan kerinduannya kepada Hayati. Dalam pernyataan tersebut, terdapat informasi yang jelas mengenai perasaannya, yang sekaligus menunjukkan norma dan nilai dalam hubungan percintaan di masyarakat Minangkabau. Melalui dialog ini, siswa dapat belajar bagaimana bahasa digunakan untuk mengekspresikan perasaan dalam konteks budaya tertentu.

G.    Dalam konteks pembelajaran sastra, analisis tindak tutur lokusi memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami bagaimana bahasa dan komunikasi bekerja dalam narasi. Dengan mempelajari dialog-dialog dalam film, siswa dapat melihat bagaimana setiap ungkapan memiliki makna yang lebih dalam, yang terkait dengan karakter dan situasi yang dihadapi. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan analitis dan kritis dalam memahami teks sastra.

H.    Pentingnya tindak tutur lokusi dalam film ini juga terletak pada kemampuannya untuk menciptakan suasana dan konteks yang mendalam. Misalnya, ketika dialog mencerminkan ketegangan antara tradisi dan modernitas, siswa dapat didorong untuk berdiskusi tentang tema ini dan bagaimana hal itu tercermin dalam kehidupan nyata. Diskusi semacam ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang teks, tetapi juga mengembangkan empati dan kesadaran sosial mereka.

I.       Selain itu, penggunaan bahasa daerah dalam dialog juga berfungsi sebagai tindak tutur lokusi yang membawa keaslian dalam film. Penggunaan dialek Minangkabau dalam interaksi antar tokoh membantu siswa memahami identitas budaya yang diwakili dalam karya tersebut. Ini adalah kesempatan untuk mendiskusikan pentingnya bahasa dan dialek dalam membentuk identitas suatu kelompok masyarakat.

J.       Implikasi dari analisis tindak tutur lokusi ini terhadap pembelajaran sastra sangat signifikan. Dengan memahami bagaimana bahasa digunakan dalam film, siswa dapat belajar cara berkomunikasi yang lebih efektif, serta menghargai keanekaragaman bahasa dan budaya. Pembelajaran yang mengintegrasikan analisis dialog seperti ini dapat membuat siswa lebih terlibat dan termotivasi dalam mempelajari sastra.

K.    Selanjutnya, penggunaan film dalam pembelajaran sastra juga memungkinkan pendekatan yang lebih interaktif. Siswa dapat diajak untuk memerankan kembali dialog-dialog tertentu atau menciptakan skenario baru berdasarkan pemahaman mereka terhadap tindak tutur lokusi. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat pemahaman mereka tentang teks, tetapi juga meningkatkan keterampilan berbicara dan bekerja sama.

L.     Secara keseluruhan, tindak tutur lokusi dalam film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" tidak hanya memperkaya narasi, tetapi juga memberikan wawasan penting bagi siswa dalam memahami konteks budaya dan emosional dalam karya sastra. Dengan menganalisis dialog dan interaksi antar tokoh, siswa dapat belajar banyak tentang komunikasi, nilai-nilai sosial, dan cara memahami perasaan orang lain.

M.   Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa analisis tindak tutur lokusi dapat menjadi metode yang efektif dalam pembelajaran sastra. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang teks, tetapi juga mengembangkan keterampilan analitis, empati, dan kesadaran sosial yang diperlukan untuk memahami kompleksitas dunia di sekitar mereka.

 

 

Thursday, October 31, 2024

 

MODUL AJAR FASE E MADRASAH ALIYAH

MATA PELAJARAN : AKIDAH AKHLAK

BAB 4 : HIDUP MULIA DENGAN MENGHORMATI ORANG TUA

 

INFORMASI UMUM

 

A.   Identitas Modul

Nama Madrasah              :    MAN 2 Bandar Lampung

Nama Penyusun               :    Novriyanti,S.Ag

Mata Pelajaran                :    Akidah Akhlak

Kelas / Fase Semester      :    X/ E / 1

Elemen                              :    Hidup Mulia Dengan Menghormati Orang Tua

Alokasi waktu                  :    2 x 45 Menit

 

Capaian Pembelajaran

Pada akhir Fase E, dalam elemen akidah, peserta didik mampu menganalisis sifat wajib dan mustahil bagi Allah Swt. (nafsiyah, salbiyah, ma'ani, dan ma'nawiyah) dan sifat-sifat jaiz Allah Swt., asma' al-Husna, Islam wasathiyah (moderat) dan Islam radikal. Pada elemen akhlak, peserta didik membiasakan akhlak terpuji (taubat, hikmah, iffah, syaja 'ah dan 'adalah);dan menghindari akhlak tercela (hubbuddunya, hasad, ujub, sombong, riya' dan sifat-sifat turunannya, nafsu syahwat, licik, tamak, zhalim, dan diskriminatif, għadlab); serta cara menundukkannya melalui mujahadah, riyadlah, dan tazkiyatun nufus. Pada elemen adab peserta didik mampu menganalisis dan membiasakan adab mengunjungi orang sakit, berbakti kepada orang tua dan guru berdasarkan dalil dan pendapat ulama. Dalam elemen kisah teladan, peserta didik mampu menganalisis dan mengambil ibrah dari kisah Nabi Luth a.s. dalam kehidupan sehari-hari.

Elemen

Capaian Pembelajaran

Akidah

Peserta didik mampu menganalisis sifat wajib, mustahil Allah Swt. (nafsiyah, salbiyah, ma'ani, dan ma'nawiyah) dan sifat jaiz Allah Swt., asma' al-husna (al-Karim, al-Mu'min, al-Wakiil, al- Matiin, al-Jaami, al-Hafiz, al-Rafi', al-Wahhab, al-Rakib, al-Mubdi, al-Muhyi, al-Hayyu, al-Qoyyum, al-Akhir, al-Mujib, dan al-Awwal, dan nama lainnya), serta pemahaman Islam wasathiyah (moderat) sebagai upaya membentuk sikap moderasi beragama dalam akidah dan muamalah untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkebinekaan.

Akhlak

Peserta didik mampu menganalisis akhlak terpuji-hikmah, iffah, syaja 'ah, dan 'adalah; menghindari akhlak tercela hubbuddunya, hasad, ujub, sombong, riya, dan sifat-sifat turunannya, serta syahwat, ghadlab, licik, tamak, dzalim, dan diskriminatif, melalui tazkiyatun nufus dengan cara mujahadah dan riyadlah, sehingga terbentuk pribadi yang memiliki kesalehan individual dan sosial dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adab

Peserta didik mampu membiasakan dan mengevaluasi adab berbakti kepada orang tua dan guru, mengunjungi orang sakit berdasarkan dalil dalam konteks kehidupan global sehingga terbentuk pribadi yang peduli dan santun dalam kehidupan sehari-hari.

Kisah Keteladanan

Peserta didik mampu meneladani kisah Nabi Luth a.s. dalam kesabaran, ketangguhan dan ke beranian dalam menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar, sehingga dapat diambil inspirasi dalam menghadapi tantangan kehidupan yang hedonis, materialistis dan sekuler di era global.

 

B    Kompetensi Awal

Dalam kehidupan, setiap manusia tidak bisa lepas dari peran dan jasa orang tua. Kehadirannya merupakan sosok yang sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa kasih sayang orang tua, kita tidak akan hidup dan menjadi besar. Orang tua dengan sekuat tenaga menghidupi kita sampai dewasa, bahkan tak jarang orang tua yang masih selalu memikirkan kehidupan kita sampai kita dewasa.

Tidak ada orang di sekitar kita yang paling berjasa melebihi kedua orang tua kita. Ibu dengan penuh kesabaran dan pengorbanan, mengandung kita selama sembilan bulan. Setelah itu, beliau masih melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawa. Darahpun mengalir deras, tubuhpun terkuras sangat lemas. Kuluman doa tak pernah henti sembari terus meregang nafas, demi kelahiran kita di dunia. Kemudian apakah sudah selesai? Tidak. Beliau masih menyusui kita dengan penuh kasih sayang, merawat kita dengan selaksa cinta.

Mengutamakan kita dengan mengalahkan kepentingan pribadinya. Begitu juga ayah, beliaulah yang menjadi perantara sehingga kita ada, beliau telah mencurahkan segala perhatian, kasih sayang, tenaga, jiwa dan raga untuk kepentingan keluarga termasuk kita.

Betapa mulianya jasa orang tua kepada kita, sehingga Allah memerintah kita untuk berbuat baik kepadanya. Nabi Saw. pernah ditanya:“Apakah amal perbuatan yang paling utama?” Beliau menjawab:

Shalat pada waktunya, kemudian berbuat baik kepada dua orang tua, kemudian berjuang pada jalan Allah.”

. Semoga kita termasuk orang-orang yang mau berbakti kepada orang tua sehingga hidup kita akan mulia dunia akhirat.

 

C.   Profil Pelajar Pancasila (PPP) dan Pelajar Rahmatan lil Alamin (PRA)

§  Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta kebhinnekaan global.

§  Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin yang ingin dicapai adalah taaddub, tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh.

 

D.   Sarana dan Prasarana

Media                    :    LCD proyektor, komputer/laptop, jaringan internet, dan lain-lain

Sumber Belajar    :    LKPD, Buku Teks.

E.   Target Peserta Didik

Peserta didik cerdas istimewa berbakat dan peserta didik regular

 

F.    Model DAN METODE Pembelajaran

Model Pembelajaran       :    Discovery learning

Metode Pembelajaran     :    Market place activity,demonstrasi,role playing

 

 KOMPETENSI INTI

 

A.   Tujuan Pembelajaran

§  Menelaah dalil tentang Perintah berbakti kepada orang tua

§  Memerinci adab berbakti kepada orang tua

§  Menguraikan keutamaan berbakti pada orang tua

§  Mendiskusikan hasil analisis tentang keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua  berdasarkan dalil dan pendapat ulama

 

B.   Pemahaman Bermakna

§  Menganalisis keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua  berdasarkan dalil dan pendapat ulama

§  Mengomunikasikan hasil analisis tentang keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua  berdasarkan dalil dan pendapat ulama.

 

C.   Pertanyaan Pemantik

Guru menanyakan kepada peserta didik seputar materi Hidup Mulia Dengan Menghormati Orang Tua” Siapakah orang yang paling kalian sayangi”

 

D.   Kegiatan Pembelajaran

Memahami Adab Terhadap Orang Tua

KEGIATAN PENDAHULUAN

§  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.

§  Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.

§  Guru memberikan motivasi, memberikan pertanyaan pemantik materi yang akan diajarkan.

§  Guru memotivasi peserta didik untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis dan kreatif, bergotong royong, serta kebhinnekaan global) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (taaddub, tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan tasamuh)

KEGIATAN INTI

Kegiatan Literasi

§ Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi : Memahami Adab Terhadap Orang Tua

Critical Thinking

§ Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi : Memahami Adab Terhadap Orang Tua

Collaboration

§ Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai : Memahami Adab Terhadap Orang Tua

Communication

§ Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan

Creativity

§ Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait : Memahami Adab Terhadap Orang Tua

KEGIATAN PENUTUP

§  Guru membimbing peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan

§  Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

§  Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

 

E.   Pembelajaran Diferensiasi

§  Untuk siswa yang gaya belajarnya Visual,diberikan gambar yang terkait dengan materi memahami adab terhadap orang tua.

§  Untuk siswa yang gaya belajarnya Auditory,diberikan link youtube yang terkait dengan materi memahami adab terhadap orang tua.

§  Untuk siswa yang gaya belajarnya Kinestetik,diminta untuk memperagakan (Role Playing)yang terkait dengan materi memahami adab terhadap orang tua.

§   

F.    ASESMEN / PENILAIAN

1.    Asesmen Formatif (selama proses pembelajaran)

a.    Asesmen awal

Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan pertanyaan:

No

Pertanyaan

Jawaban

Ya

Tidak

1

Apakah pernah membaca buku terkait ?

 

 

2

Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran dengan baik ?

 

 

3

Apakah kalian sudah siap melaksanakan pembelajaran dengan metode inquiry learning, diskusi ?

 

 

b.    Asesmen selama proses pembelajaran

Asesmen ini dilakukan guru selama pembelajaran, khususnya saat peserta didik melakukan kegiatan diskusi, presentasi dan refleksi tertulis. Asesmen saat inquiry learning (ketika peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan metode inquiry learning)

 

Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran dengan metade inquiry learning

No

Nama Siswa

Arpak yang diamati

Skor

Gagasan

Aktif

Kerjasama

1

2

3

4

1

Sultan Haykal

 

 

 

 

 

 

 

2

Aisy Anindya

 

 

 

 

 

 

 

3

Dias Abdalla

 

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

 

 

 

5

 

 

 

 

 

 

 

 

dst

 

 

 

 

 

 

 

 

Nilai akhir x 25

 

2.    Asesmen Sumatif

a.    Asesmen Pengetahuan

 

Soal Asesmen Pengetahuan

A)   Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Mengapa kita harus hormat dan patuh kepada bapak dan ibu?

2. Betapa pentingnya kita menghormati orang tua, sehingga Allah mensejajarkan perintah ini dengan perintah sholat dan jihad, maka tentu Allah akan melaknat bagi siapa yang berani menyakitinya. Jelaskan apa yang melatar belakangi Allah mesejajarkan perintah berbakti kepada orang tua dengan perintah sholat dan jihad!

3. Bagaimanakah kita harus bersikap, ketika menemui salah satu dari orang tua kita sakit, sedangkan saudara-saudara kita yang lain tidak mau merawatnya?

4. Tuliskan contoh perbuatan seseorang, yang syukurnya kepada Allah tidak diterima karena dia tidak bersyukur pada kedua orang tuanya !

 

B)   Portofolio dan Penilaian Sikap

1.  Carilah beberapa ayat dan hadis yang berhubungan dengan adab dan keutamaan berbakti kepada orang tua dengan mengisi kolom di bawah ini.

No

Nama Surah + No. Ayat/ Hadis + Riwayat

Redaksi Ayat/ Hadis

1

 

 

2

 

 

3

 

 

4

 

 

5

 

 

Dst

 

 

 

2.  Tuliskan kembali doa untuk kedua orang tua dalam bentuk kaligrafi di kertas manila. Tulisan yang paling baik akan dipasang di dinding kelas.

 

b.    Asesmen keterampilan

Contoh rubrik penilaian praktek:

 

Nama       :    …………………………………..

Kelas        :    …………………………………..

No

Aspek Penilaian

Skor

1

Kelancaran penyampaian

20

2

Ketepatan materi yang dipilih

20

3

Isi materi yang di tampilkan

20

4

kekompakan

20

5

Gestur (kompetensi strategi)

20

Total

100

 

G.   PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan

§  Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.

§  Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih variatif dengan menambah keluasan dan kedalaman materi yang mengarah pada high order thinking

§  Program pengayaan dilakukan di luar jam belajar efektif.

 

Remedial

§  Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran

§  Guru melakukan pembahasan ulang terhadap materi yang telah diberikan dengan cara/metode yang berbeda untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih memudahkan peserta didik dalam memaknai dan menguasai materi ajar misalnya lewat diskusi dan permainan.

§  Program remedial dilakukan di luar jam belajar efektif.

 

H.   REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Refleksi Guru:

Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran di kelas, misalnya:

§  Apakah semua peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran iniv ?

§  Apakah ada kesulitan yang dialami peserta didik?

§  Apakah semua peserta didik sudah dapat melampaui target pembelajaran?

§  Sudahkan tumbuh sikap yang mencerminkan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatal lil ‘alamin?

§  Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?

 

Refleksi Peserta Didik:

No

Pertanyaan Refleksi

Jawaban Refleksi

1

Bagian manakah yang menurut kamu hal paling sulit dari pelajaran ini?

 

2

Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?

 

3

Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?

 

4

Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yang akan kamu berikan pada usaha yang telah dilakukan

 

 

 

 


 

LAMPIRAN- LAMPIRAN

 

Lampiran 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Setelah Anda mendalami materi Adab Berbakti pada Orang Tua, maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan kelompok Anda! Bentuk kelompok dengan cara berhitung sesuai dengan jumlah teman anda di kelas. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-6 siswa/kelompok. Bagi tugas dengan anggota kelompok anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan adalah sebagai berikut.

1. Adab berbakti kepada orang tua

2.  Keutamaan berbakti kepada orang tua Memerinci adab berbakti kepada kedua orang tua

 

 

Lampiran 2

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Ida Inayahwati,Usman Akidah dan Akhlak MA kelas X Erlangga 2023

Kementrian Agama RI,Akidah Akhlak MA kelas X 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

Mengetahui,

Kepala Madrasah

 

 

 

Drs.H.Nauval

 

              B.Lampung,31Okt 2024

              Guru Mata Pelajaran

 

 

 

               Novriyanti,S.Ag

      NIP.196711211994031005                                                         NIP.197311251999032002

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MODUL AJAR

AKIDAH AKHLAK KELAS X

 PENILAIAN KINERJA GURU 

TP.2024-2025

 



NAMA : NOVRIYANTI, S.Ag 

NIP: 197311251999032002

PELAKSANAAN: KAMIS,31 OKTOBER 2024 

KELAS: X F

PENILAI: Drs.AHMAD PUTRA.M.Pd




MAN 2 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2024/2025


 

 

Amatilah gambar berikut ini,berikanlah penjelasan serta kaitkan dengan materi Adab terhadap orang tua

1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.

TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

  TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM FILM 'TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK' DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA   BAB I PEND...